Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK KEPERWATAN GERONTIK TM 3

RESUME SISTEM INTEGUMEN

OLEH :

1. Yohana Hendrika Du’a (132235059)


2. Rijal Mudhofa Showab (132235042)
3. Handrianus Vianey (132235051)
4. Tony Heryanto Banafanu (132235052)
5. Yenike Ngongo (132235070)
6. Rokhmatus Laili (132235004)
7. Nadela Aqiela Fadia Haya (132235002)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2023
Sistem integumen merupakan sistem terbesar dimana terdiri dari 3 lapisan
(epidermis, dermis dan jaringan subcutan), rambut, kuku dan kelenjar keringat
(Miller, Callor. 2012). Sistem ini memiliki berbagai fungsi pada tubuh,
diantaranya melindungi tubuh dari bahaya luar seperti bakteri, melindungi organ
organ yang ada didalamya, mencegah kehilangan cairan atau dehidrasi,
melindungi tubuh dari sinar ultraviolet, dan sebagai thermal regulation dari

temperature tubuh (Meiner. 2011).

Menua adalah perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,


jaringan, sel yang mengalami penurunan kapasitas fungsional.
Proses penuaan tanpa / disertai penyakit seminimal mungkin, dengan fungsi
kognitif yang baik dan dapat menjalani hidup yang aktif dalam lingkungan sosial.

Penurunan Fungsiologis Pada Lansia

Kulit
Perubahan anatomik pada kulit manusia ketika memasuki fase lanjut usia (lansia)
antara lain :
 Kulit kering.
Kekeringan ini terjadi karena menurunnya hormon androgen, menurunnya
fungsi kelenjar sebasea, berkurangnya jumlah dan fungsi kelenjar keringat
dan berkurangnya kadar air dalam epidermis.
 Permukaan kulit kasar dan bersisik.

Hal ini disebabkan kelainan proses keratinisasi serta perubahan ukuran dan
bentuk sel epidermis, stratum korneum mudah lepas dan sel-sel mati ini
cenderungan melekat menjadi satu pada permukaan kulit, dan faktor
kekeringan kulit karena berkurangnya lemak permukaan kulit.
 Kulit kendor/menggelantung dengan kerutan dan garis kulit lebih jelas.

Hal ini disebabkan oleh:


 Penurunan jumlah fibroblast yang menyebabkan penurunan jumlah
serat elastin, lebih sklerotik dan menebal sehingga jaringan kolagen
menjadi kendor dan serabut elastin kehilangan daya kenyalnya, kulit
menjadi tidak dapat tegang dan kurang lentur.
 Tulang dan otot menjadi atrofi, jaringan lemak subkutan berkurang,
lapisan kulit tipis serta kehilangan daya kenyalnya sehingga
membentuk kerutan dan garis-garis kulit.
 Kontraksi otot mimik tidak diikuti oleh kontraksi kulit yang sesuai
sehingga mengakibatkan alur-alur keriput di daerah wajah.
 Gangguan pigmentasi pada kulit.

Disebabkan perubahan distribusi pigmen melanin dan proliferasi


melanosit, serta fungsi melanosit menurun sehingga penumpukan melanin
tidak teratur dalam sel basal epidermis. Disamping itu epidermal turn over
menurun sehingga lapisan sel kulit mempunyai banyak waktu untuk
menyerap melanin yang mengakibatkan terjadinya bercak pigmentasi pada
kulit.
Lentigo senilis (lentigo solaris), kelainan kulit berupa makula
hiperpigmentasi pada daerah terpapar sinar matahari seperti muka,
punggung tangan, lengan atas, lengan bawah dan lain-lain.warna
kecokelatan sampai cokelat tua, berbatas tegas, bentuk bulat lonjong,
ukuran mili sampai lebih dari 1 cm.

Dampak

a. Kulit lebih mudah rusak/nekrosis karena terjadi penipisan epidermis dan


jumlah kolagen penurunan dermis.
b. Infeksi kulit lebih mudah terjadi dan perbaikan kulit menjadi lebih lambat.
c. Kulit melorot dan mengkerut karena penurunan serat elastis pada dermis
dan hilangnya jaringan adipose.
Penanganan
a. Perbanyak konsumsi vitamin A
b. Penggunaan pelembap pada kulit
c. Kurangi terpapar sinar matahari langsung

Rambut

Perubahan anatomik pada rambut manusia ketika memasuki fase lanjut usia
(lansia) antara lain:

 Pertumbuhan menjadi lambat, lebih halus dan jumlahnya sedikit.


 Rambut pada alis, lubang hidung dan wajah sering tumbuh lebih panjang.
 Rambut memutih.
 Rambut banyak yang rontok.

Dampak

a. Rambut putih menjadi banyak karena menurunnya


b. Rambut rontok

Penanganan

a. Ketahui jenis rambut dan gunakan shampoo yang sesuai


b. Konsumsi makanan dan vitamin yang menguntungkan rambut
c. Perhatikan suhu air.selalu menggunakan air hangat
Kuku

Perubahan anatomik pada kuku manusia ketika memasuki fase lanjut usia (lansia)
antara lain :

 Pertumbuham kuku lebih lambat, kecepatan pertumbuhan menurun 30-50%


dari orang dewasa.
 Kuku menjadi pudar.
 Warna kuku agak kekuningan.
 Kuku menjadi tebal, keras tapi rapuh.
 Garis-garis kuku longitudinal tampak lebih jelas. Kelainan ini dilaporkan
terdapat pada 67% lansia berusia 70 tahun.

Dampak

a. Infeksi dan jamur pada kuku


b. Pertumbuhan kuku lebih lambat
c. Kerusakan kuku atau rapuh pada kuku

Penanganan

a. Menghindari kuku dari terpaparnya zat kimia yang lama


b. Perbanyak konsumsi vitamin B
c. Ekstraksi kuku jika terjadi infeksi
d. Gunakan sarung tangan anti air saat terpapar dengan bahan kimia
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti. (2017). Penuaan Kulit dan Perawatan Kulit Dasar Pada Usia Lanjut.
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin, 29

Buffoli B, Rinaldi F, Labanca M, Sorbellini E, Trink A, Guanziroli E, Rezzani R,


Rodella LF. The human hair: from anatomy to physiology. Int J Dermatol. 2014
Mar;53(3):331-41. [PubMed: 24372228]

Breitkopf T, Leung G, Yu M, Wang E, McElwee KJ. The basic science of hair


biology: what are the causal mechanisms for the disordered hair follicle?
Dermatol Clin. 2013 Jan;31(1):1-19. [PubMed: 23159172]

Ebersole P, et al. (2008). Toward Healthy Aging : Human Needs and Nursing
Response.7thed. StLouis : MosbyFarage, Miller, Berardesca,and Maibach. (2009).
Clinical Implication of Aging Skin : cutaneousdisorders in the elderly.

American Journal Of Clinical Dermatology. 10 (2).: 73-86Miller, Callor. (2012).


Nursing for Wellness in Older Adults. 6th
ed. Philadelphia : LippincottWilliam & WilkinsMeiner. (2011).
Gerontologic Nursing. 4 thed. St Louis : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai