Anda di halaman 1dari 7

Situasi 4 – SMA

Bu Derana, seorang guru Biologi di SMA, telah menetapkan tujuan pembelajaran yang berfokus pada
analisis tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk ancaman dan pelestariannya, untuk
murid-murid Kelas 10. Menghadapi situasi pandemi, Bu Derana memutuskan untuk menggunakan
metode pembelajaran flip.

Dalam pendekatan ini, sebelum pertemuan daring dengan guru, murid-murid diminta untuk
mempelajari materi secara mandiri. Bu Derana telah menyiapkan paparan materi yang mencakup
konsep kunci keanekaragaman hayati dan tingkatannya, termasuk keanekaragaman ekosistem,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman genetik. Dia juga menyediakan beragam sumber belajar
yang terkait dengan wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia, seperti artikel dari koran dan
video dari organisasi lingkungan.

Untuk memandu belajar mandiri murid-murid, Bu Derana menyusun pertanyaan pemandu. Setelah
tahap ini, mereka mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka, di mana setiap murid memberikan
umpan balik terhadap jawaban dua temannya, memastikan keterlibatan dan pemahaman yang baik.
Selain itu, Bu Derana meminta murid-murid untuk membuat jurnal refleksi sebagai bagian dari proses
belajar mandiri sebelum memasuki pertemuan sinkron melalui Google Meet.

Dalam tahap pertemuan daring, Bu Derana memulai dengan pertanyaan pemantik untuk memulai
diskusi. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup topik seputar keanekaragaman hayati yang memperkaya
pemahaman murid tentang konsep tersebut. Selama diskusi daring, Bu Derana aktif mengamati jawaban
murid untuk mendeteksi miskonsepsi atau kesulitan yang mungkin dihadapi.

Saat akhir diskusi, Bu Derana memberikan tantangan kepada murid untuk membuat paket informasi
digital yang mengidentifikasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di lokasi Indonesia tertentu dan
memberikan rekomendasi penanganannya. Murid diberi kebebasan memilih lokasi berdasarkan kasus
nyata di Indonesia dan bentuk paket informasi sesuai preferensi mereka. Selama proses pembuatan, Bu
Derana memberikan slot waktu khusus untuk bertemu dengan murid yang membutuhkan bantuan
tambahan. Ia menjelaskan konsep dan memberikan contoh tambahan untuk memastikan pemahaman
yang mendalam.

Dengan metode flip learning dan pendekatan interaktif ini, Bu Derana berusaha memastikan bahwa
murid-murid memahami konsep keanekaragaman hayati dan tantangan yang dihadapinya di Indonesia,
serta dapat menerapkan pengetahuan ini dalam bentuk paket informasi digital yang sesuai.

JAWABAN

Kebutuhan Belajar Murid yang Dipenuhi oleh Bu Derana:


Bu Derana berkomitmen untuk memenuhi beragam kebutuhan belajar murid SMA Kelas 10 dalam
pemahaman konsep keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk ancaman dan upaya pelestariannya.
Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap murid dapat menganalisis dengan cermat tingkat
keanekaragaman hayati dan memahami implikasi ancaman yang dapat memengaruhi keanekaragaman
hayati, termasuk aspek ekosistem, spesies, dan genetik.

Cara Bu Derana Menentukan Kebutuhan Belajar Muridnya:

Bu Derana mengawali dengan menyediakan materi pelajaran yang komprehensif, dapat diakses mandiri
oleh murid, dan mencakup konsep-konsep inti terkait keanekaragaman hayati, tingkatannya, serta fokus
pada area kritis keanekaragaman hayati di Indonesia.

Ia menyediakan pertanyaan pemandu yang membantu memandu murid dalam proses belajar mandiri,
memberikan arahan yang jelas, dan mendorong pemahaman yang lebih dalam.

Dengan mengadakan kuis tertulis yang berisi pertanyaan terbuka, Bu Derana memungkinkan setiap
murid memberikan umpan balik tentang jawaban yang diberikan oleh dua teman sekelasnya. Hal ini
bertujuan untuk mempromosikan pembelajaran kolaboratif dan pemahaman yang lebih mendalam.

Sebelum memasuki tahap pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google Meet, Bu Derana
mengharuskan murid untuk membuat jurnal refleksi, yang membantu mereka merenungkan
pemahaman mereka dan mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam pembelajaran sinkron.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Bu Derana:

Bu Derana menerapkan metode flip learning, yang memungkinkan murid untuk mempelajari materi
sebelum pertemuan daring dengan guru. Pendekatan ini memberi keleluasaan bagi murid untuk belajar
sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar individu mereka.

Dalam tahap forum diskusi sinkron, ia memulai dengan pertanyaan pemantik yang merangsang diskusi
serta pemahaman yang lebih dalam. Pertanyaan-pertanyaan ini dirancang untuk mengenrich
pemahaman murid terhadap konsep keanekaragaman hayati.

Selama sesi diskusi daring, Bu Derana secara aktif mengawasi jawaban murid, dengan tujuan untuk
mendeteksi miskonsepsi atau kesulitan yang mungkin dihadapi oleh murid.

Cara Bu Derana Melakukan Penilaian:

Bu Derana melakukan penilaian melalui tugas akhir yang mengharuskan murid membuat paket info
digital. Tugas ini bertujuan agar murid mengidentifikasi ancaman pada lokasi di wilayah Indonesia yang
berdampak negatif pada tiga tingkat keanekaragaman hayati. Selain itu, mereka juga diminta
memberikan rekomendasi penanganannya. Tugas ini mencerminkan pemahaman mendalam murid
tentang konsep keanekaragaman hayati.

Murid diberi kebebasan dalam memilih lokasi berdasarkan kasus nyata di Indonesia dan bentuk paket
info digital yang sesuai dengan preferensi dan kenyamanan mereka. Namun, seluruh informasi yang
mereka sajikan harus memenuhi rubrik penilaian yang telah dibahas bersama Bu Derana.

Bu Derana juga menyediakan waktu khusus untuk bertemu dengan beberapa murid yang, menurut
penilaiannya, masih memerlukan bantuan tambahan. Selama sesi khusus ini, ia memberikan penjelasan
tambahan tentang konsep dan memberikan contoh yang mendukung pemahaman murid.

Dengan menggunakan metode flip learning dan pendekatan penilaian yang fokus pada pemahaman
yang dalam, Bu Derana berusaha untuk memenuhi kebutuhan belajar muridnya terkait konsep
keanekaragaman hayati dan upaya pelestariannya. Pendekatan ini mendukung pembelajaran yang
mandiri, kolaboratif, serta sesuai dengan tingkat kemampuan dan preferensi belajar masing-masing
murid.

Jawaban Kasus 2

Pak Dermawan adalah seorang guru Sekolah Dasar yang sangat memperhatikan kebutuhan belajar
murid-muridnya. Ia berusaha untuk memenuhi berbagai kebutuhan belajar mereka dengan berbagai
strategi yang cermat dan beragam.

Kebutuhan Belajar Murid yang Dipenuhi oleh Pak Dermawan:

Pak Dermawan berusaha memenuhi berbagai kebutuhan belajar muridnya, termasuk tingkat
kemampuan membaca mereka. Ia memahami bahwa setiap murid memiliki tingkat pemahaman dan
kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ia menyusun kelompok berdasarkan kemampuan
membaca murid, sehingga ia dapat memberikan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman
mereka. Ini membantu memenuhi kebutuhan belajar individu murid.

Cara Pak Dermawan Menentukan Kebutuhan Belajar Murid:

Pak Dermawan menentukan kebutuhan belajar muridnya dengan beberapa cara:

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Jawaban Kasus 1-
4 Pemenuhan Kebutuhan Belajar Murid", Klik untuk baca:
Ia menyusun kelompok berdasarkan kemampuan membaca murid. Dengan demikian, ia memastikan
bahwa materi yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

Ia melakukan proses observasi dan pemantauan selama murid melakukan kegiatan. Ia aktif berinteraksi
dengan murid-murid, mengajukan pertanyaan, memberikan bantuan, dan memberikan tantangan lebih
kepada mereka yang memerlukan. Dengan cara ini, ia dapat menilai kemampuan murid secara langsung.

Ia mencatat catatan penilaian selama proses observasi, termasuk jawaban murid, pertanyaan mereka,
dan tingkat pemahaman mereka. Informasi ini digunakan untuk menyesuaikan tingkat bantuan yang ia
berikan pada murid.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Pak Dermawan:

Pak Dermawan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan cara sebagai berikut:

Menyusun kelompok berdasarkan tingkat kemampuan membaca murid, sehingga ia dapat memberikan
materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.

Memberikan berbagai jenis kegiatan yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid, seperti
membuat diagram alur sederhana, menulis cerita narasi, atau membuat cerita kreatif dari perspektif
makanan. Ini memungkinkan murid bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan merangsang
pemahaman yang lebih dalam.

Cara Pak Dermawan Melakukan Penilaian:

Pak Dermawan melakukan penilaian berjenjang (tier assessment) untuk memahami sejauh mana murid
memahami materi. Penilaian ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid:

Untuk murid dengan kemampuan kurang, ia memberikan tugas untuk menjelaskan alur pencernaan
dalam sebuah diagram alur sederhana dengan kosakata sederhana.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Jawaban Kasus 1-
4 Pemenuhan Kebutuhan Belajar Murid", Klik untuk baca:
Untuk murid dengan kemampuan sedang, ia meminta mereka membuat cerita narasi tentang alur
pencernaan dengan kosakata yang lebih bervariasi.

Untuk murid dengan kemampuan tinggi, ia meminta mereka membuat cerita kreatif dari perspektif
makanan yang menarasikan alur pencernaan. Ini merupakan tugas yang lebih kompleks yang menguji
pemahaman mereka secara mendalam.

Dengan pendekatan berdiferensiasi dan penilaian berjenjang ini, Pak Dermawan memastikan bahwa
setiap murid dapat mengembangkan pemahaman mereka sesuai dengan tingkat kemampuan masing-
masing. Ia aktif terlibat dalam proses belajar-mengajar, memberikan bantuan saat diperlukan, dan
memberikan tantangan untuk meningkatkan pemahaman murid. Dengan demikian, ia berupaya
memenuhi kebutuhan belajar individu murid dan membantu mereka mencapai pemahaman yang
mendalam tentang materi yang diajarkan.
SMP

Kebutuhan Belajar Murid yang Dipenuhi oleh Pak Dudidam:

-Kesiapan belajar

Pak Dudidam berupaya memenuhi berbagai kebutuhan belajar muridnya terkait materi iklan. Tujuannya
adalah agar murid dapat memahami secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari iklan. Ia berfokus pada pengembangan pemahaman murid tentang iklan sebagai alat
komunikasi yang efektif, struktur iklan, pesan yang ingin disampaikan, dan elemen kebahasaan yang
digunakan dalam iklan.

Cara Pak Dudidam Menentukan Kebutuhan Belajar Muridnya:

Ia memulai dengan melakukan diskusi bersama seluruh kelas untuk mengidentifikasi pengetahuan awal
dan pemahaman murid tentang iklan. Dengan bantuan pertanyaan pemandu, ia memahami apa yang
sudah diketahui murid tentang iklan dan membangun dari sana.

Selama proses diskusi, ia juga menanyakan kepada murid tentang jenis iklan yang menarik bagi mereka,
sehingga dapat memahami minat dan preferensi mereka terhadap iklan.

Melalui kegiatan individu, ia meminta murid untuk menulis iklan yang menarik bagi mereka,
memungkinkan mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka anggap menarik dan efektif dalam
iklan.

Dengan kegiatan kelompok kecil, ia mendorong murid untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
berbagai jenis iklan. Ini membantu menentukan pemahaman mereka tentang fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan dalam iklan.

Melalui tugas individu, ia memberikan penugasan yang berjenjang sesuai dengan kemampuan murid,
memastikan bahwa mereka dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dalam konteks membuat
iklan.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Pak Dudidam:

Pak Dudidam menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan memberikan penugasan yang
berjenjang sesuai dengan kemampuan murid. Terdapat tiga skenario tugas yang berbeda, masing-
masing disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman konsep murid.

Dalam diskusi dan kegiatan kelompok, ia memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
membahas jenis iklan yang berbeda. Hal ini memungkinkan murid dengan kemampuan berbeda untuk
belajar satu sama lain dan mendiskusikan perbedaan antara jenis iklan yang mereka telaah.

Cara Pak Dudidam Melakukan Penilaian:


Pak Dudidam melakukan penilaian dengan memeriksa tugas individu yang dikerjakan oleh murid. Tugas
ini berbeda-beda sesuai dengan skenario yang diberikan kepada murid.

Ia mendorong murid untuk membuat iklan yang efektif sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman
mereka tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan iklan.

Penilaian dilakukan berdasarkan sejauh mana murid dapat menangkap makna secara kontekstual terkait
dengan iklan yang mereka buat.

Dalam penilaian, ia memperhatikan kemampuan murid dalam merumuskan pesan utama, menargetkan
audiens yang sesuai, serta penggunaan fitur kebahasaan dan desain yang efektif dalam iklan yang
mereka buat.

Dengan demikian, Pak Dudidam berusaha memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan berbagai
strategi, seperti diskusi, kegiatan individu, kelompok kecil, dan tugas berjenjang. Ia juga berfokus pada
pemahaman konsep dan penggunaan praktisnya dalam membuat iklan, sehingga membantu murid
mengembangkan kemampuan yang beragam dalam menganalisis iklan dan berkomunikasi secara
efektif.

Anda mungkin juga menyukai