perilaku, pendapat dan sikap seseorang. Melfin L. De Fleur dan Sandra J. Ball
kognitif atau emosional dan tidak mempengaruhi faktor biologis. Pada strategi ini
dilandasi oleh tiga asumsi, yaitu ciri-ciri biologis manusia merupakan sesuatu hal
dari hasil belajar serta dalam membentuk struktur kognitif individu terdapat
beberapa faktor yang dipelajari. Dapat diasumsikan jika faktor kognitif bisa diubah,
maka perilaku manusia juga bisa diubah. Sehingga dapat diartikan faktor kognitif
mengubah psikologis individu dengan berbagai macam cara yang dapat dilakukan
melalui pesan persuasif yang efektif. Strategi ini mempercayai bahwa kondisi
emosional individu adalah hasil belajar hal yang baru melalui informasi yang
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan eksternal diri individu. Dengan
kata lain kekuatan yang dapat mempengaruhi sikap, perilaku dan pendapat
merupakan makna, pengertian, peran, aturan dan norma yang saling berinteraksi
pada proses komunikasi. Proses interaksi yang terjadi di masyarakat, kelompok dan
budaya dapat membangun suatu realitas. Strategi sosiokultural yang efektif sangat
dibutuhkan sebab pesan persuasif menekankan pada individu mengenai aturan dan
syarat kultur untuk bertindak. Selain itu pada strategi ini, persuader dalam
oleh ilmu pengetahuan. Berawal dari konsep hubungan perilaku dan ilmu
kata ataupun makna untuk mempermudah dan dapat dimengerti oleh persuade,
dengan memberikan perumpamaan tanpa mengurangi esensi arti dari pengertian isi
pesannya.
Tahapan Komunikasi Persuasif
1. Attention (Perhatian)
mendengarkan.
2. Interest (tertarik)
disampaikan.
3. Desire (Keinginan)
Dalam diri persuade muncul hasrat atau keinginan pada tahap ini, guna
4. Decision (Keputusan)
Pada tahapan ini persuade dapat secara bebas tanpa paksaan atau intimidasi
dalam bentuk sikap, keyakinan atau perilaku tertentu serta tindakan yang nyata.
tahapan-tahapan supaya komunikasi persuasif dapat dimulai dari tahap awal yaitu
diantaranya memperhatikan gaya bicara, penampilan dan gestur tubuh pada saat
persuasif, yang dikirimkan oleh komunikator hingga diterima dan diolah oleh
sumber pesan (siapa), isi pesan (apa) dan sifat atau karakteristik audience (kepada
siapa). Faktor “siapa” mencakup sifat penting pada sumber pesan, yaitu
kepercayaan dan keahlian. Faktor “apa” merujuk pada pendapat yang dikemukakan
dan yang dikhawatirkan muncul dari pesan. Faktor “kepada siapa” berfokus
terhadap beberapa hal seperti kepribadian audience, sehingga mudah atau tidaknya
persuasif tersebut.
Pembelajaran
Komunikasi Perubahan Sikap
Pesan
Perhatian
Pemahaman
Pembelajaran
Penerimaan
Penyimpanan
Model persuasif Hovland dijelaskan bahwa proses komunikasi persuasif
Sosial pada Klinik Bina Wicara Jakarta Pusat. Jakarta: Repository UIN
22-39.