ASKEP GERONTIK HIPERTENSI InsyaAllah Berkah
ASKEP GERONTIK HIPERTENSI InsyaAllah Berkah
Disusun Oleh :
Kelas : 3A
2023
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ............................................................................................................. 3
A. Definisi ...................................................................................................................... 3
B. Etiologi ...................................................................................................................... 3
C. Patofisiologi .............................................................................................................. 5
D. Manifestasi Klinis ..................................................................................................... 6
E. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................ 6
F. Komplikasi ................................................................................................................ 7
BAB II.................................................................................................................................. 8
TINJAUAN KASUS ........................................................................................................... 8
A. Kasus...................................................................................................................... 8
B. Pengkajian Riwayat Kesehatan ............................................................................. 8
C. Analisa Data ........................................................................................................ 18
D. Diagnose Keperawatan ........................................................................................ 18
E. Intervensi ............................................................................................................. 18
F. Implementasi ....................................................................................................... 19
G. Evaluasi ............................................................................................................... 19
BAB III .............................................................................................................................. 20
PEMBAHASAN................................................................................................................ 20
BAB IV .............................................................................................................................. 21
PENUTUP ......................................................................................................................... 21
DAFTAR ........................................................................................................................... 22
PUSTAKA ......................................................................................................................... 22
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hipetensi ataupun tekanan darah tinggi merupakan sesuatu kondisi pada saat terjadi
kenaikan tekanan darah dapat lanjut oleh hambatan system organ semacam stroke buat
otak, penyakit jantung coroner, kendala pembuluh darah jantung serta kendala otot
jantung (Istichomah 2020). Hipertensi ialah sesuatu penyakit ditandai adanya
peningkatan tekanan darah sebab terjadi kelainan jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi ialah kenaikan tekanan darah diatas batas normal ≥140 mmHg buat sistolik
serta ≥90 mmHg buat diastolic (Angshera, Rahmawati, and Y2020).
Hipertensi pada lanjut usia diakibatkan sebab proses penuaan dimana berlangsungnya
pergantian system kardiovaskuler, katup mitral serta aorta terjadinya selerosis serta
penebalan, miokard jadi kaku serta lambat dalam berkontraktilitas. Hipertensi pada
lanjut usia membawa pengaruh kurang baik bila tidak ditangani bisa menyebabkan
penyakit stroke,gagal jantung, gagal ginjal (Richard 2013).
B. Etiologi
Bersumber pada pencetus hipertensi dibagi jadi 2 golongan bagi (Richard 2013)
1. Hipertensi primer ataupun hipertensi esensial
Hipertensi primer ataupun hipertensi esensial diucap pula hipertensi idiopatik
sebab tak dikenal sebabnya. Aspek yang dipengaruhi ialah (Richard 2013):
a. Genetik
Orang punya riwayat keluarga hipertensi, beresiko besar atas penyakit
tersebut. Aspek genetik tak bisa dikontrol, Apabila punya riwayat keluarga
yang punya tekanan darah besar.
b. Tipe kelamin dan usia
Pria berumur 35- 50 tahun serta perempuan mati haid berbahaya besar agar
alami hipertensi. Bila usia bertambah tekanan
c. Diet
Mengkonsumsi diet besar garam cara langsung berkaitan kembangnya
hipertensi. Aspek tersebut dapat mengontrol pengidap kurangi konsumsi, bila
garam yang dikonsumsi melampui batas normal, ginjal yang bertugas buat
mencerna garam hendak tahan cairan lebih banyak dibanding semestinya
didalam tubuh. Banyak cairan menahan menimbulkan kenaikan volume darah.
Member beban pembuluh darah menimbulkan pembuluh darah kerja keras
ialah terdapatnya kenaikan tekanan darah saat dinding pembulüh darah serta
menimbulkan tekanan darah naik.
d. Berat badan
Aspek bisa dikontrol melindungi berat tubuh dalam keadaan wajar ataupun
sempuma. Kegemukan (-25% diatas BB sempura) berhubungan dengan
berkembang tingkatan tekanan darah ataupun hipertensi.
e. Gaya hidup
Aspek ini bisa dikontrol oleh penderita dengan pola hidup schat menjauhi
aspek pemicu hipertensi ialah rokok, jika rokok kaitannya jumlah rokok
dihisap dalam durasi satu hari serta bisa menghabiskan beberapa batang rokok
serta lama merokok mempengaruhi dengan tekanan darah pasien.
Mengkonsumsi alkohol yang sering, ataupun berlebihan seta terus menerus
bisa meningkatkan tekanan darah pasien hendanya bila mempunyai tekanan
darah tinggi pasien dimohon untuk menjauhi alkohol supaya tekanan darah
pasien dalam batasan normal seta pelihara gaya hidup sehat penting supaya
bebas dari komplikasi yang bisa terjadi.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat pemicu yang jelas. Salah satu contoh hipertensi
sekunder merupakan hipertensi vaskular rena, yang terjadi akibat stenosi arteri
renalis. Kelainan in bisa bersifat kongenital ataupun akibat aterosklerosis. Stenosis
arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, serta penyusunan angiostenin
II. Angiostenin Il secara langsung tingkatan tekanan darah dan secara tidak
langsung tingkatan sintesis andosteron dan reabsorbsi natrium. Apabila dapat
dilakukan perbaikan pada stenosis, ataupun apabila ginjal yang terserang diangkat,
tekanan darah akan kembali ke normalRichard 2013).
C. Patofisiologi
Gejala serta tanda-tanda adanya hipertensi merupakan (Aspiani 2019) disebut gejala
mum yang menimbulkan hipertensi ataupun tekanan darah besar berbeda oleh tiap
masyarakat, mungkin kadang muncul adanya tapa tanda gejala. Secara global gejala yang
dikeluhkan penderita hipertensi berbagai macam yaitu :
a. Sakit kepala
b. Merasakan capek serta tak aman di bagian tengkuk
c. Merasakan memutar
d. Menebarkan ataupun berdetak jantung secara cepat
e. Telinga denging membutuhkan pertolongan cepat
Penderita hipertensi alami sakit kepala hingga tengkuk sebab terjadinya sempit
pembuluh darah yang diakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah hendak menimbulkan
kenaikan tekanan vasculer cerebral, kondisi in hendak menimbulkan nyeri kepala same
tenckuk pada penderita hipertensi.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb/Ht: kaji adanya sel terhadap volume cairan(viskositas) serta bisa indikasi
faktor pemicu yaitu hipokoagulabilitas, kekurangan darah.
b. BUN / kreatinin : menginformasikan data perfusi ataupun fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM merupakan penyebab hipertensi) bisa berakibat
keluar kadar ketokolamin.
d. Urinalisa darah, protein. glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal serta terdapat DM.
e. CT Scan : Kaji ada tumor cerebral, encelopati.
f. EKG : Bisa memberitahu pola keregangan, dimana luas, ketinggian
gelombang Pmerupakan ciri menandakan penyakit jantung hipertensi.
g. IUP : mengenal penyebab hipertensi semacam : Batu ginjal perbaikan ginjal.
h. Photo dada Tuniuk destrüiksi kalsifikasidi area katup. pembesaran jantung.
F. Komplikasi
TINJAUAN KASUS
A. Kasus
Pasien Bernama Ny. L Lahir di Tegal, pasien seorang ibu rumah tangga pendidikan
terakhir SD. Pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak kehamilan anak ke 3,
dan mengatakan jika penyakitnya sudah turun temurun dari ibunya. Pasien merasa
pusing, sakit kepala di bagian belakang, leher dan undak serta merasa berputar-putar
ketika kambuh.
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.L
b. TTL : 17 Oktober 1965
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Golongan darah :O
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Kawin
g. Alamat : Desa Karanganyar
h. Telpon :-
i. Jenis kelamin : Perempuan
j. Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. E
k. Hubungan dengan usila : Suami
l. Alamat dan jenis kelamin orang/keluarga: Laki-laki
2. Identitas Keluarga
a. Pasangan:
Hidup/mati : Kematian : -
2. Ayu T. -
3. Cici T.
4. Suci W.
Alamat : Karanganyar
5 5
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil,
beipakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu
dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi,
berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi
tersebut
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
lain diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G
b) Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Penilaian SPMSQ
(1) Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
(2) Kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan
(3) Kesalahan 5-7 fungsi intelektuals
sedang
(4) Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat
c) Mini Mental State Exam (MMSE).
Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau kurang menunjukkan
adanyakerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.
1. ORIENTASI
2. REGISTRASI
12. Lemari √
13. Tv √
3. PERHATIAN DAN KALKULASI
15. A √
16. M √
17. U √
18. R √
4. MENGINGAT
20. Lemari √
21. Tv √
5. BAHASA
Penamaan
23. Bantal √
Pengulangan
Minta klien mengulangi 3 kalimat
berikut :
24. “Tak ada jika, dan, atau √
tetapi.”
Perintah 3 langkah
JUMLAH 28 2
d) Depresi Beck
Depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi.
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam
penampilan
saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Jumlah total: 4, pasien termasuk dalam depresi tidak ada atau minimal
Penilaian:
0-4 depresi tidak ada atau
minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
> 16 depresi berat
Hasil : Dari hasil diatas kami mendapatkan 4 skore yang menandakan bahwa tidak ada masalah
tanda-tanda depresi yang muncul pada pasien, karena pasien dikatakan ada tanda-tanda
mengalami depresi jika skore mencapai >
f) Pengkajian Status Sosial
Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR Keluarga.
Penilaian: jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2), kadang-
kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)
INTERPRETASI
10-7: Bahwa keluarga mempunyai fungsi yang
baik
6-4: bahwa keluarga mengalami disfungsi menengah
0-3: bahwa keluarga mengalami disfungsi tingkat tinggi
E. Analisa Data
F. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tekanan
darahmeningkat.
2. Gangguan Pola Tidur b.d Kurang Kontrol Tidur d.d mengeluh sulit tidur
siang dan terjaga setiap malam.
G. Intervensi
Kriteria hasil:
1. Keluhan sulit
tidur
menurun (5)
2. Keluhan
sering terjaga
menurun (5)
H. Implementasi
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Kasus
Dari pengkajian yang telah dilakukan ditemukan pasien ibu L dengan diagnosa
Hipertensi. Pengertian dari Hipertensi sendiri ialah suatu keadaan yang mengalami
kenaikan tekanan diastol dan sistolik yang lebih diatas batas normal (tekanan sistolik
diatos 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg) . Akibat dari penyakit hipertensi
biasanya seseorang akan mengalami nyeri kepala . Nyeri kepala seperti adanya
pergeseran jaringan intracranial yang peka nyeri akibat meningginya tekanan
intrakranial. Akibat dari hipertensi tersebut juga didapatkan pada pasien. Hipertensi
ditandai dengan adanya pusing, sakit kepala, mudah marah, terasa pegal atau nyeri leher
akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan mudah lelah. Tanda-tanda tersebut dialami
oleh pasien yaitu pasien mengalami sakit kepala, pusing, terasa pegal atau nyeri leher.
Pada pengkajian riwayat keluarga penulis akan menjabarkan ada penyakit keturunan.
Klien tinggal serumah dengan suami dan anaknya.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data yang abnormal Pada
pemeriksaan vital sign tekanan darah diatas normal yaitu 220/149 mHmg. Pada
pemeriksaan fisik mengalami myeri pada bagian kepala. Dengan ditemukannya hasil
abnormal pada sat pengkajian maka kelompok kami menegakkan prioritas diagnosa
keperawatan nyeri akut. Dan menganjurkan pasien untuk banyak beristirahat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angshera, Rike, Fuji Rahmawati, and Eka Yulia Fitri Y. 2020. "Dukungan Keluarga Pra
Lansia Yang Menderita Hipertensi Di Kelurahan Indralaya Mulya." Seminar
Nasional Keperawatan "Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru": 14-19.
Aspiani. 2019. "Efektifitas Terapi Relaksasi Benson Terhadap Tekanan Darah: Pada
Penderita Hipertensi." Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan 8(1): 51-60.
Richard, Selvia David. 2013. "Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013." 6(1): 63-73.
Rohadi, Slamet, Suci Tuty Putri, and Aniq Dini Karimah. 2016. "Tingkat Kemandirian
Lansia Dalam Activities Daily." Pendidikan Keperawatan Indonesia 2(1): 17
Rosita, Marlina Dwi. 2012. "Hubungan Antara Fungsi Kognitif Dengan Kemampuan
Interaksi Sosial Pada Lansia Di Kelurahan Mandan Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo." : 1-17.
Susanto, Hari. 2018. "Asuhan Keperawatan Pasien Gout Arthitis Pada Tn. M Dan Ny. S
Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di UPT PTWS Jember."Tim Pokja
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
LAMPIRAN DOKUMENTASI