Anda di halaman 1dari 13

MAHARDIKA

INDONESIA

KURIKULUM MERDEKA

Disusun oleh :

Agung Ade Yulianto


Instruktur Pendidikan & Multimedia
Direktur Mahardika Indonesia
Mengacu pada surat keputusan Menteri Nomor 262/M/2022
Perubahan atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran .TENTANG
penentuan kenaikan kelaskurikulum merdeka

Cover

Daftar Isi

Pendahuluan

Mekanisme Kenaikan Kelas

Kriteria Kenaikan Kelas

Ilustrasi

MAHARDIKA
INDONESIA
Kurikulum Merdeka adalah salah satu program pemerintah
dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk
memberikan keleluasaan dan kemandirian kepada satuan
pendidikan, pendidik dan peserta didik dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan, potensi dan minat mereka.
Kurikulum Merdeka juga mengedepankan pembelajaran terdiferensiasi yang menyesuaikan
dengan tahap capaian peserta didik dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
Capaian Pembelajaran.
Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam Kurikulum Merdeka adalah kriteria kenaikan kelas
peserta didik. Apakah semua peserta didik harus naik kelas di akhir tahun ajaran? Apakah ada
peserta didik yang tidak naik kelas? Bagaimana mekanisme dan pertimbangan dalam
menentukan kenaikan kelas?

Menurut buku Panduan Pembelajaran Asesmen (PPA) Kurikulum Merdeka untuk jenjang PAUD,
SD, SMP, SMK revisi tahun 2022, satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan
kriteria kenaikan kelas. Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan
laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata
pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas
dapat berdasarkan penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif adalah penilaian yang
dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik
kepada peserta didik dan pendidik tentang kemajuan belajar. Penilaian sumatif adalah penilaian
yang dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar peserta didik secara keseluruhan.

MAHARDIKA
INDONESIA
Mengacu pada surat keputusan Menteri Nomor
262/M/2022 Perubahan atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
TENTANG penentuan kenaikan kelas kurikulum
merdeka.

Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk


menentukan kebijakan kenaikan kelas. Pendidik
diharapkan mampu menjalankan fungsi asesmen
secara optimal sehingga mampu mendiagnostik
perkembangan peserta didik. Hasil diagnostik
digunakan sebagai rujukan untuk melakukan tindak
lanjut pembelajaran. Demikian juga asesmen
formatif dan sumatif diharapkan berjalan dengan
baik, sehingga pada akhir fase, semua peserta didik
naik kelas karena telah mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan.

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang menggambarkan apa yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran disusun oleh pendidik secara kolaboratif dalam satu fase Capaian
Pembelajaran.

Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu praktik
yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran
adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama teman-
temannya sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang
ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut.

MAHARDIKA
INDONESIA
Pendidik menyusun tujuan pembelajaran secara kolaboratif dengan pendidik lain dalam
satu fase Capaian Pembelajaran. Misalnya, pendidik Kelas III perlu berkolaborasi dengan
pendidik Kelas IV dalam menyepakati alur tujuan pembelajaran yang akan digunakan. Mereka
kemudian menyepakati tujuan-tujuan pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas III, dan
tujuan pembelajaran mana yang akan dipelajari di Kelas IV.
Pendidik melakukan penilaian formatif secara berkelanjutan selama proses pembelajaran
untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang kemajuan belajar mereka.
Umpan balik dapat berupa pujian, saran, koreksi, atau bantuan. Umpan balik dapat diberikan
secara lisan, tertulis, atau visual. Umpan balik dapat diberikan secara individual, kelompok,
atau kelas.
Pendidik melakukan penilaian sumatif pada akhir suatu periode pembelajaran untuk
mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik secara keseluruhan. Penilaian sumatif
dapat berupa tes tertulis, lisan, praktikum, proyek, portofolio, atau lainnya. Penilaian
sumatif dapat dilakukan secara individual, kelompok, atau kelas.
Pendidik membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan KKTP (Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran) yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran dapat berupa skala nilai (misalnya 0-100), deskripsi
(misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang), atau indikator (misalnya mampu menjelaskan,
mampu menganalisis, mampu mencipta).
Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar peserta didik yang mencerminkan
pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain
selama 1 (satu) tahun ajaran. Laporan kemajuan belajar dapat berupa rapor sekolah yang
disusun sesuai dengan format yang ditentukan oleh satuan pendidikan atau pemerintah
daerah. Laporan kemajuan belajar juga dapat berupa portofolio yang berisi bukti-bukti hasil
belajar peserta didik dalam bentuk dokumen, foto, video, atau lainnya.
Pendidik memberikan rekomendasi kenaikan kelas kepada peserta didik berdasarkan
laporan kemajuan belajar dan pertimbangan lain yang relevan. Rekomendasi kenaikan kelas
dapat berupa:
- Naik ke kelas selanjutnya dalam fase yang sama (misalnya dari Kelas III ke Kelas IV)
- Naik ke fase selanjutnya (misalnya dari SD ke SMP)
- Tidak naik ke kelas selanjutnya dalam fase yang sama (misalnya tetap di Kelas III)
- Tidak naik ke fase selanjutnya (misalnya tetap di SD)

MAHARDIKA
INDONESIA
Pendidik memberikan rekomendasi kenaikan kelas kepada peserta
didik berdasarkan laporan kemajuan belajar dan pertimbangan lain yang
relevan. Rekomendasi kenaikan kelas dapat berupa:
- Naik ke kelas selanjutnya dalam fase yang sama
(misalnya dari Kelas III ke Kelas IV)
- Naik ke fase selanjutnya (misalnya dari SD ke SMP)
- Tidak naik ke kelas selanjutnya dalam fase yang sama
(misalnya tetap di Kelas III)
- Tidak naik ke fase selanjutnya (misalnya tetap di SD)

Peserta didik melakukan refleksi terhadap laporan kemajuan belajar dan rekomendasi
kenaikan kelas yang diberikan oleh pendidik. Refleksi dapat berupa evaluasi diri terhadap
kekuatan dan kelemahan, rencana perbaikan, atau aspirasi untuk masa depan. Refleksi
dapat dilakukan secara lisan, tertulis, atau visual. Refleksi dapat dilakukan secara individual,
kelompok, atau kelas.
Peserta didik menentukan pilihan kenaikan kelas berdasarkan refleksi yang telah
dilakukan. Pilihan kenaikan kelas dapat berupa:
- Menerima rekomendasi kenaikan kelas yang diberikan oleh pendidik
- Menolak rekomendasi kenaikan kelas yang diberikan oleh pendidik dan mengajukan
pilihan lain yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik
Satuan pendidikan menetapkan keputusan kenaikan kelas berdasarkan laporan kemajuan
belajar, rekomendasi pendidik, pilihan peserta didik, dan persetujuan orang tua/wali.
Keputusan kenaikan kelas dapat berupa:
- Mengabulkan pilihan peserta didik
- Menolak pilihan peserta didik dan memberikan alasan yang jelas dan rasional
- Memberikan alternatif lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan
minat peserta didik

KESIMPULAN

Kenaikan kelas peserta didik pada Kurikulum Merdeka ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan melibatkan pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali.
Kenaikan kelas peserta didik pada Kurikulum Merdeka didasarkan pada pencapaian hasil
belajar peserta didik yang diukur dengan penilaian formatif dan sumatif serta dibandingkan
dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kenaikan kelas peserta didik pada Kurikulum Merdeka mengedepankan pembelajaran
terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik dalam mencapai kompetensi yang
ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran.
Peserta didik tidak harus naik kelas jika peserta didik tidak memenuhi kriteria yang
ditentukan. Hanya saja, tidak naik kelas bagi peserta didik adalah pilihan terakhir yang
harus dipertimbangkan dengan matang oleh semua pihak.

MAHARDIKA
INDONESIA
Kriteria Kenaikan Kelas

Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kebijakan kenaikan kelas.


Pendidik diharapkan mampu menjalankan fungsi asesmen secara optimal sehingga
mampu mendiagnostik perkembangan peserta didik. Hasil diagnostik digunakan sebagai
rujukan untuk melakukan tindak lanjut pembelajaran. Demikian juga asesmen formatif dan
sumatif diharapkan berjalan dengan baik, sehingga pada akhir fase, semua peserta didik
naik kelas karena telah mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.

Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria


kenaikan kelas, dengan mempertimbangkan :

Laporan Kemajuan Belajar


Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
Portofolio peserta didik
Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
Tingkat kehadiran

MAHARDIKA
INDONESIA
Surat keputusan Menteri Nomor 262/M/2022 Perubahan atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran TENTANG penentuan
kenaikan kelas kurikulum merdeka.

Pasal 9 Ayat 7
Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar Peserta
Didik sebagai dasar penentuan: a. kenaikan kelas; dan b. kelulusan dari Satuan Pendidikan.

Pasal 10 Ayat 1
Penentuan kenaikan kelas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) huruf a dilakukan
dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian
Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1
(satu) tahun ajaran.

Pasal 10 Ayat 2
Penentuan kelulusan dari Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7)
huruf b dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan
pencapaian Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain
pada:
a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan
b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat
dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 11
Pasal 11 Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme penentuan kenaikan kelas dan kelulusan
dari Satuan Pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala unit utama yang
membidangi kurikulum dan asesmen.

Pasal 12
Pedoman penyusunan prosedur dan bentuk Penilaian hasil belajar Peserta Didik ditetapkan
oleh kepala unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.

MAHARDIKA
INDONESIA
Surat keputusan Menteri Nomor 262/M/2022 Perubahan atas Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran TENTANG penentuan kenaikan kelas kurikulum merdeka.

MAHARDIKA
INDONESIA
Ilustrasi 1 Ilustrasi 2
Kenaikan kelas dalam fase yang sama. Pendidik kenaikan kelas antara dua fase yang berbeda.
menyusun alur tujuan pembelajaran dalam satu Contoh lain adalah kenaikan kelas dari Kelas IV
fase secara kolaboratif. Sebagai contoh, guru (Fase B) ke Kelas V (Fase C).
Kelas III perlu berkolaborasi dengan guru Kelas Apabila terdapat peserta didik yang belum
IV dalam menyepakati alur tujuan pembelajaran mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam
yang akan digunakan. Fase B, hal ini perlu diidentifikasi oleh guru
Mereka kemudian menyepakati tujuan-tujuan Kelas V sejak awal tahun ajaran. Informasi
pembelajaran mana yang perlu dicapai di Kelas tentang tahap capaian peserta didik ini perlu
III, dan tujuan pembelajaran mana yang akan dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan juga
dipelajari di Kelas IV. Ketika ada peserta didik diidentifikasi melalui asesmen di awal
yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran Kelas V.
pembelajaran tertentu hingga akhir tahun Untuk peserta didik yang belum menuntaskan
ajaran di Kelas III, maka guru kelas III perlu Fase B, pendidik dapat mengulang konsep atau
menyampaikan hal tersebut kepada guru Kelas materi pelajaran yang belum dikuasai peserta
IV agar pembelajaran di kelas IV tersebut dapat didik sebelum peserta didik tersebut
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. mempelajari materi yang terkandung dalam
Capaian Pembelajaran Fase C. Dengan
Selain itu, pada awal tahun ajaran guru pun demikian, peserta didik dapat terus naik kelas.
dianjurkan untuk melakukan asesmen di awal
pembelajaran untuk mengidentifikasi kesiapan
peserta didik. Dengan demikian, peserta didik
tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal
kelas di Kelas III

MAHARDIKA
INDONESIA
CONTOH ISU PERTIMBANGAN YANG BISA DIAMBIL SEKOLAH

Peserta didik mempunyai


tujuan pembelajaran yang
Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
belum tuntas (ada tujuan-
pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran yang
yang belum tercapai/tuntas
hasilnya belum memenuhi
pencapaian minimum)

Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika


peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu
orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan
peserta didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan
khusus.
Peserta didik mempunyai
masalah absen/ketidakhadiran Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil kemungkinan
yang banyak (Banyaknya untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik
jumlah ketidakhadiran dengan catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas
disepakati oleh satuan berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan
pendidikan dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior
treatment lain.

Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus dapat


mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi
penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester

Keterlambatan psikologis, Peserta didik bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan
perkembangan dan atau peserta didik perlu mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran
kognitif dan/ atau mendapatkan layanan konseling

MAHARDIKA
INDONESIA
APLIKASI RAPORT
1. File Modul Ajar Kelas Walas 1245

2. File Modul Ajar PAI PJOK


KURIKULUM MERDEKA
SESUAI CP TERBARU 033 TAHUN 2022 BSKAP
3. File RPP K13 Integrasi/ Biasa

4. File 50 Judul Modul P5


Aplikasi Raport Akademik kelas 1-6, Semester 1 & 2
5. File Bukti Fisik Akreditasi 2023
Aplikasi Raport P5 semua Tema
6. File ADM Kepala Sekolah

7. File Soal-soal HOTS


Aplikasi berbasis Excel
8. File Soal-soal AKM Aplikasi dilengkapi dengan TP dan Lingkup Materi
9. File Literasi dan Numerasi Diskripsi Muncul Otomatis
10. File Instrumen Supervisi Kurmer
Daftar Nilai Formatif/ harian
11. File 100 lagu Pembelajaran
Gratis Konsultasi dengan Pembuatnya
12. File Prompt ChatGPT

13. File PPT Animasi Pembelajaran

14. File Ratusan Gambar PNG

15. E-book CP terbaru permapel

16. E-book Buku Guru semua Mapel

17. E-book Buku Siswa semua mapel

18. Puluhan E-book Dongeng Anak

19. Puluhan E-book Motivasi Anak

20. Puluhan Ice Breaking di Kelas

MAHARDIKA
INDONESIA
MAHARDIKA
INDONESIA

Jika pihak sekolah menginginkan Aplikasi Raport Kurikulum Merdeka, Modul Ajar,
Modul Proyek, bisa menghubungi Admin resmi Mahardika Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai