Anda di halaman 1dari 13

Җ KLINIK PRATAMA KARAWACI MEDIKA

SIO : 445.5/KMT.108/DPMPTSP/KLINIK/2019
Jl. Imam Bonjol No.11 Kel. Karawaci, Kec. Karawaci Kota Tangerang Kode Pos: 15151
Telp: (021) 29662639 WA: 088294859105,
Email: karawacimedika02@yahoo.com, IG: @klinikkarawacimedika

PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN


KLINIK PRATAMA KARAWACI MEDIKA

I. PENDAHALUAN
A. Latar Belakang Klinik
Klinik Pratama Karawaci Medika terletak di pinggir jalan raya dengan populasi
penduduk yang cukup tinggi. Meningkatnya populasi penduduk, pendidikan dan sosial
ekonomi masyarakat menuntut perubahan pelayanan kesehatan yang lebih baik, lebih ramah
dan lebih bermutu. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam klinik secara
bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif, efisien serta memberikan
kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat dengan tetap mengedepankan
keselamatan pasien.
Guna mencapai hal itu Klinik telah mencanangkan serta melaksanakan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk seluruh staf serta penilaian
terhadap indikator-indikator pelayanan yang ada di Klinik.
Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan klinik tidak
hanya disoroti dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek keselamatan pasien
dan aspek pemberi pelayanannya, karena muara dari pelayanan klinik adalah pelayanan jasa.
Oleh karena itu klinik perlu menyusun suatu program untuk memperbaiki
proses pelayanan terhadap pasien, agar kejadian tidak diharapkan dapat dicegah melalui
rencana pelayanan yang komprehensif. Dengan meningkatnya keselamatan pasien,
diharapkan dapat mengurangi terjadinya kejadian tidak diharapkan sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap mutu pelayanan klinik kembali meningkat.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan yang ada
dan seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan
peduli terhadap keselamatan pasien, pengunjung, masyarakat dan staf yang bekerja di
Klinik Pratama Karawaci Medika.
Program mutu dan keselamatan pasien merupakan program yang wajib direncanakan,
dilaksanakan, dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti di seluruh jajaran yang ada di
Klinik Pratama Karawaci Medika.
Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
yang menjadi acuan dalam penyusunan program-program mutu dan keselamatan pasien di
Klinik Pratama Karawaci Medika.

B. Visi, Misi, Tujuan, Motto, Tata Nilai Klinik Pratama Karawaci Medika
Visi Klinik Pratama Karawaci Medika:
Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Dasar Secara Profesional dan Kekeluargaan
Misi Klinik Pratama Karawaci Medika Klinik:
- Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara Profesional dan
Kekeluargaan
- Menegakkan prinsip senyum, salam, sapa, sopan, santun dan biaya terjangkau
dalam setiap pelayanan.
- Mengembangkan sistem kerjasama bagi pengguna layanan kesehatan dan BPJS
Tujuan Klinik Pratama Karawaci Medika Klinik:
Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada keselamatan dan
kepuasan pasien
Motto Klinik Pratama Karawaci MedikaKlinik:
Kepuasan Pasien adalah Kebahagiaan Kami
Tata Nilai Klinik Pratama Karawaci Medika:
Tata Nilai Klinik Pratama Karawaci Medika di Singkat Menjadi Pro-Ceria
a. Profesional: Memiliki tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kemampuan
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
b. Cekatan: Memiliki sikap tanggap, cepat dan tepat dalam bertindak.
c. Ramah: Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan
d. Ikhlas: Bekerja dari hati dengan tulus dan bertanggung jawa

C. Defenisi Mutu
1) Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk individu dan
masyarakat yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal, diberikan sesuai
dengan standar pelayanan, dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta untuk
memenuhi hak dan kewajiban pasien.
2) Continuous Quality Improvement (CQI)/ peningkatan Mutu berkesinambungan (PMB)
adalah proses organisasi terstruktur yang melibatkan personal dalam merencanakan dan
melaksanakan peningkatan secara terus menerus, menyediakan perawatan kesehatan
berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.
3) Indikator mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan
mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
4) Fasilitas pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
5) Plan, Do, Check, Action (PDCA)/ Plan, Do, Study, Action (PDSA) adalah salah satu
model atau metoda peningkatan mutu secara berkesinambungan dalam menyelesaikan
masalah mutu.
Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena
menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang. Perkembangan ilmu pengetahuan,
metode pengobatan dan penemuan alat kedokteran canggih selain memberikan manfaat yang
besar bagi masyarakat pada kenyataannya tidak mampu menghilangkan resiko terjadinya
suatu kejadian yang tidak diinginkan, baik timbulnya komplikasi, kecacatan maupun pasien
meninggal dunia. Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang ideal perlu
menetapkan struktur (input) dari kegiatan klinik dan manajemen, termasuk kerangka untuk
memperbaiki proses kegiatan klinik dan manajemen, termasuk kerangka untuk memperbaiki
proses kegiatan serta indikator output yang digunakan untuk monitoring dan evaluasi. Lebih
lanjut program tersebut perlu menekankan bahwa perencanaan, perancangan, monitor,
analisis dan perbaikan proses klinik serta manajemen harus dikelola dengan baik dengan
sifat kepemimpinan yang jelas agar tercapai hasil maksimal.
Perkembangan mutu pelayanan Kesehatan di Indonesia dimulai pada sekitar tahun 1990
dengan pendekatan Total Quality Management dengan diterapkannya Gugus Kendali Mutu di
berbagai rumah sakit, yang kemudian juga diikuti penerapan di Klinik. Upaya peningkatan mutu
tersebut kemudian didorong dengan diterapkannya akreditasi rumah sakit mulai dari tahun 1995
sampai sekarang, dan diikuti juga dengan dimulainya penerapan akreditasi fasiltas pelayanan
kesehatan tingkat pertama pada tahun 2015.
Dalam menangani mutu dipakai teknik pemecahan masalah yang dapat membedakan
penyebab sistematis dan penyebab khusus. Salah satu metode yang diperkenalkannya adalah
siklus Deming (Deming Cycle), pada siklus ini mencegah terjadinya kesalahan dengan
penetapan standar serta modifikasi standar yang ada. Siklus ini dikenal dengan PDCA terdiri
atas empat komponen utama secara berurutan yaitu plan, do, check dan action. PDCA
menekankan pada pelaksanaan perubahan dan kepatuhan terhadap standar. Siklus ini
kemudian berkembang saat disadari pada tahap ketiga/ check adalah melihat kembali hasil
dari perubahan yang dilakukan. Bahwa pada tahapan yang ketiga yang dilakukan adalah
study yaitu membandingkan data hasil pengamatan, untuk dapat memperkirakan
pembelajaran yang dapat diperoleh sebagai proses perbaikan. Maka siklus tersebut
kemudian dikenal menjadi PDSA yaitu plan, do, study dan action dengan menekankan pada
pembelajaran dan upaya peningkatan mutu.
Perbedaan antara PDSA dengan PDCA
UNSUR PDSA PDCA
Masalah Masalah kompleks adalah Masalah sederhana
yang terdiri dari banyak adalah masalah yang
faktor penyebab satu penyebab
Fokus Pembelajaran dan Perubahan dan
peningkatan mutu kepatuhan terhadap
standar
Periode Waktu Perlu uji coba sehingga Waktu singkat
membutuhkan waktu (Few minute_less than
cukup lama, (maksimum 6 one month)
bulan)
Proses 1. Identifikasi masalah 1. Identifikasi masalah
Pelaksanaan 2. Kumpulkan data bukti 2. Analisa masalah
3. Analisa masalah- 3. Rencana solusi
sebab 4. Kerjakan
4. Rencana Ujicoba 5. Cek hasilnya
5. Ujicoba 6. Lakukan untuk
6. Pelajari hasilnya seterusnya
7. Tindak lanjut ke unit
kerja lainnya

D. Defenisi Keselamatan Pasien


1) Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
2) Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut Insiden, adalah setiap kejadian
yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Standar Keselamatan Pasien meliputi standar:
1) hak pasien;
2) pendidikan bagi pasien dan keluarga;
3) Keselamatan Pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4) penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan peningkatan
Keselamatan Pasien;
5) peran kepemimpinan dalam meningkatkan Keselamatan Pasien;
6) pendidikan bagi staf tentang Keselamatan Pasien; dan
7) komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai Keselamatan Pasien.
Sasaran Keselamatan Pasien meliputi:
1) mengidentifikasi pasien dengan benar;
2) meningkatkan komunikasi yang efektif;
3) meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai;
4) memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasienyang benar;
5) mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan; dan
6) mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
Tujuh langkah menuju Keselamatan Pasien terdiri atas:
1) membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien;
2) memimpin dan mendukung staf;
3) mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4) mengembangkan sistem pelaporan;
5) melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6) belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Pasien; dan
7) mencegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan Pasien

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi standar
pelayanan keselamatan pasien dan memberikan kepuasan kepada pasien.

B. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu pelayanan klinis
2) Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
3) Mengetahui tujuh standar keselamatan pasien;
4) Mengetahui langkah – langkah menuju keselamatan pasien;

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Tujuh Standar Keselamatan Pasien


No Uraian Tujuh Standar Kriteria

1 Hak pasien Harus ada dokter penanggung jawab klinik dan dokter
pelaksana pelayanan.

Dokter pelaksana pelayanan wajib membuat rencana


pelayanan.
2 Mendidik pasien dan Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
keluarga

Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan


keluarga.

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak


dimengerti.

Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.

Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Klinik.

Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.

Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

3 Keselamatan pasien Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari


dalam kesinambungan saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan
pelayanan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien
keluar dari Klinik

Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan


kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara
berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan
transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.

Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan


komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga,
pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan
rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.

Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi


kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi
tanpa hambatan, aman dan efektif.

4 Penggunaan metode- Klinik harus melakukan proses perancangan (desain) yang


metode peningkatan baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan Klinik, kebutuhan
kinerja untuk pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,
melakukan evaluasi praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang
dan program berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah
peningkatan Menuju Keselamatan Pasien Klinik”.
keselamatan
Pasien.

Klinik harus melakukan pengumpulan data kinerja yang


antara lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi,
manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
Klinik harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan
semua insiden, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu
proses kasus risiko tinggi.

5 Peran kepemimpinan Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program


dalam meningkatkan keselamatan pasien.
keselamatan pasien

Tersedia program pro aktif untuk identifikasi risiko


keselamatan dan program meminimalkan insiden.

Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal


berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi
yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah
“Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) dan “Kejadian
Sentinel’ pada saat program keselamatan pasien mulai
dilaksanakan.

6 Mendidik staf tentang Klinik harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
keselamatan pasien orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan
pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.

7 Komunikasi Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala


merupakan kunci bagi komunikasi untuk memperbaiki manajemen informasi yang
staf untuk mencapai ada.
keselamatan pasien

B. Enam Sasaran Keselamatan Pasien


No Uraian Sasaran Elemen Penilaian
1 Ketepatan identifikasi Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien,
pasien yaitu nama dan tanggal lahir
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan / prosedur.
Melakukan analisis kinerja pelayanan klinis.
Mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi.
2 Meningkatkan Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon
komunikasi yang atau hasil pemeriksaan dituliskan (T) secara lengkap oleh
efektif dengan TBaK penerima perintah.
Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan
dibacakan (B) kembali secara lengkap oleh penerima
perintah.
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi (K) oleh
pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil
pemeriksaan.

3 Meningkatkan Mengidentifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label,


keamanan obat yang dan penyimpanan obat.
perlu diwaspadai Mengimplementasikan kebijakan dan prosedur.
Mencegah pemberian obat yang kurang hati -hati.
Obat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus
diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang
dibatasi ketat
(restricted).
4 Memastikan tepat Menggunakan tanda yang jelas dan dimengerti untuk
lokasi, tepat prosedur, identifikasi lokasi pasien dan melibatkan pasien di dalam
tepat pasien proses penandaan.
Menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat pre tindakan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
Menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-
out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan
pembedahan.
Memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan dental.
5 Mengurangi resiko Mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
infeksi terkait diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari
pelayanan kesehatan WHO Patient Safety).
Menerapkan program hand hygiene yang efektif.
Mengembangkan prosedur untuk mengurangi resiko dari
infeksi.
6 Mengurangi resiko Menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap
pasien jatuh risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan.
Mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap berisiko jatuh.
Memonitoring hasil langkah-langkah mengurangi resiko
pasien jatuh.
Mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien
cedera akibat jatuh di rumah
sakit.

C. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien


Uraian Langkah –
No Rincian Kegiatan
langkah
1 Membangun kesadaran - Memastikan Klinik memiliki kebijakan yang
akan nilai keselamatan menjabarkan peran dan akuntabilitas individual
pasien bilamana ada insiden.
- Menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari
insiden yang terjadi di Klinik.
- Melakukan asesmen dengan menggunakan survei
penilaian keselamatan pasien.
2 Memimpin dan - Memastikan ada tim Mutu yang bertanggung
mendukung staf jawab atas Keselamatan Pasien.
- Mengidentifikasi di tiap bagian Klinik, orang-
orang yang dapat diandalkan untuk menjadi
“penggerak” dalam gerakan Keselamatan Pasien
- Memprioritaskan Keselamatan Pasien dalam
agenda rapat tim Mutu maupun rapat - rapat
manajemen Klinik
- Memasukkan Keselamatan Pasien dalam semua
program latihan staf Klinik anda dan pastikan
pelatihan ini diikuti dan diukur efektifitasnya.

3 Mengintegrasikan - Mengembangkan indikator - indikator kinerja bagi


aktivitas pengelolaan sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor
risiko oleh Kepala Klinik.
- Menggunakan informasi yang benar dan jelas yang
diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan
asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
- Memastikan ada penilaian risiko pada individu
pasien dalam proses asesmen risiko Klinik.
- Melakukan proses asesmen risiko secara teratur,
untuk menentukan akseptabilitas setiap risiko, dan
mengambil langkah - langkah yang tepat untuk
memperkecil risiko tersebut.

4 Mengembangkan Sistem - Melengkapi rencana implementasi sistem


Pelaporan pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar, yang
harus dilaporkan ke tim Mutu.
- Memberikan semangat kepada staf untuk secara
aktif melaporkan setiap insiden yang terjadi dan
insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga,
karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
5 Melibatkan dan - Memastikan pasien dan keluarga mereka
Berkomunikasi Dengan mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana
Pasien terjadi insiden.
- Memprioritaskan pemberitahuan kepada pasien
dan keluarga bilamana terjadi insiden, dan segera
berikan kepada mereka informasi yang jelas dan
benar secara tepat.

6 Belajar dan Berbagi - Mengembangkan kebijakan yang menjabarkan


Pengalaman tentang dengan jelas kriteria pelaksanaan Analisis Akar
Keselamatan Pasien Masalah (root cause analysis / RCA) yang
mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu
kali per tahun melakukan Failure Modes and
Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko
tinggi.
- Mengidentifikasi unit atau bagian lain yang
mungkin terkena dampak di masa depan dan
berbagi pengalaman tersebut secara lebih luas.
7 Mencegah Cedera - Menggunakan informasi yang benar dan jelas yang
Melalui Implementasi diperoleh dari sistem pelaporan, asesmen risiko,
Sistem Keselamatan kajian insiden, dan audit serta analisis, untuk
Pasien menentukan solusi setempat. Solusi tersebut dapat
mencakup penjabaran ulang system (struktur dan
proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau
kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrumen
yang menjamin keselamatan pasien.
- Melakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan
yang direncanakan.
- Melakukan telaah kembali perubahan - perubahan
yang dibuat unit dan memastikan pelaksanaannya.

D. Cara Melakukan Kegiatan dan Sasaran


1. Memenuhi standar, sasaran, dan langkah – langkah menuju keselamatan pasien
Puskesmas yang tertuang dalam instrumen akreditasi Puskesmas.
2. Membentuk tim Mutu Klinik

E. Sasaran
Sluruh Pelanggan dan staff Klinik Pratama Karawaci Medika

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


2023
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan sosialisasi V V V V
tentang keselamatan
pasien
2 Pengumpulan data V V V V V V V V V V V V
kinerja tiap unit
3 Evaluasi V V V V

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Setiap bulan tim Mutu melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien di
unit kerja.
2. Setiap 3 bulan tim Mutu melakukan evaluasi untuk melihat pencapaian program dan
rencana program dilaksanakan setiap akhir tahun.
3. Setiap 3 bulan tim Mutu membuat laporan pelaksanaan kegiatan keselamatan untuk
Kepala Klinik,

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencataan, evaluasi dan pelaporan kegiatan ini merupakan laporan dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan. Pencatatan dilakukan setiap menemukan kasus. Pelaporan
dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, dengan membuat PDCA atau PDSA.
Ditetapkan di : Karawaci

Pada tanggal : 15 Mei 2023


KEPALA KLINIK PRATAMA KARAWACI MEDIKA,

(dr. Helmawati Perangin Angin, MKM)

Anda mungkin juga menyukai