Anda di halaman 1dari 7

Serat Acitya-Jurnal Ilmiah

UNTAG SEMARANG

PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA ARBITRASE

Oleh : Sri Retno Widyorini


Fakultas Hukum, UNTAG Semarang
(Email : sriretnowidyorini@yahoo.co.id)

ABSTRAKSI

Arbitrase adalah penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Penyelesaian sengketa dengan cara arbitrase
lebih menarik para pengusaha, pedagang atau investor karena abritrase memberikan kebebasan dan otonomi
yang sangat luas kepada para pihak. Abritrase bisa menjadi solusi penyelesaian masalah terhadap ketidakpastian
sehubungan dengan sistem hukum yang berbeda yang disebabkan karena para pihak yang bersangketa berasal
dari yurisdiksi hukum tidak sama. Alasan dipilihnya arbitrase juga disebabkan karena beberapa hal seperti
adanya kebebasan, kepercayaan dan keamanan, keahlian ,cepat dan hemat biaya, bersifat rahasia, bersifat no
preseden, kepekaan arbiter, pelaksanaan keputusan dan adanya kecenderungan yang modern. Prosedur arbitrase
setidak- tidaknya haru melalui beberapa tahap yaitu, negosiasi, pengangkatan para arbiter dan penyelenggaraan
arbitrase, putusan serta pelaksanaan dari arbitrase itu sendiri. Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai
kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak, oleh karena itu tidak dapat diajukan banding, kasasi atau
peninjauan kembali.

Kata kunci : penyelesaian sengketa, arbitrase

ABSTRACT

Arbitration is a dispute resolution outside the court. Settlement of disputes by way of arbitration more attractive
to employers, traders or investors because it provides the freedom and autonomy arbitration very broad to the
parties. arbitration could be a solution to problem resolution to the uncertainty with respect to the different legal
systems due have a legal dispute parties from the jurisdiction of the law is not the same. Reasons for choosing
arbitration is also caused by several things such as freedom, trust and security, expertise, quick and cost
effective, confidential, is no precedent, the sensitivity of the arbitrator, the implementation of the decisions and
the modern trend. The arbitration procedure at least touched through several stages, the negotiations, the
appointment of the arbitrators and the arbitration, the decision and the implementation of arbitration itself.
Arbitral award shall be final and legally binding and binding on the parties, and therefore can not be appealed,
the appeal or reconsideration.

Keywords: dispute resolution, arbitration

PENDAHULUAN transaksi, yang disebut dengan transaksi jual beli.


Dalam transaksi jual beli tersebut pembayaran atas
Pesatnya kemajuan bidang teknologi, barang yang dijadikan obejek dapat dilakukan
berpengarung besar terhadap perkembangan dunia melalui pembayaran langsung atau kontan maupun
usaha, khususnya bidang perdagangan. Arus dengan kredit atau pemabyaran dibelakang setelah
globalisasi yang melanda dunia saat ini barang diterima dan dalam jangka waktu yang
menyebabkan tiada lagi jarak batas antara negara, disepakati oleh para pihak. Begitu juga halnya
apa yang bisa dinikmati oleh masyarakat dibelahan dengan alat bayar yang akan dipakai dalam
dunia sana begitu mudahnya dalam jarak waktu penyelesaian transaksi tersebut. Biasanya dalam
pendek bisa juga dinikmati oleh masyarakat disini, partai besar pembayaran transaksinya tidak
semua itu tentu menyebabkan meningkatnya ke menggunakan uang kertas akan tetapi
sejahteraan umat manusia. menggunakan alat pembayaran dengan giral,
misalnya bilyet giro, cek atau dengan LC, melalui
Proses berpindahnya barang dari satu bank yang ditunjuk oleh para pihak. System
pihak kepada pihak lain dilakukan melalui pembayaran demikian dipandang ssangat efisien
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah
UNTAG SEMARANG

dan dijamin lebih aman dari kemungkinan pengadilan, dimana asalah satunya adalah dengan
terjadinya tindak kekerasan yang sekarang ini cara arbitrase, sehingga dalam tulisan karya ini
marak terjadi dan menimpa nasabah- nasah bank akan menguraikan mengenai penyelesaian sengketa
yang mengambil uang dalam jumlah besar. dengan cara arbitrase ini.

