Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ida Ayu Intan Wahyuni

NPM : 1406649776

Kelas A Ekstensi/ Keperawatan Gerontik

Judul LTM : Perubahan Fisiologis Sistem Integumen pada Lansia

System integumen merupakan system terbesar dimana terdiri dari 3 lapisan (epidermis,
dermis dan jaringan subcutan), rambut, kuku dan kelenjar keringat (Miller, Callor. 2012). Sistem
ini memiliki berbagai fungsi pada tubuh, diantaranya melindungi tubuh dari bahaya luar seperti
bakteri, melindungi organ-organ yang ada didalamya, mencegah kehilangan cairan atau
dehidrasi, melindungi tubuh dari sinar ultraviolet, dan sebagai thermal regulation dari
temperature tubuh (Meiner. 2011). Lanjut usia, merupakan suatu periode dimana system
integument mengalami perubahan penurunan secara fisiologis, yang mana diikuti dengan
penurunan system untuk melakukan fungsinya dan akhirnya memungkinkan terjadinya gangguan
homeostatis

Untuk itu melalui LTM ini penulis akan menjelaskan mengenai perubahan-perubahan
fisiologis system integument pada lansia, diantaranya :

Sistem Integumen Perubahan Fisiologis


Epidermis - Penurunan sel melanosit sebanyak 40-50%. Akibatnya terjadi
penurunan kemampuan kulit untuk melindungi tubuh dari radiasi
ultraviolet, kulit pucat, timbulnya graying hair, peningkatan
lentigines yang menimbulkan terjadinya “age spots’ atau “liver
spots” pada lansia
- Penurunan jumlah sel langerhans sekitar 50-70%, dimana sel ini
berfungsi untuk menyajikan makrofag. Akibatnya kemampuan kulit
untuk melindungi diri dari radiasi sinar ultraviolet dan bakteri
mengalami penurunan
- Penurunan kelembapan kulit
- Papillae yang merupakan penghubung antara lap. Epidermis dan
dermis mulai menghilang. Akibatnya terjadi penurunan transfer
nutrisi antar 2 lapisan ini, sehingga lansia lebih gampang mengalami
bruising. (Miller, Callor. 2012)
- Penurunan (50%) replacement rate pada stratum corneum (lap.
pertama epidermis) sehingga terjadi penurunan kemampuan kulit
dalam penyembuhan luka, delayed absorpsi obat dan risiko terpapar
bahan kimia lebih tinggi (Meiner. 2011)
Dermis - Penurunan lapisan kolagen sebanyak 1% setiap tahun. Akibatnya
terjadi penurunan elastisitas kulit dan kemampuan tensile strength
serta kulit menjadi kaku
- Penurunan jumlah dan kualitas elastin. Akibatnya penurunan
kemampuan kulit untuk meregang dan maintain skin tension
- Penurunan jumlah fibroblast dan mast cell pada lap. dermis yang
mengakibatkan penurunan kemampuan kulit untuk melindungi diri
dari bakteri (Miller, Callor. 2012)
- Penurunan vaskularisasi, kelenjar keringat, dan saraf hampir 20%
mengakibatkan terjadinya penurunan kemampuan kulit untuk
mengatur termogulasi, penurunan tactile sensation, pain perception,
dan timbulnya kerutan pada kulit (Meiner. 2011)
Lapisan - Beberapa area dari subkutis mengalami atropi, seperti pada
Subkutaneous dan permukaan kaki bagian atas, tangan, dan muka. Pada wanita dapat
kutaneous dilihat juga pada bagian payudara
- Peningkatan proporsi body fat, yang lebih kelihatan pada wanita
usila, dapat dilihat pada bagian paha, sedangkan pada laki-laki pada
bagian pinggang (Miller, Callor. 2012)
- Secara keseluruhan penurunan lapisan subkutan terjadi pada lansia,
akibatnya meningkatkan risiko hipotermi, skin shearing dan blunt
trauma (Meiner. 2011)
Kelenjar keringat - Penurunan jumlah dan fungsi kelenjar eccrine dan apocrine
dan sebaseous (terdapat pada telapak tangan, soler, forehead dan aksila), akibatnya
penurunan kemampuan kulit untuk termogulasi, meningkatkan
risiko terjadinya heat stroke, penurunan jumlah keringat
- Penurunan produksi sebum (dihasilkan o/ kelenjar sebaseous ),
akibatnya penurunan kemampuan kulit untuk mencegah kehilangan
air dan perlindungan terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur
Kuku - Penurunan vaskularisasi, ukuran lunula, mengakibatkan kuku pada
lansia menjadi tebal, rapuh, tumpul, berwarna kuning atau abu-abu,
buram dan timbulnya longitudinally striated (Miller, Callor. 2012)
Rambut - Penurunan produksi melanin yang mengakibatkan munculnya “gray
hair”, secara umum penurunan jumlah rambut pada kepala, aksila
dan genital
- Pada laki-laki dapat terjadi penurunan jumlah rambut pada kepala
dan jenggot namun peningkatan pada alis, telinga (predisposisi
cerumen impaction) dan lubang hidung (Ebersole et al. 2008)
Sesuai perubahan diatas, kemampuan penyerapan obat-obat terutama topical akan
mengalami pelambatan dan penurunan, oleh karena itu regimen terapeutik yang benar dengan
memperhatikan sosial ekonomi serta aging proses dari lansia merupakan suatu hal yang sangat
penting dilakukan untuk menghidari reaksi patologis seperti cutaneous drug reaction.
Penggunaan simple topical regimen merupakan hal yang bijaksana didasarkan pada tujuan dan
efisiensi serta mencegah terjadinya polipharmacy pada lansia. Selain itu, usaha yang lebih keras
harus dilakukan oleh perawat untuk memastikan bahwa etiket obat secara benar dilakukan oleh
lansia dan keluarga(Farage, Miller, Berardesca, Maibach. 2009)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kulit sebagai organ terbesar dari manusia, pada saat
memasuki usila juga tidak luput mengalami perubahan secara fisiologis sebagai akibat dari
penurunan kuantitas dan kualitas sel dari setiap lapisan system integument. Aging skin yang
terjadi dapat terbagi menjadi 2 yaitu aging skin yang dapat dilihat secara lansung, diantaranya
perubahan warna rambut kulit, keriput, kulit menjadi lebih kering, munculnya bintik-bintik hitam
yang bisa disebut “age spot” dan aging skin yang tidak dapat dilihat secara langsung misalkan
atropi pada vaskularisasi, penurunan kemampuan kulit untuk melindungi diri dari bakteri atau
jamur, serta penurunan lapisan subkutan.

Daftar Pustaka

Ebersole P, et al. (2008). Toward Healthy Aging : Human Needs and Nursing Response.7th ed. St
Louis : Mosby

Farage, Miller, Berardesca,and Maibach. (2009). Clinical Implication of Aging Skin : cutaneous
disorders in the elderly. American Journal Of Clinical Dermatology. 10 (2).: 73-86

Miller, Callor. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults. 6th ed. Philadelphia : Lippincott
William & Wilkins

Meiner. (2011). Gerontologic Nursing. 4th ed. St Louis : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai