Anda di halaman 1dari 36

Modul Ajar

Mata Pelajaran : Perawatan dan Perbaikan Engine Sepeda Motor

Fase : F

Judul : Sistem Bahan Bakar Karburator

Pengarah:

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Kiki Yuliati

Penanggung Jawab:

Direktur Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Wardani Sugiyanto

Penulis:

Mohamad Syahrul,SPd.,M.M

SMK Negeri 6 Palu

Pengarah Materi:

Mochamad Widiyanto (Direktorat SMK)

Eskawati Musyarofah Bunyamin (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)

Sandra Novrika (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)

Widi Agustin (Konsultan Kurikulum)

Mansyur Syah (Konsultan Kurikulum)

Sugiarta (Task Force SMK)

Syaiful Karim (Praktisi Pendidikan Jawa Timur)

Nur Hikmah (SMK Roudlotul Mubtadiin Jepara)

Laila Nasyaliyah (Direktorat SMK)

Defita Esfira Emeralda (Direktorat SMK)

Emilea Yavanica (Direktorat SMK)

Heri Purnomo (Direktorat SMK)

lustrator Cover:

Muhammad Falaq
SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR

IDENTITAS MODUL
1. Nama Penyusun : Mohamad Syahrul,S.Pd.,M.M.
2. Program/Konsentrasi Keahlian : Teknik Otomotif/Teknik Sepeda Motor
3. Instansi : SMKN 6 Palu
4. Tahun Ajaran : 2023/2024
5. Fase/Kelas/Semester : F / XI / GENAP
6. Alokasi Waktu : 4 JP x 45
7. Jumlah Pertemuan : 1
8. Capaian Pembelajaran :
Pada akhir fase F, peserta didik mampu mendiagnosis gangguan atau kerusakan pada engine
sepeda motor meliputi komponen utama engine, sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem
bahan bakar karburator dan melakukan tindakan tepat dalam mengatasi gangguan atau
kerusakan secara menyeluruh pada berbagai jenis dan merek sepeda motor.

9. Pembelajaran

TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi dan cara kerja sistem
bahan bakar karburator.

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN


.
ATP TSM syahrul

RENCANA ASESMEN
Instrument Assesmen
No Indikator/kriteria
Awal Proses Akhir/sumatif

1. Mengidentifikasi fungsi dan Tes tertulis Ceklist Membuat


cara kerja sistem bahan bakar observasi Laporan Projek
karburator.

2. Menjelaskan fungsi Ceklist


menjelaskan fungsi dan cara observasi
kerja sistem bahan bakar
karburator.
TOPIK : SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pendahuluan
1. Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa, presensi dan
membuat kesepakatan bersama terkait aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
2. Guru memberikan aprsepsi/mengaitkan materi sebelumnya, memberi motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan
3. Sebagai asessmen awal, peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan secara lisan
yang diajukan guru. Asesmen awal ini digunakan untuk mengecek kesiapan belajar peserta
didikdan perencanaan pembelajaran berdiferensiasi.

Asessmen awal :

Jawaban itulis pada kertas

Asessmen awal

Mengapa perlu mempelajari karburator Sepeda Motor?


Sebutkan dan jelaskan fungsi dan cara kerja sistem bahan bakar karburator?
Jelaskan fungsi cara kerja sistem bahan bakar karburator?

4. Pengelompokkan siswa berdasarkan pengolahan hasil asesmen awal

Pengelompokan peserta didik


Belum siap Siap Menguasai
Peserta didik tidak dapat dapat Peserta didik dapat Peserta didik dapat
menjawab sama sekali menjawab 1- 2 soal menjawab semua
pertanyaan diatas pertanyaan diatas dengan pertanyaan diatas dengan
benar benar

Dari hasil asesmen awal, guru merancang pembelajaran berdeferensiasi

a. Kelompok belum siap


1. Peserta didik yang belum siap, di dampingi guru untuk mencari materi tentang
karburator sepeda motor, mengidentifikasi fungsi dan cara kerja sistem bahan
bakar karburator, serta menjelaskan fungsi dan cara kerja system bahan bakar
karburator.
2. Setelah seluruh peserta didik kelompok belum siap mampu mengidentifikasi
fungsi system bahan bakar karburator dan menjelaskan fungsi system bahan
bakar karburator. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang diberikan
guru (Lampiran 1)
3. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan guru berupa LKPD (Lampiran 2)
4. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil kerjanya kemudian
kelompok lain boleh menanggapi
5. Guru melakukan asesmen formatif, mendampingi peserta didik dalam kegiatan
presentasi sekaligus menilai menggunakan lembar observasi serta memberikan
solusi apabila siswa mengalami kesulitan

b. Kelompok Siap

1. Peserta didik secara mandiri mempelajari materi yang diberikan guru ( Lampiran
1)
2. Peserta yang sudah siap akan dibentuk beberapa kelompok untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru berupa LKPD (Lampiran 2)
3. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil kerjanya kemudian
kelompok lain boleh menanggapi
4. Guru melakukan asesmen formatif, mendampingi peserta didik dalam kegiatan
presentasi sekaligus menilai menggunakan lembar observasi serta memberikan
solusi apabila siswa mengalami kesulitan

c. Kelompok Menguasai

1. Peserta didik yang sudah menguasai dapat diberi kesempatan mengerjakan


lebih dahulu Lembar Kegiatan hingga tuntas, lalu dijadikan tutor sebaya untuk
membantu teman sekelasnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan
2. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil kerjanya kemudian
kelompok yang lain boleh menanggapi dengan memberikan pertanyaan
3. Guru melakukan observasi terhadap kegiatan presentasi serta memberikan
solusi apabila siswa mengalami kesulitan.

Asesmen

Rubrik
No Indikator tujuan Kriteria
pembelajaran
Tercapai Belum Tercapai
1 Mengidentifikasi fungsi Peserta didik mampu Peserta didik belum mampu
dan cara kerja system Mengidentifikasi fungsi dan mengidentifikasi fungsi dan
bahan bakar karburator cara kerja system bahan cara kerja system bahan
bakar karburator bakar karburator
2 Menjelaskan fungsi dan Peserta didik mampu Peserta didik belum mampu
cara kerja system bahan menjelaskan fungsi dan cara menjelaskan fungsi dan cara
bakar karburator kerja system bahan bakar kerja system bahan bakar
karburator karburator

Lembar observasi

Nama siswa :
Kelas :

Kompeten Catatan
(tindakan
Tujuan Pembelajaran KKTP perbaikan
Sudah Belum untuk mencapai
KKTP)
1.1 Peserta didik mampu 1.1.1 Mengidentifikasi
menjelaskan fungsi dan fungsi dan cara kerja
cara kerja sistem bahan
sistem bahan bakar
bakar karburator
karburator.

1.1.2 Menjelaskan fungsi


dan cara kerja system
bahan bakar karburator

Keterangan :

 Peserta didik yang kompeten pada 2 indikator maka masuk kategori Berkembang Sangat
Baik
 Peserta didik yang kompeten pada 1 indikator saja maka masuk kategori Berkembang
Sesuai Harapan

Kegiatan tindak lanjut :

 Peserta didik yang masuk kategori Berkembang Sangat Baik dilanjutkan ke pembelajaran
berikutnya (alur permasalahan sistem bahan bakar karburator)
 Peserta didik yang masuk kategori Berkembang Sesuai Harapan akan diberikan
penguatan mandiri terhadap indikator yang belum tercapai

Asesmen formatif akhir

Setelah semua kelompok menyelesaikan masing-masing langkah pembelajarannya,


semua Peserta didik di beri tugas projek akhir sebagai asesmen sumatif yang dikerjakan secara
mandiri. Terlampir pada Lampiran 3

PENUTUP

1. Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dimengerti


2. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3. Guru memberikan informasi terkait pembelajaran selanjutnya
4. Guru mengakhiri pembelajaran dan ditutup dengan memberi salam

REFLEKSI SISWA

1. Apakah ada hal baru yang kamu dapatkan dari pembelajaran tadi ? apa hal baru
tersebut ?
2. Apa yang terpenting yang pelajari dari materi ini ? mengapa itu penting ?
3. Apa tantangan yang kamu jumpai dalam proses belajar tadi ?
4. Apakah ada hal yang tidak kamu pahami ? perlu bantuan apa agar kamu bisa
memahaminya ?
5. Perasaan saya tentang pembelajaran hari ini ?
a. Bersemangat
b. Senang
c. Bingung
d. Membosankan

REFLEKSI GURU

1. Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai dengan yang saya
rencanakan ?
2. Bagian rencana pembelajaran manakah yang sulit dilakukan ?
3. Apa yang saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut ?
4. Berapa persen peserta didik yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran ?
5. Apa kesulitan yang dialami oleh peserta didik yang belum mencapai tujuan
pembelajaran ?
6. Apa yang akan saya lakukan untuk membantu peserta didik tersebut ?
Lampiran. 1
MATERI
SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR
A. PENDAHULUAN

Sistem bahan bakar merupakan sistem yang berfungsi untuk menampung bahan bakar yang diperlukan
selama perjalanan, mencampur udara dan bahan bakar pada komposisi yang paling tepat,
mengkabutkan bahan bakar, mengontrol jumlah campuran yang masuk kedalam silinder guna
mengontrol tenaga dan kecepatan sepeda motor.

Komponen sistem bahan bakar pada sepeda motor adalah:

1. Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu atau kotoran yang ada di udara agar tidak
masuk ke dalam silinder.
2. Tangki bahan bakar berfungsi: menampung bahan bakar yang diperlukan selama perjalanan
3. Kran bahan bakar berfungsi: menutup dan membuka aliran bahan bakar dari tangki ke
karburator
4. Saringan bahan bakar berfungsi: menyaring kotoran pada bahan bakar yang akan masuk ke
karburator agar kotoran tidak menyumbat saluran atau spuyer karburator.

Gb. 5.1 Sistem bahan bakar sepeda motor

5. Karburator berfungsi :
a. mencampur udara dan bahan bakar pada komposisi yang paling tepat,
b. mengkabutkan bahan bakar sehingga mudah dibakar
c. mengontrol jumlah campuran yang masuk kedalam silinder guna mengontrol tenaga dan
kecepatan sepeda motor.

B. SARINGAN UDARA

Saringan udara berfungsi untuk menyaring debu atau kotoran yang udara yang akan masuk ke
karburator, selanjutnya maksuk ke dalam silinder. Saringan udara dipasang sebelum karburator.
Terdapat dua model saringan udara yang digunakan pada sepeda motor, yaitu :

1. Saringan kering : elemen saringan terbuat dari bahan kertas


2. Saringan basah : elemen saringan terbuat dari spoon yang diberi minyak pelumas.

Metode membersihkan saringan kering berbeda dengan saringan basah. Pada saringan kering dengan
meniup menggunakan udara bertekanan dari arah berlawanan dengan arah udara masuk, sedangkan
untuk saringan basah dengan mencuci dengan solar, diperas, kemudian dicelup ke oli pelumas dan
diperas kembali. Ilustrasi metode membersihkan adalah sebagai berikut:

Saringan kering Saringan basah


Gb. 5.2 Membersihkan saringan udara

C. TANGKI BAHAN BAKAR

Tangki bahan bakar berfungsi untuk menampung bahan bakar yang diperlukan selama perjalanan.
Bahan tangki bahan bakar antara lain plat, almunium, plastik. Tangki sepeda motor sport terletak
didepan jok, dibuat menarik karena selain sebagai tangki juga sebagai asessoris sehingga desain
menyatu dengan bodi kendaraan. Tangki sepeda motor cub diletakkan dibawah jok sehingga bentuk
bukan pertimbangan utama.

Kapasitas tangki tergantung dari kapasitas mesin dan penggunaan sepeda motor. Misalkan: Sepeda
motor Honda Tiger dengan kapasitas mesin 200 CC, jenis motor sport dan turing mempunyai tangki
dengan kapasitas 13 liter dengan cadangan 2,5 liter. Sementara itu sepeda motor Kawasaki Ninja
dengan kapasitas mesin 150 cc, jenis motor sport mempunyai tangki dengan kapasitas 10 liter, cadangan
2 liter.

Gb.5.3 Konstruksi tangki bahan bakar

Pada tangki dilengkapi dengan tutup tangki. Fungsi tutup tangki antara lain:

1. Menutup lubang pemasukkan bensin ke dalam tangki


2. Sebagai lubang pernapasan didalam tangki agar tangki tidak menjadi vacuum saat bensin
berkurang.
Gb. 5.4 Tutup Tangki

Macam tutup tangki adalah:

1. Brlather pipe type yaitu tutup tangki dengan lubang pernapasan menggunakan pipa kecil,
biasanya digunakan pada jenis motor cross
2. Normal type yaitu tutup tangki yang paling banyak digunakan pada sepeda motor kapasitas kecil

Gb. 5.5 Macam tutup tangki bahan bakar

3. Check Valve type yaitu tutup tangki yang menggunakan check valve untuk mengontrol lubang
pernapasan. Kelebihan tipe ini adalah saat sepeda motor roboh bensin tidak akan tumpah karena
check ball akan membuka saluran pernapasan saat motor tegak, namun saat motor roboh maka
check ball akan menutup lubang pernapasan sehingga bensin tidak tumpah.

D. KRAN BAHAN BAKAR

Kran bahan bakar ( Fuel cock) berfungsi menutup dan membuka aliran bahan bakar dari tangki ke
karburator. Berdasarkan lokasinya kran bahan bakar dapat dikelompokkan menjadi:

1. Standard type
Pada jenis ini kran berada di bawah tangki bahan bakar. Kelemahan tipe ini adalah sering terjadi
kebocoran tangki disekitar kran, karena saat merubah posisi kran maka ikatan kran dan tangki
goyang, selain itu pada bagian tersebut adalah bagian paling rendah sehingga adanya air didalam
tangki akan menggenang di sekeliling ujung kran.
a. Kran bahan bakar di tangki b. Kran bahan bakar di karburator

Gb. 5.6 Kran bahan bakar standard type

Terdapat 3 posisi kran yaitu :

a.Posisi OFF
Aliran bahan bakar dari tangki ke karburator ditutup

b. Posisi ON
Aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terbuka. Bensin mengalir melalui pipa panjang
sehingga bila ujung pipa sudah tidak mendapat bensin maka aliran terhenti meskipun didalam
tangki masih terdapat bensin, yaitu bensin cadangan.

c. Posisi RES (Cadangan)


Merupakan posisi mengalirkan bensin cadangan dari tangki ke karburator.

Gb. 5.7 Posisi kran bahan bakar standard type

2. Vacuum Type

Vacuum type fuel cock merupakan kran bahan bakar yang membuka dan menutup secara otomatis.
Pembukaan kran disebabkan gaya yang diperoleh dari kevacuuman pada intake manifold, dan
menutupnya kran disebabkan oleh gaya pegas yang mendorong katup.

Gb. 5.8 Kran bahan bakar vacuum type


Prinsip kerja:

Saat mesin hidup kevacuuman intake manifold meningkat, gaya dari kevacuuman menghisap diafragma
melawan gaya pegas, karena katup kran bahan bakar menyatu dengan diafragma maka katup tertarik
sehingga membuka. Bahan bakar mengalir dari tangki ke karburator.

Saat mesin sepeda motor mati maka kevacuuman pada intake manifold hilang, gaya pegas mendorong
diafragma, diafragma mendorong katup menutup. Aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terhenti.

Keuntungan:

1. Pengendara tidak perlu membuka dan menutup kran bahan bakar


2. Saat mesin mati maka kran bahan bakar tertutup sehingga bensin banjir di karburator dapat
dihindari
3. Debit aliran bahan bakar bervariasi sesuai dengan putaran mesin, karena besar pembukan katup
tergantung selisi gaya pegas dan gaya kevacuuman.
4. Penempatan kran bahan bakar lebih variatif
Kelemahan:

1. Tangki tidak memiliki cadangan bahan bakar, sehingga bila pengendara kurang perhatian pada
fuel gauge, dan bensin di tangki habis maka motor akan mogok
2. Setelah mengisi bahan bakar dari keadaan tangki kosong, atau setelah membongkar karburator
mesin tidak dapat langsung dihidupkan, karena menunggu bensin di ruang pelampung karburator
dalam jumlah yang cukup
3. Combination Type

Combination type merupakan penggabungan dari standard type dengan vacuum type. Kran bahan
bakar tipe ini memiliki kran pengatur dan kran bahan bakar yang bekerja otomatis, sehingga memiliki
gabungan keunggulan standard type dan vacuum type.

Terdapat 3 posisi pengaturan:

1. Posisi ON
Posisi ON merupakan posisi penggunaan normal. Bahan bakar akan mengalir ke karburator bila
mesin hidup. Prinsip kerja sama dengan vacuum type, yaitu :

a. Saat mesin hidup kevacuuman intake manifold meningkat, gaya dari kevacuuman menghisap
diafragma melawan gaya pegas, karena katup kran bahan bakar menyatu dengan diafragma
maka katup tertarik sehingga membuka. Bahan bakar mengalir dari tangki ke lubang (A), ke
lubang (C) ke lubang (E) ke lubang (F) kemudian ke karburator.
b. Saat mesin sepeda motor mati maka kevacuuman pada intake hilang, gaya pegas mendorong
diafragma, diafragma mendorong katup menutup. Hubungan lubang (E) dan lubang (F) tertutup,
sehingga aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terhenti.

Gb. 5.9 Kran bahan bakar Combination type

2. Posisi RES
Posisi RES merupakan posisi penggunaan bahan bakar cadangan. Saluran masuk dari tangki adalah
lubang (B), dimana posisi lubang (B) lebih rendah dari lubang (A). Bahan bakar akan mengalir ke
karburator bila mesin hidup. Prinsip kerja sama dengan vacuum type, yaitu :
a. Saat mesin hidup kevacuuman intake manifold meningkat, gaya dari kevacuuman menghisap
diafragma melawan gaya pegas, karena katup kran bahan bakar menyatu dengan diafragma
maka katup tertarik sehingga membuka. Bahan bakar mengalir dari tangki ke lubang (B), ke
lubang (D) ke lubang (E) ke lubang (F) kemudian ke karburator.
b. Saat mesin sepeda motor mati maka kevacuuman pada intake manifold hilang, gaya pegas
mendorong diafragma, diafragma mendorong katup menutup. Hubungan lubang (E) dan lubang
(F) tertutup, sehingga aliran bahan bakar dari tangki ke karburator terhenti.

Gb. 5.10 Combination type

3. Posisi PRI (Priming/ Direct)

Posisi PRI merupakan posisi penggunaan bahan bakar secara langsung tanpa melalui vacuum type.
Posisi ini digunakan saat mengisi karburator setelah dibongkar atau setelah mengisi tangki dari
keadaan tangki kosong. Aliran bahan bakar dari tangki ke lubang (A) langsung ke lubang (F) dan ke
karburator.

E. SARINGAN BAHAN BAKAR

Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran pada bahan bakar yang akan mengalir ke
karburator. Konstruksi dan lokasi saringan bahan bakar bermacam-macam, diantranya:

1. Menyatu dengan kran bahan bakar


2. Diantara tangki dengan karburator
3. Di karburatar

Hal yang perlu diperhatikan pada saringan bahan bakar antara lain:

1. Bersihkan saringan secara periodic


2. Pemasangan saringan tidak boleh terbalik karena saringan akan cepat tersumbat.

Gb. 5.11 Saringan bahan bakar

F. KARBURATOR

Proses pembakaran akan terjadi bila terdapat 3 unsur utama yaitu:


1. Bahan bakar
2. Oksigen atau udara
3. Api atau temperatur diatas titik nyala bahan bakar.

Pembakaran akan lebih mudah dilakukan bila bahan bakar dalam bentuk kabut atau butiran kecil dengan
komposisi campuran udara dan bahan bakar tepat. Proses pengabutan bahan bakar dan bercampurnya
udara dengan bahan bakar disebut proses karburasi, alat yang digunakan untuk proses karburasi disebut
karburator.

Dengan demikian karburator berfungsi :

1. Mengkabutkan bahan bakar sehingga mudah dibakar


2. Mencampur udara dan bahan bakar pada komposisi yang paling tepat sesuai dengan kondisi kerja
mesin.
3. Mengontrol jumlah campuran yang masuk kedalam silinder guna mengontrol tenaga dan kecepatan
sepeda motor.