Transaksi jual beli yang terjadi antara Permsalahan yang akan dibahas adalah:
warga negara yang telah berbeda, baiasanya bagaimanakah cara penyelesaian sengketa dengan
dilakukan melalui kesepakatan dengan membuat cara arbitrase dan mengapa arbitrase yang dipilih?
perjanjian tertulis dimana dalam perjanjian tersebut
disepakati tentang segala sesuatu yang berkaitan CARA PENYELESAIAN SENGKETA
dengan transaksi serta system pembayarannya. Dan DENGAN ARBITRASE
apabila dibelakang hari terjadi sengketa diantara
mereka maka mereka sepakat untuk memakai cara Setiap masyarakat memiliki berbagai
atau alternative penyelesai diluar pengadilan dan macam cara untuk memperoleh kesempatan dalam
dalam dunia perniagaan khhususnya perdagangan proses perkara atau untuk menyelesaikan sengketa
mereka lebih sering memillih cara arbitrase. dan konflik. Karena adanya pergeseran nilai dalam
Penyelesaiaan perselisihan dengan cara alternative masyarakat yang mualai meninggalkan cara- cara
atau lazim disebut dengan ADR (alternative dispute penyelesaian menurut kebiasaan dan beralih kecara
resolution), yaiut sebuah cara penyelesaian penyelesaian melalui hukum, hal ini dilakukan
perselisihan kehusunya di dunia bisnis, yang sering karena dengan cara hukum akan lebih diperoleh
dipilih para pihak yang bersangketa Karena cara ini kepastian tantang segala sesuatunya. Mereka lebih
dipandang lebih cepat, lebih murah, dan jauh dari memeilih cara penyelesaian sengketa yang diakui
publikasi mass media. Publikasi media biasanya pemerintah. Apabila kita pelajari, kita akan
sangat dihindari oleh para pihak yang bersangketa menyadari bahwa sengketa – sengketa yang terjadi
dalam dunia bisnis karena hak itu bisa berakibat berbeda-beda , tidak hanya dalam hal isinya yang
menurunnya kredibilitas dari masing- masing pihak spesifik para ppihak yang bersengketa serta
yang bersangketa. Dan jika kredibiltas dari seorang persoalan–persoalan yang menjadi obyek
pengusaha a-sudah terjadi adalah kehancuran dari persangketaanpun juga berbeda, bahkan substansi
usaha yang dibangun tersebut karena sudah tidak dari sengketa tersebut apakah manyangkut masalah
lagi mendapatkan kepercayaan dari konsumen atau umum atau komunitas tertentu ataukah untuk
mungkin juga ketidak percayaan dari calon mitra kepentingan pribadi dari para pihak,sifatnya
usaha lain. Jika kita perhatikan berbagai macam kontinyu atau incidental dan sebagainya.
cara unutk menyelesaikan sengketa kita akan Sebagaimana halnya kita mempelajari cara- cara
mengetahui bahwa setiap bentuk penyelesaian menyelesaikan sengketa, kita juga akan mencari
sengketa memiliki keunggulan dan kelemahan unutk menemukan cara- cara atau system apa atau
tertentu. Misalnya, pencapaian consensus bersama metode apa yang paling pas sebagai solusi
(Community Consensus Finding), seperti yang penyelesaian yang tidak merugikan masing- masing
terjadi dalam hukum adat di Indonesia, yaitu suatu pihak. Pertama- tama yang kita lakukan adalah kita
penyelesaian masalah dimana disamping ciptakan sisitem pengklasifikasikan dari sengketa
menyelesaikan sengketa tertentu juga membantu dan saran penyelesaiannya, kita tidak hanya
membangun dan melindungi komunitas. Cara ini berusaha menggolongkan jenis sengketa dan saran
dipilih Karena pembentukan dan pemeliharaan penyelesaiannya, tetapi kita juga dapat melihat
komunitas dipandang penting bila mana anggota bahwa beberapa mekanisme atau sarana
komunitas termasuk para pihak yang bersangketa penyelesaian tertentu kebih cocok untuk jenis
(disputasnts) telah mencapai consensus yang sengketa tertentu dibandingkan jenis dan saran
sebenarnya, maka pencapaian consensus atau penyelesaian sengketa yang lain. Dengan
pembentukan prosedur akan memuaskan semua pemahaman ini kita dapat menyerahkan sengketa
pihak. Bilamana para pihak yang bersangketa yang terjadi pada bentuk penyelesaian sesuai yang
berasal dari komunitas yang berbeda mungkin akan kita pilih dengan pertimbangan bahwa saran
timbul rasa kurang percaya jika digunakan cara tersebut akan lebih menguntungkan para pihak
consensus dalam mpenyelesaian sengketa, sehingga yang bersangketa, bukan makin membuat para
mereka lebih memelih cara ajudikasi lewat pihak tersebut justru menemui jalan buntu. Bidang
peradilan, dan hakimlah yang akan memutus alternative penyelesaian sengketa akan mempelajari
perselisihan mereka berdasarkan bukti yang masalah masalah tersebut, meneliti sengketa dan
diajukan di persidangan. sarana penyelesaiannya, memberikan rekomendasi
mengenai bagaimana sengketa tertentu semestinya
Sebagaimana didepan telah disinggung ditangani dan bilamana metode yang ada tidak lagi
bhawa banyaj alternative penyelesaian perkara memadai maka mereka akan menciptakan atau
yang bisa dipilih oleh para pihak, yakni lwat merancang metode baru dalam penyelesaian
ajudukasi maupun dengan alternative lain diluar sengketa tersebut.
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah
UNTAG SEMARANG

Dibawah ini adalah cara- cara atau metode bertantangan diserahkan kepada satu pihak atau
yang bisa dipilih sebagai alternative penyelesain lebih yang tidak berkepentingan unutk mengadakan
sengketa diluat ajudikasi pengadilan, metode- pemeriksanaan dan mangambul suautu keputusan
metode ADR tersebut adalah:1 terakhir. Pihak yang tidak berkepentingan atau
a. Arbitrase arbitrator tersebut dapat dipilih oleh pihak- pihak
b. Negoisasi itu sendiri atau boleh ditunjuk oleh suatu badan
c. Konsilisasi yang lebih tinggi yang kekeuasaanya diakui oleh
d. Mediasi pihak – pihak itu”
e. Peradilan Mini
f. Pencari Fakta Menurut ketentuan pasal 618 R.v
g. Ombudsman (Reglement op de Bergerlijke Rechtsvordering)
h. Pengadilan kasus kecil atau reglement hukum acara perdata, persetujuan
i. Peradilan adat arbitrase harus diadakan secara tertulis, sedangkan
apabila tidak mampu menulis maka persetujuannya
Masing – masing model ADR ini harus dibuat dimuka notaries dengan dihadiri saksi-
mempunyai kelebihan dan kekurangan dimana saksi. Persetujuan arbitrase harus menyebutkan
kelebihan system atau cara yang satu menjadi pkok perselisihan, nama dan tempat tinggal para
kekeurangan dari cara atau sisitem yang lain, pihak dan juga nama serta tempay tinggal arbiter
demikian juga sebaliknya. Seperti misalnya,cara yang dipilih yang selalu berjumlah ganjil. Dalam
arbitrase, cara ini lebih sering dipakai oleh para pelaksanaan persetujuan arbitrase, disamping harus
pihak yang bersangketa dalam dunia perniagaan, diperjanjikan secara tertuis harus pula dilihat asas
karena system ini dipandang lebih efisien bukan perjanjiannya, apabila didasarkan pada asas
hanya dari segi biaya akan tetapi juga waktu, konsensualisme, maka persetujuan yang tidak
disamping lebih bisa memuaskan para pihak karena tertulispun harus dapat diterima oleh majelis
mereka, para pihak yang berselisih bisa memakai arbitrase tergantung pada bagiamana kah perjanjian
cara penyelesaian menurut ketentuan hukum yang induknya (main contract) itu sediri apakah secara
mereka pilih sendiri sesuai kesepakatan. lisan atau secara tertulis. Dalam ketentuan pasal 34
R.v juga dijelaskan abahwa Jaksa, hakim serta
Arbitrase adalahsuatu prosedur dimana panitera pengadlan tidak diperolehkan menjadi
pihak yang berselisih menyerahkan penyelesaiaan arbiter. Dengan demikian pada prinsipnya yang
sangketanya kepada suatu lembaga atau orang boleh menjadi arbiter adalah orang yang dipandang
(arbiter) di luar pengadilan yang akan memberikan cakap dan menguasai di bidangnya, artinya mampu
putusan yang bersifat mengikat dan dapat dan menguasai permasalahan yang menjadi obyek
dimintakan eksekusi malalui pengadilan, atau sengketa.
mungkin keputusan yang diberikan oleh arbiter
tersebut tidak mengikat dan hanya berupa saran MENGAPA ARBITRASE YANG DIPILIH
kepada para pihak. Konsekwensinya apabila salah
satu pihak tidak mentaati keputusan yang diambil Penyelesaian dengan arbitrase biasanya
oleh para arbiter yang dipilih, maka pihak tersebut lebih menarik para pengusaha, pedagang dan
dianggap melakukan breach of contract (melanggar investor sebab arbitrase memberikan kebebasan
kontrak). Arbitrase merupakan suatu pengadilan dan otonomi yang sangat luas kepada mereka.
swasta yang sering juga disebut dengan Selain itu, cara arbitrase relative lebih bisa
“pengadilan wasit”.2 Sehingga bisa dikatakan memebrikan rasa aman terhadap keadaan tidak
bahwa para arbiter dalam peradilan arbitrase menentu dan ketidakpastian sehubungan dengan
berfungsi memang layaknya seorang wasit. system hukum yang berbeda, juga terhadap
kemungkinan keputusan. Hakim yang berat sebelah
Sumber yang lainmengatakan bahwa: 3 yang melindungi kepentingan (pihak) local dari
“Arbitrase dimaksudkan sebagai menurut yang mereka yang terlibat dalam suatu sengketa. Apabila
tertulis ialah memeriksa sesuatu atau mengambil para pihak yang menyerahkan perkaranya, berasal
keputusan mengenai faedahnya. Proses yang oleh dari yuridiksi hukum yang berbeda, misalnya dari
suatu perselisishan antara dua pihak yang negara berbeda dalam system federal, maka pihak
yang satu mungkin tidak dapat memahami atau
mempercayai system hukum maupun hakim dari
1 pihak yang lain. Daripada mempertentangkan
Munir Fuady, Arbitrase Nasional, Citra Aditya
Bakti, Bandung, Halaman: 40 system dan yuridiksi hukum maka yang akan
2
Ibid, halaman : 12 memutuskan, maka para pihak memilih untuk lebih
3
Abdurrachman A. Endiklopedia Ekonomi, baik menyelesaiakan sengketa mereka dengan
Keuangan, Perdagangan, Pradnya Paramita, menggunakan system hukum dan cara penyelesaian
Jakarta, Th 1991, yang mereka anggap adil dan netral. Cara
Halaman : 50
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah
UNTAG SEMARANG

penyelesaian yang mereka pilih adalah cara Ad. d) Arbitrase bersifat non preseden
penyelesaian dengan arbitrase. Artinya dalam system hukum yang
Alasan lain mengapa para pihak yang prinsip persedennya mempunyai pengaruh
bersengketa lebih memilih cara penyelesaian penting dalam pengambilan keputusan,
dengan arbitrase, disamping karena adanya menyebabkan keputusan arbitrase pada
kebebasan, kepercayaan dan keamanan adalah umunya tidak memiliki nilai atau sifat
sebagai berikut: preseden. Karen apra pihak khawatir akan
a. Keahlian menciptakan preseden yang merugikan
b. Cepat dan hemat biaya yang mungkin dapat mempengaruuhi
c. Bersifat rahasia kepentingannya dimasa mendatang maka
d. Bersifat non preseden untuk perkara yang serupa mungkin akan
e. Kepekaan arbiter berbeda arbitrase tidak akan memberikan
f. Pelaksanaan keputusan preseden.
g. Adanya kecenderungan yang modern Ad. e) Adanya kepekaan dari arbiter
Ciri penting lainnya dari arbitrase
Ad. a) Alasan Keahlian yang membedakannya dari pemeriksaan di
Yang dimaksud disini adalah para pengadilan adalah kepekaan atau kearifan
pihak yakni bahwa arbiter yang mereka atau sensibilitas dari seorang arbiter dan
pilih mempunyai keahlian khusus perangkat aturan yang akan diterapkan
dibidangnya mengenai perseolan yang oleh arbiter pada perkara-perkara yang
dipersangketaankan, dibangingkan jika ditanganinya. Kendatipun para hakim dan
mereka menyerahkan penyelesaian arbiter menerapkan aturan yang sama
sengketanya kepada pihak pengadilan, untuk membantu menyelesaikan persoalan
karena keahlian ini tidak dijamin pada sengketa yang dihadapinya, maka dalam
system pengadilan umum bukan hakim hal yang relevan arbiter akan
khusus. memeberikan perhatian yang lebih
Ad. b) Cepat dan hemat biaya terhadap keinginan, realitas dan praktek-
Yang dimaksud disini adalah praktek dagang para pihak. Sebaliknya
karena dalam setiap pengambilan pengadilan sebagai lembaga penyelesaian
keputusan, arbitrase kebih cepat karena sengketa yang bersifat public, seringkali
biayanyapun lebih murah dari pada litigasi memanfaatkan sengketa privat sebagai
dipengadilan. Disebut lebih cepat karena tempat untuk menonjolkan nilai-nilai
para pihak tidak harus menunggu prises masyarakat. Akibatnya, dalam
antrean dan perkara-perkara yang menyelesaikan sengketa privat yang
disengketakan tidak melalui ditanganinya, pertimbangan hakim
pemeriksanaan pendahuluan. Semntara seringkali lebih mengutamakan
menunggu keputusan atas sengketa kepentingan umum.
mereka, mereka tetap dapat melakukan Ad. f) Pelaksanaan Keputusan
kegiatas bisnis tanpa harus menunggu Untuk pelaksanaan keputusannya
selesainya proses berlangsung. Karena bergantung pada peraturan arbitrase yang
tidak mengenal pemeriksanaan berlaku dalam yurisdiksi di mana para
pendahuluan dan juga tidak mengenal pihak meminta untuk melaksanakan
adanya proses banding, maka setidak- keputusan arbitrase, dan biasanya
tidaknya biaya kebih dapat ditekan keputusan arbitrase lebih mudah untuk
sehingga lebih murah. dilaksankan daripada keputusan
Ad. c) Penyelesaian dengan arbitrase bersifat pengadilan. Hal ini disebabkan karena
rahasia putusan arbitrase pada umumnya dianggap
Artinya karena prosesnya final dan tidak dapat diajukan banding
berlangsung secara privat maka arbitrase kecuali atas dasar yang sangat khusus.
bersifat tertutup tidak unutk diketahui oleh Ad. g) Kecenderungan yang modern.
umum. Sifat kerahasiaannya dapat Dalam dunia perdagangan
melindungi para pihak dari kemungkinan internasional, kecenderungan yang terlihat
dan hal –hal yang tidak diinginkan atau adalah liberalisasi peraturan arbitrase
yang merugikan akbiat penyingkapan untuk lebih mendorong penggunaan
informasi bisnis kepada umum, disamping arbitrase daripada penyelesaikan sengketa
juuga dapat melindungi mereka dari dagang dengan melalui peradilan umum.
publikasi yang merugikan seperti Pada umumnya peraturan ini dirancang
kehilangan reputasi dan lain- lain. dengan memberikan otonomi, kebebasan
dan fleksibilitas secara maksimal dalam
menyelesaikan sengketa. Dalam system
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah
UNTAG SEMARANG

arbitrase yang efektif, arbitrase berjalan 11. Menutup kemungkinan untuk


hampir seluruhnya di luar system dilakukan “forum shopping”.4
pengadilan. Undang-Undang arbitrase
yang modern menunjang pelaksanaan TAHAP-TAHAP DALAM ARBITRASE
abritrase dengan mengesampingkan
pengawasan dan peninjauan oleh badan Jika kita meninjau prosedur terjadinya
peradilan umum terhadap keputusan arbitrase maka setidak-tidaknya ada tiga tahap yang
arbitrase kecuali dalam hal-hal tertentu. harus dilalui, demikian dikatakan oleh Agnes M.
Undang-Undang tersebut menerima Toar dan kawan-kawan dalam bukunya yang
pandangan bahwa para pihak bebas berjudul Arbitrase di Indonesia, dimana disebutkan
menyerahkan sengketa pada umumnya sebagai berikut :5
kepada para arbiter tanpa ada camput 1. Negosiasi yang dimaksud adalah negosiasi
tangan atau dugaan ulang oleh pengadilan. yang menghasilkan penyusunan perjanjian
Undang-Undang tersebut juga secara tegas arbitrase dagang;
membatasi peran pengadilan setempat 2. Pengangkatan para arbiter dan
dalam meneliti perjanjian arbitrase, proses penyelenggaraan (sidang-sidang) arbitrase
persidangan dan pemberian keputusan. Di sendiri;
Indonesia arbitrase dan alternatif 3. Putusan arbitrase dan pelaksanaan putusan
penyelesaian sengketa diatur dengan arbitrase.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999. Ad. 1) Negosiasi
Pada pasal 60 dari UU No. 30 Tahun 1999 Suatu negosiasi untuk perjanjian
tersebut ditentukan bahwa putusan selalu terjadi dalam suasana atau tahap
arbitrase bersifat final dan mempunyai yang lazim disebut praperjanjian, yang
kekuatan hukum tetap dan mengikat para akan melahirkan suatu perjanjian bilamana
pihak. Sementara itu pada penjelasan negosiasi tersebut berhasil dan atau tidak
pasal 60 dikatakan bahwa putusan akan menghasilkan perjanjian dalam hal
arbitrase merupakan putusan final dengan negosiasi tersebut gagal. Dalam proses
demikian tidak dapat diajukan banding, negosiasi atau perundingan, masing-
kasasi atau peninjauan kembali. masing pihak lain yang dianggap penting
Pada uraian di atas jelas terlihat untuk mencapai kesepakatan dan
bahwasannya cara penyelesaian dengan kemudian bertukar pikiran mengenai apa
arbitrase lebih disukai oleh para pihak atau yang diperoleh atau diterima sebagai
pelaku usaha dalam menyelesaikan fakta. Lamanya negosiasi tergantung dari
sengketa bisnisnya karena arbitrase obyek negosiasi tersebut. Jadi obyek dari
mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai negosiasi menjadi penentu ada tidaknya
berikut : perjanjian yang akan dilahirkan. Dari
1. Prosedur tidak berbelit-belit dan nego yang telah disepakati bersama juga
keputusan dapat dicapai dalam waktu akan mengakibatkan bentuk dari
yang relatif singkat; perjanjian yang akan dibuat dan
2. Biaya lebih murah; dituangkan dalam sebuah akta, baik itu
3. Dapat dihindari expose dari akta autentik maupun akta di bawah
keputusan di depan umum; tangan. Disinilah fungsi negosiasi yang
4. Hukum terhadap prosedur dan sebenarnya. Barangkali pula dari nego
pembuktian lebih relaks; tersebut juga dicantumkan klausul yang
5. Para pihak dapat memilih hukum menyebutkan bahwa jika ada sengketa
mana yang akan diberlakukan oleh dibelakang hari mereka sepakat untuk
arbitrase; menggunakan jasa arbiter, atau mungkin
6. Para pihak bisa memilih sendiri para juga mereka lebih memilih cara ajudikasi
arbiter; di pengadilan apabila terjadi sengketa di
7. Dapat dipilih para arbiter dari belakang hari dan sebagainya.
kalangan ahli dalam bidangnya; Dilihat dari segi hukum, suatu
8. Keputusan dapat lebih terkait dengan negosiasi harus dilakukan secara penuh
situasi dan kondisi; kesadaran mengenai akibat hukum bagi
9. Keputusannya umumnya final dan setiap syarat yang dirundingkan, sehingga
banding (tanpa harus naik banding dalam negosiasi harus betul-betul
atau kasasi); diperhitungkan tentang kemungkinan-
10. Keputusan arbitrase umumnya dapat
diberlakukan dan dieksekusi oleh 4
Op. Cit. Halaman : 94
pengadilan dengan sedikit atau tanpa 5
Agnes M. Toar et al, Arbitrase Di Indonesia,
review sama sekali; Ghalia Indonesia, Jakarta, Th 1995, Hal : 19
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah
UNTAG SEMARANG

kemungkinan terburuk yang mungkin selanjutnya disebut dengan “Konvensi


terjadi sebagai akibat dari negosiasi Washington”. Konvensi ini juga lazim
tersebut, sebelum segala sesuatunya disebut World Bank Convention atau
disetujui dan dituangkan dalam sebuah Konvensi Bank Dunia. Dalam konvensi
kontrak perjanjian. tersebut salah satunya mengatur tentang
Ad. 2) Pengangkatan Arbiter Dan penyelesaian masalah investasi dengan
Penyelenggaraan Arbitrase melalui arbitrase. Dan sebagai
Suatu perjanjian arbitrase yang konsekwensi dikeluarkannya peraturan
baik terdiri atas bagian-bagian sebagai tentang Penanaman Modal Asing yang
berikut : mengubah system ekonomi tertutup
a. Persetujuan menyerahkan sengketa menjadi terbuka maka, diterima juga
yang timbul dari suatu perjanjian persyaratan klausul arbitrase sebagai cara
dagang pada suatu arbitrase, penyelesaian perselisihan hukum yang
persetujuan mengenai hal ini harus terjadi dengan pihak penanam modal.
dinyatakan secara eksplisit sebagai Konvensi ini juga dimaksudkan untuk
salah satu syarat perjanjian arbitrase mendorong dan membina perkembangan
itu, dengan atau tanpa disertai alasan penanaman modal asing atau joint venture
memilih cara penyelesaian sengketa di Indonesia. Dengan diakuinya konvensi
dengan cara arbitrase. tersebut oleh pemerintah Indonesia akan
b. Penentuan aturan-aturan yang akan memberikan keyakinan kepada pihak
dipakai dalam sidang-sidang pemodal asing bahwa andaikata terjadi
mencakup pula didalamnya jumlah sengketa di kelak kemudian hari bisa
sidang dan macam-macam dibawa ke forum arbitrase.
pembuktian. Disamping ikut serta dalam
c. Penentuan tempat sidang arbitrase penanda tanganan Konvensi Washington,
yang ditentukan oleh para pihak, Indonesia juga mengesahkan Convention
berdasarkan pertimbangan dari segi of Recognition and Enforcement of
ekonomi, kecuali para pihak memilih Foreign Arbitral award 1958, pada tahun
badan Arbitrase yang tetap karena 1981, untuk selanjutnya Convention ini
tempatnya sudah pasti, seperti disebut dengan Konvensi New York. Dan
London, Paris dsb. pada tahun 1990, telah diatur tata cara
d. Penentuan jumlah para arbiter (jika di pelaksanaan putusan arbitrase asing, yakni
Indonesia disyaratkan jumlahnya dengan keluarnya Peraturan Mahkamah
ganjil). Agung, diantaranya adalah mengenai hal-
e. Pemilihan tentang hukum yang hal yang menurut ketentuan hukum
berlaku dan juga bahasa yang akan Indonesia termasuk dalam ruang lingkup
digunakan dalam sidang maupun Hukum Dagang, dan bahwa pelaksanaan
putusan para arbiter. putusan arbitrase asing hanya dilakukan
f. Penentuan waktu putusan arbitrase setelah memperoleh exequatur dari
harus ada, sehingga bagi para pihak Mahkamah Agung Republik Indonesia.
akan menjadi jelas dan dapat Contoh kasus yang sengketa yang
mengadakan perencanaan selanjutnya diselesaikan dengan arbitrase adalah “
berdasarkan jadwal tersebut. Kasus pipanisasi milik Perusahaan
Ad. 3) Putusan Arbiter dan Pelaksanaannya Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Arbitrase internasional ialah Negara (PERTAMINA)”, yang dimuat
arbitrase antara dua atau lebih negara atau pada majalah Ombusdman Edisi
negara suatu negara dengan warga negara September 2004, antara PT TJP dan
(warga negara lain) atau dua atau lebih PERTAMINA. Dimana penyelesaian
warga negara dari negara yang berbeda- sengketa dilakukan menggunakan
beda atau dua pihak yang merupakan arbitrase Internasional dengan
warga negara dari negara yang sama tetapi menggunakan peraturan Arbitrase
lebih memilih badan arbitrase UNCITRAL di New York, arbiter asal
internasional seperti yang ada di London, Amerika Serikat sedangkan PERTAMINA
di Paris, di Stockholm ataupun yang ada di diwakili oleh Abdul Hakim Garuda
Kualalumpur (dalam hal ini Indonesia Nusantara dan salah seorang partner dari
telah ikut serta dalam Convention on the Gani Djemat & Partners. Dimana dimuat
settlement of Investment Disputes dalam majalah tersebut bahwa tahap
between States and Nationals of Other penyelesaian perkara perselisihan ini
States), yang ditanda tangani di menjawab Putusan dari upaya arbitrase
Washington pada tahun 1968 yang akan diberikan pada bulan Agustus 2004,
Serat Acitya-Jurnal Ilmiah
UNTAG SEMARANG

namun disebutkan bahwa sampai berita ini DAFTAR PUSTAKA


diturunkan putusan belum jatuh.

KESIMPULAN Abdurrachman, A, Ensiklopedi Ekonomi,


Bahwa yang dimaksud dengan arbitrase Keuangan, Perdagangan. Pradnya
adalah suatu cara penyelesaian sengketa perdata Paramita, Jakarta, 1991
diluar peradilan umum yang didasarkan pada Adolf Huala, Arbitrase Komersial Internasional,
perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh Rajawali Press, Jakarta, 1991
para pihak yang bersengketa. Cara penyelesaian Agnes M. Toar et al, Arbitrase Di Indonesia,
dengan arbitrase lebih sering dipilih oleh para Ghalia Indonesia, Jakarta, 1995
pihak yang bersengketa, karena alasan-alasan H.M.N. Purwosutjipto, Perwasitan Kepailitan dan
tertentu seperti misalnya prosesnya lebih cepat dan Penundaan Pembayaran, Djambatan,
simple serta biayanyapun lebih murah karena Jakarta, 1980
dalam arbitrase tidak mengenal pemeriksaan M. Yahya Harahap, Arbitrase, Sinar Grafika,
pendahuluan dan tidak ada pengajuan banding atas Jakarta, 1991
putusan yang telah diberikan oleh para arbiter yang Munir Fuady, Arbitrase Nasional, Citra Aditya
ditunjuk oleh para pihak, disamping juga sidang Bakti, Bandung, 2000
maupun putusannya bersifat tertutup sehingga bisa Sudargo Gautama, Kontrak Dagang Internasional,
menjaga privacy dari para pihak yang bersengketa. Alumni, Bandung, 1976
Putusan arbitrase bersifat final dan mempunyai _______________, Arbitrase Dagang
kekuatan hukum yang tetap serta mengikat para Internasional, Alumni, Bandung, 1986
pihak. _______________, Hukum Dagang dan Arbitrase
Internasional, Citra Aditya Bakti,
SARAN – SARAN Bandung, 1991
1. Karena kualitas putusan arbitrase sangat _______________, Aneka Hukum Arbitrase, Citra
tergantung pada kualitas para arbiter maka Aditya Bakti, 1996
bagi pengguna jasa arbitrase hendaknya jeli Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang
dalam memilih arbitrase mana yang akan Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian
digunakan dalam penyelesaian sengketanya; Sengketa.
2. Karena tidak ada system precedent terhadap
keputusan sebelumnya mengakibatkan
kemungkinaan timbulnya keputusan yang
saling bertentangan ada pembakuan
seyogyanya ada pembakuan keputusan yang
menjadi rujukan bagi para arbiter untuk
menyelesaikan suatu masalah yang sama
dengan tetap memperhatikan unsure
fleksibilitas sebagai ciri khas penyelesaian
sengketa dengan arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai