Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebuah perencanaan dibutuhkan beberapa pertimbangan. Salah satu aspek yang perlu
dipertimbangkan adalah aspek geologi lingkungan. Geologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan kebumian seperti,
bentuk muka bumi, material penyusun bumi, jenis batuan, sifat - sifat fisika dan kimia,
bentuk batuan, proses pembentukannya dan sejarah bumi serta geologi terapannya seperti
Geologi Minyak dan Gas Bumi, Geologi Teknik, Hidrogeologi, Geologi Tata
Lingkungan, Geologi Tambang dan lain - lain. Teknik Geologi berperan sebagai wahana
pengkajian dan pemanfaatan sumberdaya alam (mineral, energi, dan air) serta penerapan
kerekayasaan, lingkungan hidup, dan mitigasi bencana alam. Pemahaman mengenai
geologi lingkungan sebagai salah satu aspek perencanaan memiliki peranan yang penting
dalam kegiatan perencanaan wilayah dan kota.
Perencanaan wilayah dan kota sangat dibutuhkan dalam penentuan keberhasilan
tujuan perencanaa suatu wilayah ataupun kota. Dalam merencanakan suatu wilayah
banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan oleh seorang perencana antara lain kondisi
perekonomian, sosial serta kependudukan dari suatu wilayah. Perencanaan juga
mempertimbangkan berbagai macam konsep ilmu seperti : ilmu ekonomi, ilmu
komunikasi, dan salah satu yang paling penting ialah ilmu geologi lingkungan. Dengan
adanya berbagai konsep ilmu - ilmu tersebut maka diharapkan dapat memaksimalkan
perencanaan sesuai dengan tujuan dan dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat luas. Mempertimbangkan sebuah perencanaan wilayah dengan memahami
setiap kondisi yang berbeda - beda di suatu wilayah merupakan hal yang sangat penting
karena berkaitan dengan keberlangsungan aktivitas yang terjadi di masa yang akan
datang. Kondisi geologi di suatu wilayah merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan karena membahas dan mengembangkan pembahasan mengenai kondisi yang
berkaitan dengan kebumian.
Laporan ini mengkaji mengenai aspek geologi lingkungan untuk wilayah studi
Kecamatan Sigibiromaru. Kecamatan Sigibiromaru merupakan wilayah palu bagian
selatan yang terdiri dari tujuhbelas kelurahan yaitu Kelurahan bora ,jonooge, kalukubula,
lolu, loru, malarata, mpanau, ngatabaru, oloboju, pombele, sidera, sidondon I, sidondo II,
sidondo III, sidondo Iv, soulowe , watunonju Dari tujuhbelas kelurahan tersebut, maka
dalam laporan ini akan dibahas secara lebih mendetail dan spesifik mengenai kecamatan
sigibiromaru mempunyai masalah yang sampai saat ini masih belum terpecahkan yaitu
1.2. Perumusan Masalah
Wilayah studi di Kecamatan Sigi Biromaru yaitu Kelurahan Oloboju memiliki
struktur jalan yang bergelombang dan bahaya geologi lingkungan berupa kawasan rawan
banjir dan penurunan tanah. Ketika hujan lebat, akibat sungai sudah dangkal, akhirnya
terjadi banjir dan meluap ke permukiman penduduk dan lahan-lahan pertanian dan
perkebunan yang ada di wilayah itu. Kurangnya kapasitas daerah resapan air yang ada
akan menyebabkan banjir. Banjir juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.
Rusaknya jalan lingkungan. Oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut untuk
mendalami masalah-masalah tersebut agar sesuai dengan pemanfaatan kondisi geologi
lingkungan wilayah tersebut.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dan sasaran yang disusun dalam penulisan Makalah ini adalah rekomendasi
penggunaan lahan (tata guna lahan).
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek-
aspek geologi lingkungan serta potensi dan kendala yang ada di kec. Sigi Biromaru yang
kemudian dapat menghasilkan output berupa arahan tata guna lahan di Kec.Sigi Biromaru.
1.3.2 Sasaran
Sasaran untuk mencapai tujuan dari penyusunan laporan Makalah ini adalah sebagai berikut :
• Mengidentifikasi karakteristik geologi yang terdapat di Kec.Sigi Biromaru yang
berkaitan dengan aspek-aspek geologi lingkungan yang meliputi morfologi, litologi,
topografi, klimatologi, stratigrasi, hidrologi, hidrogeologi, struktur geologi, dan bahaya
geologi.
• Mengidentifikasi potensi dan kendala serta permasalahan geologi lingkungan yang
terdapat di Kec.Sigi Biromaru dan melakukan Observasi lapangan
• Menganalisis input berupa karakteristik geologi yang terdapat di Kec.Sigi Biromaru
yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi lingkungan yang meliputi morfologi, litologi,
topografi, klimatologi, stratigrasi, hidrologi, hidrogeologi, struktur geologi, dan bahaya
geologi.
• Menganalisis daya dukung lahan berdasarkan aspek litologi, klimatologi, dan
topografi yang terdapat di Kec.Sigi Biromaru Menganalisis potensi dan kendala berdasarkan
aspek hidrologi, hidrogeologi, morfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan bahaya geologi
• Memberikan rekomendasi pemanfaatan lahan sesuai dengan daya dukung lahan dan
potensi sebagai sarana untuk mengembangkan Kec.Sigi Biromaru Mengidentifikasi Aspek
Geologi Lingkungan di Lokasi Penelitian,yaitu berupa Letak geografis wilayah penelitian
makro, Karakteristik wilayah penelitian makro, Karakteristik non fisik makro serta Potensi
dan masalah wilayah makro.
• Analisis aspek geologi lingkungan di lokasi penelitian yaitu berupa, Analisis geologi
lingkungan, Analisis daya dukung lahan, Analisis kesesuaian lahan dan Analisis potensi dan
masalah yang akan terjadi.
• Rekomendasi dan Arahan Kebijakan untuk pemerintah masyarakat serta rekomendasi
untuk pengembangan.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup yang akan di jelaskan yaitu ada dua terdiri dari ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup materi.

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah


 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup yang akan di bahas pada penelitian ini adalah Sigi Biromaru, Sigi
biromaru merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Sigi. Kecamatan
tersebut memiliki luas wilayah 289.60 ha . Total ada 17 desa yang berada di kecamatan
sigi dan Kemudian jumlah penduduknya adalah 44.688 jiwa. Batas wilayah Kecamatan
Sigi biromaru :
Sebelah Utara : Kota Palu
Sebelah Timur: Kecamatan Palolo
Sebelah Selatan : Kecamatan Tanambulava
Sebelah Barat : Kecamatan Dolo

1.4.2. Ruang Lingkup Materi


 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada laporan ini meliputi aspek – aspek geologi lingkungan,
antara lain morfologi, litologi, topografi, klimatologi, stratigrasi, hidrologi, hidrogeologi,
struktur geologi, bahaya geologi dan tata guna lahan yang terdapat di Kecamatan Sigi
Biromaru khususnya pada desa Oloboju,. Selain itu juga mengkaji potensi dan kendala
yang ada di daerah tersebut.
1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian pada laporan kali ini adalah Kecamatan Sigi Biromaru dan Desa Oloboju.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu yang di butuhkan untuk penelitian ini adalah selama satu bulan
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Ada dua metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini, yaitu
menggambil data primer dan data sekunder
 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari survei dan wawancara. Survei tersebut
dilakukan secara langsung ke wilayah studi di Kecamatan Sigi Biromaru dan wawancara
dengan masyarakat setempat.
Cara pengumpulan data primer dilakukan melalui :
- Wawancara
- Observasi lapangan
- Dokumentasi
 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Sigi, Kantor Kecamatan,
Kantor Kelurahan, buku literatur yang berkaitan dengan tujuan laporan , geologi regional dan
berbagai media.
Cara pengumpulan data sekunder dilakukan melalui :
- Pencatatan Dokumen
- Pemetaan
1.5.4 Metode Analisis
Metode analisis digunakan untuk mengetahui potensi – potensi sumberdaya dan
permasalahan di Kecamatan Sigi Biromaru sebagai penunjang dalam menentukan
rekomendasi pemanfaatan lahan yang terdiri dari :
- Metode Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu
(Sugiono, 2009: 14).
Salah satu metode yang kami gunakan dalam analisis kami yaitu :
 Analisis Skoring
Metode yang digunakan dalam analisis kali ini adalah metode skoring. Setiap parameter
penentu tata guna lahan diberi skor tertentu. Pada unit analisis hasil tumpang susun data
spasial, skor tersebut kemudian dijumlahkan. Hasil penjumlahan skor selanjutnya
diklasifikasikan untuk menentukan tingkat kekritisan lahan, misalnya potensi terjadinya
longsor dipengaruhi oleh ketinggian suatu lahan, sehingga dapat dihasilkan data potensi
bahaya geologi lingkungan di suatu wilayah.
- Metode Kualitatif
Metode kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (menurut Lexy J. Moloeng, 2004: 6).
Salah satu metode kualitatif yang kita gunakan untuk analisis yaitu :
 Analisis Deskriptif
Deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,2008:147). Analisis ini
digunakan untuk mendeskripsikan antara tata guna lahan yang ada di Kecamatan Sigi
Biromaru dan kelurahan Oloboju kesesuaian lahan dan bahaya yang ditimbulkan akibat dari
ketidaksesuaian penggunaan lahan.
 Analisis SWOT
Analisis SWOT kepanjangan dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity
(Kesempatan), dan Threats (Ancaman). Dengan kata lain analisis SWOT merupakan
instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrumen ini memberikan
cara sederhana dalam memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Instrument ini menolong para perencana mengenai apa yang bisa dicapai. Analisis swot
bertujuan untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan
ancaman wilayah secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan
penyusunan objektif dan strategi penyesuaian lahan dalam corporate planning. Contohnya
Kelemahan kelurahan Oloboju yang masih sering terkena banjir bandang.
1.6. Kerangka Fikir dan Bagan Alur Penelitian
Kerangka pikir dan bagan alir penelitian

Wilayah Studi Makro ( Kecamatan Sigi


Biromaru) dan Mikro (Desa Oloboju)

Data primer: Mengidentifikasi Kondisi Data Sekunder:


Wilayah, Potensi dan  Pencatatan
 Wawancara Permasalahan Dokumen
 Survei
 Pemataan
 Observasi
Topografi
INPUT Klimatologi
Morfologi Litologi
Hidrogeologi
Hidrologi PROSES
Stratigrafi
Struktur
geologi
Bahaya

Analisis
Analisis Analisis Potensi dan Analisis Kuantitatif
Kualitatif Masalah Kelayakan
Lahan

Analisis
Kesesuaian Lahan
OUTPUT

1.7. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan Arahan Tata Guna Lahan Kelurahan Tanjung Mas dan
Kelurahan Bandarharjo di Kecamatan Semarang Utara Berdasarkan Aspek Geologi
Lingkungan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB I membahas latar belakang, permasalahan yang terjadi di Kecamatan
SigiBiromaru, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah yang selain itu juga membahas
ruang lingkup materi, metodologi, kerangka pikir dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR TENTANG GEOLOGI LINGKUNGAN
Pada bab ini mengkaji tentang pengertian dan konsep geologi lingkungan, aspek – aspek
geologi lingkungan (morfologi, litologi, topografi, klimatologi, stratigrafi, hidrologi,
hidrogeologi, struktur geologi dan bahaya geologi), tata guna lahan, metode analisis
BAB III IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI
Pada bab ini akan dibahas karakteristik Kecamatan SigiBiromaru secara lebih detail yang
meliputi wilayah studi makro, dan wilayah studi mikro. Adapun wilayah studi makro meliputi
letak geografis, karakteristik fisik, tata guna lahan, potensi serta permasalahan di kecamatan
tersebut, begitu pula dengan karakterisitik wilayah studi mikro.
BAB IV ANALISIS ASPEK GEOLOGI LINGKUNGAN DESA OLOBOJU
Pada bab ini akan dianalisis mengenai aspek – aspek geologi, tata guna lahan, potensi dan
kendala serta kesesuian lahan. Pada bab ini digunakan analisis SWOT dan analisis daya
dukung lahan menggunakan analisis skoring.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari laporan serta rekomendasi dan arahan kebijakan
dari potensi dan permasalahan di Kecamatan Sigi Biromar
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1. Pengertian dan Konsep Geologi Lingkungan
Secara Ethimologis, Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang
artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu. Geologi adalah suatu bidang Ilmu
Pengetahuan tangatang Kebumian yang mempelajari mengenai segala sesuatu
yang berada di permukaan dan lapisan di dalam bumi beserta isinya. Di dalam
ilmu geologi mampelajari tentang sifat-sifat dan bahan yang membentuk bumi,
dari struktur, proses yang meliputi perkembangan bumi dari masa yang terkecil
sampai bumi yang sekarang ini. Geologi yang mempelajari penampakan bumi
mencakup dari air dan tanah yang menutup keseluruhan, yang nantinya akan
dibagi menjadi cabang keilmuan yang lain. Geologi lingkungan adalah interaksi
antara manusia dengan lingkungan geologis. Lingkungan geologis terdiri dari
unsur-unsur fisik bumi (batuan, sedimen, tanah dan fluida) dan unsur permukaan
bumi, bentang alam dan proses-proses yang mempengaruhinya. Bagi kehidupan
manusia, lingkungan geologis tidak hanya memberikan unsur-unsur yang
menguntungkan/bermanfaat seperti ketersediaan air bersih, mineral ekonomis,
bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain, tetapi juga memiliki potensi bagi
terjadinya bencana seperti gempa bumi, letusan gunung api dan banjir.
Ada interaksi atau hubungan di antara ketiga cabang ilmu alam tersebut pada
pembangunan suatu infrastruktur perencanaan kota yang di dukung ketiga aspek
geologi lingkungan tadi. Pada pembangunan jalan layang, transportasi umum,
perencanaan tata guna lahan mungkin membutuhkan ketiga kategori tersebut.
Misalnya, dari perencanaan, pembangunan dan pengoperasian sanitasi di suatu
wilayah akan berhubungan dengan faktor – faktor fisik, seperti faktor lokasi,
topografi, tipe tanah, kondisi hidrologi, dan lain sebagainya. Geologi lingkungan
juga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan informasi geologi untuk
menyelesaikan konflik, serta memperkecil kemungkinan degradasi lingkungan,
dan memaksimalkan kemungkinan kondisi yang menguntungkan sebagai akibat
dari penggunaan alam dan perubahan lingkungan.
2.2. Konsep Dasar Geologi Lingkungan
Ada tujuh konsep yang menjadi dasar ilmu geologi lingkungan, yaitu:
1. The earth is essentially a closed system
Dimana pada dasarnya bumi merupakan suatu sistem tertutup. Suatu sistem
merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen,
sehingga membentuk suatu kelompok besar yang menjalankan suatu fungsi
tertentu. Contohnya adalah sistem yang meliputi planet, vulkanik atau daur air.
Sebagian besar sistem saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Contohnya adalah bumi, bumi merupakan sistem yang terdiri dari 4
komponen yaitu atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan litosfer. Komponen - komponen
tersebut saling berpengaruh dan membentuk permukaan bumi. Setiap perubahan
yang terjadi pada suatu
bagian akan berimbas pula pada bagian yang lain. Kecenderungan tersebut
merupakan prinsip suatu kesatuan lingkungan. Contohnya, apabila terjadi letusan
gunung berapi, maka juga dapat mempengaruhi atmosfer, yaitu karena keluarnya
gas vulkanik. Selain itu juga akan berpengaruh pada komponen hidrosfer karena
akan terjadi hujan pada daerah sekitarnya. Perubahan pada komponen biosfer
dapat merubah kondisi lingkungan juga, dan kadang kondisi yang curam di daerah
lereng dapat menyebabkan erosi atau tanah longsor. Hubungan - hubungan antar
komponen bukanlah sesuatu yang acak, namun dapat dipelajari dengan
mengidentifikasi setiap bagian, yaitu dengan mengetahui bagaimanakah
komponen tersebut dapat mempengaruhi komponen yang lain serta pengaruhnya
terhadap daerah sekitar. Contohnya adalah hidrosfer, daur atau siklus air laut yang
merupakan pengaruh dari cahaya matahari sehingga terjadi evaporasi. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kadar air atau kelembaban atmosfer.
Bumi tidak bersifat statis tetapi lebih bersifat dinamis. Berkembangnya sistem
bumi menyebabkan perubahan material dan energi, sehingga terjadi perpindahan
energi dari matahari ke bumi yang mempengaruhi proses - proses dalam
kehidupan di bumi selama matahari memancarkan energinya ke bumi. Hal ini
menunjukkan bahwa bumi merupakan suatu sistem terbuka karena menerima
energi dari luar bumi itu sendiri.
Namun, jika melihat daur alamiah yang terjadi di bumi itu sendiri, misalnya daur
air dan batuan maka kita dapat berpikir bahwa bumi adalah suatu sistem tertutup
karena adanya daur yang berkelanjutan dari material - material yang ada di bumi
itu. Misalnya, air laut akan mengalami daur/siklus hidrologi dimana air laut
tersebut akan berubah menjadi uap air yang kemudian menjadi awan, dan
kemudian turun kembali ke bumi sebagai hujan yang pada akhirnya mengalir lagi
ke laut, atau siklus batuan dimana batuan/ sedimen pada akhirnya juga akan
menjadi padat.
Oleh karena itu, meskipun nampaknya bumi ini merupakan suatu sistem terbuka
terkait hubungannya dengan energi dan material, tetapi pada dasarnya bumi
adalah suatu sistem tertutup dalam hubungannya dengan siklus atau daur alami.
2. The earth is the only suitable habitat we have and it resources are limited
Dimana bumi adalah satu-satunya tempat kehidupan manusia sedangkan sumber
daya alamnya terbatas. Bumi merupakan satu - satunya tempat yang cocok untuk
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena bumi didukung oleh
kondisi yang memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan yaitu adanya air,
udara (dalam hal ini adalah oksigen), suhu yang sesuai yang memungkinkan
terjadinya kehidupan, adanya lapisan atmosfer yang komposisinya dapat
mendukung adanya kehidupan, dan faktor-faktor lain serta segala sumber daya
yang tidak dimiliki oleh planet ataupun tempat manapun di alam semesta ini.
Namun sayangnya, sumber daya yang ada di bumi ini baik yang dapat diperbarui
maupun yang tidak dapat diperbarui jumlahnya terbatas jika dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah. Dewasa ini,
semakin banyak saja pihak - pihak yang melakukan pengekspolitasian sumber
daya alam tanpa memperhatikan upaya pelestariannya. Hal ini adalah suatu hal
yang sangat berbahaya karena dapat menjadi bumerang bagi manusia dan
kehidupannya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal
harus dapat menjaga dan melestarikan sumber daya yang ada demi kelangsungan
hidup di bumi pada masa mendatang.
3. Todays physical processes are modifying our landscape and have operated
troughtout much of geologi time. However the magnitudeand frequency of these
processes are subject to natural ands artificially induved change
Proses - proses alam yang terjadi sekarang mengubah bentang alam yang telah
tersusun selama periode geologi, baik secara alamiah maupun buatan. Proses -
proses alam pada saat ini dapat dijadikan acuan atau rujukan untuk mengetahui
proses alam yang telah terjadi pada masa lampau, dan dapat dijadikan prediksi
untuk proses alam yang akan terjadi di masa mendatang. Konsep tersebut adalah
konsep dasar dari ‘Teori Keseragaman’ yang pertama kali dicetuskan oleh James
Hudson pada tahun 1985 dan dinyatakan kembali oleh Charles Lyell pada awal
abad ke-19 yang secara sederhana dapat dinyatakan sebagai ‘The present is the
key to past’.
Proses - proses perubahan yang dapat mengubah bentang alam ini dapat terjadi
secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia. Proses yang terjadi secara
alamiah ini contohnya suatu lembah sungai karena terkena erosi secara terus -
menerus dan berkesinambungan sehingga dapat berubah atau terangkat menjadi
suatu puncak pegunungan. Atau suatu contoh nyata yaitu peristiwa terpecahnya
lempeng benua yang sebelumnya merupakan suatu kesatuan daratan menjadi
beberapa benua dan pulau - pulau yang ada di bumi pada saat ini, serta adanya
fakta bahwa masing - masing lempeng tersebut mengalami pergerakan secara
perlahan - lahan. Fenomena seperti ini dapat menjadi sukar dipastikan dengan
teliti bila hal itu bukan prinsip keseragaman.
Selain dari proses alamiah, proses perubahan tersebut juga dapat berasal dari
faktor aktivitas manusia, namun besarnya dampak yang ditimbulkan juga
tergantung pada aktivitas itu sendiri. Pada dasarnya, efek dari aktivitas yang
dilakukan oleh manusia itu dapat dikatakan kecil dalam skala global, tetapi dalam
skala lokal efek tersebut akan sangat terasa.
4. There have always been earth processes that are hazardous to people.
These natural hazards must be recognized and avoided where possible and their
theart to human life and property must be minimized
Selalu ada proses alam yang membahayakan dan mengancam kehidupan manusia.
Di bumi ini terkadang terjadi proses yang dapat membahayakan kehidupan
manusia. Proses tersebut terjadi karena aktivitas alamiah bumi itu sendiri. Proses
tersebut ada 2 macam, yaitu :
a. Proses eksogen : jika proses itu terjadi di permukaan bumi. Contohnya:
erosi, banjir, cuaca, krisis air, dan lain - lain.
b. Proses endogen : jika proses itu terjadi di dalam kerak bumi. Contohnya:
aktivitas gunung berapi, gempa bumi, pergeseran lempeng, dan lain - lain.
Proses-proses tersebut pada umumnya merugikan bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu, kita harus dapat memprediksi untuk meminimalkan ancaman yang
ditimbulkan dari proses alam tersebut. Seperti analisis yang akan kita buat yang
akan mengeluarkan produk sebuah rekomendasi dari alih fungsi lahan, atau
ketidaksesuaian penggunaan lahan, karena faktor alam yang mempengaruhinya
ataupun akibat dari ulah manusia itu sendiri.
5. Land and water use planning must strive to obtain in balance between
economic considerations and the less tangible variable such as aesthetics
Yaitu perencanaan tata guna lahan dan penggunaan air harus diusahakan agar
mendapatkan keseimbangan antara pertimbangan ekonomi dan penilaian estetika.
Saat ini, pemandangan alam dapat dianggap sebagai sumber daya alam karena
saat ini keindahan alam mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia
disamping nilai - nilai vital lainnya. Pertimbangan faktor abstrak seperti estetika
dewasa ini menjadi lazim, seperti halnya untung rugi. Namun, masih banyak
proyek - proyek yang hanya didasarkan pada pertimbangan keuntungan, tanpa
memperhatikan aspek lingkungan. Pada kenyataannya memang sulit untuk
menyelaraskan antara pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika. Salah
satu cara menyelaraskan pertimbangan ekonomi dengan penilaian estetika adalah
dengan memperhatikan tahap - tahap berikut :

a. Mengatur skala tingkat ekonomi dengan menyamakan skala tingkat


evolusi estetika.
b. Mengembangkan metode kuantitatif tentang analisis data yang diperoleh.
c. Mengembangkan teknik pemetaan dan mengembangkan sumbar daya alam
yang berestetika tersebut.
6. The effects of land use tend to be cumulative, and therefore we have an
obligation to those who follow
Dimana efek dari penggunaan tanah sifatnya kumulatif, oleh karena itu kita
mempunyai kewajiban untuk menerima dan menanggungnya. Pada zaman dahulu,
manusia hidup berpindah - pindah. Mereka hidup bergantung kepada alam dengan
mengumpulkan bahan makanan dari tumbuhan dan berburu hewan. Kemudian,
seiring dengan bertambahnya populasi dan kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal, mereka mulai membuka daerah baru dan pada akhirnya mereka
mengembangkan pertanian di daerah tersebut. Hal ini diikuti budaya bertempat
tinggal secara menetap/permanen. Hal ini merupakan contoh awal dari sebuah
penggunaan lahan buatan yang mampu memodifikasi lingkungan alami.
Hal tersebut merupakan awal dari timbulnya masalah - masalah pembuangan
limbah, polusi, erosi karena pembukaan lahan, dan sebagainya. Poin yang
terpenting dari seluruh proses pembangunan umat manusia adalah peningkatan
permintaan penggolongan penggunaan tanah yang cenderung menjadi kumulatif
seiring dengan waktu.
7. The fundamental component of every persons environment is the geologic
factor, and understanding of this environment requires aboard based
comprehension and appreciation of the earth siences and other related disciplines
Komponen dasar dari setiap lingkungan manusia adalah faktor geologi, dan
pemahaman terhadap lingkungannya membutuhkan wawasan dan penafsiran yang
luas terhadap ilmu bumi dan ilmu lain yang berkaitan. Lingkungan yang kita
tempati ini berkaitan erat dengan ilmu geologi. Secara langsung ataupun tidak
langsung, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita dipengaruhi oleh proses - proses
geologi. Untuk memahami tentang lingkungan yang kompleks ini diperlukan
bantuan dari disiplin ilmu yang lain, seperti :
a. Geomorfologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam dan
proses pembentukan permukaan bumi.
b. Petrologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan dan mineral.
c. Sedimentologi, adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
sedimen.
d. Tektonik, adalah studi yang mempelajari proses terjadinya cekungan laut,
gunung dan kenampakan struktur alam lainya.
e. Hidrologi, adalah studi yang mempelajari tentang permukaan dan
subpermukaan air.
f. Pedologi, adalah studi yang mempelajari tentang tanah.
g. Geologi ekonomi, adalah aplikasi tentang penempatan dan pegujian
tentang bahan mineral.
2.3. Aspek Aspek Dalam Geologi Lingkungan
2.3.1 Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang membahas tentang roman muka bumi dan aspek-
aspek yang mempengaruhinya. Selain itu morfologi didefenisikan sebagai ilmu
yang mempelajari bentuk – bentuk bentangan alam, bagaimana bentangan alam
tersebut terbentuk secara kontruksional yang diakibatkan oleh gaya endongen atau
bagaimana bentangan alam tersebut dipengaruhi oleh faktor luar berupa gaya
eksogen. Bentang alam sebagai hasil pengukuran topografi menunjukkan unsur
yang penting yaitu ketinggian atau yang disebut beda elevasi. Klasifikasi relief
dan kisaran sudut lereng menurut Van Zuidam (1893), yaitu :
TABEL II.1
KLASIFIKASI RELIEF BERDASARKAN BEDA ELEVASI
No Beda Elevasi (m) Deskripsi
1 <25 Topografi rata-hampir rata
2 <50 Sangat bergelombang
3 25-75 Sedikit bergelombang – sangat
bergelombang
4 50-150 Sangat bergelombang-berbukit
5 100-200 Berbukit
6 200-500 Berbukit-bergunung
7 >500 Pegunungan

Dari tabel tersebut bisa di lihat bahwa relief dengan beda elevasi <25 memiliki
bentuk yang rata atau hampir rata, jadi tidak bergelombang atau hampir tidak
bergelombang. Sementara relief dengan beda elevasi <50 memiliki bentuk yang
sangat bergelombang. Dan pada bagian paling bawah ada beda elevasi yang
paling tinggi yaitu >500 yang berbentuk pegunungan. Artinya semakin tinggi
angka elevasi semakin semakin tinggi pula tingkat pergerakan gelombang,
sehingga pada elevasi paling tinggi yaitu >500 berbentuk pegunungan.
Berikut merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi bentuk bentang alam
adalah:
a. Faktor eksogen merupakan faktor dari luar yang membentuk bentang
alam, seperti aktivitas pelapukan batuan, pengikisan atau erosi, dll.
Bentuk bentang alam yang dihasilkan oleh gaya eksogen adalah :
 Bentang Alam Fluvial
Bentang alam fluvial adalah bentang alam hasil proses kimia maupun fisika yang
menyebabkan perubahan bentuk muka bumi karena pengaruh air permukaan.
 Bentang Alam Denudasional
Bentang alam denudasional adalah bentuk bentang alam yang terbentuk akibat
proses erosi, pelapukan, dan pergerakan massa batuan yang menyebabkan
terjadinya pengikisan permukaan bumi sehingga akan menjadi bentukan lahan
yang lebih rendah. Proses tersebut akan berhenti apabila permukaan bumi telah
mencapai level dasar yang sama dengan permukaan di sekitarnya.
 Bentang Alam Delta dan Pantai
adalah suatu wilayah yang berada pada batas antara daratan dan lautan dan
merupakan tempat pertemuan antara energi dinamis yang berasal dari daratan dan
lautan.
 Bentang Alam Karst
Morfologi Karst atau Topografi Karst adalah termasuk sebagai hasil dari proses
erosi pada batugamping.
 Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian merupakan satuan morfologi yang erat hubungannya dengan
aktivitas angin.
 Bentang Alam Glasial
Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses
glasial, dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah Gletser.
Gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari
salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu
lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan
b. Faktor endogen merupakan faktor dari dalam bumi yang membentuk
bentangan alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh gaya - gaya endogen,
seperti aktivitas gunung api, aktivitas magmatis dan aktivitas tektonik (perlipatan
dan patahan).
Bentuk bentang alam yang dihasilkan oleh gaya endogen adalah :
 Bentang alam struktural
Bentang Alam Struktural adalah bentangalam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh gaya tektonik yang menghasilkan sturktur geologi (sesar, kekar,
dan lipatan).
Morfologi atau bentuk - bentuk lipatan terbagi atas :
 Bukit antiklin (anticlinal ridges)
 Lembah antiklin (synclinal valleys)
 Bukit Sinklin (synclinal ridges)
 Lembah Sinklin (synclinal valleys)
 ukit Monoklin (monoclinal ridges)
 Bentang Alam Vulkanik
Bentang alam Vulkanik merupakan pembentukan bentang alam yang dikontrol
oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi. Bentang
alam vulkanik selalu dihubungkan dengan gerak-gerak tektonik.
2.3.1 Litologi
Litologi adalah ilmu untuk mendeskripsikan batuan pada singkapan yang
didasarkan pada karakteristiknya. Dapat diartikan juga sebagai ilmu yang
mempelajari karakteristik dari batuan. Pada dasarnya litologi mendiskripsikan
karakteristik fisik partikel seperti dari :
a) Warna, dimana warna merupakan karakteristik khas dari beberapa batuan,
terkadang digunakan Munsell sydtem colour dalam mendiskripsikannya.
b) Tekstur, dengan mengetahui tekturnya kita dapat mengetahui gambaran
hubungan antara biji-biji pembentuk batuannya.
c) Butir ukuran
d) Dan komposisi pembentuk partikel batuan tersebut.
 Batuan Beku
batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan lava yang membeku
- magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada di dalam kerak
bumi/perut bumi. lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi
GAMBAR 2.1
Batuan beku basalt

TABEL II.2
Macam – macam Batuan Beku

No Jenis Batuan Nama Batuan Warna


1. Batuan Beku Dalam Diorit Coklat bercak hitam
(Intermediet)
Dunit Coklat keabuan
2. Batuan beku dalam (basa)

3. Batuan beku dalam (asam) Granit Putih keabuan

4. Batuan beku dalam Granodiorit Putih kecoklatan


(intermediet)

5. Batuan beku dalam (asam) Sienit a


Abu - abu bercak hitam

6. Batuan beku luar (basa) Diabase Abu abu

7. Batuan beku luar Andesit Hitam bercak putih


(intermediet)

8. Batuan beku luar (asam) Zeolit Coklat

9. Batuan beku korok Aplit Abu-abu


(gang)/(asam)

