Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Dosen Pembimbing : Susi Muryani, MNS

Disusun Oleh :

1. Bintang Tegar Pramudita (C1020011)


2. Dina Novita (C1020014)
3. Eka Nurbela Rahmawati (C1020016)
4. Embun Berliana (C1020017)
5. Ferdy Bayu Saputra (C1020019)

Kelas : 3A

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DAN

NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

2023
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI ............................................................................................................. 3
A. Definisi ...................................................................................................................... 3
B. Etiologi ...................................................................................................................... 3
C. Patofisiologi .............................................................................................................. 5
D. Manifestasi Klinis ..................................................................................................... 6
E. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................ 6
F. Komplikasi ................................................................................................................ 7
BAB II.................................................................................................................................. 8
TINJAUAN KASUS ........................................................................................................... 8
A. Kasus...................................................................................................................... 8
B. Pengkajian Riwayat Kesehatan ............................................................................. 8
C. Analisa Data ........................................................................................................ 18
D. Diagnose Keperawatan ........................................................................................ 18
E. Intervensi ............................................................................................................. 18
F. Implementasi ....................................................................................................... 19
G. Evaluasi ............................................................................................................... 19
BAB III .............................................................................................................................. 20
PEMBAHASAN................................................................................................................ 20
BAB IV .............................................................................................................................. 21
PENUTUP ......................................................................................................................... 21
DAFTAR ........................................................................................................................... 22
PUSTAKA ......................................................................................................................... 22
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Hipetensi ataupun tekanan darah tinggi merupakan sesuatu kondisi pada saat terjadi
kenaikan tekanan darah dapat lanjut oleh hambatan system organ semacam stroke buat
otak, penyakit jantung coroner, kendala pembuluh darah jantung serta kendala otot
jantung (Istichomah 2020). Hipertensi ialah sesuatu penyakit ditandai adanya
peningkatan tekanan darah sebab terjadi kelainan jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi ialah kenaikan tekanan darah diatas batas normal ≥140 mmHg buat sistolik
serta ≥90 mmHg buat diastolic (Angshera, Rahmawati, and Y2020).
Hipertensi pada lanjut usia diakibatkan sebab proses penuaan dimana berlangsungnya
pergantian system kardiovaskuler, katup mitral serta aorta terjadinya selerosis serta
penebalan, miokard jadi kaku serta lambat dalam berkontraktilitas. Hipertensi pada
lanjut usia membawa pengaruh kurang baik bila tidak ditangani bisa menyebabkan
penyakit stroke,gagal jantung, gagal ginjal (Richard 2013).

B. Etiologi

Bersumber pada pencetus hipertensi dibagi jadi 2 golongan bagi (Richard 2013)
1. Hipertensi primer ataupun hipertensi esensial
Hipertensi primer ataupun hipertensi esensial diucap pula hipertensi idiopatik
sebab tak dikenal sebabnya. Aspek yang dipengaruhi ialah (Richard 2013):
a. Genetik
Orang punya riwayat keluarga hipertensi, beresiko besar atas penyakit
tersebut. Aspek genetik tak bisa dikontrol, Apabila punya riwayat keluarga
yang punya tekanan darah besar.
b. Tipe kelamin dan usia
Pria berumur 35- 50 tahun serta perempuan mati haid berbahaya besar agar
alami hipertensi. Bila usia bertambah tekanan
c. Diet
Mengkonsumsi diet besar garam cara langsung berkaitan kembangnya
hipertensi. Aspek tersebut dapat mengontrol pengidap kurangi konsumsi, bila
garam yang dikonsumsi melampui batas normal, ginjal yang bertugas buat
mencerna garam hendak tahan cairan lebih banyak dibanding semestinya
didalam tubuh. Banyak cairan menahan menimbulkan kenaikan volume darah.
Member beban pembuluh darah menimbulkan pembuluh darah kerja keras
ialah terdapatnya kenaikan tekanan darah saat dinding pembulüh darah serta
menimbulkan tekanan darah naik.
d. Berat badan
Aspek bisa dikontrol melindungi berat tubuh dalam keadaan wajar ataupun
sempuma. Kegemukan (-25% diatas BB sempura) berhubungan dengan
berkembang tingkatan tekanan darah ataupun hipertensi.
e. Gaya hidup
Aspek ini bisa dikontrol oleh penderita dengan pola hidup schat menjauhi
aspek pemicu hipertensi ialah rokok, jika rokok kaitannya jumlah rokok
dihisap dalam durasi satu hari serta bisa menghabiskan beberapa batang rokok
serta lama merokok mempengaruhi dengan tekanan darah pasien.
Mengkonsumsi alkohol yang sering, ataupun berlebihan seta terus menerus
bisa meningkatkan tekanan darah pasien hendanya bila mempunyai tekanan
darah tinggi pasien dimohon untuk menjauhi alkohol supaya tekanan darah
pasien dalam batasan normal seta pelihara gaya hidup sehat penting supaya
bebas dari komplikasi yang bisa terjadi.

2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat pemicu yang jelas. Salah satu contoh hipertensi
sekunder merupakan hipertensi vaskular rena, yang terjadi akibat stenosi arteri
renalis. Kelainan in bisa bersifat kongenital ataupun akibat aterosklerosis. Stenosis
arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan
baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasn renin, serta penyusunan angiostenin
II. Angiostenin Il secara langsung tingkatan tekanan darah dan secara tidak
langsung tingkatan sintesis andosteron dan reabsorbsi natrium. Apabila dapat
dilakukan perbaikan pada stenosis, ataupun apabila ginjal yang terserang diangkat,
tekanan darah akan kembali ke normalRichard 2013).
C. Patofisiologi

Mekanisme mengendalikan konstriksi serta relaksasi pada pembuluh darah posisinya


pusat vasomotor, medulla diotak. Pada vasomotor semula berjaras ke saraf simpatis,
melanjutkan ke bawah ke korda spinalis seta mengeluarkan dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis pada toraks serta abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
menghantarkan pada wujud impuls bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Oleh sebab tersebut, neuron preganglion membebaskan asetilkolin,
yang hendak memicu serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin menyebabkan konstriksi pembuluh darah. Beberapa faktor
semacam kepanikan serta ketakutan dapat mempengaruhi reaksi pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokonstriksi. Orang yang terkena hipertensi sangat sensitif
terhadap norepinefrin, walaupun tak dikenal nyata kenapa tersebut dapat kejadian.
Ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsangan emosi, kelenjar adrenal pula terangsang, menyebabkan penambahan kegiatan
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menimbulkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol serta steroid yang lain, yang bisa menguatkan
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang menyebabkan penyusutan
aliran ke ginjal, menimbulkan lepasnya renin. Renin mendapatkan rangsangan terhadap
rangsangan angiotensin I yang lalu berubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor
yang kuat, pada giliran memicu sekresi aldosterone terhadap korteks adrenal. Hormon ini
menimbulkan retensi natrium serta air pada tubulus ginjal, menimbulkan kenaikan
volume intra vaskuler. Semua aspek ini bercenderung mengakibatkan kondisi tekanan
darah. Untuk mempertimbangkan gerontologis dimana terjadinya perubahan structural
serta fungsional oleh sistem pembuluh perifer yang mempertanggungjawabkan adanya
berubah tekanan darah yang terjadi pada lanjut umur. Perubahan semacam aterosklerosis,
hilang elastisitas jaringan ikat serta penyusutain relaksasi otot plos pembuluh darah.
ketika giliran mengurangi kekuatan distensi serta daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya aorta serta arteri besar menurunkan kekuatan akomodasi volume darah
yang dipompa jantung (volume sekuncup) sebab penyusutan curah jantung serta
kenaikan penahanan perifer (Rahmawati, 2012). Lanjut umur memerlukan perhatikan
mungkin terdapatnya "hipertensi palsu" diakibatkan kekerasan arteri brachialis hingga
tidak mengompres pada cuff sphygmomanometer (Darmojo, 2010).
D. Manifestasi Klinis

Gejala serta tanda-tanda adanya hipertensi merupakan (Aspiani 2019) disebut gejala
mum yang menimbulkan hipertensi ataupun tekanan darah besar berbeda oleh tiap
masyarakat, mungkin kadang muncul adanya tapa tanda gejala. Secara global gejala yang
dikeluhkan penderita hipertensi berbagai macam yaitu :
a. Sakit kepala
b. Merasakan capek serta tak aman di bagian tengkuk
c. Merasakan memutar
d. Menebarkan ataupun berdetak jantung secara cepat
e. Telinga denging membutuhkan pertolongan cepat

Penderita hipertensi alami sakit kepala hingga tengkuk sebab terjadinya sempit
pembuluh darah yang diakibatkan vasokonstriksi pembuluh darah hendak menimbulkan
kenaikan tekanan vasculer cerebral, kondisi in hendak menimbulkan nyeri kepala same
tenckuk pada penderita hipertensi.

E. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium

a. Hb/Ht: kaji adanya sel terhadap volume cairan(viskositas) serta bisa indikasi
faktor pemicu yaitu hipokoagulabilitas, kekurangan darah.
b. BUN / kreatinin : menginformasikan data perfusi ataupun fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM merupakan penyebab hipertensi) bisa berakibat
keluar kadar ketokolamin.
d. Urinalisa darah, protein. glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal serta terdapat DM.
e. CT Scan : Kaji ada tumor cerebral, encelopati.
f. EKG : Bisa memberitahu pola keregangan, dimana luas, ketinggian
gelombang Pmerupakan ciri menandakan penyakit jantung hipertensi.
g. IUP : mengenal penyebab hipertensi semacam : Batu ginjal perbaikan ginjal.
h. Photo dada Tuniuk destrüiksi kalsifikasidi area katup. pembesaran jantung.
F. Komplikasi

Hipertensi bisa dikendalikan jika penangannya dengan baik semenjak sekarang.


Tetapi kebanyakan penderita hipertensi yang baru sadar ketika menderita hipertensi pada
sat mengalami sebuah penyakit hipertensi. Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan
sebuah penyakit hipertensi, contohnya merupakan stres. Ketika seorang mengalami stres
menjadikan tubuh akan produksi hormon yang bisa tingkatkan tekanan darah, Kenaikan
tekanan darah inilah yang jadi sebuah penyakit hipertensi. Observasi Komite Nasional
Pencegahan, Deteksi, Evaluasi dan Penanganan Hipertensi melaporkan tekanan darah
yang bisa tingkatkan serangan jantung, gagal jantung, stroke serta gagal ginjal (Richard
2013).
Hipertensi ialah pemicu awal terbentuknya sebuah penyakit kardiovaskular serta ialah
permasalahan awal kesehatan warga yang lagi hadapi masa peralihan sosial ekonomi.
Dibanding manusia yang mempunyai tekanan darah alami, pengidap hipertensi
mempunyai kendala terkena penyakit jantung koroner 2 kali lebih meningkat serta resiko
lebih tinggi agar terkena stroke. Jika tak diatasi, kurang lebih setengah penderita
hipertensi buat meninggal yang diakibat penyakit jantung serta sekitar 33% buat
meninggal sebab stroke 10 sampai 15
% namun meninggal sebab gagal ginjal. Maka karena pengecekan tekanan darah ialah
kondisi sangat berharga (Junaidi, 2010).
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Kasus

Pasien Bernama Ny. L Lahir di Tegal, pasien seorang ibu rumah tangga pendidikan
terakhir SD. Pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak kehamilan anak ke 3,
dan mengatakan jika penyakitnya sudah turun temurun dari ibunya. Pasien merasa
pusing, sakit kepala di bagian belakang, leher dan undak serta merasa berputar-putar
ketika kambuh.

