Anda di halaman 1dari 12

URGENSI THAHARAH DAN IBADAH DALAM ISLAM

OLEH :

Dicky Maulana
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Abstrak
Hadats atau lebih dikenal dengan kata najis merupakan sesuatu yang menghalangi
seseorang untuk beribadah kepada Allah seperti melaksanakan shalat, puasa, thawaf dan
memegang Al- Qur’an. Maka wajib berthaharah (bersuci) sebagai kunci untuk dapat melaksanakan
ibadah. Itu sendiri. Para Fuqaha meletakkan bab thaharah selalu diawal pembahasan disetiap buku-
buku fikih,maupun buku ibadah lainnya. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya masalah
thaharah. Justru itu, thaharah tidak hanya cukup untuk diketahui, tetapi juga harus dipraktekkan
secara benar,baik hadas maupun najis. Menyucikan diri dari hadats dan najis memberi isyarat
supaya kita senantiasa menyucikan jiwa dari dosa dan segala perangai yang keji. Hikmah dan
manfaat dilakukannya thaharah tersebut memberikan pengetahuan kepada kita bahwa betapa
pentingnya thaharah tidak hanya sekedar untuk melaksanakan ibadah, tetapi juga untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Tetapi pada kenyataannya, sebagian umat Islam masih kurang
memahami dalam melaksanakan praktek thaharah. secara benar dikarenakan kurangnya
pengetahuan,sehingga salah dalam pelaksanaannya. Apabila thaharah tidak benar atau tidak
sempurna, maka pelaksanaan ibadah yaitu shalat, puasa, thawaf, i’tiqaf, memegang Al- Qura’an
dan lain- lainnya tidak sah atau batal. Karena salah satu syarat sah pelaksnaan tersebut adalah
thaharah

Kata Kunci : Thaharah, Ibadah

Abstract
Hadats or better known as unclean is something that prevents a person from worshiping Allah such
as praying, fasting, tawaf and holding the Qur'an. Then it is obligatory to purify (purify) as the key
to be able to carry out worship. Itself. The Fuqaha put the thaharah chapter always at the beginning
of the discussion in every fiqh book, as well as other worship books. This shows how important
the problem of thaharah is. Thus, thaharah is not only sufficient to be known, but must also be
practiced properly, both hadas and unclean. Purifying oneself from hadats and uncleanness signals
that we should always purify our souls from sin and all abominable behavior. The wisdom and
benefits of performing thaharah give us knowledge that how important thaharah is not only for
carrying out worship, but also for maintaining the health of the human body. But in fact, some
Muslims still lack understanding in carrying out the practice of thaharah. correctly due to lack of
knowledge, so it is wrong in its implementation. If the thaharah is not correct or incomplete, then
the implementation of worship, namely prayer, fasting, tawaf, i'tiqaf, holding the Qur'an and
others, is invalid or cancelled. Because one of the legal conditions for such implementation is
thaharah

Keywords : Thaharah, Worship

 ." Alhanafiyyah (pengikut madzhab


Imam Abu Hanifah) berkata,
A. Pengertian Thaharah
"Thaharah secara syariat adalah
Kata thaharah berasal dari Bahasa bersih dari hadats dan khabats."
Arab ‫ َلَ طَ هار‬yang secara bahasa artinya  Almalikiyyah (pengikut madzhab
kebersihan atau bersuci. Sedangkan menurut Imam Malik) berkata, "Thaharah
istilah, thaharah adalah mengerjakan sesuatu merupakan suatu karakter hukum
yang dengannya kita boleh mengerjakan yang wajib bagi shalat, sehingga
shalat, seperti wudhu,mandi, tayamun, dan diperbolehkan dengan pakaian yang
menghilangkan najis.. Menurut syara’, dibawanya dan dengan tempat yang
thaharah adalah suci dari hadats atau najis, terdapat shalat di dalamnya
dengan cara yang telah ditentukan oleh syara
atau menghilangkan najis, yang dapat  Asysyafi'iyyah (pengikut madzhab
dilakukan dengan mandi dan tayamum.1 Imam Syafi'i) berkata, "Ada dua
makna ditetapkannya thaharah secara
Secara Jelasnya Definisi Thaharah Bahasa :
syariat: pertama, (maknanya) suatu
َ َّ‫ الن‬: ‫ارةِ فِي اللَغَ ِِة‬
َ ‫َظافَِة والنَّزَ اهَِة‬
‫ع ِن‬ َّ ‫َم ْعنَى‬
َ ‫الط َه‬
pekerjaan yang menjadikan shalat itu
sah. Kedua, (maknanya) mengangkat
‫َت ِحس‬ْ ‫س َوا ٌء َكان‬َ ,‫ساخ‬ َ ‫ِيِة أ َ ْو ِّّاأل َ ْقذَار َواأل َ ْو‬ hadats atau menghapus najis."
‫َم ْعنَ ِويَِّة‬
Artinya:(annazhafah) kebersihan atau  Alhanabilah (pengikut madzhab
(annazahah) netral dari hal-hal kotor dan Imam Ahmad bin Hanbal) berkata,
busuk secara konkret atau abstrak. "Thaharah dalam tinjauan syariat
adalah mengangkat hadats dan yang
semisal dengannya serta
Adapun Pendapat para Ulama/Mazhab menghilangkan najis."2
mengenai arti Thaharah :