Gb. 5. 12 Komponen karburator

G. BAGIAN – BAGIAN KARBURATOR DAN FUNGSINYA

Ukuran karburator ditunjukkan dari ukuran lubang atau diameter dalam bagian terkecil, yaitu bagian
venturi. Satuan ukuran yang digunakan adalah mm, semakin besar ukuran semakin besar kapasitas
karburator.

Contoh : Karburator BS 26, berarti diameternya 26 mm.


Gb. 5.13 Ukuran Karburator

Slow jet / pilot jet (spuyer langsam) merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk mengontrol
aliran bahan bakar pada sistem putaran rendah dan menengah. Semakin besar ukuran semakin besar
pula bahan bakar yang mampu dialirkan.

Contoh: # 35

Gb.5. 14 Posisi slow jet

Main jet (Spuyer utama) merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk mengontrol aliran bahan
bakar sistem putaran menengah dan tinggi. Semakin besar ukuran semakin besar pula bahan bakar
yang mampu dialirkan. Contoh: # 122,5

Gb. 5.15 Main jet

Jet needle (jarum skep) merupakan bagian merupakan bagian karburator yang berfungsi untuk
mengontrol besar lubang needle jet. Bentuk jet needle adalah tirus sehingga saat jet needle ditarik
diameter lubang needle jet dapat bervariasi sesuai bukaan throttle valve.

Contoh: needle jet = 4C11-3

4C11 menunjukkan angka ketirusan


3 menunjukan posisi standard pemasangan clip.

Gb. 5.16 Jet needle

Needle jet (spuyer jarum) merupakan bagian karburator yang bersama jet needle berfungsi untuk
mengontrol besar lubang yang berhubungan dengan venturi. Bentuk tirus dari jet needle sehingga
diameter lubang needle jet dapat bervariasi sesuai bukaan throttle valve.

Contoh: needle jet = 0 - 2 , menunjukkan diameter dalam needle jet.

Gb. 5.17 Needle jet

Slow air jet / slow air bleed merupakan lubang yang dilewati udara
saat mesin putaran stasioner. Besar lubang slow air jet mempengaruhi
campuran saat putaran stasioner maupun putaran rendah.
Contoh kode lubang : # 127,5
Gb. 5. 18 Aliran udara melewati air jet
Main air jet merupakan lubang yang dilewati udara saat mesin
putaran menengah dan tinggi. Besar lubang ini mempengaruhi besar
dan atomisasi bensin yang melalui main jet.
Contoh kode lubang main jet : # 70

Air screw/ pilot screw merupakan sekerup yang mengatur


banyaknya udara dan bahan bakar yang melewati orifice. Saat
sekerup diputar penuh lubang tertutup, besar lubang ditentukan
dengan banyak putaran dari posisi tertutup.
Contoh : 1,5 (putaran keluar).

Contoh spesifikasi karburator:

Merk / type sepeda motor Yamaha Jupiter Z


Merk/ Type karburator Mikuni VM17SH/1
Main jet # 105 Jet Needle 4CJT5-2
Pilot jet # 17,5 Needle jet E-8M
Main air jet Ø 1.2 Air screw 1-3/8 putaran
Starter jet 1 Ø 0.5 Throttle valve # 3.5
Starter jet 2 # 30 Valve set Ø 1.5

Merk / type sepeda motor Kawasaki Ninja


Merk/ Type karburator KEIHIN SEIKI, PWL26
Main jet # 132 Jet Needle F 33 45 H
Slow jet # 45 Pemasangan clip 4 dari atas
Main air jet # 60 Air screw 1 1/4 put
Starter jet # 55 Throttle valve # 3.5

H. PRINSIP KERJA KARBURATOR

Saat langkah hisap, piston bergerak dari TMA menuju TMB, ruang di dalam silinder membesar, tekanan
turun sehingga udara mengalir ke dalam silinder.

Gb. 5.19 Prinsip kerja karburator

Aliran udara melewati venturi sehingga kecepatan naik dan tekanan turun. Turunnya tekanan di venturi
menyebabkan bensin diruang pelampung terhisap keluar bertemu dengan udara dan terurai atau pecah
menjadi butiran-butitan kecil.

Konsep pengabutan karburator hampir sama dengan pengabutan yang terjadi pada penyemprot obat
nyamuk. Didepan lubang pompa terdapat pipa kecil yang dihubungkan dengan tangki cairan obat, saat
pompa obat nyamuk ditekan maka udara dari dalam pompa mengalir keluar, karena kecepatan aliran
tinggi maka tekanan dilubang pompa turun dan menghisap cairan obat yang ada di dalam tangki, cairan
obat keluar bertemu dengan udara dan terurai menjadi butiran kecil.

I. MACAM KARBURATOR

Karburator dapat diklasifikasikan menurut aliran dan prinsip pengontrolannya. Berdasarkan aliranya
karburator dapat dikelompokkan menjadi:

1. Karburator Arus Turun


Aliran udara dari atas ke bawah, karburator jenis ini mempunyai kelebihan yaitu memanfaatkan gaya
grafitasi guna meningkatkan pengabutan, namun mempunyai kelamahan bila karburator banjir bensin
mengalir ke manifold sehingga mesin sulit dihidupkan. Karburator jenis ini banyak digunakan pada mesin
mobil, dan beberapa motor sport

Gb. 5.20 Karburator arus turun

2.Karbuator Arus Datar


Arah aliran udara secara datar,
karburator jenis ini paling banyak
digunakan pada sepeda motor,
karena pengabutan sangat baik,
tidak mudah banjir dan tata letak
lebih mudah.

Gb. 5.21 Karburator arus datar


3. Karburator Arus Naik
Arah aliran udara dari bawah ke
atas, karburator jenis ini
digunakan pada motor
penggerak serba guna, jarang
digunakan pada sepeda motor
maupun mobil. Mempunyai
kelebihan yaitu bila karburator
banjir bensin tidak akan mengalir
ke manifold, kelemahan
pengabutan kurang baik karena Gb. 5.22 Karburator arus naik
melawan gaya grafitasi.

Berdasarkan pengontrolan karburator dapat diklasifikasikan:

1. Batterfly Throttle Valve and


invariable ventury
Ukuran venturi tetap dan
pengontrolan menggunakan
katup kupu-kupu (betterfly
valve). Pembukaan katup kupu-
kupu dikontrol menggunakan
kabel gas.
Gb.5.23 Batterfly throttle valve

2. Piston Throttle valve and


variable ventury
Piston throttle valve ditempatkan
di venturi, saat putaran rendah
piston throttle valve terdorong
oleh pegas ke bawah sehingga
ukuran venturi kecil. Saat kabel
gas ditarik maka piston throttle
valve tertarik sehingga venturi
membesar seiring dengan
penarikan kabel gas.
Gb. 5.24 Piston throttle valve

3. Batterfly Throttle Valve and


Variable Ventury
Kabel gas mengontrol katup
kupu-kupu, perubahan katup
kupu-kupu menyebabkan
perubahan kevakuman pada
venturi, semakin besar
kevacuuman semakin tinggi
piston valve terangkat sehingga
semakin besar ukuran venturi.
Karburator model ini juga sering
disebut karburator SU.

