Anda di halaman 1dari 11

MPI 2

Deteksi Dini Korban KtP/A Termasuk TPPO

Lembar Penugasan

Penugasan 1. Latihan Skrining kasus KtP/A termasuk TPPO

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini, peserta mampu melakukan skrining kasus KtP/A termasuk TPPO

Bahan dan Alat:


1. Lembar kasus
2. Laptop/computer/gawai

Langkah-langkah:
1. Fasilitator membagi peserta ke dalam 6 kelompok, bisa kelompok yang sama atau berbeda
dengan penugasan sebelumnya.
2. Kepada setiap kelompok dibagikan masing-masing 1 lembar kasus.
3. Di setiap kelompok peserta memilih Ketua dan Sekretaris.
4. Kelompok melakukan telaahan terhadap kasus yang diberikan. Ketua kelompok memandu
anggota kelompoknya agar berpartisipasi dalam menelaah kasus, agar dapat menentukan jenis
kekerasan beradasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan pada kasus
tersebut.
5. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil latihan.
6. Ajak peserta lain dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan pada presentasi tiap
kelompok.
7. Ajak peserta mengambil kesimpulan dari sesi ini.

Waktu: 40 menit

1
Lembar Kasus

Kasus A:
Seorang ibu muda datang ke puskesmas dengan wajah kuyu dan letih. Ibu tersebut berniat
mengantar anaknya imunisasi. Dengan ekspresi sedih Ibu tersebut bercerita bahwa bulan lalu
anaknya hampir saja tidak mampu melalui masa kritis akibat serangan DBD. Saat kesehatan anak
sudah mulai menurun dan tanda-tanda fisik DBD semakin nampak, si Ibu sudah yakin anaknya perlu
penanganan ke rumah sakit saat itu juga. Namun karena ia tidak memiliki uang, ia menunggu
suaminya yang berpenghasilan tetap, untuk mengantar ia dan sang anak ke UGD RS segera.

Yang Ibu tersebut sedihkan dan sampai gusar adalah, sang suami, yang jelas-jelas ayah kandung
anaknya, hanya menjawab dengan enteng, “nanti, saya sedang sibuk.” , dan kemudian pergi keluar
rumah. Sang suami tidak berusaha mencari tahu lebih jelas mengenai kondisi kritis yang dialami
anaknya. Jam berganti jam, hari berganti hari, sampai dengan hari ke-empat, suaminya tidak
kunjung muncul, kondisi anak sudah semakin kritis, Ibu ini sudah sangat ketakutan dan akhirnya
minta tolong tetangga dan ketua RT di rumahnya, untuk mengantar anaknya ke UGD RS dan
meminjam uang dari mereka. Untungnya setibanya di UGD, anak tersebut masih bisa diselamatkan
kondisinya, walaupun ia mendapat teguran keras dari dokter UGD, yang mengatakan si Ibu
melalaikan kondisi anaknya, sehingga anaknya hampir tidak bisa melalui masa kritis.
Si Ibu menceritakan kondisi tersebut pada dokter puskesmas, sambil mengatakan bahwa sering
sekali suami menelantarkan dirinya dan sang anak, tidak peduli kondisi kesehatan anak, tidak juga
mencukupi biaya pengobatan anak dan dirinya, sehingga ia sering banting tulang bekerja apa saja
dan mencari pinjaman uang kesana kemari, padahal ia tahu persis suaminya cukup punya dana
untuk itu.

Lakukan telaahan terhadap kasus:


Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?

Kasus B:
Pasien perempuan berusia 30 tahun dengan penampilan rapi, rias wajah menarik, busana serasi
datang ke puskesmas, mengeluhkan ia merasa kurang enak badan dan ingin diperiksa oleh dokter
puskesmas yang biasa merawatnya. Seperti biasa dokter memeriksa tekanan darah rutin, saat
diperiksa tensinya cenderung tinggi, padahal secara umum tidak ada riwayat keluarga atau riwayat
medis yang mengatakan perempuan tersebut memiliki problema kesehatan berarti. Perempuan ini
seringkali datang ke dokter tersebut untuk mengeluhkan penyakit “ringan” yang dideritanya.
Terkadang pusing-pusing, terkadang lemas, tidak bergairah, dan dokter tidak juga menemukan
indikasi yang berarti. Bila dokter menanyakan keadaan keluarga, sebagai percakapan membina
rapport dengan pasien tersebut, seringkali pasien perempuan ini terdiam dan mengalihkan
pembicaraan cepat-cepat.

Lakukan telaahan terhadap kasus:

2
Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?

Kasus C:
Seorang perempuan tengah baya, datang ke puskesmas. Ada bilur-bilur bekas luka di wajahnya,
memar di area mata. Si Ibu mengatakan tertabrak pintu karena kurang teliti saat memasak dan
menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya. Saat digali oleh dokter mengenai asal muasal
memar yang diderita, Ia terkesan menutupi penyebab luka-lukanya dan ingin cepat-cepat pulang,
dengan alasan takut pekerjaan rumah tidak tertangani bila ia terlalu lama meninggalkan rumah.

Lakukan telaahan terhadap kasus:


Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?

Kasus D:
Saat pergi untuk kontrol tumbuh kembang anaknya yang masih bayi, seorang ibu muda dengan
tubuh kurus kurang terurus dan wajah kuyu, mengatakan bahwa ia merasa letih, karena si bayi
seringkali sakit. Ia kurang waktu untuk mengurus diri sendiri, karena selain si bayi masih ada dua
orang anaknya yang masih balita yang perlu ia rawat. Ia juga merasa letih karena tidak bisa menolak
ajakan suaminya yang setiap saat ingin melakukan hubungan suami istri, bahkan dengan cara
memaksa, seringkali di saat ia merasa sangat letih atau sakit. Kalau bisa ia hanya ingin istirahat
cukup, namun tidak ada yang mengurus anak-anaknya bila ia enak-enakan istirahat,
sementara suami yang pekerjaannya tidak tentu, jarang pulang ke rumah dan seringkali marah-
marah.

Lakukan telaahan terhadap kasus:


Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?

Kasus E:
Seorang anak laki-laki, berusia 12 tahun datang ke puskesmas dengan lecet-lecet di seluruh
badannya. Ia ditemani oleh seorang laki-laki dewasa yang mengaku pamannya. Pamannya
mengatakan bahwa saat sedang mengajak anjingnya berjalan-jalan karena tiba-tiba ada terdengar
ledakan yang ternyata adalah petasan, si anjing kaget dan lari, karena anjing itu cukup besar maka
anak itupun terseret tidak bisa menahan. Saat ditanyakan ibunya dimana, pamannya mengatakan di
kampung, anak tersebut membantu pekerjaannya di peternakan anjing di dekat puskesmas, untuk
membiayai keluarganya di kampung.
Saat diperiksa, dokter memperhatikan anak tersebut terlihat sangat kurus dan pucat, serta terlihat
takut terhadap pamannya. Dokter menanyakan keadaan anak tersebut kenapa sangat kurus dan
kuyu, apakah tidak suka makan. Anak tersebut ragu-ragu menjawab sambil memperhatikan
pamannya. Kemudian pamannya yang menjawab pertanyaan dokter, anak itu tidak suka makan dan
terlalu pilih-pilih. Pamannya tersebut terkesan ingin cepat-cepat dengan alasan banyak pekerjaan.

Lakukan telaahan terhadap kasus:

3
Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?

Kasus F:
Seorang perempuan yang berusia sekitar 19 tahun datang ke puskesmas bersama seorang ibu yang
mengatakan adalah ibunya. Terdapat bilur-bilur bekas luka di wajahnya, memar di area mata kanan
dan memar-memar di lengan, dikatakan bahwa dia terjatuh dari tangga dan matanya terbentur saat
terjatuh. Ketika dokter bertanya-tanya lebih jauh tentang peristiwanya, sang ibu yang selalu
menjawab tanpa memberikan kesempatan anaknya menjawab. Saat pemeriksaan pun si ibu selalu
berada di dekat anaknya. Si anak pun terlihat sangat ragu-ragu dan ketakutan. Setelah diberikan
obat, mereka pun pulang.
Kejadian itu terjadi beberapa kali dan datang kembali ke puskesmas. Beberapa kali juga datang
dengan keluhan keputihan yang banyak dan nyeri kencing. Setelah dilihat alamat rumahnya,
ternyata berada di kawasan yang terkenal sebagai lokalisasi.

Lakukan telaahan terhadap kasus:


Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?

4
Penugasan 2. Bermain peran. Menggali Informasi Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak

Tujuan
Setelah melakukan kegiatan ini, peserta mampu melakukan penggalian informasi kekerasan
terhadap perempuan dan anak

Bahan dan Alat:


1. Video wawancara anak
2. Lembar skenario
3. Laptop/computer/gawai

Langkah-langkah:
Persiapan
Pemutaran Video Teknik Wawancara
Sebelum melakukan bermain peran, peserta akan ditunjukkan video teknik wawancara pada anak,
dan peserta diminta untuk menyimak kemudian mengaplikasikan prinsip teknik wawancara
tersebut pada saat bermain peran.

Petunjuk Bermain Peran


Pemeran:

Pada bermain peran ini dibutuhkan 3 orang peserta yang akan berperan:
1. Sebagai dokter
2. Sebagai pasien
3. Sebagai pendamping pasien (bisa menjadi anak, ibu dsb)

Peserta yang tidak mendapat peran akan menjadi pengamat.

Tugas Dokter/Petugas kesehatan


Anda adalah seorang dokter yang telah mengikuti pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A) termasuk Tidak Pidana Perdagangan Orang
(TPPO) di pelayanan kesehatan dasar, maka anda tahu bagaimana harus menghadapi kasus di atas.
Perankan tugas Anda seoptimal mungkin, sehingga anda mampu menggali faktor risiko
terjadinya kekerasan dan melakukan konseling pada korban. Simpulkan dan presentasikan
hasil analisis Anda termasuk rencana pemeriksaan yang Anda perlukan untuk mendukung
diagnosis.

Tugas Pengamat
Semua peserta yang tidak bermain peran bertugas sebagai pengamat. Catat semua hal yang Anda
anggap bermakna untuk keperluan diagnosis (terutama pada point faktor risiko, dampak) dan
sudahkah dokter menggali semua informasi yang diperlukan.
Amati pula dinamika hubungan dokter-pasien-keluarga-sahabat dan catat kesan dan komentar
Anda,
yang kemudian akan disampaikan pada saat diskusi.
1. Apakah dokter mampu menggali informasi yang diperlukan dari korban?
5
2. Apakah dokter mampu melakukan identifikasi faktor-faktor risiko terjadinya kekerasan pada
korban?
3. Apakah dokter mampu menjelaskan dampak kekerasan pada korban?

Waktu: 65 menit

6
Lembar Skenario

Situasi (Skenario) 1

Peran Anak
Anda seorang anak berusia 6 tahun, berada dalam keadaan sakit, bingung dan takut. Anda tidak tahu
harus bercerita apa ketika kedua orang tua Anda khawatir melihat keadaan Anda yang pucat dan
kesakitan.
Anda tahu bahwa semua kesakitan ini karena perbuatan paman Anda. Anda tidak tahu bagaimana
harus melaporkan peristiwa itu kepada orang tua Anda. Anda tidak tahu mengapa paman Anda
berbuat seperti itu kepada Anda, padahal sehari-hari paman Anda sangat baik dan perhatian
terhadap Anda. Paman melarang Anda untuk menceritakan hal tersebut dengan ancaman akan
memusuhi Anda jika melaporkan peristiwa tersebut. Anda menurut saja ketika orang tua Anda
mengajak ke dokter, tapi Anda sangat bingung, takut dan tidak tahu apa yang akan Anda ceritakan
pada dokter nanti. Anda hanya berharap dokter dapat mengobati sakit Anda dan Anda tidak perlu
menderita lagi.

Peran Ibu
Anda seorang ibu yang pencemas dan sangat sayang kepada anak yang saat ini berusia 6 tahun.
Anda sangat khawatir ketika melihat kondisi anak yang tampak pucat dan kesakitan ketika buang air
kecil. Anda semakin cemas ketika anak Anda terus menangis tapi tidak mau bercerita apapun.
Kecemasan dan kebingungan Anda membuat Anda agak kasar dan setengah memaksa Anak untuk
bercerita. Tapi apapun upaya Anda, anak Anda tetap membisu dan terus menangis. Anda
melaporkan hal ini kepada suami Anda dan segera mengajak anak Anda berobat ke dokter.

Situasi (Skenario 2)

Peran Perempuan
Anda adalah seorang gadis berusia 20 tahun, bekerja di sebuah salon kecantikan dan sedang
berpacaran dengan seorang laki-laki calon insinyur yang gagah dan tampan di sebuah kampus
terkemuka. Setelah setahun pacaran, Anda mulai sering diajak main ke kosnya dan bahkan diminta
menginap. Meski Anda menolak menginap karena dilarang pulang malam oleh orang tua, pacar Anda
selalu saja meminta Anda untuk mampir ke kosnya sepulang kerja di salon hingga sore hari. Suatu
saat pacar Anda menjemput Anda saat pulang training dan mengajak ke kosnya. Seperti biasa, Anda
dan pacar mengobrol di kamar dan tiba-tiba sang pacar mencium Anda secara membabi buta dan
tiba-tiba mulai membuka pakaian dan memaksa Anda berhubungan seksual. Anda merasa kesakitan
dan perdarahan hebat karena melakukan perlawanan ketika berhubungan seks, Meski pacar Anda
kemudian meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi lagi, Anda tetap marah dan meminta
pacar Anda untuk mengantar ke Rumah Sakit untuk memeriksakan luka dan perdarahan hebat yang
terjadi. Anda berjanji tidak akan memberitahukan kepada orang tua Anda dan polisi karena sayang
sama pacar.

7
Situasi (Skenario 3)

Peran Perempuan
Anda seorang istri telah menikah 15 tahun dan memiliki 2 orang anak, laki-laki (12 tahun) dan
perempuan (9 tahun). Sejak anak kedua Anda lahir, suami Anda mulai sering pulang malam karena
sering mendapatkan tugas lembur di kantor cabang. Setiap pulang malam, Anda merasa heran
karena tercium bau wangi parfum perempuan lain di baju suami Anda.
Saat Anda bertanya, suami Anda marah dan membentak, serta menyebut Anda perempuan yang
cerewet dan tidak tahu diuntung karena sejak lembur Anda mendapat uang belanja bulanan lebih
banyak. Anda sangat sedih dan marah karena suami suka membentak dan berbuat kasar. Ketika
Anda protes, Anda malah diancam akan diceraikan dan suami akan mengambil anak-anak untuk
diasuhnya sendiri karena Anda tidak bekerja dan dianggap tak bisa mencari nafkah. Anda
bingung dengan ancaman ini dan akhirnya hanya diam dan menangis.
Suatu saat Anda semakin emosi ketika menemukan bekas lipstick di baju suami Anda saat pulang
malam. Setelah terjadi pertengkaran hebat, tiba-tiba suami Anda memukul hidung Anda hingga
berdarah dan mendorong Anda hingga jatuh dari tangga. Setelah memukul, suami Anda pergi
meninggalkan rumah. Anda kemudian menelpon sahabat Anda dan memintanya untuk mengantar
Anda ke Rumah Sakit.

Peran Sahabat
Anda mempunyai seorang sahabat, yaitu ibu rumah tangga yang mengaku sering diperlakukan kasar
dan dipukuli oleh suaminya. Anda merasa bingung mendengarkan keluh kesahnya karena meski
berulangkali Anda meminta sahabat Anda untuk melaporkan ke polisi, sahabat Anda selalu menolak
karena takut akan diceraikan dan kehilangan anak-anaknya. Suatu malam Anda ditelepon oleh
sahabat Anda dan diminta untuk mengantar ke Rumah Sakit setelah diperlakukan kasar oleh
suaminya. Alangkah kagetnya Anda ketika mendapati sahabat Anda nyaris tak bisa bergerak setelah
jatuh dari tangga dan hidungnya berdarah. Sambil membawa teman Anda ke Rumah Sakit, Anda
menelepon teman Anda lainnya yang seorang polisi dan meminta kasus ini diproses. Sepanjang
perjalanan ke Rumah Sakit sahabat Anda terus meminta Anda untuk tidak melaporkan kasus ini ke
polisi.

Situasi (Skenario 4)

Peran Anak
Anda seorang anak perempuan berusia 16 tahun. Sejak lulus SD tidak melanjutkan sekolah karena
orang tua miskin. Lima tahun lalu orang tua mengenalkan Anda pada seorang perempuan dari
Jakarta (W) yang mengajak Anda bekerja di cafenya sebagai waitress. Ternyata Anda juga dipaksa
melayani tamu untuk berhubungan seksual. Setiap Anda menolak, W mengancam akan mengusir
orang tua Anda dari rumah kontrakan yang dibayari dari hasil kerja lama Anda di cafe. Anda tak bisa
berbuat apa-apa dan terpaksa selalu melayani pelanggan, meski dalam kondisi letih karena
kadang harus melayani hingga 10 laki-laki perhari. Anda juga tidak berani melarikan diri karena
tempat tinggal

8
Anda di belakang café dan dijaga preman-preman yang dibayar oleh W, apalagi Anda tak punya uang
sepeserpun.
Sejak 2 tahun lalu, Anda sering mengalami keputihan yang sangat mengganggu. Lama-lama
warnanya mulai kuning kecoklatan, saat buang air kecil juga terasa nyeri. Tadi malam Anda merasa
meriang dan kemaluan Anda semakin nyeri saat buang air besar. Oleh karena sudah tidak kuat lagi
merasakan pusing dan panas, pagi ini Anda meminta seorang tukang ojek untuk mengantar Anda ke
Puskesmas.

9
10
134

Anda mungkin juga menyukai