1 2
http://www.islamianews.com/2015/06/bab- https://malirahman.blogspot.com/2018/05/definisi-
thaharah-dalam-islam-menurut-imam.html thaharah-menurut-ulama-dari.html
Dari beberapa pengertian Mandi secara umum dapat berarti
tentang thaharah tersebut, maka meratakan air ke seluruh anngota
peneliti menyimpulkan thaharah tubuh dari ujung rambut sampai
berarti menyucikan dan dengan ujung kaki. Sedangkan
membersihkan diri dari najis dan menurut syariat Islam mandi berarti:
hadats sebagai salah satu syarat “Bersuci dengan air sebagai alat
melakukan ibadah yang dapat bersuci dengan cara meratakan air
dilakukan dengan wudhu, mandi dan yang suci lagi menyucikan ke seluruh
tayamum dengan alat yang digunakan tubuh dari ujung kepala sehingga
yaitu air, debu, dan atau batu. ujung telapak kaki menurut tata cara
tertentu yang disertai niat yang ikhlas
B. Macam – Macam Thaharah karena Allah untuk menyucikan diri.

Thaharah dengan Hadas Dengan demikian, mandi


Thaharah adalah memakai air atau wajib atau janabat dapat diartikan
tanah atau salah satunya menurut sifat sebagai proses penyucian diri
yang disyariatkan untuk seseorang dari hadas besar yang
menghilangkan najis dan hadats. menempel (baik terlihat atau tidak
thaharah secara garis besar ada tiga terlihat) di badan, dengan cara
macam yaitu: menggunakan atau menyiramkan air
yang suci lagi menyucikan ke seluruh
1) Thaharah dari hadats, besar seperti tubuh.
jima’, keluar mani, haid dan nifas
atau wiladah. Cara mengankat hadas 2) Tata cara mandi
besar dengan mandi atau dengan
tayammum ( apabila tidak ada air atau Bagi orang mukmin, baik
dalam keadaan sakit parah yang tidak laki-laki maupun perempuan apabila
bisa kena air) telah berada dalam keadaan berhadats
besar, maka wajiblah baginya untuk
2) Thaharah dari hadas kecil yaitu mandi. Namun dalam prakteknya
dengan cara mengankat hadas kecil harus sesuai dengan tuntunan dan
dengan wudhu. atau tayammun ( petunjuk Rasulullah saw. yang
apabila tidak ada air atau dalam dilanjutkan oleh para sahabat-
keadaan sakit parah yang tidak bisa sahabatnya serta para fuqaha atau
kena air) .3 ulama-ulama yang memiliki
pengetahuan tentangnya. Berikut ini
a Mandi Wajib penjelasan tentang tata cara mandi
wajib:
1) Pengertian Mandi Wajib
 Niat dalam hati, telah
dijelaskan sebelumnya bahwa

3
Ahsin W Al-Hafidz, : Halaman. 70.
segala amalan harus disertai  Bergeser dari tempat semula
dengan niat. kemudian membasuh kaki.
 Membaca basmalah
Apabila mandi wajib sudah
 Diawali dengan membasuh dilaksanakan, maka seseorang
kedua telapak tangan tiga kali. boleh melaksanakan ibadah
seperti shalat, sebab di dalam
 Membasuh kemaluan dengan mandi janabah sudah terdapat
tangan kiri, yakni wudhu sebagai syarat sahnya
membersihkan kotoran yang salat, selama yakin bahwa
terdapat padanya. dalam proses mandi tadi
wudhu tidak batal. Akan
 Membersihkan tangan kiri, tetapi, apabila ragu batal atau
sebab tangan kiri sudah tidaknya wudhu dalam proses
digunakan membasuh mandi janabah, maka ia harus
kemaluan dan membersihkan mengulang wudhu setelah
kotoran. mandi.4

 Berwudhu, yakni mengambil b. Wudhu’


air whudu sebagaimana
berwudhu ketika ingin 1) Pengertian Wudhu’
melaksanakan salat.
Secara bahasa, kata
 Menyiram tubuh bagian wudhu berasal dari kata al-
sebelah kanan terlebih dahulu, wadha’ah yang artinya bersih
kemudian menyiram tubuh dan cerah. Jika kata ini dibaca
bagian sebelah kiri, al-wudhu artinya aktifitas
dilanjutkan dengan wudhu, sedangkan jika di
menyelahnyelah rambut baca al-wadhu artinya air
secara merata atau yang dipakai untuk berwudhu
menggosoknya sampai Menurut istilah, wudhu
menyentuh kulit kepala dan adalah membersihkan
menyiramkan air ke kepala, anggota tubuh tertentu
masing-masing tiga kali (wajah, dua tangan, kepala
siraman. dan kedua kaki) dengan
menggunakan air, dengan
 Meratakan guyuran air ke tujuan untuk menghilangkan
seluruh tubuh sambil hadas kecil atau hal-hal yang
menggosok seluruh badan dapat menghalangi seorang

4
file:///C:/Users/lenovo/Downloads/18-
Article%20Text-33-1-10-20171127.pdf
muslim melaksanakan ibadah boleh ke dinding atau jendela
salat atau ibadah lainnya.5 atau kaca yang dianggap ada
debunya, boleh pasir, batu
C, Tayammum atau yang lainnya
c) Debu yang ada di tangan
1. Pengertian Tayammum kemudian ditiup dengan
tiupan ringan, baru
Menurut bahasa, kata mengusapkan debu ke wajah
tayammum berarti sengaja. sekali usapan.
Sedangkan menurut istilah d) Apabila seseorang
(syariat) tayammum berarti menambah usapan ke lengan
beribadah kepada Allah SWT. sampai siku, maka kembali
yang secara sengaja diletakkan tangan ke debu
menggunakan debu yang kemudia diusapkan kedua
bersih dan suci untuk telapak tangannya ke
mengusap wajah dan tangan lengannya hingga ke siku.
dibarengi niat menghilangkan Dan jika hanya mengusap
hadas bagi orang yang tidak kedua telapak tangannya saja,
mendapati air atau tidak bisa maka hal itu dianggap sudah
menggunakannya6 cukup baginya.

2. Tata Cara Tayammum


C.Tujuan Thaharah
Tayammum sama
halnya dengan berwudhu Ada beberapa hal
yang masing-masing yang menjadi tujuan
memiliki cara tertentu dalam disyariatkannya thaharah,
pelaksanaannya, yang harus diantaranya :
diketahui oleh seorang -Guna menyucikan diri dari
muslim, baik laki-laki kotoran berupa hadats dan
maupun perempuan, apabila najis.
hendak melaksanakannya. -Sebagai syarat sahnya shalat
Berikut ini cara-cara dalam dan ibadah seorang hamba
tayammum:
Thaharah memiliki
a) Membaca basmalah dengan hikmah tersendiri, yakni
berniat, sebagai pemelihara serta
b) Meletakkan kedua tangan pembersih diri dari berbagai
ke tanah atau debu yang suci, kotoran maupun hal-hal yang
apabila tidak ada tanah yang mengganggu dalam aktifitas
khusus disediakan, maka ibadah seorang hamba.

5
Moh. Rifa’i,: 2009 Hal.17 6
Sa’id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani : 2006 : 157
Seorang hamba yang agar fikiran hamba bisa siap
seanantiasa gemar bersuci ia untuk beribadah dan bisa
akan memiliki keutamaan- terlepas dari kesibukan-
keutamaan yang kesibukan duniawi, maka
dianugerahkan oleh Allah di diwajibkanlah wudhu
akhirat nanti. Thaharah juga sebelum shalat karena wudhu
membantu seorang hamba adalah sarana untuk
untuk mempersiapakan diri menenangkan dan meredakan
sebelum melakukan ibadah- fikiran dari kesibukan-
ibadah kepada Allah. Sebagai kesibukan duniawi untuk siap
contoh seorang yang shalat melaksanakan sholat.
sesungguhnya ia sedang
menghadap kepada Allah, Thaharah atau bersuci
karenanya wudhu membuat menduduki masalah penting
agar fikiran hamba bisa siap dalam syari`ah Islam. Boleh
untuk beribadah dan bisa dikatakan bahwa tanpa
terlepas dari kesibukan- adanya thaharah, ibadah kita
kesibukan duniawi, maka kepada Allah SWT tidak akan
diwajibkanlah wudhu diterima. Sebab beberapa
sebelum shalat karena wudhu ibadah utama mensyaratkan
adalah sarana untuk thaharah secara mutlak.
menenangkan dan meredakan Tanpa thaharah, ibadah tidak
fikiran dari kesibukan- sah. Bila ibadah tidak sah,
kesibukan duniawi untuk siap maka tidak akan diterima
melaksanakan sholat.7 Allah. Kalau tidak diterima
Allah, maka konsekuensinya
Seorang hamba yang adalah kesia-siaan
seanantiasa gemar bersuci ia
akan memiliki keutamaan- Thaharah sangat
keutamaan yang penting dalam Islam, baik
dianugerahkan oleh Allah di thaharah secara hakikat yaitu
akhirat nanti. Thaharah juga menyucikan pakaian, badan
membantu seorang hamba dan tempat shalat dari najis,
untuk mempersiapakan diri maupun secara hukum yaitu
sebelum melakukan ibadah- menyucikan anggota badan
ibadah kepada Allah. Sebagai dari hadats, dan menyucikan
contoh seorang yang shalat seluruh tubuh dari janabah.
sesungguhnya ia sedang Hal ini karena ia merupakan
menghadap kepada Allah, syarat untuk sahnya shalat
karenanya wudhu membuat yang dilakukan lima kali

7
Utsaimin, Kunci Ibadah Praktis Menurut Tuntunan
Rasulullah SAW. Jogjakarta: Hikmah Ahlus Sunnah
Hal 79
sehari, dan shalat adalah 2.Manfaat ukhrawi bagi
berdiri menghadap Allah thaharah fisik
ta’ala, melakukannya dalam
keadaan suci merupakan Pertama, semua orang yang
sikap ta’zhim(pengagungan) memiliki ghirah agama
kepada Allah. Islam juga sepakat dapat melakukan
sangat menyukai kebersihan tugas ini, tidak memandang
dan kesucian. Allah ta’ala kaya atau miskin, orang desa
memuji orang-orang yang atau kota. kedua, thaharah
bersuci dapat mengingatkan mereka
akan nikmat Allah yang telah
D. Hikmah Thaharah menghilangkan kotoran dari
diri mereka. ketiga, dengan
1.Manfaat jasmani melihat seorang mukmin
melaksanakan perintah Allah,
Pertama, membasuh seluruh beramal shaleh mencari
tubuh dan Seluruh ruas yang keridhaan, mengerjakan
ada dapat menambah perintah secara sempurna
kesegaran dan semangat, sesuai dengan syari‟at yang
menghilangkan keletihan dan ada, akan memupuk
kelesuan sehingga ia dapat keimanan, melahirkan rasa
mengerjakan shalat secara diawasi Allah sehingga setiap
sempurna, khusyuk dan kali ia melakukan thaharah
merasa diawasi Allah SWT. dengan niat mencari
Kedua, bersuci dapat keridhaan Allah SWT.
meningkatkan kesehatan Keempat, kesepakatan
jasmani, karena kotoran seluruh kaum muslimin untuk
biasanya membawa banyak melakukan thaharahdengan
penyakit dan wabah. Kaum cara dan sebab yang sama
muslimin sangat layak untuk dimanapun mereka berada
menjadi orang yang paling dan berapapun jumlahnya,
sehat fisiknya, jauh dari serta kesepakatan umat dalam
penyakit karena agama Islam beramal adalah sebab
telah mengajarkan mereka terjalinnya keterpautan antar
untuk menjaga kebersihan hati, semakin kompak dalam
tubuh, pakaian dan tempat beramal akan semakin kuat
tinggal. Ketiga. Bersuci persatuan mereka.
berarti memuliakan diri
seorang muslim, keluarga dan Sedangkan esensi thaharah yang
masyarakatnya8 lengkap bagi seluruh tubuh,
ialah:

8
Suad Ibrahim shalih : 2011: 83
tersebut memberikan
a.Menghilangkan semua bau pengetahuan kepada kita
busuk yang menjadikan tidak bahwa betapa pentingnya
nyaman, selain tidak thaharah tidak hanya sekedar
disenangi malaikat dan orang untuk melaksanakan ibadah,
shalat bersama dalam jamaah, tetapi juga untuk menjaga
dan menyebabkan mereka kesehatan tubuh manusia.
benci kepada orang yang
berbau busuk.contohnya pada E Urgensi Ibadah Dalam
disyariatkan mandi pada hari islam
raya dan mandi jumat.
A. Definisi Ibadah
b.Supaya tubuh segar dan
jiwa bersemangat, tidak dapat Ibadah secara bahasa
diragukan lagi bahwa (etimologi) berarti
hubungan antara kebersihan merendahkan diri serta
tubuh dan ketentraman jiwa tunduk. Sedangkan menurut
sangat erat. Contohnya syara’ (terminologi), ibadah
apabila tubuh dibersihkan mempunyai banyak definisi,
setelah mubasyarah tetapi makna dan maksudnya
(berhubungan intim), maka satu. Definisi itu antara lain
kembalilah ruh kepada adalah:
kesegaran dan hilanglah
kemalasan dari tubuh.  Ibadah adalah taat
kepada Allah dengan
c.Memalingkan jiwa dari melaksanakan
keadaan bahimiyah kepada perintah-Nya melalui
malakiyah, keseimbangan lisan para Rasul-Nya.
jiwa dengan syahwat jima’,
menarik jiwa pada sifat ke-  Ibadah adalah
bahimiyah-an, apabila terjadi merendahkan diri
demikian kita segera mandi kepada Allah Azza wa
(thaharah), maka jiwa kita Jalla, yaitu tingkatan
akan kembali pada sifat tunduk yang paling
malakiyyah. tinggi disertai dengan
rasa mahabbah
d.Menyucikan diri dari hadats (kecintaan) yang
dan najis memberi isyarat paling tinggi.
supaya kita senantiasa  Ibadah adalah sebutan
menyucikan jiwa dari dosa yang mencakup
dan segala perangai yang seluruh apa yang
keji.Hikmah dan manfaat dicintai dan diridhai
dilakukannya thaharah Allah Azza wa Jalla
baik berupa ucapan
atau perbuatan, yang
B. Cara Beribadah
zhahir maupun yang
bathin. Yang ketiga ini Ibadah dalam berbagai
adalah definisi yang bentuknya telah dicontohkan
paling lengkap.9 oleh Nabi saw, walaupun
dalam kenyataannya umat
Islam dalam melaksanakan
Allah Swt Berfirman:
ibadah tersebut tampak sangat
“Dan Aku tidak menciptakan bervariasi. Misalnya saja,
jin dan manusia melainkan “ibadah shalat”. Tampak
supaya mereka beribadah sekali bahwa kaum muslim
kepada-Ku. Aku tidak dalam melaksanakan shalat
menghendaki rizki sedikit pun tersebut, memiliki perbedaan
dari mereka dan Aku tidak antara satu dengan lainnya,
menghendaki supaya mereka dan atau antara kelompok satu
memberi makan dengan kelompok lainnya.
kepadaKu.Sesungguhnya Mulai cara takbīratul ihrām,
Allah Dia-lah Maha Pemberi cara membaca surah al-
rizki Yang mempunyai fātihah (bismillah jahar - non
kekuatan lagi sangat jahar) dan seterusnya.
kokoh.”[AdzDzaariyaat/51:
Perbedaan- perbedaan cara
56-58]
beribadah seperti yang telah
dikemukakan, tidaklah berarti
Ibadah adalah suatu bentuk
bahwa yang satu adalah benar
ketundukan dan ketaatan yang
dan selainnya adalah salah.
mencapai puncaknya sebagai
Adanya perbedaan cara
dampak dari rasa
beribadah dalam prihal shalat
pengagungan yang bersemai
yang dicontohkan, wajar
dalam lubuk hati seseorang
terjadi karena masing-masing
terhadap siapa yang
orang memiliki dalil
kepadanya ia tunduk. Rasa itu
tersendiri yang dapat
lahir akibat adanya keyakinan
dipertanggung jawabkannya,
dalam diri yang beribadah
dan praktis bahwa dengan
bahwa obyek yang kepadanya
cara beribadah yang
ditujukan ibadah itu memiliki
beraragam ini dapat saja
kekuasaan yang tidak dapat
diterima di sisi-Nya asalkan
terjangkau hakikatnya
saja sesuai dengan ketentuan

9
https://almanhaj.or.id/2267-
pengertian-ibadah-dalam-
islam.html
syara’ sebagaimana yang unsur yang menjadi skala
termaktub dalam kitab-kitab perioritas, yakni ketaataan,
fikih. Di samping yang telah keasadaran hati berupaa
dikemukakan, maka cara keikhlasan, dan keyakinan
beribadah yang harus untuk mencapai hamba Allah
terpenuhi menurut Alquran yang taat. Unsurunsur ini
adalah dengan cara “ikhlas”. menunjukkan adanya
Bagaimana pun bentuk ibadah hubungan dinamis antara
dan ragamnya itu, harus hamba dengan Allah (hablun
didasari oleh keikhlasan. minallah) secara dinamis,
yang nantinya juga
Ayat yang sangat terkait
diimplemntasikan dalam
dengan masalah ini adalah
kehidupan sosial (hablun
QS. al-Bayyinat (98): 5,
minanās).
Terjemahnya : “Dan mereka
tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan C. Fungsi Beribadah
penuh keikhlasan (kepada-
Apabila dilihat dari sisi
Nya dalam menjalankan)
urgensi dalam menafsirkan
agama dengan lurus, dan ayat-ayat tentang ibadah,
supaya mereka mendirikan ditemukan konsep bahwa
shalat dan menunaikan zakat; ibadah secara fungsional
dan yang demikian itulah adalah menumbuh
agama yang lurus.” kembangkan nilai-nilai
ketauhidan dan
Muhammad Ali al-Shabūni mengokohkannya dalam jiwa.
memberi keterangan Atau dalam beberapa kitab
mengenai kata mukhlishin tafsir dibahasakan bahwa
dalam QS. al-Bayyinah (98): bahwa seseorang hamba yang
5 yang telah dikutip bahwa dengan jiwa raganya
ikhlas adalah inti atau isi beribadah laksana kebun, dan
ibadah dan hanya dengan semakin banyak mendapat
keikhlasan, amal ibadah akan siraman melalui ibadah
diterima oleh Allah, karena maka yang bersangkutan
ikhlas dimaksudkan sebagai semakin subur yang
pengabdian hanya semata selanjutnya nilai-nilai
kepada Allah10 ketauhidan akan tumbuh dan
berkembang semakin baik.
Berdasar dari uraian-uraian di
Sebaliknya, semakin jarang
atas, maka dalam cara orang melakukan ibadah
beribadah terdapat bebarapa maka semakin memberikan

10
3Muhammad Ali al-Shabūniy, Shafwa al-tafsīr,
jilid III (Bairut: Dār al-Qur’ al-Karīm, 1981), h. 589
kesempatan bagi dirinya F. Kesimpulan
terjauh dari nilai-nilai
ketauhidan11  Thaharah merupakan salah satu
syarat sah dalam pelaksanaan ibadah
Masalah tauhid dalam Islam baik Shalat, puasa maupun haji juga
adalah adalah rukun iman ibadah – ibadah -ibadah sunat
yang pertama, yakni meng- lainnya.maka ibadah yang paling
Esa-kan Allah dari segi zat sering dilaksanakan terutama shalat
dan sifat-Nya, dan oleh karena
wajib lima waktu, jika dalam
itu maka ibadah sebagai cara
pelaksanaannya shalat tersebut tidak
mentauhidkan Allah sangat
urgen kedudukannya. Begitu sah kecuali seluruh keadaan,
urgennya ibadah ini, maka pakaian, badan, tempat dan
dengan sendirinya akan sebagainya dalam keadaan bersih
diketahui bahwa ibadah bagi dan suci, baik suci dari hadas besar,
setiap manusia memiliki maupun hadas kecil, dan najis.
fungsi dan tujuan. Fungsi Hadas menghalangi salat, maka
ibadah, terkait dengan fungsi bersuci adalah seperti kunci yang
dan kedudukan manusia diletakkan kepada orang yang
sebagai ‘abdullāh (hamba berhadas. Jika ia berwudhu, otomatis
Allah). Ada empat macam kunci itu pun terbuka. Hal ini juga
hamba Allah, sebagai berikut; ditunjukkan oleh ijtihad para fuqaha
(a) hamba karena hukum,
dalam tulisan-tulisan mereka yang
yakni budak-budak;
selalu diawali dengan pembahasan
(b) hamba karena penciptaan, thaharah. Hal tersebut menunjukkan
yakni manusia dan seluruh betapa pentingnya masalah thaharah
makhluk ciptaan Tuhan; ini
(c) hamba karena pengabdian  ibadah adalah perbuatan seorang
kepada Allah, yakni orang- hamba yang menunjukkan ketaatan,
orang beriman yang kerendahan diri, dan kehinaannya di
menunaikan hukum Tuhan hadapan Allah, serta mengagungkan
dengan ikhlas; dan Allah dengan cara melaksanakan
segala perintah-Nya dan menjauhi
(d) hamba karena memburu
dunia dan kesenangannya.12 segala laranganNya.
 cara beribadah bermacam-macam,
Dari keempat tipe hamba namun yang terpenting adalah
Allah ini, diketahui bahwa melaksanakan ibadah tersebut
ternyata diketahui bahwa ada kepada Allah semata sesuai dengan
diantaranya yang tidak
ketentuan syara’, dan mengutamakan
menyembah kepada Allah.
keikhlasan tanpa dicampuri
sedikitpun perasaan dan sikap riya.

11 12
Ahmad Mustafa al-Maragi, Tafsir al-Maragi, juz I Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah ;Konsepsi
(Mesir: Mustafa al-Babi al-Halab wa Awladuh, Kekuasaan Politik dalam Al-Quran, h. 152
1973), h. 5-6.
Keikhlasan dalam beribadah secara Daftar Pustaka
konsisten sesuai ajaran agama
Al-Qur’ān al-Karīm
menjadikan ibadah yang dilakukan
itu, diterima di sisi-Nya Al-Bāqy, Muhammad Fu’ad ‘Abd. al-
 Ibadah yang dibebankan kepada Mu’jam al-Mufahras li Alfāzh al-
setiap hamba memiliki fungsi dan Qur’ān alKarīm. Bairūt: Dār al-Fikr,
tujuan yang sangat signifikan. Dalam 1992.
hal ini, fungsi ibadah adalah Departemen Agama RI, Al-Qur’an
ubudiyah (mengabdikan diri) karena dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek
esensi ibadah tersebut terkait dengan Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an,
kedudu-kan manusia sebagai 1992.
‘abdullāh (hamba Allah) yang harus
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Fikih
mengabdi kepada-Nya. Manusia Shalat Empat Madzhab, Jogjakarta:
(muslim) yang mengabdikan dirinya Hikam
kepada Allah semata, maka pada
gilirannya ia akan mencapai derajat Utsaimin, Kunci Ibadah Praktis
taqwa, dan derajat taqwa ini Menurut Tuntunan Rasulullah SAW.
Jogjakarta: Hikmah Ahlus Sunnah,
merupakan tujuan akhir dari ibadah
2007
sendiri.
Wahhab Azzuhaily, Al Fiqh al Islami wa
Adillatahu Jakarta:Amza 2009
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat
Lengkap Semarang: Karya Toha
Putra pustaka 2007

Anda mungkin juga menyukai