 Batuan sedimen
batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan
batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian
endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pada
bagian-bagian endapan tersebut.
GAMBAR 2.2
Batuan breksi

Tabel II.3
Macam –Macam Batuan Sedimen
No Jenia Batuan Nama Batuan Warna

1. Batuan Sediment Aquatis Gabro Coklat


2. Batuan Sediment Glasial Batupasir Putih
3. Batuan Marine Batu garam Merah
4. Batuan Sediment Limnis Fleedspar
5. Batuan Sediment Fluvial Tufan Putih
6. Batuan Sediment Teristis Alluvium Coklat
7. Batuan Sediment Mekanik Konglomerat Kekuningan
8. Batuan Sediment Mekanik Breksi Abu – abu
9. Batuan Sediment Mekanik Serpih Putih

10. Batuan Sediment Mekanik Batu lempung Putih Abu - abu


11. Batuan Sediment Kimia Evaporit Putih

Halit Bening
Gips Keputihan
12. Batuan Sediment Organik Batugamping Coklat putih
Batu bara Abu- abu

 Batuan Metamorf
Jenis batuan yang terbentuk akibat proses metamorfosisme yang meliputi proses
tekanan,temperatur,serta aktifitas dari cairan kimia. contohnya adalah marmer dan
kuarsit
GAMBAR 2.3
Batuan Pualam

2.3.2 Topografi
Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi.
Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk
permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan,
dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya
menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan.
TABEL II.4
SIFAT KELERENGAN TANAH
No Kelas Lereng (%) Deskripsi Keterangan
1 I 0-8 Datar 0-15% : kawasan
2 II 8-15 Landai layak bangunan
3 III 15-25 Agak curam 15-45% : kawasan budidaya
4 IV 25-45 Curam 45% : kawasan
5 V >45 Sangat curam konservasi atau serapan

2.3.3 Klimatologi
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani yaitu klima yang berarti tempat, zona,
wilayah, atau dapat diartikan sebagai Klima berarti kemiringan (slope) planet
bumi yang berhubungan dengan lintang tempat atau kemiringan khayal dari bumi
dan logos yang berarti ilmu atau mempelajari. Secara harfiah klimatologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang membahas mengenai sifat iklim di suatu tempat, baik
iklim di Indonesia maupun di seluruh dunia dan hubungannya dengan aktivitas
manusia. Klimatologi merupakan cabang dari ilmu atmosfer.
Pembagian Ilmu Klimatologi
Ilmu klimatologi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cabang klimatologi
berdasarkan metode pendekatan keilmuan, dan ruang lingkup di atmosfer. Iklim
merupakan salah satu sumber daya yang sangat luas penggunaannya bagi berbagai
bidang kegiatan, oleh karena itu metode pendekatan, ruang lingkup dan
pemanfaatannya sangat beragam pula.
 Klasifikasi Klimatologi Berdasarkan Pendekatan Keilmuan
 Klimatografi yaitu pembahasan mengenai iklim secara deskriptif (apa
adanya) tanpa menggunakan analisis fisika dan matematika yang detail.
 Klimatologi Fisik yaitu pembahasan mengenai iklim menggunakan
dasar ilmu fisika dan matematika yang mendalam dengan tinjauan
utama neraca energi & neraca air.
 Klimatologi Dinamik yaitu klasifikasi klimatologi yang membahas
iklim berdasarkan pergerakan atmosfer yang terjadi dalam skala
tertentu.
 Klimatologi Terapan yaitu pembahasan mengenai penerapan ilmu
iklim. Klimatologi terapan memiliki penggunaan untuk memecahkan
masalah yang terjadi pada masyarakat umum, misalnya masalah dalam
pertanian, perkotaan, bioklimatologi, bangunan, dan kelautan.
2.3.4 Stratigrafi
Stratigrafi dalam arti sempit merupakan ilmu pemerian atau deskripsi
lahan - lahan. Sedangkan dalam artian luas adalah ilmu yang membahas aturan
hubungan dan kejadian macam-macam batuan di alam. Statigrafi menjelaskan
hubungan geometris dan umur antara macam-macam lensa, dasar dan formasi
dalam geologi sistem dari asal terjadinya sedimentasi. Stratigrafi digunakan untuk
menentukan urutan cara terjadinya batuan, struktur geologi, fisiografis dan
penilaian secara ekonomi pada suatu daerah peneliti.

Dalam ilmu geologi, Stratigrafi dikategorikan menjadi 3 cabang ilmu, yaitu:


a. Lithostratigrafi merupakan ilmu geologi yang berhubungan dengan
penelitian mengenai strata lapisan batuan. Fokus utama dari
penelitian ini mencakup geokronologi, geologi perbandingan, dan
petrologi. Secara umum suatu strata dapat berupa batuan beku atau
batuan sedimen bergantung bagaimana pembentukan batuan
tersebut.
b. Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari
umur strata batuan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan utama
dari kronostratigrafi adalah untuk menyusun urutan pengendapan
dan waktu pengendapan dari seluruh batuan di dalam suatu wilayah
geologi, dan pada akhirnya, seluruh rekaman geologi bumi.
c. Biostratigrafi merupakan ilmu penentuan umur batuan dengan
menggunakan fosil yang terkandung didalamnya. Biasanya bertujuan
untuk korelasi, yaitu menunjukkan bahwa horizon tertentu dalam
suatu bagian geologi mewakili periode waktu yang sama dengan
horizon lain pada beberapa bagian lain. Fosil berguna
karena sedimen yang berumur sama dapat terlihat sama sekali
berbeda dikarenakan variasi lokal lingkungan sedimentasi. Sebagai
contoh, suatu bagian dapat tersusun
atas lempung dan napal sementara yang lainnya lebih bersifat batu
gamping kapuran, tetapi apabila kandungan spesies fosilnya serupa,
kedua sedimen tersebut kemungkinan telah diendapkan pada waktu
yang sama.
No Jenis Formasi Ciri-ciri
1. Endapan Alluvium (Qa) Terdiri dari endapan dataran pantai,endapan
sungai,dan endapan danau
2. Formasi Damar (QTd) Terdiri dari batupasir tufaan, konglomerat,
breksi vulkanik, dan tufa
3. Batuan Gunungapi Gajah Batuannya berupa lava andesit berwarna
Mungkur (Qhg) abu - abu kehitaman, berbutir halus,
holokristalin, komposisi terdiri dari
feldspar, homblende, danaugit

4. Batuan gunungapi kali gesit Batuannya berupa lava basalt,berwarna abu-


(Qpk) abu kehitaman,halus,komposisi mineral
terdiri dari feldspar,olivine,dan augit
5. Formasi Jongkong (Qpj) Breksi andesit homblende yang berwarna
coklat kehitaman, dan aliran larva berwarna
No Jenis Formasi Ciri-ciri
abu - abu tua
6. Formasi kali getas (Qpkg) Batuannya terdiri dari breksi dan lahar
dengan sisipan lava dan tuff halus, sampai
kasar, dibawahnya ditemukan batu lempung
mengandung molusca dan fosil
7. Formasi Kalibeng (Tmpk) Batuannya terdiri dari napa,batupasir
tufaan,dan batu gamping
8. Formasi Kerek (Tmk) Interkalasi batu lempung, napal, batupasir
tufaan, konglomerat, breksi vuklanik, dan
batu gamping.
Tabel II.5Jenis-jenis Stratigrafi

2.3.5 Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian, perputaran, dan
penyebaran air di atmosfer dan permukaan bumi serta di bawah permukaan bumi.
Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi,
dan kualitas air di seluruh bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.
Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi (air yang berada di udara dan
berwujud gas), potamologi (aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang
relatif tenang seperti danau/ waduk) geohidrologi (air tanah), dan kriologi (air
yang berwujud padat seperti es dan salju) dan kualitas air. Hidrologi juga
mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena
berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik
sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang
dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan,
uap tersebut terkondensasi membentuk awan, pada akhirnya dapat menghasilkan
presipitasi. Presipitasi jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda
dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut sementara tertahan
pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfir
oleh penguapan ( evaporasi ) dan pemeluhan ( transpirasi ) oleh tanaman.
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah
menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah
menjadi bagian dari air tanah ( groundwater ).
Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik aliran air permukaan ( surface
streamflow ) maupun air dalam tanah bergerak ke tempat yang lebih rendah
yang dapat mengalir ke laut. Namun, sejumlah besar air permukaan dan air
bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan pemeluhan
( transpirasi ) sebelum sampai ke laut ( Linsley, dkk, 1989 ). Saat mencapai
tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang
berbeda :
 Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dan sebagainya. Kemudian akan menguap ke angkasa
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik - bintik air yang selanjutnya
akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
 Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah - celah dan pori - pori tanah dan batuan menuju muka
air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
 Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau , makin landai lahan dan makin sedikit pori -
pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan
tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai
menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang
tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke
laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-
komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran
Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap,
yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
GAMBAR 2.4

Siklus Hidrologi

2.3.6 Hidrogeologi
Hidrogeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air tanah.
Hidrogeologi adalah bagian ilmu dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan
pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di kerak Bumi. Istilah hidrogeologi
dan geohidrologi sering digunakan secara bertukaran namun membahas hal yang
sama yaitu air tanah.
Suatu formasi geologi yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan
dan meloloskan air tanah dalam jumlah yang cukup ke sumur atau mata air yang
disebut akuifer. Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990)
macam-macam akuifer sebagai berikut:
a) Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang
hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air.
b) Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu akuifer yang seluruh
jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas
maupun di bawah.
c) Akuifer Semi Tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu akuifer yang
seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan
semi lolos air sedangkan dibagian bawahnya merupakan lapisan
kedap air.
d) Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu akuifer yang
bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian
atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan
penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Akuifer ini
merupakan peralihan antara akuifer bebas dengan akuifer semi
tertekan.

GAMBAR 2.5
Penampang Akuifer

2.3.7 Struktur Geologi


Struktur geologi merupakan bentuk - bentuk geometri yang terdapat di
kulit bumi yang terbentuk karena pengaruh gaya - gaya endogen, baik berupa
tekanan maupun tarikan. Ada tiga jenis struktur geologi yang dikenal yaitu kekar,
sesar, dan juga lipatan. Struktur geologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari tentang bentuk dan kedudukan atau struktur kerak bumi serta gejala -
gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan struktur tersebut.
Didalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai
produk dari gaya – gaya yang bekerja pada batuan, jenis – jenis tersebut antara
lain :
 Kekar ( Fracture)
Kekar adalah struktur retakan ataurekahan yang terbentuk pada
batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara umum,
struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter
retakan atau rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan
tersebut. Macam – macam kekar :
a. Shear Joint (Kekar Gerus)
Adalah retakan atau rekahan yang membentuk pola saling berpotongan
membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear
joint umumnya bersifat tertutup.

GAMBAR 2.6
Penampang Kekar Gerus
b. Tension Joint
Tension Joint adalah retakan atau rekahan yang memebentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama.
Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.

GAMBAR 2.7
Penampang Tension Joint

c. Extension Joint (Release Joint)


Extension Joint adalah retakan atau rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
GAMBAR 2.8
Macam – Macam Kekar

 Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang terbentuk gelombang
sinusoidal dimana gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui
batas elasrisitasnya, sehingga batuan tidak mengalami pensesaran.
Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung kearah bawah,
sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung kearah atas.
Berdasarkan kemiringan sayap – sayap suatu lipatan, maka lipatan
dapat dibagi menjadi 3 jenis :
a. Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan
batuan pada kedua sayapnya memiliki sudut yang sama
besarnya.

b. Lipatan Asimetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan


batuan pada kedua sayapnya tidak sama besar.
c. Lipatan Rebah atau Overturne Fold adalah lipatan yang
kedua sayapnya mengalami pembalikan arah kemiringan
lapisan batuan.
d. Lipatan Sersan adalah lipatan yang berbentuk seperti segitiga

 Patahan atau Sesar (Fault)


Patahan adalah pergeseran sebagian masa atau tubuh batuan dari
kedudukan semula yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada
batuan tersebut. Pergeseran arah sesar mendatar dapat sejajar
dengan permukaan sesar atau pergeseran sesarnya dapat membentuk
sudut (dlip – slip / oblique). Sedangkan bidang sesearnya dapat tegak
lurus maupun menyudut dengan bidang horisontal. Ada 3 jenis
struktur sesar dalam geologi, antara lain :
a. Sesar Mendatar atau Srtike Dlip Fault adalah sesar yang
pergerakannya sejajar, blok bagian kiri relatif bergeser kearah
yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Ada 2 jenis
sesar mendatar berdasarkan arah pergerakan sesarnya, yaitu :
- Sesar Mendatar Dextral ( sesar mendatar menganan)
Adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan
arah perputaran jarum jam.
- Sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri)
Adalah sesar yang arah pergerakannya berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam.
b. Sesar Naik atau thurst fault adalah sesar dimana salah satu
blok batuan bergeser kearah atas dan blok bagian lainya
bergeser kearah bawah sepanjang bidang sesarnya. Bidang
sesar naik memiliki kemiringan lebih kecil dari 45 ⁰ C.
c. Sesar Turun atau normal fault adalah sesar yang terjadi karena
pergeseran blok akibat dari hilangnya pengaruh gaya sehingga
batuan menuju keposisi seimbang. Sesar normal dapat terjadi
dari kekar tension, release maupun kekar gerus.

GAMBAR 2.9
Penampang macam - macam Sesar
2.3.8 Bahaya Geologi
Proses – proses geologi baik yang bersifat endogenik dan eksogenik dapat
menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi kehidupan manusia. Bencana yang
disebabkan oleh proses – proses geologi disebut bencana geologi. Bencana yamg
diakibatkan oleh bahaya geologi yang terjadi di berbagai belahan dunia meningkat
secara tajam baik dalam tingkat dan frekuensi kejadianya dan secara statistik
jumlah korban jiwa dan harta benda juga meningkat.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai bahaya yang disebabkan oleh proses
– proses geologi, antara lain sebagai berikut :
a. Bahaya tanah longsor
Longsoran tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa
batuan atau tanah akibat gaya berat atau gravitasi. Tidak jarang
pemukiman yang dibangun disekitar perbukitan kurang memperhatikan
masalah kestabilan lereng, struktur batuan, dan proses geologi yang
terjadi dikawasan tersebut, sehingga secara tidak sadar potensi bahaya
longsoran tanah setiap saat mengancam jiwa.
Faktor internal penyebab terjadinya longsoran tanah adalah daya ikat
atau kohesi tanah/batuan yang lemah sehingga butiran – butiran
tanah/batuan dapat terlepas dari ikatanya dan bergerak kebawah
menyeret butiran lainnya. Lemahnya daya ikat tanah/batuan maupun
rekahan yang intensif dari masa batuan/tanah. Sedangkan faktor eksternal
yang dapat mempercepat dan memicu longsoran tanah dapat terdiri dari
beberapa faktor antara lain seperti kemiringan, lereng, perubahan
kelembaban tanah/batuan karena masuknya air hujan, tutupan lahan serta
pola pengolahan lahan, pengikisan oleh air yang mengalir, ulah manusia
seperti penggalian, dan lain – lain.

b. Bahaya erupsi gunung berapi


Bahaya gunung api adalah bahaya yng ditimbulkan oleh letusan /
kegiatan gunung api, berupa benda padat, cair dan gas serta campuran
lainya yang mengancam atau cenderung merusak dan menimbulkan
korban jiwa serta kerugian harta benda dalam kehidupan manusia.
 Dampak Negatifnya antara lain:
a. Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas,
jatuhan piroklastik, lahar letusan dan gas beracun)
b. Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan,
kelaparan akibat rusaknya lahan pertanian, kepanikan,
pencemaran udara/ air dan sebagainya.
 Dampak Positifnya antara lain :
a. Bahan galian, seperti batu bata, pasir bahan bangunan, peralatan
untuk rumah tangga, patung.
b. Mineral : belerang, gipsum, zeolit
c. Energi panas : listrik, pemanas ruangan
d. Mata air panas : pengobatan / terapi kesehatan
e. Daerah wisata : keindahan alam
f. Lahan yang subur : pertanian dan perkebunan
g. Sumber daya air : air minum, pertanian atau peternakan
c. Bahaya gunung api
1. Awan Panas
Kecepatan 60 – 145 km/jam, suhu panas tinggi, jarak mencapai
10km atau lebih dari pusat erupsi, sehingga dapat menghancurkan
bangunan, menumbangkan pohon – pohon besar.
a. Guguran longsoran lava
Sumbernya berasal dari kubah lava atau aliran lava.
Guguran kubah lava dapat membentuk awan panas.
b. Lontaran batu pijar
Pecahan batuan gunung api, berupa bomatau bongkah batu
gunung api yang dilontarkan saat gunung api meletus.
Dapat menyebar ke segala arah. Dapat menyebabkan
kebakaran hutan, bangunan dan kematian manusia, temasuk
hewan.
c. Hujan abu
Hujan material jatuhan yang terdiri dari mateial lepas
berukuran butir lempung sampai pasir. Dapat menyebabkan
kerusakan hutan dan lahan pertanian, dapat meninggikan
keasaman air, dapat menyebabkan sakit mata dan saluran
pernapasan.

d. Aliran lava
Volume lava yang besar, berat sehingga aliran lava
mempunyai daya perusak yang besar, dapat menghancurkan
dan membakar apa yang dilandanya.
e. Lahar
Lahar dapat dibedakan menjadi 2, yaitu lahar letusan dan
lahar hujan. Lahan letusan disebut juga lahan primer,
sedangkan lahar hujan disebut juga lahar sekunder.

d. Bahaya gempa bumi


Gempa bumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat
dari lepasnya energi yang terkumpul secara tiba – tiba dalam batuan yang
mengalami deformasi, atau dapat didefinisikan sebagai rambatan
gelombang pada masa batuan atau tanah yang berasal dari hasil
pelepasan energi kinetik berasal dari dalam bumi. Sumber energi yang
dilepaskan dapat berasal dari tumbukan lempeng, letusan gunung api,
atau longsoran masa batuan tanah.
2.4. Metode Analisis
Dalam penelitian ini menggunakan metode, antara lain :
1. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang tersaji dalam
bentuk numerik atau angka dan terukur. Macam macam metode kuantitatif yaitu:
skoring, survei, wawancara, korelasi dan deskriptif. Dalam analisis laporan ini,
metode kuantitatif yang digunakan adalah skoring. Skoring yaitu pemberian skor
berdasarkan karakteristik kategori yang ada pada tiap variabel.
2. Metode Kualitatif
Metode yang digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk non
numerik atau tidak dapat diukur. Macam macam metode kualitatif yaitu:
fenomenologi, studi kasus dan metode analisis. Selain itu, metode ini digunakan
untuk analisis geologi dan analisis potensi dan kendala. Contohya tentang kondisi
fisik alam daerah wilayah studi, tentang kualitas, fasilitas, dan utilitas yang
tersedia di wilayah studi.

Anda mungkin juga menyukai