Anda di halaman 1dari 4

Perubahan Fisiologis Pada Lansia dan Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kebersihan Diri dan Integritas Kulit Pada

Lansia Oleh Rachel Satyawati Yusuf, 1006666476 Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2010

Proses menua merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normal tubuh. Lansia di atas umur 65 tahun akan mengalami proses menua dan mengalami perubahan fisiologis. Salah satu perubahan fisiologis yang di alami oleh lanjut usia adalah perubahan pada sistem integumen. Perubahan pada sistem integumen yang dialami oleh lanjut usia dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko. Pada tulisan ini, penulis akan memaparkan perubahan fisiologis sistem integumen pada lansia dan faktor risiko yang mempengaruhi kebersihan dan integritas kulit pada lansia.

Kulit merupakan lapisan terbesar dan terluas dari tubuh serta merupakan organ tubuh yang paling terlihat. Secara struktural, kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis, dan jaringan subkutan. Rambut, kuku, dan kelenjar keringat juga merupakan sistem integumen. Pada lansia terdapat perubahan fisiologis sistem integumen antara lain (Ismayadi, 2004):

a. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak b. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena proses kreatinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis c. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu d. Rambut dalam hidung dan telinga menebal e. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi f. Pertumbuhan kuku pada lansia lebih lambat g. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar kurang bercahaya h. Kelenjar keringat mulai berkurang jumlah dan fungsinya

Menurut Miller (2005), terdapat beberapa perubahan fisiologis sistem integumen yang terjadi pada lansia terdapat pada lapisan epidermis, dermis, jaringan subkutan, rambut, kuku, dan kelenjar keringat.

Lapisan Epidermis Seiring dengan meningkatnya usia, jumlah sel Langerhans

Lapisan Dermis Dimulai pada awal dewasa sampai pada usia lanjut, ketebalan kulit secara

Jaringan Subkutan Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa daerah yang mengalami atrofi jaringan subkutan, khususnya di permukaan plantar kaki dan di daerah yang terpapar sinar matahari dari tangan, wajah, dan kaki bagian bawah. Pada daerah lain juga mengalami

Rambut

Kuku

Kelenjar Keringat

Pada usia lanjut, perubahan yang terjadi pada rambut adalah warna rambut dan distribusi penyebaran rambut. Perubahan yang sering terlihat adalah kebotakan dan warna rambut menjadi abuabu. Beruban pada lansia merupakan efek dari penurunan produksi melanin. Perubahan terkait pertambahan usia pada sistem

Seiring dengan meningkatnya usia, pertumbuhan kuku pada usia lanjut mulai melambat dengan penurunan bertahap dari 30% sampai 50% dari umur individu. Perubahan lain yang berkaitan dengan usia lanjut berhubungan dengan kuku adalah penurunan ukuran lunula dan ketebalan lempeng kuku. Akibat dari

Dengan meningkatnya usia, terdapat penurunan jumlah serta kemampuan fungsional kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin. Pada usia lanjut, kelenjar sebasea bertambah besar ukurannya, tetapi menghasilkan cairan sebum yang kurang.

yang berfungsi bertahap sebagai makrofag mengalami penurunan, sehingga menyebabkan kulit pada lansia rentan terhadap sinar matahari. Penurunan jumlah sel Langerhans pada usia lanjut berkisar antara 50%70%. Perubahan yang berkaitan dengan usia lanjut pada sistem integumen berkurang, dengan menipisnya serat kolagen sebanyak 1 % per tahunnya. Lapisan vaskular dermal berkurang sekitar sepertiga sejalan dengan

meningkatnya hipertrofi usia; hal ini dapat menyebabkan terjadinya artrofi serta fibrosis pada kelenjar rambut, jaringan subkutan dan dapat menyebabkan peningkatan proporsi lemak pada tubuh.

adalah penurunan kadar air dari lapisan epidermis luar selain itu papila lebih mudah tertarik sehingga mendatarkan persimpangan dermalepidermal dan mengurangi luas permukaan antara epidermis dan dermis. Perubahan ini dapat memperlambat transfer nutrisi antara dermis dan epidermis.

kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea.

Peningkatan proporsi lemak biasanya lebih terlihat pada lansia wanita dibandingkan lansia pria. Pada lansia pria lebih terlihat pada pinggang, sedangkan pada wanita lebih terlihat di daerah paha. Perubahan fisiologis sistem integumen pada lansia juga mempengaruhi saraf kulit yang bertanggung jawab untuk sensasi tekanan, getaran, dan sentuhan ringan

integumen adalah distribusi rambut, dimana terdapat penambahan rambutrambut yang kasar di telinga, hidung, dan alis. Selain itu juga terdapat perubahan

perubahan ini kuku terlihat lebih tipis dan lebih rapuh serta rentar terhadap pemisahan. Pada lansia, penampilan kuku terlihat sangat membosankan seperti kusam, buram,serta berwarna kuning atau

berkurangnya abu-abu. jumlah rambut pada daerah kemaluan dan aksila.

Faktor resiko yang mempengaruhi kebersihan kulit dan rambut pada usia lanjut adalah karena faktor keturunan, gaya hidup dan faktor lingkungan, serta efek samping obat (Miller, 2005). Sedangkan menurut Potter&Perry (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan kulit pada lansia antara lain: 1. Faktor pengetahuan 2. Faktor penurunan kondisi fisik pada lansia ( lansia tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri 3. Faktor ekonomi (besar pendapatan yang diperoleh keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan kebutuhan yg diperlukan untuk menunjang hidup dan kelansungan keluarga) 4. Faktor budaya ( kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan diri (kulit), seseorang dari latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda). 5. Faktor lingkungan 6. Faktor peran keluarga (keluarga secara kuat dapat mempengaruhi perilaku kebersihan diri di setiap anggota keluarganya)

REFERENSI

Ismayadi. 2004. Proses menua (aging process). USU Digital Library. Miller, C.A. (2005). Nursing care of older adults: theory and practice. Philadelphia: JB. Lippincot. Potter, A. Patricia & Perry, G. Anne. 2010. Fundamental of Nursing, 7th Edition. Singapore, Elseiver.

Anda mungkin juga menyukai