B. Pengkajian Riwayat Kesehatan

1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny.L
b. TTL : 17 Oktober 1965
c. Pendidikan terakhir : SD
d. Golongan darah :O
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Kawin
g. Alamat : Desa Karanganyar
h. Telpon :-
i. Jenis kelamin : Perempuan
j. Orang yang paling dekat dihubungi : Tn. E
k. Hubungan dengan usila : Suami
l. Alamat dan jenis kelamin orang/keluarga: Laki-laki
2. Identitas Keluarga

a. Pasangan:

Hidup/mati : Hidup Alamat : Desa

Kesehatan : Karanganyar Kematian :

Umur : 70 Sebab kematian : -

Pekerjaan : Petani Tahun meninggal : -


b. Anak : 4

Hidup/mati : Kematian : -

HidupNama : Tahun meninggal : -

1. Wagito Penyebab kematian :

2. Ayu T. -

3. Cici T.

4. Suci W.

Alamat : Karanganyar

3. Riwayat Pekerjaan : Pasien merupakan seorang buruh petani di desa

4. Riwayat Lingkungan Hidup : Lingkungan tempat tinggal pasien berada di


desa padat penduduk, banyak tanaman hias didepan rumah pasien dan
tanaman herbal. Pembuangan sampah dikelola oleh desa diangkut 1 minggu
2x

5. Riwayat Rekreasi: Pasien mengatakan akhir-akhir ini tidak berpergian


karena tidak kuat untuk perjalanan jauh, pasien hanya kumpul Bersama
tetangganya dan karaokean Bersama

6. Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan: Pasien mengatakan tidak


menggunakan KIS maupun BPJS

7. Kebiasaan Ritual: Pasien mengikuti pengajian di mushola setiap hari jumat

8. Status Kesehatan Saat Ini

a. Obat-obatan : Pasien sudah tidak mengkonsumsi obat dari dokter


sejak 2017 karena merasa tidak bisa tidur jika meminum obat tersebut.
Pasien sekarang hanya mengkonsumsi obat herbal yaitu bawang putih
+ madu diminum 2x sehari.

b. Status imunisasi: Pasien lupa tentang status imunisasinya

c. Alergi : Pasien tidak ada riwayat alergi

d. Penyakit yang diderita : Hipertensi

e. Nutrisi : Pasien makan 3x sehari dan mengurangi garam, pasien


mengkonsumsi buah pisang dan sayur sayuran untuk menstabilkan
tekanandarah. Pasien hanya minum air putih 7-8 gelas perhari
9. Status Kesehatan Masa Lalu : Pasien mengatakan beberapa bulan yang
lalutidak bisa jalan karena terjatuh dikamar mandi

10. Tinjauan Sistem

a. Keadaan umum : kesadaran penuh, pemenuhan kebutuhan


mandiri, TTV : S : 37 ̊ C
b. Integument : turgor kulit baik tidak ada nyeri tekan.
c. Hemopoetik : tidak ada perdarahan, tidak ada pembesaran
limfa dan tidak pernah transfuse darah.
d. Kepala : bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan.
e. Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, rabun jauh.
f. Telinga : simetris, bersih, tidak ada nyeri tekan dan
tidakada gangguan pendengaran.
g. Hidung dan Sinus : hidung simetris, tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada sinus.
h. Mulut dan Tenggorokan : bibir tidak sianosis, bibir kering dan tonsil
tidak membesar.
i. Leher : tidak ada distensi vena jugularis.
j. Payudara : tidak ada edem.
k. Pernafasan : tidak ada suara weezing dan ronki,
RR :26x/menit.
l. Kardiovaskuler : TD : 140/100 mmHg, nadi : 80x/menit, iktus
teraba ICS 5, bunyi pekak dan tidak nyeri dada.
m. Gastrointestinal : tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada tanda
haemoroid dan nafsu makan baik.
n. Perkemihan : tidak ada gangguan perkemihan, responden
BAK 3x sehari.
o. Genitor Wanita : tidak ada kelainan.
p. Musculoskeletal : tidak ada gangguan mobilitas maupun
kelemahan otot.
kekuatan otot :
5 5

5 5

q. Sistem Syaraf Pusat : kesadaran komposmentis, GCS 4-5-6 dan tidak


terjadi kelainan reflek.
r. Sistem Endokrin : faktor alergi : tidak memiliki alergi makanan
ataupun minuman.
kelainan endokrin : tidak ada riwayat asamurat.
s. Sistem Imun : tidak ada gangguan sistem imun.
t. Sistem Pengecapan : pengecapan agak berkurang, pasien
mengurangi makanan asin.
u. Sistem Penciuman : sistem penciuman baik.
v. Psikososial : dapat berinteraksi baik dengan siapa saja,
menerima dirinya memiliki penyakit
hipertensi,berusaha menjalankan ibadah
dengan sebaik baiknya dan selalu rutin 1
minggu sekali ikut pengajian.
C. Pola Gordon
a. Pola istirahat dan tidur
Pasien mengatakan 5 jam dalam sehari, dan jarang tidur siang
b. Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAK5-8x/ sehari tergantung jumlah air yang
diminum, dengan warna urine kuning, bauk has urin. BAB 1x sehari
dengan konsistensi padat, berwarna coklat

D. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif dan Sosial

a) Pengkajian Status Fungsional


INDEKS KATZ

INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil,
beipakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu
dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi
dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi,
berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi,
berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi
tersebut
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
lain diklasifikasikan sebagai C, D, E, F dan G
b) Pengkajian Status Kognitif dan Afektif
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

Short Portable Mental Status Questionnaire


(SPMSQ)
Skore
No Pertanyaan Jawaban
+ -
√ 1. Tanggal berapa hari ini? 8
√ Hari apa sekarang ini? (hari, tanggal, tahun) Hari Rabu
2.
8 maret 2023
√ 3. Apa nama tempat ini? Karanganyar
4. Berapa nomor telpon Anda? Punya tapi lupa
√ 4a. Dimana alamat Anda? (tanyakan hanya bila Karanganyar
klien tidak mempunyai telepon)
5. Berapa umur Anda? Lupa, sekitar 59
tahun
6. Kapan Anda lahir? Lupa
√ 7. Siapa presiden Indonesia sekarang? Jokowi
8. Siapa presiden sebelumnya? Habibi
√ 9. Siapa nama kecil ibu Anda? Linda
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 17,15,13,10,6,3
dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah kesalahan total 5

Penilaian SPMSQ
(1) Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
(2) Kesalahan 3-4 fungsi intelektual ringan
(3) Kesalahan 5-7 fungsi intelektuals
sedang
(4) Kesalahan 8-10 fungsi intelektual berat
c) Mini Mental State Exam (MMSE).
Nilai kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai 21 atau kurang menunjukkan
adanyakerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.

FORMAT PENGKAJIAN MMSE

NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH

1. ORIENTASI

1. Tahun berapa sekarang? √

2. Musim apa sekarang? √

3. Tanggal berapa sekarang? √

4. Hari apa sekarang? √

5. Bulan apa sekarang? √

6. Dinegara mana anda tinggal? √

7. Di provinsi mana anda √


tinggal?
8. Di kabupaten mana anda √
tinggal?
9. Di kecamatan mana anda √
tinggal?
10. Di desa mana anda tinggal? √

2. REGISTRASI

Minta klien menyebutkan 3


obyek
11. Meja √

12. Lemari √

13. Tv √
3. PERHATIAN DAN KALKULASI

Minta klien mengeja 5 kata dari


belakang “RUMAH”
14. H √

15. A √

16. M √

17. U √

18. R √

4. MENGINGAT

Minta klien untuk menyebutkan


kembali 3 obyek yang diatas
19. Kursi √

20. Lemari √

21. Tv √

5. BAHASA

 Penamaan

Tunjukan 2 benda minta klien


menyebutkan :
22. Laptop √

23. Bantal √

 Pengulangan
Minta klien mengulangi 3 kalimat
berikut :
24. “Tak ada jika, dan, atau √
tetapi.”
 Perintah 3 langkah

25. Ambil kertas! √

26. Lipat dua! √

27. Taruh dilantai! √

 Turuti hal berikut

28. Tutup mata √

29. Tulis satu kalimat (Bahagia) √

30. Salin gambar (Gunung) √

JUMLAH 28 2

Analisa Hasil : Tidak ada maslah kerusakan kognitif pada pasien


Nilai ≤ 21 = kerusakan kognitif

d) Depresi Beck
Depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi.

