Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ryan Hamdani

Nim : D1C122075

Kelas : R-001

isIsolasi dan Identifikasi Khamir SelulolitikDari Tanah Rizosfer Anggrek PuserBumi (Pecteilis
susannaeL.) di Hutan Wonosadi Gunung Kidul DIY

LADY DIANA1, TITI LASMINI21

Stasiun KarantinaPertanian Kelas 1 Entikong

Jl. Lintas Malindo No. 22-23 Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat


78557email:ladydiana3487@yahoo.co.id2Akademi Kesehatan John Paul II Pekanbaru

Jl. Permata I No. 32, Labuh BaruBarat, Payung Sekaki,Pekanbaru


28292email:lasmini.titi@gmail.com

ABSTRACT

ini berusaha menyelidiki salah satu kelompok fungi tanah, terutama khamir
yangberasosiasi dengan sistem perakaran anggrek tanah (P.susannae (L.)) yang digunakan
sebagaiobjek penelitian ini. Anggrek tersebut memiliki bunga yang indah, mempunyai habitat
yang spesifikdan paling banyak terdapat di Hutan Wonosadi. Kespesifikan anggrek tersebut
kemungkinan terkaitdengan ketersediaan nutrient khusus yang merupakan kerjasama
dengan mikrobia tanah. Mikrobiakhususnya khamir banyak terdapat pada rizosfer tanaman
anggrek yang belum diketahui denganpasti peranannya. Beberapa jenis khamir tanah
bersifat selulolitik yang mempunyai arti pentingdalam pengadaan nutrient tertentu bagi
anggrek tersebut. Tujuan penelitian adalah untukmendapatkan khamir selulolitik dan
menganalisis aktivitas degradasi selulosa oleh khamir tanahrizosfer anggrekP. susannae(L.)
di dua lokasi Hutan Wonosadi. Sampel tanah dianalisis secaramikrobiologi di Laboratorium.
Isolasi khamir selulolitik dilakukan menggunakan mediachytophaga(CMC agar). Isolat khamir
diseleksi secara kuantitatif berdasarkan kemampuan tumbuh padabeberapa bentuk selulosa
(Cellulose Microcrystalline,seresah daun dan kertas). Aktivitas degradasiselulosa oleh isolat
terpilih dilakukan dengan menumbuhkan pada mediachytophaga liquid. Isola terpilih
diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi dan karakter fisiologi dan biokimia.
Hasilpenelitianmenunjukkan bahwa didapatkan empat khamir selulolitik yaitu isolat K2,
K16, A9 danA10. Berdasarkan pengamatan morfologi, uji karakter fisiologi dan biokimia
yang dilakukankhamir selulolitik tersebut diduga merupakan anggota dari
genusSaccharomycessp. (isolat K2) danCandidasp. (isolat K16, A9 dan A10).Kata
kunci:Candidasp., cellulose

