o Sulitnya bergerak di saat pandemic covid19 o Tertutupnya beberapa akses pelayanan publik dunia kampus yang terbiasa luring harus membiasakan daring tantangan mahasiswa akhir semakin berat (pemanfaatan perpustakaan terbatas, layanan konsultasi dengan pembimbing secara daring, permohonan tanda tangan dosen by daring sometimes, terkadang juga tetap harus ttd basah namun lembar yang akan ditandatangani harus dikirim ke alamat rumah tanpa bertemu maupun bersentuhan langsung kirim dokumen dengan JNE) saat penelitian (tesis) tidak banyak RS yang menerima peneliti dari luar. Padahal perizinan sudah lengkap namun harus di pending dikarenakan lockdown hingga ke proses ujian hasil dan tertutup dilaksanakan dengan daring tanpa ada selebrasi di graha saba (yang merupakan impian) digantikan dengan momen kebersamaan dengan keluarga di rumah o momen hari raya selama dua tahun secara tertutup dengan keluarga inti saja, berkirim tanda silaturahim dengan ucapan, pelukan, canda, tawa secara virtual. Bertukar buah tangan dengan fasilitas jasa ekspedisi (JNE) o hingga berubahnya mindset pekerja menjadi wirausaha bisnis online (masker). Produksi -> packing -> kirim (JNE) berkembang ke aksesoris masker (strap) o berangsurnya kasus covid menurun, di akhir tahun 2022 melanjutkan cita-cita untuk menjadi dosen, mulai mengirim berkas lamaran ke perguruan tinggi impian, tentu dengan surat elektronik dan jasa pengiriman dokumen (JNE) pengumuman lolos administrasi, rangkaian tes seleksi (TPA, TOEFL, Microteaching, dan wawancara menggunakan media komunikasi memanfaatkan teknologi) hingga akhirnya lolos menjadi salah satu dosen di Perguruan Tinggi Besar di Jawa tengah. o JNE telah banyak membantu dalam perjalanan hidup gadis pandemi dalam mewujudkan mimpi dan cita-citanya. Terimakasih.