Anda di halaman 1dari 3

1.

Salah Satu Contoh Kasus Penikahan Beda Agama Yang Terjadi Di Indonesia:
Pernikahan beda agama pertama yang menyita perhatian publik terjadi di Semarang, Jawa
Tengah, awal bulan lalu. Perempuan Muslim menikah dengan pria Katolik di Gereja St.
Ignatius Krapyak, Kota Semarang, Sabtu (5/3).

Pernikahan itu dilangsungkan dengan dua tata cara. Pertama, pengantin menjalani
pemberkatan di gereja. Kemudian, ada akad nikah dengan tata cara Islam. Dua pekan
setelah pernikahan itu, ada pernikahan beda agama di Pontianak. Pengadilan Negeri
Pontianak mengabulkan seluruh permohonan pasangan beda agama, RNA (beragama
Islam) dan M (beragama Katolik).

Hakim memperbolehkan pasangan itu mencatatkan pernikahan mereka di Kantor


Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Pontianak.

Pada hari ini, publik menyoroti pernikahan beda agama yang dilakukan Staf Khusus
Presiden Joko Widodo Ayu Kartika Dewi. Perempuan Muslim itu menikah dengan pria
Katolik bernama Gerald Sebastian.

Pernikahan Ayu dan Gerald dilangsungkan di Katedral Jakarta. Uskup Agung Jakarta
Kardinal Ignatius Suharyo memimpin langsung misa pernikahan tersebut. Acara itu
ditayangkan kanal YouTube Ayu Kartika Dewi.

"Yang mendampingi mereka Romo Adi Prasadja dan Romo Adi minta saya memimpin
peneguhan nikah mereka," ucap Suharyo pada Jumat (18/3).

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan mengatur pernikahan


dilakukan oleh dua orang dengan agama yang sama. Namun, Mahkamah Agung (MA)
pernah menerbitkan fatwa soal nikah beda agama melalui Putusan Nomor 1400
K/Pdt/1986.
Saat itu, seorang bernama Andi Vonny Gani P. mengalami pembatalan pencatatan
pernikahan karena berbeda agama dengan pasangan. Dia pun menggugat ke MA.

MA menyatakan ada kekosongan hukum di UU Pernikahan dalam kasus Vonny. MA


berpendapat ada 2 stelsel hukum yang berlaku dalam pernikahan beda agama. MA
menyampaikan perlu ada penentuan hukum agama mana yang dipakai dalam pernikahan
beda agama.

Melalui putusan itu, MA memerintahkan Kantor Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta
mencatat pernikahan beda agama antara Vonny dengan pasangannya. Akan tetapi,
pencatatan baru bisa dilakukan setelah syarat-syarat dalam UU Perkawinan terpenuhi.

Source CNN Indonesia

2. Apakah Sah Ketika Seseorang Melakukan Pernikahan Beda Agama Menurut


Pandangan Islam?

Menikah menjadi salah satu penyempurna dalam beribadah kepada Allah Swt.
Pernikahan akan memberikan kebahagiaan bagi setiap pasangan yang semata-mata
mengharapkan rida-Nya. Di Indonesia, pernikahan beda agama menjadi salah satu
fenomena yang kerap ditemui. Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. dalam Kajian Rutin
Bakda Magrib berkesempatan mengulas hukum menikah dengan orang kafir dan
musyrik.

“Menikah akan indah dan diliputi keberkahan jika sama-sama dalam satu keyakinan.
Agama menjadi kunci kebahagiaan manusia. Tidak perlu mencari pembenaran hanya
semata-mata karena cinta maka melanggar hukum Allah. Sudah terbukti bahwa orang
yang menikah beda agama tidak mendapatkan kebahagiaan karena diliputi perbedaan
keyakinan,” tutur Ustaz Budi.

Agama Islam secara terang-terangan melarang adanya menikah beda agama. Allah Swt.
berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 221 yang mengandung arti, “Dan janganlah kamu
menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak
yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.
Di agama lain pun melarang adanya menikah beda keyakinan. Di negara Indonesia telah
tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa
“Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercayaan itu”.

“Wanita atau laki-laki musyrik tidak boleh dinikahi oleh laki-laki dan wanita muslim.
Musyrik menurut syariat Islam merupakan tindakan menyekutukan Allah Swt. Mereka
tidak mau mengesakan Allah Swt. Sedangkan orang kafir ialah orang yang ingkar dan
tidak mau beriman kepada Allah Swt,” paparnya.

Ia menambahkan, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berpandangan bahwa


menikahi atau dinikahi oleh ahli kitab dan beda agama adalah haram dan tidak sah.
“Menikah dengan orang yang beda agama dilarang oleh agama dan negara Indonesia.
Lalu bagaimana jika sudah telanjur menikah? Maka berpisahlah sesuai dengan firman
Allah Swt. dalam Q.S. Al-Mumtanah ayat 10 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang
beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman
maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan
mereka. Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka
janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir.
Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula
bagi mereka”. Firman tersebut sangat jelas dan jangan hanya menikah karena cinta, harta,
dan nafsu belaka,” tandas Ustaz Budi saat mengisi kajian yang disiarkan langsung di
kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD (25-10-2021)

Anda mungkin juga menyukai