PENDAHULUAN

Khamir adalahfungi uniseluler dantersebar luas diberbagai lingkungan,


yaituakuatik, terrestrial, maupun di atmosfer (Honget al.,2002).Khamir mampu
berasosiasidengan tumbuhan tanpa menyebabkankerusakanataupun penyakit (Abdel-
Motaaletal.,2009).Bentuk asosiasi dengan tumbuhanberfungsi sebagai agen biokontrol
(memilikipotensi aktivasi antifungi) terhadap fungipatogen (El-Tarabilyet
al.,2006).Penelitianyang dilakukan Kanti(2007) pada tanahkebun Biologi Wamena
mengungkapkanbahwa jenis khamir anggota genusCryptococcusberperan dalam
metabolismeselulosa karena mampu menghasilkan enzimβ-glikosidase yaitu enzim yang
mengkatalisisproses degradasi selulosa. Selulosa dalamtanah berasal dari
perombakan materialtumbuhan dan sebagian kecil berasal dariperombakan jamur dan
bakteri di dalam tanah(Sukumaranet al.,2005).Salah satu tumbuhan yang
didugaberasosiasi dengan khamir adalah anggrekPecteilis susannae(L.) Raf. Anggrek jenis
inibanyak ditemukan di hutan Wonosadi.Penelitian tentang mikroorganisme
yangberasosiasi dengan tanamanP. susannae(L.)Raf. saat ini masih sangat terbatas.
Olehkarenaitu maka dilakukan penelitian tentangkhamir yang memiliki
kemampuanmendegradasi selulosa pada daerah rizosfertanaman anggrekPecteilis
susannae(L.) Raf.Hutan Wonosadi yang terletak di DusunDuren, Desa Beji,
Kecamatan Ngawen,Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
IstimewaYogyakarta.METODEIsolasikhamir.Isolasi khamir dari tanahrizosfer dilakukan dengan
cara mengambiltanah rizosfer (yang menempel pada akar s/djarak 5 mm dari
permukaan akar (rizoplan)kemudian tanah ditimbang 10 gram yangdisuspensikann ke
dalam 90 ml akuades steril.Selanjutnya diinokulasikan secaraspreadplatesebanyak 0,1 ml
ke permukaan mediaYM (Yeast extract–Malt extract) Agardengan komposisi (g/l) : 3-
yeast extract,3-malt extract,5-pepton, 10-glukosa, 20-bactoagar dan 0,1-
chloramphenicoldalam 1000 mlakuades. Diinkubasi pada suhu ruang selama5 hari.Khamir
yang tumbuh pada mediaYMA selanjutnya dipurifikasi pada mediaYMA yang baru.
Pemisahan koloni dilakukan2 kali, sehingga diperoleh tingkat kemurnianyang tinggi (Kanti,
2007). Isolat murni yangtelah diperoleh dipindah ke media YMA padatabung
reaksi.Seleksikhamir selulolitik.Seleksikhamir dilakukan dengan menggunakanmedia
selulosaCarboxy Methyl Cellulose(CMC) dengan komposisi (g/l) : 1-NH4)2SO4,1-MgSO4,
1-MnSO4, 1-glukosa, 1-yeastextract, 1-FeCl3dan 10-CMC, 20-bacto agar,dalam 1000 ml
akuades. Semua isolat murniyang didapatkan dari proses purifikasiditumbuhkan pada
media tersebut, selanjutnyadiinkubasi pada suhu 30oC selama 5 hari.Untuk mengetahui
adanya aktivitas selulasemaka pada akhir inkubasi isolat dalam mediayang mengandungg
CMC diberi 0,1%congoredselama 20 menit pada suhu ruang,kemudian bilas dengan 1
M NaCl selama 15menit. Indikasi adanya selulolitik organismeadalah terbentuknya zona
bening di sekitarkoloni yang tumbuh. Kemampuanselulolitiknya dapat ditentukan dengan
caramenghitung rasio antara luas zona beningyang terbentuk dengan luas koloni.
Strainyang memiliki kapasitas selulolitik kemudianditumbuhkan pada medium likuid
untuk menentukan aktivitas degradasi selulosa.Aktivitas degradasi selulosa masing-
masingkultur diukur dengan menentukan gulareduksi (Sumiraet al., 2011; Kanti, 2007).

Ujikemampuan tumbuh pada bentuk selulosa berbeda.

Isolat khamiryang telahterseleksi selanjutnya diuji kemampuannyamendegradasi


selulosa murni dengan caramenginokulasikan isolat tersebut padamedium yang
mengandung selulosa berbedayaituCellulose microcrystalline,seresah daundan kertas.
Komposisi medium tersebutadalah (g/l): 0,8-KH2PO4, 0,2-KH2PO4, 0,2-MgSO4, 0,2-
NaCl, 1-NaNO3, 0,01-CaCO3,10-selulosa, 20-bacteriological agar dalam1000 ml akuades.
Medium disterilisasi padasuhu 121ºC selama 15 menit. Isolatdiinokulasikan dan
dibiarkan selama 4 haripada suhuruang. Untuk mengetahui adanyaaktivitas selulase maka
pada akhir inkubasiisolat dalam selulosa diberi 0,1%congoredselama 20 menit pada suhu
ruang, kemudiandibilas dengan 1 M NaCl selama 15 menit.Indikasi aktivitas selulolitik
organismeadalahterbentuknya zona bening di sekitar koloniyang tumbuh. Kemampuan
selulolitiknyadapat ditentukan dengan cara menghitungrasio antara luas zona bening
yang terbentukdengan luas koloni.

Ujipertumbuhan dan aktivitasdegradasi selulosa.

Pengujian aktivitasdegradasi selulosa didasarkan padamendegradasi selulosa oleh strain


khamirmenjadi gula reduksi. Untuk menentukanaktivitas degradasi selulosa terlebih
dahuludilakukan persiapan kultur pada media cairCMC dengan cara isolat murni
diinokulasikansebanyak 1 ose ke dalam 5 ml media CMCcair dengan komposisi (g/l):
1(NH4)2SO4, 1-MgSO4, 1-MnSO4, 1-glukosa, 1-yeastextract, 1 FeCl3dan 10-CMC
dalam 1000 mlakuades dan diinkubasi dengan suhu 30ºCpadarotary shakerdengan
kecepatan 100 rpmselama 3 hari (Kanti, 2007; Samiraet al.,2011). Setelah itu sampel
dimasukkan kedalam 30 ml media CMC cair sebanyak 5-10% dan diinkubasi pada suhu
30ºC padarotary shakerdengan kecepatan 100 rpmselama 4 hari. Selanjutnya pengujian
aktivitasdegradasi selulosa dilakukan setiap haridengan cara sebagai berikut:
sebanyak 2 mlkultur cair diambil dari medium laludisentrifugasi pada 6000 rpm,
4ºC selama 15menit, 1 ml supernatan dari sampelditambahkan 1 ml
substrat (CMC 1%)kemudian diinkubasikan pada 37ºC selama 2jam. Setelah diinkubasi
reaksi dihentikandengan menambahkan 3 ml reagen DNS,kemudian dipanaskan pada
air mendidihselama 7 menit lalu didinginkan pada airmengalir. Densitas optisnya
diukur pada 540nm. Konsentrasi glukosa ditentukan dengankalibrasi kurva standar
glukosa. Selain itudilakukan juga pengukuran terhadap biomassakhamir dengan cara kultur
cair diambil darimedium penghasil selulase sebanyak 1 mlkemudian diukur dengan
spektrofotometerpada OD 600 nm (Kanti, 2007).

Identifikasikhamir.

Identifikasiberdasarkan morfologi koloni dan morfologisel dilakukan pada isolat


terpilih yaitu isolatyang dapatmenggunakan CMC pada tahapisolasi. Pengamatan
morfologi meliputi:morfologi koloni (warna, bentuk koloni, tepidan elevasi koloni) dan
morfologi sel (bentuksel, membentukpseudohifa atautruehifa,reproduksi vegetatif (budding,
fission,konidia) dan reproduksi seksual (bentukspora: askospora dan
basidiospora).Identifikasi berdasarkan karakter fisiologidan biokimia meliputi uji urease,
ujifermentasi karbon, uji asimilasi karbon, ujiasimilasi nitrogen, uji pertumbuhan
padatemperatur, uji pertumbuhan pada glukosa, ujipertumbuhan pada 1% (v/v) asam asetat
danuji produksi asam. Identifikasi isolat khamiryang berhasil diisolasi dari daerah
rizosfertanaman anggrekP. susannae(L.) Raf.diidentifikasi menggunakan buku
“Yeast:Characteristic and Identification“ yangmerupakan kunci identifikasi dari
Barnet,Paynedan Yarrow (2000).Klasifikasi Fenotipik dengan MetodeNumerical
Taxonomy.Metode klasifikasinumerik bertujuan menggolongkan setiapstrain mikrobia ke
dalam kelompok taksonyanghomogenyberdasarkan sejumlah besardata fenotopik kemudian
menggunakan hasilklasifikasi tersebut sebagai dasar untukmenghasilkan sistem
identifikasi yang lebih aik. Langkah kerja klasifikasi adalah sebagaiberikut:koleksi data,
pemasukkan unit datakarakter ke dalam matriks nxt, preparasi datadalam matriks nxt
dengan programPFE(Programmer File Editor),analisis datadenganMVSP(Multivariate
StatisticalPackage)Version 3,1 A untukmengkonstruksi matriks similaritas dandendogram.
Algoritma pengklasteran(Clustering)menggunakanAverage linkageatau UPGMA
(Unweighted PairGroupMethod with Aritmetic Average) dan mengeditdendogram dengan
program Paintshop Pro(Sembiring, 2002)

HASIL

Isolat Khamir Selulolitik.Dari hasilisolasi pada medium YMA diperoleh29 isolatkhamir


murni dengan kepadatan populasi(CFU/gram) pada lokasi I dan II secaraberturut-
turut yaitu 17x102 CFU/gram dan2,3x102CFU/gram. Hasil seleksimenggunakan
mediumselulosa mendapatkan10 isolat khamir.Dari10 isolat yangterseleksi, isolat K16
memiliki kemampuanselulolitik tertinggi dibandingkan denganisolat lain, dengan
kemampuan degradasiselulosa 9,640.
Kemampuan tumbuh padaCelluloseMicrocrystaline

Diperoleh 4 isolatkhamiryang tumbuh padacellulose microcrystallineyaitu K2, K16, A9


dan A10. Dengankemampuan selulolitik masing-masing adalah1,39, 1,79, 1,42 dan
1,80.Pertumbuhan dan aktivitas degradasiselulosa.Khamirdiketahuimampumemetabolisme
selulosa sebagai sumberenergiyang digunakan untuk membentukkomponen sel yang
dibutuhkan (Sukumaranet al.,2005).

Pertumbuhan dan aktivitas degradasiselulosa

Khamirdiketahuimampumemetabolisme selulosa sebagai sumberenergiyang digunakan


untuk membentukkomponen sel yang dibutuhkan (Sukumaranet al.,2005)

Berdasarkan data yang dijelaskan olehGambar 1. terlihat bahwa aktivitas


degradasiselulosa yang dihasilkan oleh masing-masingisolat khamir digunakan sebagai
sumberenergidalam metabolismemereka. Aktivitasdegradasi selulosa isolat khamir
selulolitikdipengaruhi oleh kadar glukosa di dalamkultur. Ketika sel diinokulasikan ke
mediayang mengandung selulosa maka sel akanterpacu memproduksi enzim yang
diperlukanuntuk mendegradasi selulosa menjadiglukosa.

Karakteristik Khamir

Isolat khamiryang telah berhasil diisolasi sebagai khamirselulolitik diidentifikasi


berdasarkan karaktermorfologi dan fisiologi dan biokimia.Berdasarkan karakteristik
tersebut (Gambar2)maka isolat yang diteliti memiliki kemiripandengan anggota dari
genusSaccharomycessp.(K2) danCandidasp. (K16, A9 dan A10

Analisis Fenotipik dengan MetodeNumerical Taxonomy

Metode klasifikasifenotipik dengan metodeNumerical taxonomybertujuan mengelompokkan


mikrobia kedalam kelompok takson berdasarkan sejumlahdata fenotipik sebagai dasar
untukmenghasilkan sistem identifikasi yang lebihbaik (Sembiring, 2004).Semua genus
dalamkluster memiliki tingkat similaritas di atas70% (distance level). Secara
keseluruhanisolat yang ada memiliki similaritas yangcukup tinggi yaitu di atas 70%.
Hal inidikarenakan keterbatasan karakteristik yangdigunakan dalam identifikasi isolat
tersebu
PEMBAHASAN

Khamir selulolitik adalah khamir yangmemiliki kemampuan mensintesis enzimselulase


yang berguna dalam proses degradasibahan-bahan selulosik.Enzim selulasemenghidrolisis
selulosa dan menghasilkanproduk primer berupa glukosa, selobiosa danoligosakarida.
Khamir berasosiasi dengantumbuhan dengan cara mengkolonisasi akartanaman. Khamir
membantu penyediaannutrien bagi inang dan inang akanmengeluarkan eksudat
yang berguna bagikhamir untuk proses metabolismenya (Abdel-Motaalet al.,2009). Asosiasi
khamir dengantumbuhan dipengaruhi oleh kondisilingkungan, sehingga dalam satu
jenistumbuhan yang sama di tempat yang berbedabelum tentu berasosiais dengan jenis
khamiryang sama.Di sekitar tempat tumbuh anggrekPecteilis susannae(L.) Raf. banyak
terdapatseresah daun, rerumputan yang telah keringdan ranting-ranting kecil yang gugur.
Seresahdaun, rerumputan kering dan ranting-rantingtersebut secara alami akan hancur
karenaproses pelapukan yang dipengaruhi berbagaifaktor lingkungan. Proses pelapukan
sisa-sisatumbuhan tersebut juga dilakukan olehorganismetanah baik hewan kecil
seperticacing tanah maupun mikrobia yang hidup ditanah yaitu dari kelompok bakteri,
khamir danfungi. Kelompok mikrobia tersebut banyakditemukan hidup di area rizosfer
sistemperakaran tanaman yang memiliki ketebalanbeberapa mm dari permukaan akar.Khamir
yang berhasil diisolasi sebanyak29 isolat. Jenis mikroorganisme yang berbedadikarenakan
perbedaan senyawa eksudat yangdikeluarkan melalui akar tanaman. Hidupsuatu
organismedi daerah rizosfer tergantungpada keberlangsungan nutrisi yangdibutuhkannya dari
tanaman (Walkeret al.,2003). Populasi khamir yang berhasildidapatkan berdasarkan
jumlah koloni(CFU/gram) pada lokasi I dan II berturut-turutyaitu 17x102CFU/gram dan 2,3
x 102CFU/gram.Berdasarkan hasil yang diperolehdiketahui bahwa 4 isolat bersifat
selulolitikmemiliki enzim yang bersifat aktivatordalamreaksi biokimia dan bersifat spesifik
terhadapsubstrat sehingga mempermudah pemutusansuatu rantaitertentu (Syamsudinet
al.,2008).Keempat isolat khamir tersebut memilikikemampuan untuk menggunakan
selulosasebagai sumber karbon. Kemampuanselulolitik tertinggi ditunjukkan oleh isolatA10
dan terendah ditunjukkan oleh isolat K2.Khamir selulolitik menghasilkan enzimselulase
yang menghidrolisis selulosa danmenghasilkan produk primer berupa
glukosa(Sukumaranet al.,2005)

Khamir menghidrolisisselulosa menjadiglukosa, senyawa yang lebih sederhana agardapat


dengan mudah diabsorbsi oleh selmereka. Glukosa berguna sebagai
sumberenergiyang digunakan untuk membentukkomponen sel yang dibutuhkan oleh
khamir(Sukumaranet al.,2005). Pertumbuhanbiomassa sel khamir pada Gambar
1.menunjukkan bahwa khamir menggunakanglukosa yang dihasilkan dari proses
hidrolisisuntuk pertumbuhan mereka. Produksi enzimselulase diinduksi oleh keberadaan
substrat(Chawlaet al.,2009). Keberadaan senyawaorganik dan jumlah biomassa khamir
sangatmempengaruhi proses degradasi selulosa(Gambar 1.)Kedua faktor
tersebutmemegang peranan penting dalammenentukan aktivitas degradasi
selulosa.Pertumbuhan biomassa sel ditentukan olehkeberadaan substrat yang mudah
terabsorbsike dalam sel.Isolat khamir selulolitik yang berhasildiperoleh dari tanah
rizosfer anggrekP.susannae(L.) Raf. masing-masing memilikikarakteristik yang berbeda,
baik karakteristikmorfologi maupun sifat fisiologi danbiokimianya. Keempat genus
yang didugasebagaiSaccharomycessp. danCandidasp.merupakan genus khamir yang
umumditemukan di tanah (Kanti, 2007; Kanti danSudiana, 2002).Selain memiliki
kemampuanuntuk menghidrolisis selulosa isolat K2(Saccharomycessp.) yang
diisolasi daririzosfer anggrekP. susannae(L.) Raf.ternyata juga memiliki kemampuan
untukmenghasilkanindole-3-acetic-acid(IAA)(Lasminidan Soetarto, 2014).Metode klasifikasi
fenotipik denganmetodenumerical taxonomybertujuanmengelompokkan mikrobia ke
dalamkelompok takson berdasarkan sejumlah datafenotipik sebagai dasar untuk
menghasilkansistem identifikasi yang lebih baik(Sembiring, 2004). Similaritas fenotopik
yangditunjukkan olehCandidasp. danSaccharomycessp. dapat dibedakankarakteristiknya
dalam uji fisiologi danbiokimia yang meliputi reaksi asimilasi,fermentasi dan
pertumbuhan pada temperaturtertentu.Keduanya berbeda dalam halreproduksi
seksualnya.Candidasp. tidakditemukan memiliki askospora,
sementaraSaccharomycesditemukan memilikiaskospora berbentukspheroidal.
Secarakeseluruhan isolat yang ada memilikisimilaritas yang cukup tinggi yaitu di
atas70%. Hal ini dikarenakan keterbatasankarakteristik yang digunakan dalamidentifikasi
isolat tersebut. Klasifikasi denganmetodenumerical taxonomy, suatu spesiesjika terdapat dalam
kluster yang sama dengantingkat similaritas 70% atau lebih ditentukansebagai genus yang
sama (Champbell, 1972;Sneathet al.,1986). Kenampakkan morfologisuatu isolat khamir
dalam satu spesies dapatberbeda karena perubahan lingkungannya,namun tidak
secara genetik. Dinamikalingkungan lebih cepat mempengaruhiperubahan morfologi dan
fisiolgimikroorganisme dibandingkan denganperubahan secara genetik. Perubahan
secaragenetik terjadi dalam kurun waktu yangsangat lama dalam satu periode
evolusi,komposisi DNA-nya cenderung stabil.Komposisi dalam sebuah klustertergantung pada
kriteria yang digunakanuntuk menentukan genus. Perbedaan yangmuncul pada
dendogram mengindikasikanbahwa harus hati-hati dalam menentukaninterpretasi
hubungan antar genus.Prosesidentifikasi mikroorganisme menggunakankriteria yang
saling mendukung satu denganyang lainnya sehingga dapat menentukanisolat yang
diidentifikasi dan memilikikedudukan kokoh dalam pohon filogenetik.Jika dibandingkan
dengan klasifikasitradisional (hanya berdasarkan karaktertunggal yang dipilih
secara subjektif),klasifikasi fenetik lebih baik karenadidasarkan atas sebanyak-banyaknya
karakteryang diperlakukan setara

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil identifikasi yang telahdilakukan diperoleh empatisolat khamirselulolitik.


Satu isolatkhamirteridentifikasisebagaiSaccharomycessp. dan tiga isolatkhamirlainnya
teridentifikasi sebagaiCandidasp. Kemampuanmendegradasiselulosaoleh masing-masing
isolat khamir tergantung pada media selulosa yangdigunakan.

DAFTARPUSTAKA

Abdel-Motaal FF,El-ZayatSA,KosakaY,El-SayedMA, NassarMSMand Ito S.2009. Four Novel


UstilaginomyceteousAnamorphic Yeast Species Isolated asEndophytes from the
Medicinal PlantHyocyamus muticus. Asian Journal ofPlant Science8(8) : 526-535.

Adney Band Baker J. 2008. Measurement ofCellulase Activities: LaboratoryAnalytical


Procedure (LAP).USA:ANational Laboratory of the U.S.Department of Energy.

ChambellI. 1972. Numerycal Analysis of theGeneraSaccharomycesandKluyveromyces. Journal


of GeneralMicrobiology73:279-301.

Fonseca A, Fell JW, Kurtzman CPandSpencer–MartinI. 2000.Candidatertarivoranssp.


nov., an AnamorphicAscomyceteous Yeast with the Capacityto Degrade L (+)-and Meso
-tartaricAcid.International Journal of Systematicand Evolutionary Microbiology.50: 389-394.

JosepS. 2009. Process Optimiziation forMass Production of Marine


YeastCandidasp. S 27 and its NutrionalCharachterization.Kochi:ChocinUniversity of
Science and Technology.

KantiA. 2007. Penapisan Khamir SelulolitikCryptococcussp.yang diisolasidariTanah Kebun


Biologi Wamena, JayaWijaya, Propinsi Papua.Bogor:BidangMikrobiologi, Puslit
Biologi–LIPI:2-10.KantiAdanSudiana IM. 2002. CellulolyticYeast Isolated from Soil
GunungHalimun National Park.Berita Biologi.vol6(1): 85-90.

LasminiTdan Soetarto ES. 2014. KhamirPenghasil Indole-3-acetid acid dariRizosfer


Anggrek TanahPecteilissusannae(L.) Rafin.Biogenesis.vol 2(1):56-62.

Nassar AH, El-TarabilyKAandSivashitamparamK. 2005. PromotionGrowth by an Auxin


Producing Isolate ofthe YeastWiliopsis saturnusEndophyticin Maize (Zea maysL.) roots.Biol.
Fert.Soil. vol42: 97-108.

Pfuller R, Graser Y, Erhard M, and GroeneWA. 2011.Novel Flucytosine-ResistantYeast


Species,Candida pseudoaseri,Causes Diases in a Cancer Patient,Journal of Clinical
Microbiology.vol.49(12).

Qureshi SK, Masud T and SammiS. 2007.Isolation and TaxonomicCharacterization of Yeast


Strains on theBasis of Maltose Utilization Capacity forBread Making.International Journal
ofAgriculture & Biology.http://www.fspublisher.org.
Samira M, Mohammad Rand Gholamreza G.2011. Carboxymethyl-Cellulase andFilter-Paperase
Activity of New StainsIsolated from Persian Gulf.MicrobiolgyJournal. vol 1(1): 8-16, 2011.

SembiringL. 2004. Sistematika Mikrobiasebagai Sarana penyingkapKeanekaragaman


Mikrobia dalam UpayaPelestarian dan Pemanfaatan SumberdayaHayati
Mikrobia.Yogyakarta:Laboratorium Mikrobiologi FakultasBiologiUGM.

Shankar T, Mariappan Vand Isaiarasu L.2011. Screening Cellulolytic Bacteriafrom the


Mid-Gut of the PopularComposting EarthwormEudriluseugeniae(Kinberg).World Journal
ofZoology.vol6 (2): 142-148.

SneathPHA, MairNS, SharpeME& HoltJG(eds). 1986. Bergey’s Manual ofSystematic


Bacteriology. Volume 2.William & Wilkins. Baltimore.

Sukumaran RK, Singhania Rand Pandey A.2005. Microbial celluloses


Production,application and challenges.Journal ofScienctific & Industrial
Research.vol.62:832-844.

Syamsudin, Purwati SdanTaufik A. 2008.Efektivitas Aplikasi Enzim Dalam SistemLumpur Aktif


pada Pengolahan LimbahPulp dan Kertas.Berita Selulosa. vol. 43(2): 83-92.

Anda mungkin juga menyukai