Gb. 5.25 Karburator SU

J. PERBANDINGAN UDARA DENGAN BAHAN BAKAR

Bahan bakar yang masuk ke dalam silinder harus mudah terbakar agar dapat menghasilkan efisiensi
konversi energi dan tenaga maksimal. Pembakaran bahan bakar akan mudah dilakukan bila komposisi
campuran udara dan bahan bakar tepat dan butiran sangat kecil atau bensin dalam bentuk gas.

Perbandingan udara dengan bahan bakar yang tepat memungkinkan terjadi pembakaran sempurna,
sehingga:

1. Pemakaian bahan bakar ekonomis karena efisiensi konversi energi maksimal.


2. Polusi gas buang rendah karena semua bahan bakar terbakar.
3. Performa kendaraan tinggi karena tenaga yang dihasilkan besar.

Perbandingan udara dengan bahan bakar yang ideal adalah 14,7 gr udara dengan 1 gr bahan bakar,
perbandingan ideal juga sering disebut perbandingan Stoichiometric. Perbandingan udara dengan bahan
bakar (Air Fuel Ratio atau AFR) dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

AFR = 14,7  berarti campuran ideal;

AFR >14,7  berarti campuran kurus/miskin;


AFR < 14,7  berarti campuran gemuk/kaya.

Perbandingan udara dengan bahan bakar sesungguhnya tergantung dari temperatur dan kondisi kerja
mesin. Perbandingan saat menghidup mesin (starting), berbeda dengan saat idling, putaran lambat
maupun saat dipercepat. Hubungan perbandingan dengan kondisi kerja mesin adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Perbandingan campuran bahan bakar

No Kondisi Kerja AFR No Kondisi AFR


Mesin Kerja Mesin
1 Saat start temperatur 2-3 : 1 6 Putaran maks 12 - 13 : 1
dingin (Choke) (beban penuh)
2 Saat start temperatur 7- 8 : 1 7 Putaran 15 – 17 : 1
panas sedang
3 Saat idling 8 -10 : 1 8 Tenaga 12-13 : 1
optimal
4 Kecepatan rendah 10 -12 : 1 9 Emisi rendah 15 : 1
5 Aksklerasi 2 -3 : 1 10 Bahan bakar
ekonomis 16 - 17 : 1

K. LAMBDA ()

Lambda () merupakan perbandingkan antara jumlah udara sesunggunya yang masuk ke dalam siliden
dibandingkan dengan udara secara teori. Lambda () dapat dirumuskan:

Jumlah udara sesungguhnya

 = ------------------------------------------

Stoichiometric

Jika jumlah udara sesungguhnya 14,7 maka:

14,7 14,7

 =----------------   = ------------   = 1

14,7 :1 14,7

Artinya:

 = 1  berarti campuran ideal atau stociometric

 > 1  berarti campuran kurus (lebih banyak udara)

 < 1  berarti campuran kaya (kekurangan udara)

Tabel 8. Hubungan AFR dengan nilai  adalah sebagai berikut:

AFR  AFR 

5 0,340 15 1,020

6 0,408 15,5 1,054


7 0,476 16 1,088

8 0,544 16,5 1,122

9 0,612 17 1,156

10 0,680 17,5 1,190

11 0,748 18 1,224

12 0,816 18,5 1,259

13 0,884 19 1,293

14 0,952 19,5 1,327

14,7 1,000 20 1,361

Pemahaman terhadap nilai  ini mempermudah untuk menyatakan kondisi campuran yang masuk ke
dalam mesin dan dapat lebih mudah menganalisis kondisi mesin.

Grafik pada gambar 5.26 menggambarkan hubungan antara nilai  dengan gas buang yang dihasilkan
mesin (dengan asumsikan mesin dalam kondisi normal pada kecepatan konstan). Seperti terlihat pada
grafik, konsentrasi emisi CO dan HC menurun pada campuran kurus, namun kandungan NO x meningkat
pada AFR yang semakin kurus. Sebaliknya, ketika campuran kaya, NO x menurun tetapi CO dan HC
meningkat. Hal ini berarti, pada mesin bensin sangat sulit untuk mencari upaya penurunan emisi CO, HC
dan NOx pada waktu bersamaan, apalagi dengan mengubah campurannya saja.

Gb. 5.26 Hubungan nilai lambda dengan emisi gas buang

Grafik konsumsi bahan bakar (b) mencapai titik terendah pada posisi  beberapa titik di atas 1. Pada
posisi itu pula didapatkan nilai NOx yang tinggi, meskipun CO dan HC pada titik rendah. Pada saat
tersebut proses pembakaran terjadi mendekati sempurna dengan CO2 maksimum.

Jika menginginkan kondisi pembakaran dengan tenaga maksimum, maka  harus dibuat lebih rendah
dari nilai 1, kira-kira 0,90, namun dengan konsekuensi konsumsi dan emisi CO dan HC akan meningkat
tinggi.

L. SISTEM PADA KARBURATOR

Agar dapat berkerja sesuai dengan kondisi kerja mesin, maka karburator dibagi menjadi beberapa
sistem. Sistem tersebut antara lain:

1. Sistem pelampung
2. sistem Cuk
3. Sistem kecepatan rendah
4. Sistem kecepatan tinggi
5. Sistem percepatan

1. Sistem pelampung (float system)

Sistem pelampung berfungsi untuk mengatur jumlah bensin diruang pelampung tetap stabil pada volume
tertentu. Komponen sistem pelampung antara lain:

a. Ruang pelampung (float chamber)


b. Pelampung (float)
c. Jarum pelampung (needle valve)
d. Dudukan jarum pelampung (valve seat)

Prinsip kerja:

Saat bahan bakar di ruang pelampung kurang, permukaan bahan bakar rendah, pelampung turun, jarum
pelampung turun, saluran terbuka dan bahan bakar dari tangki mengalir ke ruang pelampung.

Bertambahnya bensin diruang pelampung membuat permukaan bensin naik, pelampung ikut naik, jarum
pelampung terdorong untuk jarum pelampung menutup saluran, aliran bensin dari tangki keruang
pelampung terhenti.

Gb. 5.27 Sistem Pelampung

Gangguan pada sistem palampung antara lain ruang pelampung banjir sehingga bensin masuk ke mesin
dan mesin sulit dihidupkan. Penyebab pelampung banjir antara lain:

a. Pelampung bocor sehingga pelampung tenggelam, jarum pelampung pada posisi terbuka terus
menerus.
b. Jarum pelampung aus, sehingga tidak mampu menutup saluran dengan rapat, bensin dari tangki
mengalir terus menerus ke ruang pelampung.
c. Dudukan jarum pelampung aus, sehingga tidak mampu menutup saluran dengan rapat, bensin dari
tangki mengalir terus menerus ke ruang pelampung.
d. Penyetelan tinggi permukaan terlalu tinggi.
e. Bensin kotor, sehingga kotoran mengganjal jarum pelampung, jarum pelampung tidak mampu
menutup saluran dengan rapat, bensin dari tangki mengalir terus menerus ke ruang pelampung.

Gb. 5.28 Memeriksa tinggi pelampung


2. Sistem cuk (choke system)

Sistem cuk berfungsi untuk memperkaya campuran saat starting agar mesin mudah hidup. Metode
memperkaya campuran dapat dikelompok menjadi 2, yaitu:

a.Menutup saluran udara


masuk
Saat sistem cuk difungsikan,
saluran udara masuk ditutup,
kevacuuman sesudah katup
cuk meningkan, bensin dari
ruang pelampung mengalir
keluar melalui main jet
maupun slow jet. Bensin yang
keluar lebih banyak, campuran
lebih kaya.
Gb.5.29 Sistem cuk

b.Membuka saluran khusus

Saat sistem cuk difungsikan, saluran cuk terbuka, terjadi kevacuuman pada saluran cuk, bensin dari
ruang pelampung terhisap kesaluran cuk, untuk menambah bahan bakar yang mengalir melalui slow
jet, campuran lebih kaya.

Gb. 5.30 Sistem cuk

Metode operasional cuk dapat dilaksifikasikan menjadi 2, yaitu:

a. Sistem cuk mekanis

Pengoperasian sistem cuk dilakukan secara mekanis menggunakan tuas cuk. Tuas cuk diletakkan di
stang pengemudi atau langsung dikarburator.

b. Sistem cuk elektrik

Pengoperasian sistem cuk secara otomatis. Saat mesin start kondisi dingin pembukaan cuk besar
sehingga jumlah bahan bakar tambahan juga besar. Saat menghidupkan mesin kondisi panas, katup
cuk menutup sehingga tidak perlu penambahan bahan bakar
Gb. 5.31 Cuk elektrik

Komponen sistem cuk elektrik adalah:

a. Alternator sebagai sumber listrik


b. PTC (Positip Temperatur Coefficien), yaitu resistor yang tahanannya akan naik sebanding dengan
kenaikan temperatur. Komponen ini berfungsi untuk mengatur besarnya arus yang mengalir ke
sistem cuk secara otomatis.
c. Wax element merupakan bagian yang mengembang dan menyusut berdasarkan panas yang
dihasilkan elemen pemanas.
d. Starter plunger berfungsi sebagai katup untuk membuka dan menutup saluran cuk.

Prinsip kerja:

Saat kondisi mesin dingin saluran sistem cuk terbuka atau sistem cuk bekerja, sehingga mesin lebih
mudah dihidupkan.

Setelah mesin hidup dan temperatur udara dingin, tahanan PTC kecil, arus yang mengalir besar dari
alternator ke element pemanas lebih besar, panas yang dihasilkan tinggi, wax element memuai lebih
besar, starter plunger tertarik sehingga saluran cuk membuka lebih lebar, suplai bahan bakar dari sistem
cuk banyak, campuran lebih kaya.

Temperatur mesin berangsur-angsur naik, tahanan PTC membesar, arus yang mengalir semakin kecil,
panas element berkurang, pemuaian wax element kecil, starter plunger berangsur – angsur menutup
seiring dengan naiknya temperatur mesin.
Gb. 5.32 Rangkaian sistem cuk elektrik

Saat starter motor kondisi temperatur mesin panas, maka tahanan PTC besar, arus yang mengalir kecil,
panas yang dihasilkan rendah, wax element memuai lebih kecil, starter plunger tertarik sedikit sehingga
saluran cuk membuka lebih kecil, suplai bahan bakar dari sistem cuk sedikit, campuran mendekati
normal.

3. Sistem percepatan

Sistem percepatan (acceleration system) berfungsi untuk memperkaya campuran saat mesin dipercepat.
Saat mesin dipercepat bukaan throttle langsung membesar, namun putaran mesin masih tetap randah,
akibatnya kevacuuman di venturi rendah, bensin dari pelampung yang mengalir ke venturi kecil, sehingga
campuran sangat kurus, tenaga mesin menurun. Guna mengatasi fenomena tersebut beberapa motor
sport dilengkapi dengan pompa percepatan yang akan menyemprotkan bahan bakar saat motor
dipercepat. Pada sepeda motor Honda sistem ini disebut TPFC (Trancient Power Fuel Control)

Gb. 5.33 Sistem percepatan

Prinsip kerja:

Saat handel gas diputar maka nok akan menekan tuas penggerak dan tuas penggerak menekan push
rod. Selanjutnya push rod akan menekan acceleration pump diafragma, bensin yang ada diruang pompa
ditekan sehingga tekanan naik, inlet check valve tertutup, outlet check valve terbuka, bensin akan
menyemprot pada accelerator nozzle ke venture. Penyemprotan bensin tersebut membuat campuran
bahan bakar lebih kaya.
Gb. 5.34 Prinsip kerja TPFC

Saat handle gas dilepas karena gaya pegas mendorong acceleration pump diafragma, sehingga ruang
pompa membesar, inlet check valve terbuka, outlet check valve tertutup, bensin dari ruang pelampung
terhisap masuk ke ruang pompa.

Hal yang perlu diperhatikan pada karburator menggunakan pompa percepatan adalah jangan memainkan
handle gas sat mesin mati, sebab mesin akan sulit hidup karena banjir pada manifold.

4. Sistem Kecepatan rendah

Sistem kecapatan rendah (low speed system) berfungsi untuk mensuplay campuran bahan bakar saat
putaran idling maupun kecepatan rendah. Komponen yang bekerja antara lain:

a. Slow air bleed


b. Slow jet
c. Air srew.

Gb. 5.35 Aliran udara dan bahan bakar saat idling.

Prinsip kerja:

Saat katup gas dilepas motor bekerja dalam kondisi idling atau stasioner. Piston throttle valve
terdorong oleh pegas sehingga hampir menutup. Kevacuuman dibelakang piston throttle valve yaitu
di orifice tinggi, bensin dari ruang pelampung terhisap keluar, bahan bakar yang akan keluar dipecah
dahulu oleh slow air bleeder sehingga atomisasi campuran lebih baik, campuran lebih homogen,
pembakaran lebih sempurna.

5. Sistem Kecepatan menengah


a. Sistem kecepatan menengah berfungsi mensuplai campuran bahan bakar saat mesin kecepatan
menengah. Komponen yang bekerja antara lain: Slow air bleed, Slow jet, Air srew, Main air
bleed, Main jet, Air bleed, Needle jet.

Gb. 5.36 Aliran udara dan bahan bakar saat putaran menengah

Prinsip kerja:

Saat handel gas diputar lebih lebar, throttle valve tertarik keatas sehingga venture membesar.
Needle jet diikat dengan piston throttle, sehingga naiknya throttle valve juga menarik needle jet
menyebabkan lubang main jet membesar. Naiknya throttle valve menyebabkan kevacuuman pada
venturi. Bensin dari ruang pelampung terhisap keluar ke venturi dan orifice , bahan bakar yang akan
keluar ke venturi dipecah dahulu oleh main air bleed sedangkan yang ke orifice oleh slow air bleed
sehingga atomisasi campuran lebih.

6. Sistem kecepatan tinggi (High speed system)

Sistem kecepatan tinggi (high speed system) berfungsi mensuplai campuran bahan bakar pada saat
mesin kecepatan tinggi. Komponen yang bekerja antara lain: Main air bleed, main jet, jet needle dan
needle jet.

Gb. 5.37 Aliran udara dan bahan bakar saat putaran tinggi

Prinsip kerja:

Saat katup gas diputar, piston throttle valve tertarik keatas sehingga venturi membesar. Needle jet
diikat dengan piston throttle valve, sehingga naiknya piston throttle juga menarik needle jet
menyebabkan lubang main jet membesar. Naiknya piston throttle menyebabkan kevacuuman
terbesar pindah dari orifice ke venturi. Bensin dari ruang pelampung terhisap keluar ke venturi, bahan
bakar yang akan keluar dipecah dahulu oleh main air bleeder sehingga atomisasi campuran lebih
baik, campuran lebih homogen, pembakaran lebih sempurna. Pada saat ini slow jet tidak berfungsi
karena kevacuuman pada orifice rendah.

Hubungan antara bagian karburator yang berfungsi terhadap lebar bukaan throttle valve dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gb. 5.38 Hubungan bagian karburator yang berfungsi terhadap bukaan throttle valve.

Gb. 5.39 Komponen karburator

M. MEMERIKSA DAN MENYETEL KARBURATOR

Campuran udara dan bahan bakar yang tepat akan menghasilkan tenaga optimal, bahan bakar ekonomis
dan polusi rendah. Agar karburator dapat berfungsi dengan baik maka secara periodik perlu dibersikan
dan disetel ulang.

1. Membersihkan Karburator

a.Siapkan alat dan bahan yang diperlukan diantaranya nampan tempat mencuci karburator, udara
bertekanan (kompresor), kunci dan obeng.
b.Bongkar karburator, rendam komponen pada cairan bensin pada nampan yang telah disediakan.

c. Bersikan komponen satu persatu, keringkan dengan menyemprot menggunakan udara bertekan.
Sisikan komponen yang telah dibersihkan pada tempat yang lain.

Gb. 5.40 Membersihkan karburator

d.Periksa main jet, slow jet dari kemungkinan aus tau tesumbat.
e.Periksa needle jet dan air srew dari kemungkinan aus.
f. Periksa dan stel tinggi angkat pelampung
Gb. 5.41 Memeriksa pelampung

g.Periksa posisi needle jet


h.Rakit kembali semua komponen karburator.
i. Pasang kembali pada motor, saat memasang throttle valve perhatikan arah cut way menghadap
keluar
j. Perhatikan arah pemasangan insulator, jangan sampai terbalik.

Gb. 5.42 Pemasangan insulator

2. Menyetel Karburator

a. Hidupkan mesin sampai panas kerja normal ( ± 5 menit).

b. Putar throttle stop screw sampai mesin putaran stasioner

( ± 1.400 rpm).

c. Stel air screw (penyetel udara) sampai diperoleh putaran maksimal

d. Stel putaran stasioner dengan mengatur throttle stop screw sampai putaran mesin ± 1.400 rpm.

Gb. 5.43 Menyetel karburator

3. Menyetel Karburator Menggunakan Four Gas Analyzer


Four Gas Analyzer merupakan alat untuk mengukur emisi gas buang, dengan alat tersebut dapat
diketahui kadar CO (Carbon Monoxyda), HC (Hydro Carbon), O2 dan lambda (λ). Berpedoman pada
nilai lambda yang ditunjukkan alat ukur, dapat disetel campuran yang tepat dan akurat. Langkah
menyetel karburator dengan four gas analyzer adalah sebagai berikut:

Gb. 5.44 Menyetel karburator dengan Four Gas Analyzer

a. Panaskan mesin sampai panas kerja normal


b. Stel mesin pada putaran stasioner 1.400 rpm
c. Hidupkan alat four gas analyzer dan ikuti langkah yang ditunjukkan pada alat ukur.
d. Masukan probe ke knalpot, kurang lebih 400-600 mm, tunggu sampai pembacaan alat ukur
stabil.
e. Stel air screw sampai lambda menunjukan angka 1 untuk campuran paling ideal, 0,97- 0,98
untuk memperoleh tenaga paling optimal dan 1,05 – 1,1 untuk pemakaian bahan bakar yang
ekonomis.
f. Saat menyetel air screw maka terjadi perubahan putaran stasional, stel kembali putaran
stasioner sesuai dengan spesifikasi motor.
Catatan:

Agar pembacaan alat ukur akurat maka knalpot tidak boleh bocor

N. BAHAN BAKAR

Bahan bakar yang digunakan sepeda motor adalah bensin. Bensin yang banyak dipasarkan saat ini
untuk kendaraan bermotor di Indonesia antara lain: premium, premix, dan super TT. Bermacam bensin
didapat dari beberapa proses, sebagai berikut.
a. Distilasi atau penyulingan: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 4080 (tergantung
komposisi hidrokarbon).
b. Perengkahan katalitik: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 9096 (tergantung kondisi
operasi proses).
c. Reformasi katalitik: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 80107.
d. Isomerisasi: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 7084.
e. Alkilasi: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 9396 dan bahkan bisa 100, tergantung
bahan baku.
f. Polimerisasi: menghasilkan bensin dengan bilangan oktan 9599, bensin ini dikenal dengan nama
Super TT.

Bensin yang mengandung aromatik lebih dominan, bilangan oktan-nya lebih tinggi. Bensin yang
mengandung parafinik lebih dominan, bilangan oktan-nya lebih rendah, untuk mendapatkan bilangan
oktan yang tinggi biasanya pabrik penyulingan minyak menambahkan bahan bakar aditif, yang disebut
sebagai octane booster. Di antara bahan aditif tersebut adalah timbal (Pb) dalam bentuk senyawa
organik (TEL-tetra ethyl lead), yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain berbahaya, bahan
tersebut juga menghasilkan residu timbal yang melekat pada saluran gas buang.

Kendaraan yang menggunakan katalisator tidak boleh menggunakan bahan bakar bertimbal karena
dapat merusak katalisator, untuk mengatasi masalah itu, ditambahkan senyawa oksigenat, misalnya:
1. MTBE (methyl tertiarybuthyl ether);
2. ETBE (ethyl tertiarybuthyl ether);
3. alkohol, dll.

Berikut ini diperlihatkan spesifikasi teknis untuk bahan bakar yang ada di Indonesia.

Spesifikasi Bensin Premium

Sifat Batasan
Minimal Maksimal

octane number 88

TEL content (ml/AG) 2,5

RVP (psi) 9

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) 0,2

doctor test negative

colour (warna) yellow (kuning)

residu (vol) 2

odour (bau) marketable

Spesifikasi Bensin Premix

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 94

TEL content gr/lt 0,30

RVP (psi) 9

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) 0,0020

doctor test Negative

colour (warna) Orange

residu (vol) 2

odour (bau) marketable

Spesifikasi Bensin Super 98

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 98

TEL content (ml/AG) 3

RVP (psi) 9

existent gum (mg/100ml) 4


sulphur content (%-wt) 0,2

doctor test Negative

colour (warna) red (merah)

residu (vol) 2

odour (bau) marketable

Spesifikasi Bensin Super TT

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 95

TEL content gr/lt 0,005

RVP (k.Pa) 62

Existent gum (mg/100ml) 4

Sulphur content (%-wt) 0,02

doctor test Negative

colour (warna) tanpa pewarna

residu (vol) 2

odour (bau) marketable

Spesifikasi Bensin BB2L

Sifat Batasan

Minimal Maksimal

octane number 80

TEL content (gr/lt) 0,013

RVP (k.Pa) 62

existent gum (mg/100ml) 4

sulphur content (%-wt) 0,2

Doctor test Negative


Colour (warna) Dirjen Migas

Residu (vol) 2

Odour (bau) marketable

Lampiran. 2
JOB SHEET KARBURATOR SEPEDA MOTOR

Tujuan pembelajaran

 Mengidentifikasi fungsi dan cara kerja sistem bahan bakar karburator.

I.Bahan

- Karburator Sepeda motor

II.Peralatan

1.Obeng + dan –
2.Kunci pas / ring yang sesuai
3.Alat tulis
4.Buku tulis

III.Keselamatan kerja

1.Pakailah pakaian kerja dengan benar


2.Tidak boleh bermain-main saat praktek
3.Taatilah peraturan kerja bengkel kerja
4.Gunakan peralatan yang sesuai

IV.Cara kerja

1. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin
2.Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh guru/instruktur.
3.Pelajari cara kerja karburator dengan teliti dan cermat!
4.Bongkarlah Karburator sesuai dengan bagian-bagiannya
5.Lakukan pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-
komponenkarburator dari kemungkinan malfungsi!
6.Gambar bagian-bagian Karburator
7.Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas!
8.Diskusikan mengenai karburator kemungkinan penyebab kerusakan, kemungkinanperbaikan
serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan!
9. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
sepertikeadaan semula serta bersihkan tempat kerja!

V. Kesimpulan

1.Buatlah kesimpulan dari hasil praktek


2.Buatlah laporan Praktek di buku besar

Lampiran. 3

Lembar Kerja Asesmen Sumatif


Judul : Pembuatan makalah identifikasi dan fungsi dan cara kerja sistem
bahan bakar karburator.
Tujuan : Penguatan pemahaman dalam mengidentifikasi dan
menyebutkan fungsi dan cara kerja system bahan bakar karburator.

Alat dan Bahan


Alat :  Laptop
 ATK
Bahan : -
Langkah Kerja :
1. Lakukan dan biasakan berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan!
3. Buatlah makalah dalam menentukan sarana dan prasarana dalam pembibitan
rumput laut
4. Panjang makalah maksimal 5 halaman
5. Terimakasih atas perhatiannya

Rubrik Penilaian Makalah

No Komponen/Subkomponen Kompoten Catatan


Ya Tidak
I. Identitas Makalah
1 Judul makalah Jelas
2 Identitas makalah jelas
II.Bagian Teks Utama Makalah
3 Bagian Pendahuluan
Berisikan informasi yang melatar belakangi permasalahan yang
dibahas secara teoritik maupun empirik
Mendiskripsikan masalah atau tujuan penulisan makalah
Menuliskan manfaat dari materi
4 Bagian Inti
Memaparkan materi yang relevan
Dengan masalah yang dipaparkan pada bagian pendahuluan
Eksplorasi dari berbagai sumber belajar
Penjelasan dijelaskan dengan gambar/diagram/foto yang disertakan
sesuai dengan pembahasan
5 Bagian Penutup
Memberikan kesimpulan atau penegasan atau ringkasan pembahasan
pemecahan masalah
Saran/Rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas
III.Sistematika makalah
6 Makalah terorganisir dengan baik dan lengkap
Kata Pengantar dan daftar isi.Tabel/Gambar
Pendahuluan berisi latar belakang,penulisan makalah,
masalah/tujuan, beserta batasannya dan manfaat
Bagian inti berisi paparan topic-topik bahasan
Bagian Penutup berisi kesimpulan dan saran
Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran
7 Lain-Lain
Ketepatan waktu mengumpulkan makalah
Tata Tulis benar dan menggunakan Bahasa Indonesia yang benar
dan baku

Glosarium

Karburator : komponen yang terdapat pada mesin bensin, yaitu sebua


alat yang mencampurkan udara dan bahan bakar dengan
perbandingan tertentu mengalirkannya kedalam silinder
sesuai dengan kebutuhan mesin. Komponen ini memiliki
tugas dalam system pengabutan (pemasukan bahan bakar
kedalam silinder).

Fungsi Karburator : mengatur udara dan bahan bakar ke dalam saluran


hisap, mengatur perbandingan bahan bakar-udara pada
berbagai beban kecepatan motor, serta mencampur
bahan bakar dan udara secara merata.

Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Karburator: cara kerja karburator dimulai pada saat mesin
dihidupkan. Mesin akan menghisap udara luar masuk
melalui karburator. Kecepatan udara yang memasuki
spuyer kecil, maka tekanan udara di permukaan saluran
masuk rendah, sehingga bahan bakar yang memancar
melalui spuyer kecil. Campuran bahan bakar dan udara
akan menghasilkan gas yang nantinya akan dibakar di
dalam silinder
DAFTAR PUSTAKA
Astanto, S., 2009, “Kajian Eksperimental Tentang Setting Optimum Karburator Pada Mesin
Sepeda Motor 2 Langkah Dengan Kondisi Pengapian Racing”, Tugas Akhir S-1,
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Drs. Boentarto. 2007. Cara Pemeriksaan, Penyetelan dan Perawatan, Yogyakarta

Drs. Daryanto. 2011. Prinsip Dasar, Mesin Otomotif, Bandung.

Habibi., 2007, “Pengaruh Diameter Venturi Karburator Dengan Variasi Bahan Bakar Terhadap
Unjuk Kerja Mesin Pada Motor Bensin 4 Langkah 100 cc”, Tugas Akhir S-1, Teknik
Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai