Anda di halaman 1dari 1

Nama: Fajria Zahwa Azzahra

NIM: 11230960000051
Kelas: Kimia 23B

FATWA MUI MENGENAI PERNIKAHAN BEDA AGAMA SERTA


PENDAPATNYA
Fatwa adalah sebuah istilah mengenai pendapat atau tafsiran pada suatu masalah yang
berkaitan dengan hukum Islam. Fatwa sendiri dalam Bahasa Arab artinya adalah “nasihat”,
“petuah”, “jawaban” atau “pendapat”.
Menurut Fatwa MUI, perkawinan beda agama adalah haram dengan dalil surat al-Baqarah
ayat 221. Sedangkan Muhammadiyah beranggapan perkawinan beda agama adalah boleh
dengan dasar surat al-Maidah ayat 5. MUI mengharamkan perkawinan beda agama karena
hal tersebut bisa menimbulkan konflik antar sesame umat Islam dan mengakibatkan
keresahan di Masyarakat. Muhammadiyah memperbolehkan pernikahan beda agama karena
dalam Sejarah Islam diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menikah dengan
seorang Wanita Nasrani yang berasal dari Mesir, yaitu Maria al-Qibthiyyah.
MUI melalui Keputusan Nomor 4/MUNAS VII/MUI/8/2005 mengeluarkan fatwa tantang
hukum larangan pernikahan beda agama. Yakni, perkawinan beda agama adalah haram dan
tidak sah; dan perkawinan laki-laki muslim dengan Wanita ahlu kitab menurut qaul mu’tamad
adalah haram dan tidak sah. Sedangkan Nahdatul Ulama (NU) dalam fatwa yang ditetapkan
dalam Muktamar ke-28 di Yogyakarta pada akhir November 1989, NU menegaskan nikah
antara dua orang yang berlainan agama di Indonesia hukumnya tidak sah.
Agama Islam secara terang-terangan melarang adanya menikah beda agama. Allah Swt.
berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 221 yang mengandung arti, “Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang
mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.
Di agama lain pun melarang adanya menikah beda keyakinan. Di negara Indonesia telah
tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa
“Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaan itu”.
Lalu bagaimana mengenai pendapat saya sendiri mengenai pernikahan beda agama? Saya
berpendapat bahwa pernikahan dengan agama yang berbeda adalah hal yang sangat beresiko,
banyak sekali hal-hal negatif yang akan timbul dikarenakan pernikahan beda agama di antara
nya dari anak yang nanti nya akan kehilangan arah dalam hal agama dam kebingan memilih
agama nya, kemudian pertengkaran yang sangat mungkin terjadi karena perbedaan paham
mengenai agama, juga larangan dan kewajiban serta hal yang harus dijalani sangat lah
berbeda. Jadi dari segala aspek pernikahan beda agama banyak menimbulkan hal yang tidak
baik, saya pun tidak setuju dengan hal ini karena merugikan diri sendiri dan juga orang lain
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai