Anda di halaman 1dari 5

Literature Review

Komunikasi Krisis dan Pandemi

“Pengelolaan Komunikasi Krisis Pemerintah dalam Isu Public Trust Terhadap


COVID- 19 Varian Delta”

Pandemi COVID-19 menjadi fenomena yang membekas bagi masyarakat karena setiap
individu secara langsung atau tidak langsung bersentuhan dengan fenomena ini. Mulai dari
munculnya kasus COVID-19 pertama kali di Indonesia, respons masyarakat terhadap COVID-
19, peran pemerintah dalam penanganan COVID-19 hingga peningkatan angka COVID-19
menjadi isu yang sering diperbincangkan selama pandemi COVID-19 bahkan hingga saat ini.
Kekhawatiran dan ketidaktahuan menyebabkan masyarakat haus serta berusaha menggali
informasi seputar COVID-19. Di sisi lain dengan banyaknya informasi melalui berbagai media
menimbulkan kebanjiraan informasi dan beredarnya hoaks dimana hal ini membuat masyarakat
jenuh dan mempertanyakan akurasi dari informasi. Di sisi lain pemerintah yang terlalu larut
dalam pengelolaan komunikasi krisis COVID-19 juga menjadi faktor menurunnya public trust
terhadap pemerintah. Hal ini terlihat dalam hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI)
menunjukkan public trust terhadap Presiden Joko Widodo (dalam hal ini pemerintah) menurun
sejak September 2020 (Jayani, 2021).

Krisis dan Komunikasi Krisis

Krisis menurut K. Fearn-Banks dapat didefinisikan sebagai kejadian penting yang


cenderung menghasilkan akhir negative dan berdampak terhadap sebuah organisasi, perusahaan
atau industri maupun publik, produk, servis atau reputasinya (Imran, 2017). Sedangkan Steven
Fink berpendapat krisis merupakan suatu waktu/keadaan yang tidak stabil terhadap suatu
masalah sehingga menimbulkan sebuah perubahan, baik perubahan tersebut sudah diperkiran
maupun perubahan dengan hasil yang tidak diharapkan (Imran, 2017). Otto Lerbinger (1997)
melalui
bukunya The Criss Manager Facing Risk and Responsibility dalam (Imran, 2017) menjelaskan
penyebab krisis antara lain (1) Natural Disaster; (2) Technical Disaster; (3) Crises of
Confrontation; (4) Act of Maleviolence; (5) Misplaced Management Value; (6) Acts of
Deception;
(7) Managerial Misconduct. Dalam hal ini fenomena Pandemi COVID-19 merupakan natural
disaster karena terjadi secara natural dan alamiah. Sedangkan komunikasi krisis merupakan
serangkaian strategi komunikasi yang digunakan oleh organisasi baik dalam fase pre-crisis,
crisis, dan post crisis dengan tujuan untuk mengelola krisis yang mengancam reputasi dan
kelangsungan hidup organisasi (Aziz & Wicaksono, 2020).

Mengenai krisis pandemi COVID-19 dalam fase pre-crisis tidak dilakukan dengan baik
oleh Pemerintah Indonesia dimana hal ini terlihat dari kebijakan pemerintah Indonesia Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pada 25 Februari 2020 menyiapkan
anggaran promosi sebesar Rp103 miliar, turisme Rp25 miliar, untuk influencer sebanyak Rp72
miliar, insentif bagi turis asing yang ingin berwisata ke Indonesia sebesar Rp298,5 miliar yang
dialokasikan untuk maskapai penerbangan, dan Rp98,5 miliar diskon untuk agen perjalanan.
Padahal di saat bersamaan, sejak 27 Februari 2020 Australia telah mengaktifkan status
“Emergency Response” terhadap penyebaran virus. Selain memperpanjang larangan perjalanan
ke Australia bagi siapa saja yang pernah ke China dalam 14 hari terakhir, Australia telah
memasuki tahap emergency (Aziz & Wicaksono, 2020).

Kasus COVID-19 sendiri terdeteksi di Indonesi pada 2 Maret 2020 di wilayah Depok,
Jawa Barat. Kasus ini terungkap setelah pasien melakukan kontak dengan warga negara Jepang
yang ternyata juga terjangkit virus COVID-19. Lalu seiring dengan berjalannya naik dan turun
kasus COVID-19, virus COVID-19 menghasilkan varian-varian baru seperti varian B.1.1.7 atau
varian Alpha yang pertama kali ditemukan Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 atau varian
Delta yang awalnya dari India, serta B.1.351 atau varian Beta yang pertama ditemukan di Afrika
Selatan (Velarosdela, 2021). Varian Delta menurut Badan Litbangkes Kemenkes RI mencatat,
total ada 615 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 varian Delta dengan daerah persebaran
sebanyak 13 provinsi pada bulan Juni 2021. Varian delta menjadi lonjakan peningkatan kasus
COVID-19 pasca fenomena mudik sebagai peringatan Idul Fitri 2021 (Velarosdela, 2021) dengan
tiga wilayah yang menjadi perhatian yaitu DKI Jakarta, Kabupaten Kudus dan Kabupaten
Bangkalan.
Public Trust saat Pandemi

