Anda di halaman 1dari 19

1.

apakah kebutuhan belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh


guru.
2. Bagaimana cara guru menentukan kebutuhan belajar
muridnya?
3. Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan
oleh guru.
4. Bagaimana cara guru melakukan penilaian terkait kasus
berikut:

Situasi 1 - TK

Bu Ceria, seorang guru TK A yang gigih, masih memprioritaskan perkembangan


holistik murid-muridnya selama pandemi. Di antara berbagai aspek
perkembangan, aspek perkembangan kognitif menjadi fokusnya. Hari ini, ia
bertekad untuk memperdalam pemahaman murid tentang konsep korespondensi
1-1, meskipun sudah memperkenalkannya sehari sebelumnya. Ketika dia melihat
bahwa sebagian murid tampak belum memahami sepenuhnya, Bu Ceria
mengambil tindakan sebagai berikut:

Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi dan Contoh Penerapannya

Dia menyelenggarakan pertemuan daring melalui Zoom selama 30 menit pada


pagi hari untuk memberikan ulasan singkat tentang konsep korespondensi 1-1,
karena sebagian besar murid sudah memahaminya.
Setelah pertemuan daring, Bu Ceria memberikan tugas asinkron kepada murid
untuk mencari dan menggambar benda sesuai instruksi tertulis atau audio, yang
dia kirimkan melalui pesan Whatsapp kepada orang tua murid.

Bu Ceria meminta murid (dengan bantuan orang tua) untuk memfoto pekerjaan
mereka dan mengirimkannya melalui Whatsapp untuk dinilai.

Tugas dikerjakan secara asinkron, memberikan murid fleksibilitas dalam


menentukan waktu pengerjaan, tetapi dengan batas waktu yang ditetapkan.

Untuk membantu 4 murid yang masih kesulitan, Bu Ceria mengatur pertemuan


daring dengan orang tua mereka dan memberikan penjelasan ulang. Dia
merekam penjelasan dalam video singkat untuk referensi murid jika masih
diperlukan.

Bu Ceria berusaha keras memastikan bahwa semua muridnya memiliki


pemahaman yang kuat tentang konsep korespondensi 1-1, meskipun dalam
situasi pembelajaran jarak jauh.

Jawaban Kasus 1
1. Kebutuhan Pembelajaran Murid yang Dipenuhi oleh Bu Ceria:

Bu Ceria sangat peduli terhadap perkembangan kognitif murid-murid TK-nya.


Salah satu konsep yang ingin dia bantu pemahamannya adalah korespondensi 1-
1. Ini karena dalam evaluasi sebelumnya, Bu Ceria melihat sejumlah murid masih
kesulitan memahami konsep ini. Maka dari itu, dia ingin memastikan bahwa
semua murid memiliki pemahaman yang kuat tentang korespondensi 1-1.

2. Penentuan Kebutuhan Belajar Murid:

Bu Ceria menentukan kebutuhan belajar muridnya dengan cermat. Dia


memperhatikan tingkat pemahaman murid-muridnya selama pertemuan daring
sebelumnya. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa beberapa murid masih
membutuhkan bantuan ekstra untuk memahami konsep korespondensi 1-1.
Dengan pemahaman ini, Bu Ceria merasa perlu memberikan pengulangan materi
dan tugas yang relevan kepada murid-muridnya.

3. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Diterapkan oleh Bu Ceria:


Bu Ceria melakukan assesmen diagnostik untuk melakukan pemetaan terhadap
kesiapan belajar, gaya belajar(profil pelajar) dan minat belajar.

Bu Ceria membuat rangcangan kegiatan pembelajaran secara daring dengan


pendekatan berdiferensiasi yang sesuai, dengan memahami bahwa murid-murid
memiliki tingkat kesiapan belajar yang berbeda, gaya dan minat belajar yang
berbeda pula.

Bu Ceria memulai kegiatan pembelajaran secara daring dengan melakukan


kegiatan zoom bersama siswa dan didampingi orangtua dengan diawali dengan
pemberian motivasi, apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai korespondensi 1-1.

Lalu dilanjutkan dengan assesmen diagnostik, setelah itu dipetakan berdasarkan


tingkat kemampuan belajar siswa (alfa-belum paham, beta-mulai paham, mahir-
sangat paham).

Lalu dilakukan pengelompakan siswa berdasarkan kemampuan.

Selanjutnya Bu Ceria memberikan materi pembelajaran dalam bentuk video


tentang korespondensi 1-1.

Bu Ceria melakukan tanya jawab terkait dengan materi yang diberikan dalam
video tersebut, dilanjutkan dengan penguatan.

Bu Ceria menyajikan tayangan tugas untuk masing kelompok sesuai dengan


tingkat kesiapan belajar siswa.

Saat siswa mengerjakan tugas yang didampingi oleh orangtua siswa, maka guru
lebih memberikan perhatian khusus kepada kelompok alfa-belum paham dan
beta-mulai paham.

Bagi murid yang sudah memahami konsep korespondensi 1-1, ia memberikan


pengayaan materi secara singkat dengan video pembelajaran yang lebih
mendalam.

Untuk mendukung pemahaman yang lebih mendalam, Bu Ceria memberikan


tugas asinkron kepada murid-murid. Mereka diminta untuk mencari berbagai
objek sesuai dengan instruksi tertulis dan audio yang diberikan. Hal ini
memungkinkan murid untuk menerapkan konsep korespondensi 1-1 dalam
kehidupan sehari-hari.

Ia memberikan instruksi dalam dua mode, yaitu tertulis dan audio, sehingga
murid-murid dapat memilih sesuai dengan preferensi mereka, memastikan
pemahaman yang lebih baik.
Bu Ceria memberikan fleksibilitas pada murid untuk bekerja sesuai dengan
waktu yang sesuai dengan mereka, memahami bahwa situasi setiap keluarga
berbeda.

Untuk 4 murid yang masih membutuhkan bantuan ekstra, Bu Ceria mengatur


pertemuan daring dengan orang tua mereka untuk memberikan penjelasan
tambahan. Ia juga merekam penjelasannya dalam video singkat agar dapat
diakses ulang oleh murid jika perlu, setelah guru mengobservasi hasil belajar
siswa yang sudah memiliki kemampuan yang sama.

Pada pertemuan berikutnya, guru merancang pembelajaran diferensiasi


berdasarkan gaya belajar dan minat belajar siswa.

Strategi yang dilakukan diawali dengan assesmen diagnostik dengan soal yang
berbeda untuk pemetaan gaya belajar.

Dengan langkah-langkah yang sama dengan pembelajaran sebelumnya.

Guru menayangkan tugas kelompok berdasarkan gaya belajar (kinestetik, audi


visual dan adiotory)

Siswa mempresentasikan hasil pengerjaan tugas sesuai dengan gaya belajarnya.

Guru memberikan soal evaluasi (assesmen sumatif) dengan google form.

Metode Penilaian yang Diterapkan oleh Bu


Ceria:
Penilaian dilakukan dengan cara yang efektif dan inklusif.

(diagnostik, formatif dan sumatif)

Bu Ceria meminta murid, dengan bantuan orang tua, untuk mengambil foto hasil
pekerjaan mereka yang mencakup objek-objek yang sesuai dengan instruksi.

Dengan melihat hasil karya tersebut, Bu Ceria dapat mengevaluasi pemahaman


konsep korespondensi 1-1 oleh murid-muridnya.

Evaluasi ini memberikan wawasan kepada Bu Ceria sejauh mana murid berhasil
menerapkan konsep dalam tugas yang mereka kerjakan.
Bu Ceria memastikan bahwa pembelajaran berlangsung dengan cara yang
memperhatikan kebutuhan individu setiap muridnya, memungkinkan mereka
untuk berkembang dalam pemahaman tentang konsep korespondensi 1-1.

Terimakasih.

Situasi 3 - SMP

Pak Dudidam, seorang guru SMP, memiliki tujuan untuk mengajarkan murid-
muridnya tentang iklan dengan fokus pada pemahaman kontekstual terkait
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dalam iklan produk dan jasa.
Berikut adalah skenario pembelajaran yang disiapkan oleh Pak Dudidam:
Diskusi Seluruh Kelas:

Pak Dudidam memulai pembelajaran dengan melakukan diskusi seluruh kelas. Ia


memperkenalkan murid-murid pada topik iklan melalui pertanyaan-pertanyaan
pemandu, seperti perbedaan iklan dengan jenis tulisan lainnya, iklan yang
menarik bagi mereka, biaya pembuatan iklan, dan jenis pekerjaan dalam
periklanan.

Kerja Individu/Pasangan/Kelompok Kecil:

Setelah diskusi awal, murid diminta melakukan kegiatan berdasarkan tiga tahap:
Menulis - Berbagi dengan pasangan - Berbagi dengan pasangan lain. Mereka
menulis tiga hingga lima iklan yang menarik bagi mereka secara individu.
Kemudian, mereka berbagi dengan satu teman lain, memungkinkan penambahan
pendapat. Pasangan-pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lainnya.
Kemudian, Pak Dudidam melakukan diskusi dengan seluruh kelas dengan
menggunakan iklan yang ditulis sebagai contoh.

Kerja Kelompok Kecil:

Murid diminta membentuk kelompok kecil, masing-masing terdiri dari empat


sampai lima orang, untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan berbagai
jenis iklan. Setiap kelompok diberikan selembar kertas dengan T-Chart untuk
mencatat kelebihan dan kekurangan jenis iklan tertentu. Setiap kelompok
melakukan brainstorming dan mencatat dua kelebihan dan dua kekurangan.
Dengan isyarat guru, kelompok berganti meja untuk berbagi pemikiran.

Diskusi Kelas Besar:

Pak Dudidam mengumpulkan kembali murid sebagai satu kelompok besar dan
memfasilitasi diskusi untuk memperjelas dan memperluas pemahaman tentang
target audiens, pesan iklan, dan penggunaan fitur kebahasaan dan desain dalam
iklan.

Tugas Individu:
Pak Dudidam memberikan tugas individu sesuai dengan kemampuan murid.
Tugas tersebut berisi skenario yang bervariasi sesuai dengan tingkat
pengetahuan dan pemahaman konsep murid. Mereka diminta untuk membuat
iklan yang efektif mempromosikan produk, jasa, atau acara sesuai dengan
skenario yang diberikan.

Lokasi Belajar yang Sesuai:

Pak Dudidam mendorong murid untuk memilih lokasi di kelas yang mendukung
cara mereka belajar dengan baik, baik itu sendirian untuk konsentrasi, dekat
dengan teman untuk kolaborasi, atau di area yang lebih ramai untuk berbagi ide.

"Cuma Bisa Main HP", Benarkah Anak-Anak Zaman Sekarang Tak Memiliki
Peluang Sukses Masa Depan?

Kompasiana.com

Recommended by

Dengan pendekatan ini, Pak Dudidam berupaya memastikan murid memahami


konsep iklan secara kontekstual dan dapat menerapkannya dalam pemahaman
target audiens, pesan, dan elemen kebahasaan serta desain iklan.Jawaban

Kebutuhan Belajar Murid yang Dipenuhi oleh Pak Dudidam:

Pak Dudidam berupaya memenuhi berbagai kebutuhan belajar muridnya terkait


materi iklan. Tujuannya adalah agar murid dapat memahami secara kontekstual
terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari iklan. Ia berfokus
pada pengembangan pemahaman murid tentang iklan sebagai alat komunikasi
yang efektif, struktur iklan, pesan yang ingin disampaikan, dan elemen
kebahasaan yang digunakan dalam iklan.

Cara Pak Dudidam Menentukan Kebutuhan Belajar Muridnya:


Ia memulai dengan melakukan diskusi bersama seluruh kelas untuk
mengidentifikasi pengetahuan awal dan pemahaman murid tentang iklan.
Dengan bantuan pertanyaan pemandu, ia memahami apa yang sudah diketahui
murid tentang iklan dan membangun dari sana.

Selama proses diskusi, ia juga menanyakan kepada murid tentang jenis iklan
yang menarik bagi mereka, sehingga dapat memahami minat dan preferensi
mereka terhadap iklan.

Melalui kegiatan individu, ia meminta murid untuk menulis iklan yang menarik
bagi mereka, memungkinkan mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka
anggap menarik dan efektif dalam iklan.

Dengan kegiatan kelompok kecil, ia mendorong murid untuk mengidentifikasi


kelebihan dan kekurangan berbagai jenis iklan. Ini membantu menentukan
pemahaman mereka tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
dalam iklan.

Melalui tugas individu, ia memberikan penugasan yang berjenjang sesuai dengan


kemampuan murid, memastikan bahwa mereka dapat mempraktikkan apa yang
telah dipelajari dalam konteks membuat iklan.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Pak Dudidam:

Pak Dudidam menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan


memberikan penugasan yang berjenjang sesuai dengan kemampuan murid.
Terdapat tiga skenario tugas yang berbeda, masing-masing disesuaikan dengan
tingkat pengetahuan dan pemahaman konsep murid.

Dalam diskusi dan kegiatan kelompok, ia memberikan kesempatan kepada


setiap kelompok untuk membahas jenis iklan yang berbeda. Hal ini
memungkinkan murid dengan kemampuan berbeda untuk belajar satu sama lain
dan mendiskusikan perbedaan antara jenis iklan yang mereka telaah.

Cara Pak Dudidam Melakukan Penilaian:


Pak Dudidam melakukan penilaian dengan memeriksa tugas individu yang
dikerjakan oleh murid. Tugas ini berbeda-beda sesuai dengan skenario yang
diberikan kepada murid.

Ia mendorong murid untuk membuat iklan yang efektif sesuai dengan


pengetahuan dan pemahaman mereka tentang fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan iklan.

Penilaian dilakukan berdasarkan sejauh mana murid dapat menangkap makna


secara kontekstual terkait dengan iklan yang mereka buat.

Dalam penilaian, ia memperhatikan kemampuan murid dalam merumuskan pesan


utama, menargetkan audiens yang sesuai, serta penggunaan fitur kebahasaan
dan desain yang efektif dalam iklan yang mereka buat.

Dengan demikian, Pak Dudidam berusaha memenuhi kebutuhan belajar muridnya


dengan berbagai strategi, seperti diskusi, kegiatan individu, kelompok kecil, dan
tugas berjenjang. Ia juga berfokus pada pemahaman konsep dan penggunaan
praktisnya dalam membuat iklan, sehingga membantu murid mengembangkan
kemampuan yang beragam dalam menganalisis iklan dan berkomunikasi secara
efektif.

Situasi 4 - SMA

Bu Derana, seorang guru Biologi di SMA, telah menetapkan tujuan pembelajaran


yang berfokus pada analisis tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia,
termasuk ancaman dan pelestariannya, untuk murid-murid Kelas 10. Menghadapi
situasi pandemi, Bu Derana memutuskan untuk menggunakan metode
pembelajaran flip.

Dalam pendekatan ini, sebelum pertemuan daring dengan guru, murid-murid


diminta untuk mempelajari materi secara mandiri. Bu Derana telah menyiapkan
paparan materi yang mencakup konsep kunci keanekaragaman hayati dan
tingkatannya, termasuk keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies,
dan keanekaragaman genetik. Dia juga menyediakan beragam sumber belajar
yang terkait dengan wilayah kritis keanekaragaman hayati di Indonesia, seperti
artikel dari koran dan video dari organisasi lingkungan.
Untuk memandu belajar mandiri murid-murid, Bu Derana menyusun pertanyaan
pemandu. Setelah tahap ini, mereka mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan
terbuka, di mana setiap murid memberikan umpan balik terhadap jawaban dua
temannya, memastikan keterlibatan dan pemahaman yang baik. Selain itu, Bu
Derana meminta murid-murid untuk membuat jurnal refleksi sebagai bagian dari
proses belajar mandiri sebelum memasuki pertemuan sinkron melalui Google
Meet.

Dalam tahap pertemuan daring, Bu Derana memulai dengan pertanyaan pemantik


untuk memulai diskusi. Pertanyaan-pertanyaan ini mencakup topik seputar
keanekaragaman hayati yang memperkaya pemahaman murid tentang konsep
tersebut. Selama diskusi daring, Bu Derana aktif mengamati jawaban murid
untuk mendeteksi miskonsepsi atau kesulitan yang mungkin dihadapi.

2.1.a.3.Mulai dari Diri -Modul 2.1 Refleksi Individu Pembelajaran Berdiferensiasi

Kompasiana.com

Recommended by

Saat akhir diskusi, Bu Derana memberikan tantangan kepada murid untuk


membuat paket informasi digital yang mengidentifikasi ancaman terhadap
keanekaragaman hayati di lokasi Indonesia tertentu dan memberikan
rekomendasi penanganannya. Murid diberi kebebasan memilih lokasi
berdasarkan kasus nyata di Indonesia dan bentuk paket informasi sesuai
preferensi mereka. Selama proses pembuatan, Bu Derana memberikan slot
waktu khusus untuk bertemu dengan murid yang membutuhkan bantuan
tambahan. Ia menjelaskan konsep dan memberikan contoh tambahan untuk
memastikan pemahaman yang mendalam.

Dengan metode flip learning dan pendekatan interaktif ini, Bu Derana berusaha
memastikan bahwa murid-murid memahami konsep keanekaragaman hayati dan
tantangan yang dihadapinya di Indonesia, serta dapat menerapkan pengetahuan
ini dalam bentuk paket informasi digital yang sesuai.
Kebutuhan Belajar Murid yang Dipenuhi oleh Bu Derana:

Bu Derana berkomitmen untuk memenuhi beragam kebutuhan belajar murid SMA


Kelas 10 dalam pemahaman konsep keanekaragaman hayati di Indonesia,
termasuk ancaman dan upaya pelestariannya. Tujuannya adalah memastikan
bahwa setiap murid dapat menganalisis dengan cermat tingkat keanekaragaman
hayati dan memahami implikasi ancaman yang dapat memengaruhi
keanekaragaman hayati, termasuk aspek ekosistem, spesies, dan genetik.

Cara Bu Derana Menentukan Kebutuhan Belajar Muridnya:

Bu Derana mengawali dengan menyediakan materi pelajaran yang komprehensif,


dapat diakses mandiri oleh murid, dan mencakup konsep-konsep inti terkait
keanekaragaman hayati, tingkatannya, serta fokus pada area kritis
keanekaragaman hayati di Indonesia.

Ia menyediakan pertanyaan pemandu yang membantu memandu murid dalam


proses belajar mandiri, memberikan arahan yang jelas, dan mendorong
pemahaman yang lebih dalam.

Dengan mengadakan kuis tertulis yang berisi pertanyaan terbuka, Bu Derana


memungkinkan setiap murid memberikan umpan balik tentang jawaban yang
diberikan oleh dua teman sekelasnya. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan
pembelajaran kolaboratif dan pemahaman yang lebih mendalam.

Sebelum memasuki tahap pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google Meet,


Bu Derana mengharuskan murid untuk membuat jurnal refleksi, yang membantu
mereka merenungkan pemahaman mereka dan mempersiapkan diri untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran sinkron.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Bu Derana:


Bu Derana menerapkan metode flip learning, yang memungkinkan murid untuk
mempelajari materi sebelum pertemuan daring dengan guru. Pendekatan ini
memberi keleluasaan bagi murid untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan
gaya belajar individu mereka.

Dalam tahap forum diskusi sinkron, ia memulai dengan pertanyaan pemantik


yang merangsang diskusi serta pemahaman yang lebih dalam. Pertanyaan-
pertanyaan ini dirancang untuk mengenrich pemahaman murid terhadap konsep
keanekaragaman hayati.

Selama sesi diskusi daring, Bu Derana secara aktif mengawasi jawaban murid,
dengan tujuan untuk mendeteksi miskonsepsi atau kesulitan yang mungkin
dihadapi oleh murid.

Cara Bu Derana Melakukan Penilaian:

Bu Derana melakukan penilaian melalui tugas akhir yang mengharuskan murid


membuat paket info digital. Tugas ini bertujuan agar murid mengidentifikasi
ancaman pada lokasi di wilayah Indonesia yang berdampak negatif pada tiga
tingkat keanekaragaman hayati. Selain itu, mereka juga diminta memberikan
rekomendasi penanganannya. Tugas ini mencerminkan pemahaman mendalam
murid tentang konsep keanekaragaman hayati.

Murid diberi kebebasan dalam memilih lokasi berdasarkan kasus nyata di


Indonesia dan bentuk paket info digital yang sesuai dengan preferensi dan
kenyamanan mereka. Namun, seluruh informasi yang mereka sajikan harus
memenuhi rubrik penilaian yang telah dibahas bersama Bu Derana.

Bu Derana juga menyediakan waktu khusus untuk bertemu dengan beberapa


murid yang, menurut penilaiannya, masih memerlukan bantuan tambahan.
Selama sesi khusus ini, ia memberikan penjelasan tambahan tentang konsep dan
memberikan contoh yang mendukung pemahaman murid.

Dengan menggunakan metode flip learning dan pendekatan penilaian yang fokus
pada pemahaman yang dalam, Bu Derana berusaha untuk memenuhi kebutuhan
belajar muridnya terkait konsep keanekaragaman hayati dan upaya
pelestariannya. Pendekatan ini mendukung pembelajaran yang mandiri,
kolaboratif, serta sesuai dengan tingkat kemampuan dan preferensi belajar
masing-masing murid.
"Cuma Bisa Main HP", Benarkah Anak-Anak Zaman Sekarang Tak Memiliki
Peluang Sukses Masa Depan?

SKENARIO PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI SITUASI 3 - SMP Delina Ella


Nurmalasari Gena Gandriani Hengky Firman Taf 2.1.A.5.1. RUANG KOLABORASI
SESI 2 - MODUL 2.1 Presented by:

Analisis Kasus 3 Pak Dudidam, seorang guru SMP, ingin mengajarkan murid-
muridnya materi tentang iklan. Tujuan pembelajarannya adalah murid-murid
dapat menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan dari iklan tentang produk dan jasa. Pak Dudidam lalu
membuat skenario pembelajaran sbb: 1. Diskusi Seluruh Kelas Di awal
pembelajaran. Pak Dudidam melakukan diskusi untuk memperkenalkan murid
pada topik tentang iklan dengan menggunakan beberapa Pertanyaan Pemandu
seperti: - Apa yang membedakan antara iklan dengan bentuk tulisan lain? - Iklan
apa yang benar-benar menarik untuk kalian? - Apakah dibutuhkan biaya untuk
membuat sebuah iklan? - Jenis pekerjaan apa yang tersedia dalam periklanan? 2.
Kerja Individu/Pasangan/Kelompok KecilSetelah itu, Pak Dudidam meminta murid
melakukan kegiatan Tulis---Berbagi dengan pasangan--Berbagi dengan pasangan
lain. - Secara individu, murid akan diminta menulis tiga hingga lima iklan yang
menarik bagi mereka. - Mereka lalu berbagi apa yang dituliskan dengan satu
teman lain (secara berpasangan). Saat berbagi, mereka boleh menambahkan
pendapat. - Setiap pasangan kemudian berbagi dengan pasangan lain. - Setelah
itu Pak Dudidam melakukan diskusi dengan seluruh Kelas. Ia akan menggunakan
daftar iklan yang ditulis oleh masingmasing kelompok sebagai contoh, kemudian
membahasnya dengan menekankan pada: ● Target audiens sasaran ● pesan
utama ● mengapa beberapa iklan lebih efektif daripada yang lain. - Pak Dudidam
lalu memperjelas konsep dan istilah periklanan sesuai kebutuhan.

Analisis Kasus 3 3. Kerja kelompok Kecil. - Murid akan diminta untuk membentuk
kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang untuk mendiskusikan
kelebihan dan kekurangan berbagai jenis iklan. - Setiap kelompok akan diberikan
selembar kertas dan bekerja di meja mereka - Setiap lembar kertas grafik
memiliki T-Chart untuk menuliskan kelebihan dan kekurangan untuk jenis iklan
tertentu (misalnya, radio, TV, Internet, cetak, billboard). - Setiap kelompok akan
melakukan brainstorming dan mencatat dua kelebihan dan dua kekurangan dari
jenis iklan tertentu - Dengan menggunakan isyarat yang diberikan guru, setiap
kelompok kemudian pindah ke meja kelompok lain. - Mereka membaca masukan
yang telah ditulis sebelumnya dan menambahkan dua kelebihan dan kekurangan
lagi - Terus berlanjut demikian, sampai setiap kelompok memiliki kesempatan
untuk membahas semua jenis iklan 4. Pak Dudidam lalu mengumpulkan kembali
murid sebagai satu kelompok besar. Ia lalu memfasilitasi diskusi yang diperlukan
untuk memperjelas dan/atau memperluas pemahaman konsep seperti: target
audiens, kejelasan pesan, dan penggunaan fitur kebahasaan dan desain seperti
pemilihan judul, teks , gambar, dan format. 5. Pak Dudidam lalu memberikan
tugas Individu. Ia membedakan penugasannya sesuai dengan kemampuan murid.
Tugas yang harus dikerjakan murid adalah: Membuat iklan yang secara efektif
akan mempromosikan produk atau jasa atau acara, sesuai dengan yang
dijelaskan dalam skenario yang diberikan

Analisis Kasus 3 6. Pak Dudidam menetapkan skenario tugas yang berjenjang


sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman konsep murid-muridnya. Perbedaan
skenarionya adalah: - Skenario 1 bersifat lebih konkret dan terstruktur dengan
petunjuk langkah demi langkah dan mencakup semua informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas; - Skenario 2 kurang terstruktur dan lebih terbuka
dibandingkan Skenario 1; - dan Skenario 3 bersifat konseptual dan terbuka dan
membutuhkan riset. 7. Pak Dudidam mendorong murid untuk memilih lokasi di
kelas yang mendukung cara mereka belajar dengan baik, misalnya, sendirian di
tempat yang tenang, dekat teman untuk memudahkan bertanya jika bingung,
atau di area ruangan yang lebih ramai bersama murid -murid lain yang
memungkinkan mereka untuk saling berbagi ide.

Kesiapan Murid Minat Murid Profil belajar murid Pak Dudidam berusaha
memenuhi Kebutuhan Belajar Murid : 1. 2. 3. Apakah kebutuhan belajar murid
yang berusaha dipenuhi oleh Pak Dudidam tersebut?

1. Kesiapan murid Dari skenario pembelajaran tersebut, Pak Dudidam berusaha


memenuhi kebutuhan muridnya dengan cara : Pada diskusi seluruh kelas dengan
menggunakan beberapa pertanyaan pemandu tentang topik iklan, membuat
catatan penilaian ketika belajar kerja kelompok kecil dan besar. Bagaimana cara
guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?

Pak Dudidam mendorong murid untuk memilih lokasi di kelas yang mendukung
cara mereka belajar dengan baik. 2. Minat Murid Pak dudidam meminta murid
untuk menuliskan 3 hingga 5 iklan yang menarik bagi mereka. 3. Profil Belajar
Murid
Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan? Pak Dudidam
menetapkan skenario tugas yang berjenjang sesuai dengan pengetahuan dan
pemahaman konsep murid-muridnya, dilakukan dengan tantangan dengan tingkat
kompleksitas yang berbeda. Berdiferensiasi Proses 1. Pak Dudidam membuat
agenda individual untuk murid, Pak Dudidam membuat daftar tugas umum untuk
seluruh kelas, dan memberikan tugas khusus untuk murid, ada untuk kelompok
kecik dan kelompok besar. 2.

Pak Dudidam melaksanakan penilaian Formatif dengan menilai produk yang


dihasilkan murid sesuai dengan skenario tugas murid yang sesuai dengan
kemampuan murid membuat iklan dan penilaian proses dengan mengobservasi
murid selama proses diskusi dan membuat produk tersebut. Bagaimana guru
tersebut melakukan penilaian?

ASESMEN FORMATIF SECARA INFORMAL: MENGAMATI DAN MENDENGARKAN


PENDAPAT DISKUSI PERDIK, MEMINTA PERDIK MENGEKPRESIKAN
PEMAHAMAN NYA. DAFTAR PERIKSA(CHECKLIST) KEMAJUAN BELAJAR
MENJAWAB PERTANYAAN MENGERJAKAN KUIS OBSERVASI MEMBUAT
CATATAN

Situasi 2 - SD

Pak Dermawan, seorang guru Sekolah Dasar, telah merencanakan dengan


cermat pembelajaran tentang sistem organ pencernaan yang akan dia ajarkan
minggu depan. Dalam persiapan pembelajaran tersebut, dia memastikan murid-
muridnya dapat belajar sesuai dengan kebutuhan mereka melalui berbagai
sumber daya, seperti:

Sebuah poster diagram tentang organ pencernaan yang ia pinjam dari


perpustakaan.

Berbagai bacaan dari buku dengan tingkat kesulitan berbeda, artikel dari
majalah anak, dan komik sains milik seorang murid.

Sebuah video singkat tentang cara kerja sistem organ pencernaan yang
disimpan di handphone untuk digunakan jika diperlukan.

Kartu-kartu pertanyaan untuk membantu murid memahami konsep.


Daftar kegiatan lengkap dengan instruksi yang melibatkan membaca, mengamati
poster, wawancara petugas UKS, dan menjawab pertanyaan.

Pak Dermawan memulai pembelajaran dengan memberikan penjelasan tujuan


dan konsep kunci kepada murid-murid. Dia kemudian mengelompokkan murid
berdasarkan kemampuan membaca mereka, menyesuaikan teks dengan tingkat
kemampuan masing-masing kelompok.

Selama proses pembelajaran, Pak Dermawan mengamati, memantau, dan


memberikan bantuan jika diperlukan. Dia memberi penjelasan tambahan kepada
murid yang kesulitan dan membuat catatan penilaian selama proses.

Akhirnya, Pak Dermawan melakukan penilaian dengan penugasan berjenjang


sesuai dengan kemampuan murid. Murid dengan kemampuan berbeda diberikan
tugas yang sesuai, mulai dari menjelaskan alur pencernaan hingga membuat
cerita kreatif. Dengan pendekatan ini, Pak Dermawan berupaya memastikan
setiap murid memahami materi sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.

Jawaban Kasus 2

Garut Sip! Inilah Daftar 20 SD Terbaik dan Terkeren di Kabupaten Garut Versi
BANSM Kemendikbud 2022, Cek Yuk!

Kompasiana.com

Recommended by

Pak Dermawan adalah seorang guru Sekolah Dasar yang sangat memperhatikan
kebutuhan belajar murid-muridnya. Ia berusaha untuk memenuhi berbagai
kebutuhan belajar mereka dengan berbagai strategi yang cermat dan beragam.

Kebutuhan Belajar Murid yang Dipenuhi oleh Pak Dermawan:


Pak Dermawan berusaha memenuhi berbagai kebutuhan belajar muridnya,
termasuk tingkat kemampuan membaca mereka. Ia memahami bahwa setiap
murid memiliki tingkat pemahaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, ia menyusun kelompok berdasarkan kemampuan membaca murid,
sehingga ia dapat memberikan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman
mereka. Ini membantu memenuhi kebutuhan belajar individu murid.

Cara Pak Dermawan Menentukan Kebutuhan Belajar Murid:

Pak Dermawan menentukan kebutuhan belajar muridnya dengan beberapa cara:

Ia menyusun kelompok berdasarkan kemampuan membaca murid. Dengan


demikian, ia memastikan bahwa materi yang diberikan sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka.

Ia melakukan proses observasi dan pemantauan selama murid melakukan


kegiatan. Ia aktif berinteraksi dengan murid-murid, mengajukan pertanyaan,
memberikan bantuan, dan memberikan tantangan lebih kepada mereka yang
memerlukan. Dengan cara ini, ia dapat menilai kemampuan murid secara
langsung.

Ia mencatat catatan penilaian selama proses observasi, termasuk jawaban


murid, pertanyaan mereka, dan tingkat pemahaman mereka. Informasi ini
digunakan untuk menyesuaikan tingkat bantuan yang ia berikan pada murid.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi yang Digunakan oleh Pak Dermawan:

Pak Dermawan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dengan cara


sebagai berikut:

Menyusun kelompok berdasarkan tingkat kemampuan membaca murid, sehingga


ia dapat memberikan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka.
Memberikan berbagai jenis kegiatan yang disesuaikan dengan tingkat
kemampuan murid, seperti membuat diagram alur sederhana, menulis cerita
narasi, atau membuat cerita kreatif dari perspektif makanan. Ini memungkinkan
murid bekerja sesuai dengan kemampuan mereka dan merangsang pemahaman
yang lebih dalam.

Cara Pak Dermawan Melakukan Penilaian:

Pak Dermawan melakukan penilaian berjenjang (tier assessment) untuk


memahami sejauh mana murid memahami materi. Penilaian ini disesuaikan
dengan tingkat kemampuan murid:

Untuk murid dengan kemampuan kurang, ia memberikan tugas untuk


menjelaskan alur pencernaan dalam sebuah diagram alur sederhana dengan
kosakata sederhana.

Prabowo Subianto Pernah Dikebiri saat Bertugas di Timor Timur, Benarkah?

Kompasiana.com

Recommended by

Untuk murid dengan kemampuan sedang, ia meminta mereka membuat cerita


narasi tentang alur pencernaan dengan kosakata yang lebih bervariasi.

Untuk murid dengan kemampuan tinggi, ia meminta mereka membuat cerita


kreatif dari perspektif makanan yang menarasikan alur pencernaan. Ini
merupakan tugas yang lebih kompleks yang menguji pemahaman mereka secara
mendalam.

Dengan pendekatan berdiferensiasi dan penilaian berjenjang ini, Pak Dermawan


memastikan bahwa setiap murid dapat mengembangkan pemahaman mereka
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Ia aktif terlibat dalam proses
belajar-mengajar, memberikan bantuan saat diperlukan, dan memberikan
tantangan untuk meningkatkan pemahaman murid. Dengan demikian, ia
berupaya memenuhi kebutuhan belajar individu murid dan membantu mereka
mencapai pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan.

Anda mungkin juga menyukai