Di susun Oleh :
Tim MFK
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat hasil kerja
keras Tim MFK UPT Puskesmas Singkawang Tengah I, maka sebuah buku Pedoman
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan UPT Puskesmas Singkawang Tengah I telah
diterbitkan.
MFK Puskesmas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan untuk peningkatan
mutu pelayanan Puskesmas dan karena dampaknya yang cukup luas pada masyarakat
Wilayah Kerja Puskesmas.
Buku Pedoman MFK ini dibuat untuk menjadi acuan Tim MFK sebagai bahan untuk
melaksanakan dan memantau kegiatan MFK sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Buku ini disusun dengan acuan pada Kementerian Kesehatan RI serta beberapa
referensi kegiatan MFK yang sudah dilakukan di UPT Puskesmas Singkawang Tengah I
selama ini.
Betapapun baiknya sebuah buku pedoman, tanpa pelaksanaan yang konsisten dan
menyeluruh oleh semua pihak yang terlibat, maka tujuan pedoman ini tidak akan tercapai.
Buku pedoman ini diharapkan dapat disebarluaskan kepada seluruh Staff UPT Puskesmas
Singkawang Tengah I.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan demi terlaksananya penerbitan buku Pedoman dan Tata Laksana ini. Kami sadar
bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari para pembaca sangat diharapkan
dan semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai Pedoman dan Tata Laksana khususnya
dan pihak lain yang terkait dengan MFK pada umumnya.
Tim MFK
UPT Puskesmas Singkawang Tengah I
Daftar isi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat kesehatan masyarakat merupakan fasilitas yang menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama
yang lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Fakta yang
terlihat signifikan pada puskesmas saat ini adalah berkembangnya fungsi puskesmas yang
pesat. Pada era saat ini Puskesmas berupaya juga untuk memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat yang juga fokus pada aspek preventif dan kuratif karena kedua upaya itu tidak
bisa dipisahkan.
Karena itu lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi petugas dan pengunjung
dapat diwujudkan dengan pelaksanaan keselamatan keamanan kerja yang dijalankan
dengan baik dan konsisten. Dengan lingkungan yang sehat, petugas dapat bekerja tanpa
resiko cedera sehingga dapat melayani pasien dengan sebaik-baiknya. Juga dapat
menciptakan lingkungan aman dan bebas dari pencemaran limbah berbahaya dan beracun.
Pada akhirnya tercipta suatu kesejahteraaan pegawai yang juga dapat menekan
biaya untuk angka kesakitan yang timbul pada petugas sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas. Untuk itu perlu menyusun pedoman Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan sebagai panduan dalam pengelolaaan K3 fasyankes.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pedoman kesehatan dan Keselamatan kerja ini adalah sebagai
dasar untuk memberikan pedoman kepada Staff UPT Puskesmas Singkawang Tengah
I khususnya petugas yang berhubungan dengan Fasilitas dan Keselamatan.
2. Tujuan Khusus
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja pegawai di semua unit
kerja ke tingkat setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada petugas berupa kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi petugas di dalam pekerjaannya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
C. RUANG LINGKUP.
Ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan kerja UPT Puskesmas Singkawang
Tengah I yaitu merupakan kegiatan untuk menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan
menunjang kebutuhan pasien, keluarga dan staf serta pengunjung. Dan yang menjadi fokus
kegiatan MFK adalah fasilitas gedung, bahan berbahaya, manajemen emergensi,
pengamanan kebakaran, peralatan medis dan sistim utilitas. Secara khusus kegiatan MFK
berupaya untuk:
1. Mengidentifikasi Bahaya
2. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko Keselamatan Kerja
3. Mencegah kecelakaan dan cidera
4. Memelihara kondisi yang aman
D. DASAR KEBIJAKAN.
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 05 / Men / 1996, tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3 fasyankes).
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472 /MENKES/PER/V/1996, tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1980, tentang Pemeriksaan Tenaga
dan Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980, tentang Syarat - syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
7. Peraturan Menteri PU NO 26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Bahan
Beracun dan Berbahaya.
10. Instruksi Menteri Tenaga Kerja Nomor 11 Tahun 1997 Tentang Pengawasan Khusus
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Penanggulangan Kebakaran.
11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 537 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Limbah
Medis di Masa Pandemi.
12. Peraturan Menteri LHK NO 56 Tahun 2015 Tentang Tatacara & Persyaratan
Pengelolaah Limbah B3 di Fasyankes.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
Dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
15. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.
16. Peraturan Menteri Kesehatan No 52 Tahun 2018 Tentang Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja.
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan B3.
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Kerja.
21. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
22. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM
UPT Puskesmas Singkawang Tengah I Merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya.
21 RT
Kel. Jawa
Kel. Roban
KETERANGAN 38 RT
PUSK INDUK Kel. Condong
Te gah.shp
.
PUSTU Kel. Condong
Kel. Jaw
PDDK : 31.088 .
Kel. Sei. Wie
Kel. Sekip Lama
RT : 94
LUAS : 7.95 Km2
N
W E
S
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
1. paradigma sehat;
2. pertanggungjawaban wilayah;
3. kemandirian masyarakat;
4. ketersediaan akses pelayanan kesehatan;
5. teknologi tepat guna; dan
6. keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya
dengan pendekatan keluarga dengan cara mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan Fungsinya:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
C. WEWENANG PUSKESMAS
Dalam menyelenggarakan fungsi UKM, Puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses mutu dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penanggulangan
Penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi UKP, Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara Komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan
preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi
6. Melaksanakan Rekam Medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
2. Pelayanan Penunjang
a) Laboratorium klinik.
b) Farmasi
c) Persalinan
Kamar persalinan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan persalinan normal,
3. Sarana Penunjang Non Medik
a) Dapur/Ruang gizi
b) Sanitasi
c) Promosi Kesehatan
4. Tenaga Kerja
N
IZIN NO. IZIN MASA BERLAKU KET
o
1 Izin Operasional 123.4.12.4.001.4.2021 24 Mei 2024
Puskesmas
2 Izin Instalasi 1.4.3.4.22.2020 12 Agustus 2025
Listrik
3 Izin IPAL 4.3.4.55.5.1.4.3.21.20 6 September 2025
2) Limbah cair
Limbah cairUPT Puskesmas Singkawang Tengah I diolah di IPAL
Puskesmas.
c) Penggunaan Energi
UPT Puskesmas Singkawang Tengah I dalam penggunaan listriknya
bergantung pada PLN sedangkan cadangannya berupa 2 genzet yang
masing-masing kemampuannya sebesar 220 Volt.
E. JENIS KEGIATAN MFK
UPT Puskesmas Singkawang Tengah I sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Umum diwajibkan menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan menunjang
kebutuhan pasien, keluarga dan staf serta pengunjung. Dan yang menjadi fokus
kegiatan MFK adalah fasilitas gedung, bahan berbahaya, manajemen emergensi,
pengamanan kebakaran, peralatan medis dan sistim utilitas. Secara khusus kegiatan
MFK berupaya untuk:
1. Mengidentifikasi Bahaya
2. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko Keselamatan Kerja
3. Mencegah kecelakaan dan cidera
4. Memelihara kondisi yang aman
serta dalam rangka menghadapi tuntutan akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas serta mengutamakan keselamatan pasien, antisipasi situasi kondisi yang
sangat dinamis baik internal maupun eksternal maka diperlukan kebijakan manajemen
fasilitas dan keselamatan sebagai berikut
1. Puskesmas mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
ketentuan tentang pemeriksaan fasilitas.
2. Puskesmas menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan supportif bagi
pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
3. Puskesmas menerapkan manajemen fasilitas dan keselamatan yang efektif
meliputi perencanaan, pendidikan dan pemantauan yang multi disiplin meliputi :
- Merencanakan ruang, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan agar
aman dan efektif untuk menunjang pelayanan klinis yang diberikan
- Seluruh staf dididik tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, dan bagaimana
memonitor dan melaporkan situasi yang menimbulkan risiko.
- Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang penting dan untuk
mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan.
- Rencana keselamatan dan keamanan
- Rencana penanganan bahan berbahaya
- Rencana manajemen emergensi
- Rencana pengamanan/penanggulangan kebakaran
4. Puskesmas menetapkan rencana induk atau rencana tahunan untuk mengelola
risiko terhadap pasien, keluarga, pengunjung dan staf meliputi :
a. Keselamatan dan keamanan
Keselamatan : Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground dan peralatan Puskesmas tidak menimbulkan bahaya atau
risiko bagi pasien, staf dan pengunjung
Keamanan : Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau
akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang
b. Bahan berbahaya : penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan
radioaktif dan bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan
berbahaya dibuang secara aman
c. Manajemen Emergensi Tanggapan terhadap wadah, bencana dan keadaan
emergensi direncanakan dan efektif
d. Pengamanan kebakaran properti dan penghuninya dilindungi dari kebakaran
dan asap
e. Peralatan medis peralatan dipilih, dipilihara dan digunakan sedekian rupa
untuk mengurangi risiko
f. Sistem utilitas Listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian
Rencana tersebut ditulis dan di update yang merefeksikan keadaan sekarang
atau keadaan terkini dalam lingkungan Puskesmas. Ada proses untuk
mereview dan mengupdate.
A. VISI
Terwujudnya Bondowoso Melesat “ Mandiri, Ekonomi, Lestari, Sejahtera, Adil,
dan Terdepan” dalam bingkai iman dan taqwa.
B. MISI
1. Memberikan kemudahan masyarakat untuk mengakses kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Meningkatkan kerjasama lintas sector untuk mendukung tercapainya program
kesehatan.
D. MOTTO PUSKESMAS
Sehat anda, Semangat kami
E. Tujuan
Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat curahdami yang berwawasan
kemandirian.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
TIM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
Ketua
MFK
A. URAIAN JABATAN
1. Nama Jabatan : Ketua Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Uraian Tugas :
1. Memimpin rapat
7. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas yang berkaitan
dengan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Tanggung Jawab :
Syarat Jabatan :
Tanggung Jawab :
Tanggung Jawab :
Syarat Jabatan :
1. Memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang Pengelolaan B3
4. Nama Jabatan : Koordinator Unit Kesiapan Menghadapi Bencana
Uraian Tugas :
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Kesiapan Menghadapi Bencana
5. Nama Jabatan : Koordinator Unit Penanganan Kebakaran
Uraian Tugas :
1. Membuat rencana program Kesiapan Menghadapi Kebakaran
2. Memberikan usulan terhadap fasilitas dan peralatan yang berhubungan dengan
Kesiagaan Kebakaran
3. Memberikan usulan revisi terhadap prosedur berdasarkan evaluasi pelaksanaan
4. Memberikan masukan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan
Kesiapan Menghadapi Kebakaran
5. Melakukan koordinasi terhadap unit-unit kerja lain
6. Membuat laporan terhadap pelaksanaan program Kesiagaan Kabakaran
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Kesiagaan
6. Nama Jabatan : Koordinator Unit System Utilitas
Uraian Tugas :
1. Membuat rencana program System Utilitas
2. Memberikan usulan terhadap fasilitas dan peralatan yang berhubungan dengan
System Utilitas
3. Memberikan usulan revisi terhadap prosedur berdasarkan evaluasi pelaksanaan
4. Memberikan masukan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan System
Utilitas
5. Melakukan koordinasi terhadap unit-unit kerja lain
6. Membuat laporan terhadap pelaksanaan program System Utilitas
Tanggung Jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program System Utilitas
BAB VI
TATA LAKSANA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
B. BAHAN BERBAHAYA
1. Puskesmas mempunyai rencana tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan
limbah berbahaya;
2. Puskesmas mengidentifikasi dan mengendalikan secara aman bahan dan limbah
berbahaya sesuai rencana
3. Identifikasi dan pengendalian bahan berbahaya dan limbah diproses untuk :
Inventarisasi bahan dan limbah berbahaya,
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya,
Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exporuse) dan insiden
lainnya
Pembuangan limbah berbahaya yang benar sesuai dengan SOP yang ada,
Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaaan,
ada tumpahan (spill) atau paparan (exposure).
Pendokumentasian meliputi izin dan perizinan / lisensi atau ketentuan
persyaratan lainnya
Pemasangan label yang benar pada bahan dan limbah berbahaya.
4. Puskesmas memastikan bahwa setiap badan usaha yang menggunakan bahan –
bahan berbahaya harus mempunyai lembar data pengaman;
5. Setiap bahan berbahaya dan beracun (B3) pada wadah atau kemasan harus
dicantumkan penandaan yang meliputi nama dagang, bahan aktif, isi berat netto,
kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya;
6. Puskesmas memastikan bahwa bahan berbahaya dan beracun tersebut terpisah
dari bahan – bahan lain dan jauh dari api;
7. Puskesmas harus mengetahui sifat dan karakteristik dari penanganan,
penyimpanan dan penggunaan B3 tersebut yang meliputi:
Setiap bahan material yang disimpan didalam gudang diberi label yang
jelas sesuai dengan spesifikasi, khusus dengan bahan – bahan B3
harus diberi label peringatan yang jelas untuk diketahui bahaya dari
masing – masing bahan dan cara penanganan.
D.PENGAMANAN KEBAKARAN
1. Puskesmas melaksanakan program untuk memastikan bahwa seluruh penghuni
di Puskesmas aman dari kebakaran, asap dan kedaruratan lainnya
2. Puskesmas menjamin penghuni Puskesmas tetap aman sekalipun terjadi
kebakaran atau asap dengan melaksanakan program antara lain :
- Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran, seperti
penyimpanan dan penanganan secara aman bahan mudah terbakar,
termasuk gas medik, seperti oksigen
- Bahaya yang terkait dengan setiap pembangunan didalam atau berdekatan
dengan bangunan yang dihuni pasien
- Jalan keluar yang aman dan tidak terhalang bila terjadi kebakaran
- Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini, seperti, deteksi asap (smoke
detector), alarm kebakaran, dan patroli kebakaran, dan
- Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti selang air, supresan
kimia (chemical suppressants) atau sistem penyeburan (spinkler).
3. Puskesmas secara teratur melakukan uji coba pengamanan kebakaran dan asap,
meliputi setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghentian
(suppression) dan mendokumentasikan hasilnya.
4. Rencana pengamanan kebakaran Puskesmas mengidentifikasi :
- Frekuensi pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan sistem perlindungan dan
pengamanan kebakaran, sesuai ketentuan
- Rencana evakuasi yang aman dari fasilitas bila terjadi kebakaran atau ada
asap.
- Proses untuk melakukan uji coba semua bagian dari rencana, dalam jangka
waktu 12 bulan
- Pendidikan yang perlu bagi staf untuk dapat melindungi secara efektif dan
mengevakuasi pasien bila terjadi kedaruratan dan
- Partisipasi semua staf dalam uji coba pengamanan kebakaran sekurang-
kurangnya setahun sekali.
5. Seluruh pemeriksaan, uji coba dan pemeriksaan didokumentasikan
a) LARANGAN MEROKOK
Puskesmas membuat larangan merokok dengan menggunakan stiker –
stiker disetiap lantai dan membuat larangan merokok diperaturan
Puskesmas;
Puskesmas menyusun dan mengimplenmentasikan kebijakan larangan
merokok terhadap pasien, keluarga, staf dan pengunjung tanpa
terkecuali;
Puskesmas secara teratur melakukan monitoring larangan merokok
kepada setiap pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan
merokok disekitar lingkungan Puskesmas. Lingkungan Puskesmas
adalah semua Ruang Unit Kerja yang ada didalam batas Pagar
Puskesmas;
Bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung yang kedapatan merokok
akan diberikan pengarahan dan masukan oleh Staf Puskesmas;
Puskesmas Melindungi kesehatan masyarakat, sudah seharusnya bebas
dari asap rokok karena asap rokok dapat menimbulkan penyakit yang
fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat
penggunaan rokok;
Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber atau sumber-sumber bahaya.
E.PERALATAN MEDIS
I. Pengadaan Alat Medis
1. Puskesmas merencanakan dan mengimplementasikan program untuk
pengadaan alat medis untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi / layak
pakainya peralatan medis tersebut;
2. Fasilitas yang rusak atau sudah tidak dapat diperbaiki kembali segera
dimutasi kebagian logistik dan dibuat berita acara pergantian barang oleh
bagian teknisi medis;
3. Untuk penambahan (pengadaan) alat medis baru disebabkan oleh:
Adanya alat baru yang diperlukan pada pelayanan medis
Kurangnya fasilitas alat medis yang diperlukan, sehingga mengajukan
penambahan alat medis yang baru kepada direktur bidang.