Dalam pelaksaan atas krisis COVID-19 pemerintah telah mengupayakan beberapa


strategi, namun dalam praktiknya memberikan berbagai efek salah satunya menurunnya
public trust terhadap pemerintah. Pada masa awal krisis pemerintah mengeluarkan beberapa
statement yang cukup kontraproduktif dan membuat isu public trust di masyarakat salah satunya
statement Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto yang justru terkesan menyepelekan virus
COVID-19 ketika virus ini belum mewabah di Indonesia. Salah satu statement yang cukup
kontroversial adalah dari Menteri Kesehatan, “Dari 1,4 miliar penduduk sana, yang paling 2.000-
an, 2.000 dari 1,4 miliar itu kan kayak apa karena itu pencegahannya jangan panik, jangan resah,
enjoy aja, makan yang cukup”. Pernyataan-pernyataan blunder tersebut pada akhirnya
menciptakan distrust masyarakat karena dinilai tidak memiliki sense of crisis. Selanjutnya
inkonsistensi pesan komunikasi publik seperti pernyataan Presiden yang memberikan kebijakan
tukang ojek, sopir, taksi, serta nelayan yang memiliki kredit motor atau mobil akan diberikan
kebijakan pembayaran bunga atau angsuran diberikan kelonggaran selama 1 tahun. Namun
beberapa waktu kemudian bank menolak untuk memberikan keringanan kredit. Beberapa waktu
kemudian, justru muncul statement baru dari pemerintah bahwa keringanan tersebut hanya
diperuntukkan bagi pasien yang positif.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memaparkan isu yang paling
banyak diperbincangkan pada masa pandemi COVID-19. Hasilnya menunjukkan 56% sentimen
negatif pada isu Jaring Pengaman Sosial (JPS), 81% sentimen negatif pada isu Kartu Prakerja,
84% sentimen negatif pada isu pengangguran akibat dampak pandemi, 79% sentimen negatif
pada isu Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), 54% sentimen negatif pada isu
ketidaktegasan larangan mudik 2020 (Prasetyo & Kriswibowo, 2022). Selain itu Hasil survei
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan kepercayaan masyarakat sebanyak 43%
responden pada Juni 2021 mengaku cukup dan sangat yakin Jokowi dapat menangani pandemi
Covid-19. Persentase kepercayaan ini turun dari survei yang dilaksanakan pada Februari 2021
dengan kepercayaan sebesar 56,5% responden (Jayani, 2021).

Pengelolaan Komunikasi Krisis


Di tengah menurunnya public trust terhadap pemerintah, pemerintah tentunya tetap
mengatur berbagai strategi komunikasi krisis COVID-19 serta memulihkan public trust. Menurut
Director of Communication and Alumni Relations SBM ITB, Nurlaela Arief dalam PR Indonesia
pemerintah harus memetakan media mana yang cenderung negatif atau mendukung kebijakan
pemerintah lalu, merangkul mereka guna bersama-sama menyuarakan optimisme melawan
pandemic COVID-19 sehingga public trust akan meningkat. Cara lain untuk meningkatkan
kepercayaan publik adalah ketepatan dalam memilih juru bicara karena masyarakat akan lebih
percaya kepada beberapa tokoh pemerintahan atau tokoh agama (PRINDONESIA.CO, 2020).

Dalam merumuskan strategi krisis bagi pemerintah dapat menggunakan Situational Crisis
Communication Theory melalui strategi rebuilding posture yaitu meningkatkan reputasi
pemerintah untuk kemudian meredam berbagai gejolak pada publik dan mengendalikan krisis
serta menghindari munculnya krisis baru dari penanganan krisis COVID-19 (Aziz & Wicaksono,
2020). Selanjutnya terdapat tiga hal dalam menghadapi krisis COVID-19, pertama kecepatan
dalam menyampaikan informasi akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan informasi bagi
masyarakat. Kedua, konsistensi dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Dan yang
ketiga, keterbukaan informasi terhadap masyarakat terutama kepada media massa sehingga tidak
menimbulkan distrust (Aziz & Wicaksono, 2020).
DAFTAR RUJUKAN

Aziz, M. S., & Wicaksono, M. A. (2020). KOMUNIKASI KRISIS PEMERINTAH


INDONESIA DALAM PENANGANAN COVID-19. MASYARAKAT INDONESIA:
Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Indinesia.

Imran, A. I. (2017). Komunikasi Krisis. DEEPUBLISH.

Jayani, D. H. (2021, July 19). LSI: Kepercayaan Publik terhadap Jokowi dalam Tangani Covid-
19 Menurun. Databoks.Katadata.Co.Id.

Prasetyo, K., & Kriswibowo, A. (2022). PUBLIC TRUST PADA PEMERINTAH DAERAH
DALAM PENANGANAN COVID 19. Jurnal Governansi, 8.

PRINDONESIA.CO. (2020, May 1). PR INDONESIA - beyond reputation. Prindonesia.Co.


https://www.prindonesia.co/detail/1690/Inilah-Strategi-Memulihkan-Public-Trust-Saat-
Pandemi

Velarosdela, R. N. (2021, July 15). Awal Mula Varian Delta Masuk ke Jakarta hingga
Mendominasi 90 Persen Kasus Covid-19. KOMPAS.COM.

Anda mungkin juga menyukai