PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah perencanaan dibutuhkan beberapa pertimbangan. Salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan adalah aspek geologi lingkungan. Geologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan kebumian seperti,
bentuk muka bumi, material penyusun bumi, jenis batuan, sifat - sifat fisika dan kimia,
bentuk batuan, proses pembentukannya dan sejarah bumi serta geologi terapannya seperti
Geologi Minyak dan Gas Bumi, Geologi Teknik, Hidrogeologi, Geologi Tata
Lingkungan, Geologi Tambang dan lain - lain. Teknik Geologi berperan sebagai wahana
pengkajian dan pemanfaatan sumberdaya alam (mineral, energi, dan air) serta penerapan
kerekayasaan, lingkungan hidup, dan mitigasi bencana alam. Pemahaman mengenai
geologi lingkungan sebagai salah satu aspek perencanaan memiliki peranan yang penting
dalam kegiatan perencanaan wilayah dan kota.
Perencanaan wilayah dan kota sangat dibutuhkan dalam penentuan keberhasilan
tujuan perencanaa suatu wilayah ataupun kota. Dalam merencanakan suatu wilayah
banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang perencana antara lain kondisi
perekonomian, sosial serta kependudukan dari suatu wilayah. Perencanaan juga
mempertimbangkan berbagai macam konsep ilmu seperti : ilmu ekonomi, ilmu
komunikasi, dan salah satu yang paling penting ialah ilmu geologi lingkungan. Dengan
adanya berbagai konsep ilmu - ilmu tersebut maka diharapkan dapat memaksimalkan
perencanaan sesuai dengan tujuan dan dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat luas. Mempertimbangkan sebuah perencanaan wilayah dengan memahami
setiap kondisi yang berbeda - beda di suatu wilayah merupakan hal yang sangat penting
karena berkaitan dengan keberlangsungan aktivitas yang terjadi di masa yang akan
datang. Kondisi geologi di suatu wilayah merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan karena membahas dan mengembangkan pembahasan mengenai kondisi yang
berkaitan dengan kebumian.
Laporan ini mengkaji mengenai aspek geologi lingkungan untuk wilayah studi
Kecamatan Sigibiromaru. Kecamatan Sigibiromaru merupakan wilayah palu bagian
selatan yang terdiri dari tujuhbelas kelurahan yaitu Kelurahan bora ,jonooge, kalukubula,
lolu, loru, malarata, mpanau, ngatabaru, oloboju, pombele, sidera, sidondon I, sidondo II,
sidondo III, sidondo Iv, soulowe , watunonju Dari tujuhbelas kelurahan tersebut, maka
dalam laporan ini akan dibahas secara lebih mendetail dan spesifik mengenai kecamatan
sigibiromaru mempunyai masalah yang sampai saat ini masih belum terpecahkan yaitu
1.2. Perumusan Masalah
Wilayah studi di Kecamatan Sigi Biromaru yaitu Kelurahan Oloboju memiliki
struktur jalan yang bergelombang dan bahaya geologi lingkungan berupa kawasan rawan
banjir dan penurunan tanah. Ketika hujan lebat, akibat sungai sudah dangkal, akhirnya
terjadi banjir dan meluap ke permukiman penduduk dan lahan-lahan pertanian dan
perkebunan yang ada di wilayah itu. Kurangnya kapasitas daerah resapan air yang ada
akan menyebabkan banjir. Banjir juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Rusaknya jalan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut untuk
mendalami masalah-masalah tersebut agar sesuai dengan pemanfaatan kondisi geologi
lingkungan wilayah tersebut.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dan sasaran yang disusun dalam penulisan Makalah ini adalah rekomendasi
penggunaan lahan (tata guna lahan).
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek-
aspek geologi lingkungan serta potensi dan kendala yang ada di kec. Sigi Biromaru yang
kemudian dapat menghasilkan output berupa arahan tata guna lahan di Kec.Sigi Biromaru.
1.3.2 Sasaran
Sasaran untuk mencapai tujuan dari penyusunan laporan Makalah ini adalah sebagai berikut :
• Mengidentifikasi karakteristik geologi yang terdapat di Kec.Sigi Biromaru yang
berkaitan dengan aspek-aspek geologi lingkungan yang meliputi morfologi, litologi,
topografi, klimatologi, stratigrasi, hidrologi, hidrogeologi, struktur geologi, dan bahaya
geologi.
• Mengidentifikasi potensi dan kendala serta permasalahan geologi lingkungan yang
terdapat di Kec.Sigi Biromaru dan melakukan Observasi lapangan
• Menganalisis input berupa karakteristik geologi yang terdapat di Kec.Sigi Biromaru
yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi lingkungan yang meliputi morfologi, litologi,
topografi, klimatologi, stratigrasi, hidrologi, hidrogeologi, struktur geologi, dan bahaya
geologi.
• Menganalisis daya dukung lahan berdasarkan aspek litologi, klimatologi, dan
topografi yang terdapat di Kec.Sigi Biromaru Menganalisis potensi dan kendala berdasarkan
aspek hidrologi, hidrogeologi, morfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan bahaya geologi
• Memberikan rekomendasi pemanfaatan lahan sesuai dengan daya dukung lahan dan
potensi sebagai sarana untuk mengembangkan Kec.Sigi Biromaru Mengidentifikasi Aspek
Geologi Lingkungan di Lokasi Penelitian,yaitu berupa Letak geografis wilayah penelitian
makro, Karakteristik wilayah penelitian makro, Karakteristik non fisik makro serta Potensi
dan masalah wilayah makro.
• Analisis aspek geologi lingkungan di lokasi penelitian yaitu berupa, Analisis geologi
lingkungan, Analisis daya dukung lahan, Analisis kesesuaian lahan dan Analisis potensi dan
masalah yang akan terjadi.
• Rekomendasi dan Arahan Kebijakan untuk pemerintah masyarakat serta rekomendasi
untuk pengembangan.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup yang akan di jelaskan yaitu ada dua terdiri dari ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup materi.
Analisis
Analisis Analisis Potensi dan Analisis Kuantitatif
Kualitatif Masalah Kelayakan
Lahan
Analisis
Kesesuaian Lahan
OUTPUT
Dari tabel tersebut bisa di lihat bahwa relief dengan beda elevasi <25 memiliki
bentuk yang rata atau hampir rata, jadi tidak bergelombang atau hampir tidak
bergelombang. Sementara relief dengan beda elevasi <50 memiliki bentuk yang
sangat bergelombang. Dan pada bagian paling bawah ada beda elevasi yang
paling tinggi yaitu >500 yang berbentuk pegunungan. Artinya semakin tinggi
angka elevasi semakin semakin tinggi pula tingkat pergerakan gelombang,
sehingga pada elevasi paling tinggi yaitu >500 berbentuk pegunungan.
Berikut merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi bentuk bentang alam
adalah:
a. Faktor eksogen merupakan faktor dari luar yang membentuk bentang
alam, seperti aktivitas pelapukan batuan, pengikisan atau erosi, dll.
Bentuk bentang alam yang dihasilkan oleh gaya eksogen adalah :
Bentang Alam Fluvial
Bentang alam fluvial adalah bentang alam hasil proses kimia maupun fisika yang
menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh air permukaan.
Bentang Alam Denudasional
Bentang alam denudasional adalah bentuk bentang alam yang terbentuk akibat
proses erosi, pelapukan, dan pergerakan massa batuan yang menyebabkan
terjadinya pengikisan permukaan bumi sehingga akan menjadi bentukan lahan
yang lebih rendah. Proses tersebut akan berhenti apabila permukaan bumi telah
mencapai level dasar yang sama dengan permukaan di sekitarnya.
Bentang Alam Delta dan Pantai
adalah suatu wilayah yang berada pada batas antara daratan dan lautan dan
merupakan tempat pertemuan antara energi dinamis yang berasal dari daratan dan
lautan.
Bentang Alam Karst
Morfologi Karst atau Topografi Karst adalah termasuk sebagai hasil dari proses
erosi pada batugamping.
Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan satuan morfologi yang erat hubungannya dengan
aktivitas angin.
Bentang Alam Glasial
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses
glasial, dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser.
Gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari
salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu
lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan
b. Faktor endogen merupakan faktor dari dalam bumi yang membentuk
bentangan alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya - gaya endogen,
seperti aktivitas gunung api, aktivitas magmatis dan aktivitas tektonik (perlipatan
dan patahan).
Bentuk bentang alam yang dihasilkan oleh gaya endogen adalah :
Bentang alam struktural
Bentang Alam Struktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh gaya tektonik yang menghasilkan sturktur geologi (sesar, kekar,
dan lipatan).
Morfologi atau bentuk - bentuk lipatan terbagi atas :
Bukit antiklin (anticlinal ridges)
Lembah antiklin (synclinal valleys)
Bukit Sinklin (synclinal ridges)
Lembah Sinklin (synclinal valleys)
ukit Monoklin (monoclinal ridges)
Bentang Alam Vulkanik
Bentang alam Vulkanik merupakan pembentukan bentang alam yang dikontrol
oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang
alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik.
2.3.1 Litologi
Litologi adalah ilmu untuk mendeskripsikan batuan pada singkapan yang
didasarkan pada karakteristiknya. Dapat diartikan juga sebagai ilmu yang
mempelajari karakteristik dari batuan. Pada dasarnya litologi mendiskripsikan
karakteristik fisik partikel seperti dari :
a) Warna, dimana warna merupakan karakteristik khas dari beberapa batuan,
terkadang digunakan Munsell sydtem colour dalam mendiskripsikannya.
b) Tekstur, dengan mengetahui tekturnya kita dapat mengetahui gambaran
hubungan antara biji-biji pembentuk batuannya.
c) Butir ukuran
d) Dan komposisi pembentuk partikel batuan tersebut.
Batuan Beku
batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan lava yang membeku
- magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada di dalam kerak
bumi/perut bumi. lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi
GAMBAR 2.1
Batuan beku basalt
TABEL II.2
Macam – macam Batuan Beku
Batuan sedimen
batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan
batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian
endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pada
bagian-bagian endapan tersebut.
GAMBAR 2.2
Batuan breksi
Tabel II.3
Macam –Macam Batuan Sedimen
No Jenia Batuan Nama Batuan Warna
Halit Bening
Gips Keputihan
12. Batuan Sediment Organik Batugamping Coklat putih
Batu bara Abu- abu
Batuan Metamorf
Jenis batuan yang terbentuk akibat proses metamorfosisme yang meliputi proses
tekanan,temperatur,serta aktifitas dari cairan kimia. contohnya adalah marmer dan
kuarsit
GAMBAR 2.3
Batuan Pualam
2.3.2 Topografi
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi.
Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk
permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan,
dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.
TABEL II.4
SIFAT KELERENGAN TANAH
No Kelas Lereng (%) Deskripsi Keterangan
1 I 0-8 Datar 0-15% : kawasan
2 II 8-15 Landai layak bangunan
3 III 15-25 Agak curam 15-45% : kawasan budidaya
4 IV 25-45 Curam 45% : kawasan
5 V >45 Sangat curam konservasi atau serapan
2.3.3 Klimatologi
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu klima yang berarti tempat, zona,
wilayah, atau dapat diartikan sebagai Klima berarti kemiringan (slope) planet
bumi yang berhubungan dengan lintang tempat atau kemiringan khayal dari bumi
dan logos yang berarti ilmu atau mempelajari. Secara harfiah klimatologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik
iklim di Indonesia maupun di seluruh dunia dan hubungannya dengan aktivitas
manusia. Klimatologi merupakan cabang dari ilmu atmosfer.
Pembagian Ilmu Klimatologi
Ilmu klimatologi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cabang klimatologi
berdasarkan metode pendekatan keilmuan, dan ruang lingkup di atmosfer. Iklim
merupakan salah satu sumber daya yang sangat luas penggunaannya bagi berbagai
bidang kegiatan, oleh karena itu metode pendekatan, ruang lingkup dan
pemanfaatannya sangat beragam pula.
Klasifikasi Klimatologi Berdasarkan Pendekatan Keilmuan
Klimatografi yaitu pembahasan mengenai iklim secara deskriptif (apa
adanya) tanpa menggunakan analisis fisika dan matematika yang detail.
Klimatologi Fisik yaitu pembahasan mengenai iklim menggunakan
dasar ilmu fisika dan matematika yang mendalam dengan tinjauan
utama neraca energi & neraca air.
Klimatologi Dinamik yaitu klasifikasi klimatologi yang membahas
iklim berdasarkan pergerakan atmosfer yang terjadi dalam skala
tertentu.
Klimatologi Terapan yaitu pembahasan mengenai penerapan ilmu
iklim. Klimatologi terapan memiliki penggunaan untuk memecahkan
masalah yang terjadi pada masyarakat umum, misalnya masalah dalam
pertanian, perkotaan, bioklimatologi, bangunan, dan kelautan.
2.3.4 Stratigrafi
Stratigrafi dalam arti sempit merupakan ilmu pemerian atau deskripsi
lahan - lahan. Sedangkan dalam artian luas adalah ilmu yang membahas aturan
hubungan dan kejadian macam-macam batuan di alam. Statigrafi menjelaskan
hubungan geometris dan umur antara macam-macam lensa, dasar dan formasi
dalam geologi sistem dari asal terjadinya sedimentasi. Stratigrafi digunakan untuk
menentukan urutan cara terjadinya batuan, struktur geologi, fisiografis dan
penilaian secara ekonomi pada suatu daerah peneliti.
2.3.5 Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian, perputaran, dan
penyebaran air di atmosfer dan permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi.
Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi,
dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.
Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi (air yang berada di udara dan
berwujud gas), potamologi (aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang
relatif tenang seperti danau/ waduk) geohidrologi (air tanah), dan kriologi (air
yang berwujud padat seperti es dan salju) dan kualitas air. Hidrologi juga
mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena
berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik
sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang
dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan,
uap tersebut terkondensasi membentuk awan, pada akhirnya dapat menghasilkan
presipitasi. Presipitasi jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda
dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut sementara tertahan
pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfir
oleh penguapan ( evaporasi ) dan pemeluhan ( transpirasi ) oleh tanaman.
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah
menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah
menjadi bagian dari air tanah ( groundwater ).
Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air permukaan ( surface
streamflow ) maupun air dalam tanah bergerak ke tempat yang lebih rendah
yang dapat mengalir ke laut. Namun, sejumlah besar air permukaan dan air
bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan pemeluhan
( transpirasi ) sebelum sampai ke laut ( Linsley, dkk, 1989 ). Saat mencapai
tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda :
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dan sebagainya. Kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik - bintik air yang selanjutnya
akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah - celah dan pori - pori tanah dan batuan menuju muka
air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau , makin landai lahan dan makin sedikit pori -
pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan
tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai
menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke
laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-
komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran
Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap,
yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
GAMBAR 2.4
Siklus Hidrologi
2.3.6 Hidrogeologi
Hidrogeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air tanah.
Hidrogeologi adalah bagian ilmu dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan
pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di kerak Bumi. Istilah hidrogeologi
dan geohidrologi sering digunakan secara bertukaran namun membahas hal yang
sama yaitu air tanah.
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan
dan meloloskan air tanah dalam jumlah yang cukup ke sumur atau mata air yang
disebut akuifer. Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990)
macam-macam akuifer sebagai berikut:
a) Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang
hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
b) Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu akuifer yang seluruh
jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas
maupun di bawah.
c) Akuifer Semi Tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu akuifer yang
seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan
semi lolos air sedangkan dibagian bawahnya merupakan lapisan
kedap air.
d) Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu akuifer yang
bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian
atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan
penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Akuifer ini
merupakan peralihan antara akuifer bebas dengan akuifer semi
tertekan.
GAMBAR 2.5
Penampang Akuifer
GAMBAR 2.6
Penampang Kekar Gerus
b. Tension Joint
Tension Joint adalah retakan atau rekahan yang memebentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama.
Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
GAMBAR 2.7
Penampang Tension Joint
Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang terbentuk gelombang
sinusoidal dimana gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui
batas elasrisitasnya, sehingga batuan tidak mengalami pensesaran.
Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung kearah bawah,
sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung kearah atas.
Berdasarkan kemiringan sayap – sayap suatu lipatan, maka lipatan
dapat dibagi menjadi 3 jenis :
a. Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan
batuan pada kedua sayapnya memiliki sudut yang sama
besarnya.
GAMBAR 2.9
Penampang macam - macam Sesar
2.3.8 Bahaya Geologi
Proses – proses geologi baik yang bersifat endogenik dan eksogenik dapat
menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi kehidupan manusia. Bencana yang
disebabkan oleh proses – proses geologi disebut bencana geologi. Bencana yamg
diakibatkan oleh bahaya geologi yang terjadi di berbagai belahan dunia meningkat
secara tajam baik dalam tingkat dan frekuensi kejadianya dan secara statistik
jumlah korban jiwa dan harta benda juga meningkat.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai bahaya yang disebabkan oleh proses
– proses geologi, antara lain sebagai berikut :
a. Bahaya tanah longsor
Longsoran tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa
batuan atau tanah akibat gaya berat atau gravitasi. Tidak jarang
pemukiman yang dibangun disekitar perbukitan kurang memperhatikan
masalah kestabilan lereng, struktur batuan, dan proses geologi yang
terjadi dikawasan tersebut, sehingga secara tidak sadar potensi bahaya
longsoran tanah setiap saat mengancam jiwa.
Faktor internal penyebab terjadinya longsoran tanah adalah daya ikat
atau kohesi tanah/batuan yang lemah sehingga butiran – butiran
tanah/batuan dapat terlepas dari ikatanya dan bergerak kebawah
menyeret butiran lainnya. Lemahnya daya ikat tanah/batuan maupun
rekahan yang intensif dari masa batuan/tanah. Sedangkan faktor eksternal
yang dapat mempercepat dan memicu longsoran tanah dapat terdiri dari
beberapa faktor antara lain seperti kemiringan, lereng, perubahan
kelembaban tanah/batuan karena masuknya air hujan, tutupan lahan serta
pola pengolahan lahan, pengikisan oleh air yang mengalir, ulah manusia
seperti penggalian, dan lain – lain.
d. Aliran lava
Volume lava yang besar, berat sehingga aliran lava
mempunyai daya perusak yang besar, dapat menghancurkan
dan membakar apa yang dilandanya.
e. Lahar
Lahar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lahar letusan dan
lahar hujan. Lahan letusan disebut juga lahan primer,
sedangkan lahar hujan disebut juga lahar sekunder.