Inventaris Depresi Beck


Skore Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia di menghadapinya mana saya tak
dapat
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan darinya saya tidak dapat keluar
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya adalah sia-sia dan sesuatu dapat
membaik
tidak
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya merasa saya benar-benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami, istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat
hanya
Kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah saya sangat buruk atau tak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendidi
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri

H. Menarik Diri dari Sosial


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli
pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanent dalam
penampilan
saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Jumlah total: 4, pasien termasuk dalam depresi tidak ada atau minimal
Penilaian:
0-4 depresi tidak ada atau
minimal
5-7 depresi ringan
8-15 depresi sedang
> 16 depresi berat

e) Skala Depresi Geriatrik Yesavage


Skala Depresi Geriatrik Yesavage dengan penilaian jika jawaban pertanyaan
sesuai indikasi dinilai poin 1 (nilai 1 poin untuk setiap respons yang cocok dengan
jawabanya atau tidak setelah pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan
depresi.

Skala Depresi Geriatrik Yesavage, bentuk


singkat
1. Apakah pada dasarnya Anda puas dengan kehidupan Anda? (tidak)
Jawaban : Ya
2. Sudahkah Anda mengeluarkan aktivitas dan minat Anda? (ya)
Jawaban : Ya
3. Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda kosong? (ya)
Jawaban : Tidak
4. Apakah Anda sering bosan? (ya)
Jawaban : Ya
5. Apakah Anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu? (Tidak)
Jawaban : Ya
6. Apakah Anda takut sesuatu akan terjadi pada Anda? (ya)
Jawaban : Tidak
7. Apakah Anda merasa bahagia di setiap waktu? (tidak)
Jawaban ; Ya__
8. Apakah Anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, daripada pergi
danmelakukan sesuatu yang baru? (ya)
Jawaban : Ya
9. Apakah Anda merasa bahwa Anda mempunyai lebih banyak masalah dengan
ingatanAnda daripada yang lainnya? (ya)
Jawaban : Tidak
10. Apakah Anda berfikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini? (tidak)
Jawaban : Ya
11. Apakah Anda merasa Saya sangat tidak berguna dengan keadaan Anda
sekarang? (ya)
Jawaban : Tidak
12. Apakah Anda merasa penuh berenergi? (tidak)
Jawaban : Ya
13. Apakah Anda berfikir bahwa situasi Anda tak ada harapan? (ya)
Jawaban : Tidak
14. Apakah Anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada Anda? (ya)
Jawaban : Ya

Hasil : Dari hasil diatas kami mendapatkan 4 skore yang menandakan bahwa tidak ada masalah
tanda-tanda depresi yang muncul pada pasien, karena pasien dikatakan ada tanda-tanda
mengalami depresi jika skore mencapai >
f) Pengkajian Status Sosial
Status sosial lansia dapat diukur dengan menggunakan APGAR Keluarga.
Penilaian: jika pertanyaan-pertanyaan yang dijawab selalu (poin 2), kadang-
kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)

No Fungsi Uraian Skore


1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu Selalu
sesuatu
menyusahkan saya
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya Selalu
membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkanmasalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya Kadang-
menerima dan mendukung keinginan saya untuk kadang
melakukan aktivitas atau arah baru

4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya Kadang-


mengekspresikan afek dan berespons terhadap kadang
emosi- emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan Kadang-
saya menyediakan waktu bersama-sama kadang

INTERPRETASI
10-7: Bahwa keluarga mempunyai fungsi yang
baik
6-4: bahwa keluarga mengalami disfungsi menengah
0-3: bahwa keluarga mengalami disfungsi tingkat tinggi
E. Analisa Data

Nama Pasien : Ny. L


Usia : 58 thn

No. Data Problem Etiologi

1. DS: Pasien mengatakan Nyeri Akut Agen Pencedera


pusing sakit kepala saat Fisiologis
kambuh.
P: Ny. L mengatakan
sering pusing Ketika
kambuh
Q: Ny. L mengatakan
pusingyang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk dan
berputar- putar
R: Ny. L mengatakan
nyeriyang dirasakan
dibagian belakang kepala,
leher danPundak
S: Ny. L mengatakan
skalanyeri 5
T: Ny. L mengatakan
pusingnya hilang timbul

DO: TD: 170/90


mmHgN: 84x/mnt
RR: 22x/mnt
2. DS: Pasien mengatakan tidur Gangguan Pola Kurang Kontrol
hanya 5 jam dalam sehari Tidur Tidur
mengeluh sulit tidur siang,
sering terjaga pada malam
hari, dan terkadang merasa
cepat lelah jika kurang tidur

DO: TD: 170/90 mmHg


N: 84x/mnt
RR: 22x/mnt

F. Diagnose Keperawatan

1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, tekanan
darahmeningkat.
2. Gangguan Pola Tidur b.d Kurang Kontrol Tidur d.d mengeluh sulit tidur
siang dan terjaga setiap malam.

G. Intervensi

No Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd


Dx Perawat

1 Setelah dilakukannya 1. Identifikasi faktor


Asuhan Keperawatan Pada yangmemperberat
dan memperingan
Lansia Dengan Hipertensi
nyeri
, maka diharapkan nyeri 2. Monitor tanda-tanda vital
3. Ajarkan teknik
yangtimbul dapat teratasi nonfarmakoligis untuk
meredakan nyeri (tarik
nafas dalam)
Kriteria hasil:
1. Keluhan
Nyeri
menurun (5)
2. Tekanan
Darah
membaik (5)
2 Setelah dilakukannya 4. Identifikasi pola
Asuhan Keperawatan Pada aktivitas dan tidur
5. Lakukan prosedur
Lansia Dengan Hipertensi
untuk meningkatkan
, maka diharapkan kenyamanan
Gangguan Pola Tidur yang 6. Jelaskan pentingnya
timbul dapat teratasi tidur cukup

Kriteria hasil:

1. Keluhan sulit
tidur
menurun (5)
2. Keluhan
sering terjaga
menurun (5)
H. Implementasi

No. Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon Klien


Dx
1 Sabtu, 18 maret 1. Mengidentifikasi 1. Pasien mengatakan
2023 faktor yang nyerinya bertambah
memperberat dan berat Ketika
bergerak /
memperingan nyeri beraktivitas, dan
2. Memonitor tanda-tanda berkurang Ketika
vital beristirahat (tidur)
3. Mengajarkan teknik 2. Pasien mengatakan
nonfarmakoligis untuk takut Ketika akan
meredakan nyeri (tarik diperiksa tekanan,
nafas dalam)
hasilnya tekanan
darah pasien
220/149 mmHg,
Nadi: 107x/mnt
3. Pasien mengatakan
lebih rileks Ketika
mengikuti Teknik
yang diajarkan
(Tarik nafas dalam)
2 Sabtu, 18 maret 4. Mengidentifikasi 4. Pasien mengatakan
2023 pola aktivitas dan tidur dari jam 10
tidur malam dan bangun
di jam 3 pagi untuk
5. Melakukan memasak dan
prosedur untuk membersihkan
meningkatkan rumah dan
kenyamanan dilanjutkan aktivitas
lainnya, pasien
6. Menjelaskan jarang tidur siang
pentingnya tidur 5. Pasien mengatakan
cukup lebih tenang dan
nyaman jika
lingkungannya sepi
dan tidak bising
6. Pasien mengatakan
memahi pentingnya
tidur cukup bagi
penderita hipertensi
I. Evaluasi

No. Hari/Tgl/Jam Catatan Perkembangan


Dx
1. Sabtu, 18 S: Pasien mengatakan masih ada ada nyeri pada bagian
maret 2023 belakang
O: Pasien mengeluh nyeri pada bagian belakang kepala TD:
220/149 mmHg
A: Nyeri Akut Belum Teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Menganjurkan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
r
2. Santu, 18, S: Pasien mengatakan istirahatnya sudah membaik
maret 2023 O: Pasien tampak lebih segar
A: Gangguan Pola Tidur Teratasi
P: Hentikan Intervensi
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Kasus

Dari pengkajian yang telah dilakukan ditemukan pasien ibu L dengan diagnosa
Hipertensi. Pengertian dari Hipertensi sendiri ialah suatu keadaan yang mengalami
kenaikan tekanan diastol dan sistolik yang lebih diatas batas normal (tekanan sistolik
diatos 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg) . Akibat dari penyakit hipertensi
biasanya seseorang akan mengalami nyeri kepala . Nyeri kepala seperti adanya
pergeseran jaringan intracranial yang peka nyeri akibat meningginya tekanan
intrakranial. Akibat dari hipertensi tersebut juga didapatkan pada pasien. Hipertensi
ditandai dengan adanya pusing, sakit kepala, mudah marah, terasa pegal atau nyeri leher
akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan mudah lelah. Tanda-tanda tersebut dialami
oleh pasien yaitu pasien mengalami sakit kepala, pusing, terasa pegal atau nyeri leher.
Pada pengkajian riwayat keluarga penulis akan menjabarkan ada penyakit keturunan.
Klien tinggal serumah dengan suami dan anaknya.
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data yang abnormal Pada
pemeriksaan vital sign tekanan darah diatas normal yaitu 220/149 mHmg. Pada
pemeriksaan fisik mengalami myeri pada bagian kepala. Dengan ditemukannya hasil
abnormal pada sat pengkajian maka kelompok kami menegakkan prioritas diagnosa
keperawatan nyeri akut. Dan menganjurkan pasien untuk banyak beristirahat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengkajian tersebut didapatkan Ibu L mengalami sakit kepala, pusing


dan nyeri kepala.Masalah keperawatan yang timbul pada Ibu L adalah diagnosa
keperawatan yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis.
Rencana tindakan yang ditetapkan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Sedangkan fokus intervensi yang diberikan pada Ibu L diagnosa pertama yaitu
fasilitasi istirahat dan tidur, monito tanda-tanda vital. Hasil evaluasi yang didapatkan
pada diagnosa pertama masalah Ibu L telah teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Angshera, Rike, Fuji Rahmawati, and Eka Yulia Fitri Y. 2020. "Dukungan Keluarga Pra
Lansia Yang Menderita Hipertensi Di Kelurahan Indralaya Mulya." Seminar
Nasional Keperawatan "Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif
pada Era Normal Baru": 14-19.

Aspiani. 2019. "Efektifitas Terapi Relaksasi Benson Terhadap Tekanan Darah: Pada
Penderita Hipertensi." Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan 8(1): 51-60.

Istichomah, Istichomah. 2020. * Penyulunan Kesehatan Tentang Hipertensi Pada Lansia


Di Dukuh Turi, Bambanglipuro, Bantul!" Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (PHI)
2(1): 24

Richard, Selvia David. 2013. "Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013." 6(1): 63-73.

Rohadi, Slamet, Suci Tuty Putri, and Aniq Dini Karimah. 2016. "Tingkat Kemandirian
Lansia Dalam Activities Daily." Pendidikan Keperawatan Indonesia 2(1): 17

Rosita, Marlina Dwi. 2012. "Hubungan Antara Fungsi Kognitif Dengan Kemampuan
Interaksi Sosial Pada Lansia Di Kelurahan Mandan Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo." : 1-17.

Susanto, Hari. 2018. "Asuhan Keperawatan Pasien Gout Arthitis Pada Tn. M Dan Ny. S
Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di UPT PTWS Jember."Tim Pokja
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai