Anda di halaman 1dari 7

PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP KEAMANAN

PRODUK PANGAN DARI KEGIATAN BISNIS MULTINATIONAL


CORPORATIONs (MNC) DI ERA GLOBALISASI

Sri Lestariningsih*

Abstract

All the life process in society are changeover in the globalization era. The role of state is changed too by non
state actors, namely Multinationals Corporations (MNCs). The MNCs have an authority to fulfill the food of
society. Actually, the MNCs made his product without submissive the food safety products. The
consequence of the dangerous food product from MNCs could threat the quality of right to life for society.
Therefore, State should be active to control the bad effect in the process globalization with using the
cosmopolitan law. Concerning to protection the human right getting the food safety from business activity by
MNCs and reach the society welfare.

Kata kunci: HakAsasi Manusia, Produk PanganAman, MNCs.

Globalisasi merupakan suatu kata yang kesalinghubungan (Interlink), integrasi, dan


dideklarasikan kepada seluruh dunia, terutama kesalingterkaitan (interdependensi) dari pihak-pihak
dengan jargon yang terkenal • Masih Ada Dunia yang yang terlibat didalamnya. Banyak sisi yang
Lebih Baik" bagi semua orang di negara manapun. dimunculkan dari globalisasi dan tujuan yang akan
Kata globalisasi tersebut didefinisikan dan dicapainya, kelompok-kelompok yang pro maupun
dinyatakan secara beragam oleh beberapa pakar. kontra bermunculan dan mengeluarkan berbagai
Thomas L. Friedman mengemukakan bahwa pemyataan tentang hal tersebut. Masing-masing
globalisasi dan teknologi membuat dunia atau bumi kelompok menunjukkan secara ekstrim kekuatan
seolah lebih datar dari sebelumnya, beberapa tempat teorinya, dan melemahkan pendapat dari kelompok
akan lebih terhubungakan satu sama lain daripada lain.
sebelumnya, tetapi dalam kenyataannya, dunia itu Proses globalisasi dengan karakteristiknya yang
tidak datar.' Sedang Muladi menyatakan bahwa khas melibatkan berbagai pihak di dalamnya yang
globalisasi adalah suatu proses bahwa manusia di meliputi negara-negara bangsa maupun non state
dunia itu sebenamya dipersatukan menjadi satu actors, dapat berasal yang sifatnya dari atas maupun
masyarakat (entity) dan berfungsi bersama-sama bawah - dari atas antara lain Bank Dunia, IMF, WTO,
sinergis (sehingga dapat mempengaruhi secara MNC, sedang dari bawah adalah munculnya
positif atau negatif, seperti contoh: kejahatan masyarakat madani/civil society dalam bentuk
transnasional) terutama akibat kemajuan teknologi gerakan-gerakan lingkungan hidup, HAM, antinuklir,
informasi dan transformasii ICT, serta fenomena yang antiterorisme, feminisme/gender) - peran dari non
menjadikan saling ketergantungan sebagaian besar state actorini sangat besar sekali mengatur hubungan
negara akibat perkembangan sains dan teknologi, antar negara bahkan cenderung mengendalikannya.
mula-mula bersifat ekonomis tapi pada akhimya Peran dari masing-masing pihak tersebut dalam
bersifat multidimensional yang membentuk tatanan proses globalisasi berialan secara tidak seimbang,
dunia baru.2 dalam arti peran dari negara bangsa cenderung
Mencermati definisi dari Globalisasi di atas, maka semakin terpinggirkan oleh peran dari non state
nampak 3 ciri utama dari globalisasi, yakni actors. Peran dari Multinasional Corporations (MNCs)

• Sri Lestariningsih, SH.Mhum, star pengaiar d1 Falrultas Hukum Bagian Pldana Urwersrtas Brawijaya Malang, JI Mayjen Ha,yono 169 Malang.
1 Joseph E Sbglilz, 2007, Making Globalizabon WOtt. Ed1s1 Tel)emahan, Milan, Bandung, hal. 116.
2 Muladi (I), 2008. • TransformaSJ Global (HAM}", tanggal 30 Mei 2008, UNDIP, Semarang, hat.3.

73
MMH, Ji/id 40 No. 1 Maret 2011

sangat besar dalam proses globalisasi dengan segala pengusaha makanan, mereka menambahkan bahan
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari pengawet makanan, untuk meningkatkan kehidupan
aktivitasnya bagi kehidupan manusia di dunia. Peran rakyat mereka mengganti makanan organik yang
MNCs oleh Theodore Lowi dinyatakan sebagai sehat dengan produk-produk sintetis, dan coba
berikut: mengatasi kekurangan isi gizinya dengan
Perusahaan-perusahaan multinasional ini dapat menambahkan bahan-bahan cita rasa tiruan dan
bertindak sebagai aktor kunci dalam ekonomi bahan-bahan pewama.6
global karena mampu melakukan integrasi secara Korporat-korporat menghasilkan produk pangan
vertikal, konsentrasi modal, organisasi pasar, dan yang tidak aman dan mengabaikan perlindungan
manajemen dalam suatu skala yang dapat akan hak asasi manusia (HAM) untuk memenuhi hak
membuatnya mengintemasional, kearah ekonomi hidupnya secara berkualitas. Pangan merupakan
global, dan kemudian memenuhi permintaan- kebutuhan manusia yang pemenuhannya menjadi
3
permintaan dari pasar-pasar global hak asasi manusia. Persoalan pangan bagi
pemenuhan kebutuhan dasar manusia mencakup
Dampak yang menguntungkan dari keberadaan empat sub sistem pangan yaitu : (1) ketersediaan
MNCs adalah menyediakan lapangan kerja, pangan, (2) keamanan pangan, (3) ketahanan
mengenalkan dan mengembangkan teknik-teknik pangan, (4) keberlangsungan pangan. Karena
baru, mengenalkan teknik-teknik organisasi dan merupakan suatu sistem, maka gangguan pada satu
manejerial, menyediakan akses yang lebih besar sub sistem akan mengganggu sistem ruang lingkup
utnuk pasar internasional, meningkatkan produk pangan secara keseluruhan.1 Pengabaian terhadap
nasional kotor (GNP), meningkatkan produktivitas, hak asasi manusia untuk memperoleh pangan yang
membantu membuat pertukaran bank-bank aman demi terpenuhinya hak hidup yang berkualitas
cadangan luar negeri, menyediakan layanan sebagai merupakan suatu perbuatan yang melanggar hukum,
ujung kontak antara para pebisnis di negara tujuan hukum seharusnya mengambill peran dalam hal ini
dengan para politisi di negara asal MNCs dan agar hak asasi tersebut dapat terlindungi secara
investasi, mendorong pembangunan dan industri optimal. Mempertimbangkan kondisi yang terjadi di
baru.' Begitu banyak dampak yang menguntungkan era globalisasi seperti yang telah dikemukakan, maka
dari peran MNCs bukan berarti tidak ada dampak dilakukan pengkajian atas 2 (dua) permasalahan
buruk yang terjadi, berbagai hal buruk yang dapat yakni : (1) Bagaimana hukum dapat berperan
terjadi antara lain melemahnya posisi negara bangsa memberikan perlindungan terhadap Hak Asasi
karena bargaining poweryang lemah dari pemerintah Manusia untuk memperoleh produk pangan yang
nasional terhadap kekuasaan dan kekuatan MNCs, aman dalam kehidupannya di era globalisasi yang
menggerogoti demokrasi karena praktek KKN antara sedang berlangsung saat ini?; (2) Bagaimana upaya-
pemerintah nasional dengan MNCs dalam penentuan u pa ya yang dapat dilakukan untuk dapat
kebijakan yang berpihak pada kepentingan investasi mengoptimalkan perlindungan terhadap Hak Asasi
dari MNCs, dan bahkan merupakan imperaliasme Manusia untuk memperoleh produk pangan yang
baru.' aman dikehidupannya?
Kegiatan bisnis dari MNCs membuat mereka
menjadi korporasi-korporasi multinasional sebagai Eksistensi Hukum Dan Ham Di Era Globalisasi
institusi pengendali yang dominan di era globalisasi, Globalisasi yang telah berlangsung sebagai suatu
sehingga makin lama kepentingan korporatlah yang kenyataan, tidak mungkin dihindari oleh negara
menjadi prioritas dan bukan lagi kepentingan manapun, bahkan bila bersikap menentang
manusia. lndustri makanan merupakan contoh fenomena global ini justru akan mengalami kerugian
menonjol bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh tersendiri bagi negara tersebut. Globalisasi yang
kepentingan dagang. Untuk meningkatkan bisnis dari awalnya hanya mempengaruhi bidang ekonomi,

3 Bud I Wlnamo (II), 2007, Glob8/isas/dan Ktis1s Demokrasi. Media Pressindo, Yogyalcarta, hal.90.
4 Ibid., hal. 105.
5 Budl Wlnamo (II), Op.Cit., hal .93-95.
6 Friljop Capra, 2007, The Turning Point {Tttfk Balik Peradaban: Salns, Masyarakat, dan Kebangkitan Ketxldayaan), Edlsl Tllljemahan,Jejal<. Yogyakarta.
hal.297-298.
7 Francisrus Welirang, 2007, Revftalisasi Republik: Perspektif Pangan dan Kebudayaan. Grafindo. Jakarta, hal.54-55.

74
Sri Lestariningsih, PerfindunganHAM Terhadap Produk Pangan

namun dalam perkembangannya ternyata melingkupi hukum nasional maupun hukum internasional. Oalam
pula aspek kehidupan manusia lainnya, antara lain hukum kosmopolitan pihak yang terlibat sangat
hukum sebagai bagian dari aspek sosial yang ada. beragam, cara berlakunya hukum memerlukan
Pengaruh globalisasi terhadap hukum, berakibat proses tertentu baik dalam penentuan norma atau
pada berubahnya karakteristik hukum yang ada lembaga penegak hukumnya, serta kedaulatan
dalam kehidupan masyarakat dibandingkan dengan negara pun menjadi terbatas dalam pemberlakuan
sebelum globalisasi melanda kehidupan dunia dan hukum. Tetapi satu hal yang jelas, bahwa di era global
manusia. Fenomena hukum di era globalisasi dapat ini hukum tetap diperfukan sebagai sarana untuk
dikelompokan menjadi 3 (tiga) bagian : mengatur kehidupan masyarakat dunia yang
1. Hukum Nasional berlangsung.
2. Hukum lnternasional Hukum jika tidak dapat difungsikan untuk
3. Hukum Kosmopolitan mengatur kehidupan manusia di era global, betapa
akan lebih berbahayanya akibat dan kerugian-
Kemunculan hukum kosmopolitan merupakan kerugian yang ditimbulkan oleh proses globalisasi
suatu konsekuensi dari globalisasi, corak hukum ini terhadap kehidupan manusia. Oapat diidentifikasikan
adalah: ada 6 (enam) kemungkinan bahaya dari proses
a. Peranan aktor-aktor non negara sangat dominan, globalisasi, yakni :
telah terjadi globalisasi legal system, dalam hal 1. masalah kemiskinan, penyakit menular, dan
ini yang berperan bukan negara tapi aktor non degradasi lingkungan
negara. Negara masih berperan tapi lebih dalam 2. konflik antara negara
peran institusi antar negara, sehingga kedaulatan 3. konflik internal negara (pemberontakan dalam
negara menjadi relatif negeri karena pengaruh dari dunia luar)
b. Berlakunya hukum tidak lagi menggunakan 4. Bahaya pembuatan dan pengguanaan nuklir,
pendekatan teritori diganti dengan pendekatan senjata kimia, mikrobiologis
keterhubungan/jaringan (networking) dengan 5. Terorisme
sarana Tl, telah terjadi suatu Oeteritorialisasi 6. Kejahatan Transnational yang terorganisasi9
c. Berkarakteristik multifaced dan borderless
d. International litigation, suatu proses peradilan Bentuk-bentuk bahaya diatas, dapat dinyatakan
yang berdiri sendiri ljudicial litigation) untuk sebagai bahaya yang sifatnya asimetrik (asymetric
melaksanakan kesepakatan global intemasional, security threat) berkaitan dengan masalah
penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga- pembangunan, globliasasi, serta bahaya sosial
lembaga non negara (intergovernmental) yakni politik. Bahaya- bahaya tersebut dapat mengancam
WTO,ICC, atau asosiasi-asosiasi international keamanan nasional dalam pengertian yang
yang terkait dengan penerapan ISO di bidang komprehensif, yakni keamanan nasional dalam
perdagangan kerangka pemikiran ·human security". Konsep ini
e. Globally Shared Values bahwa negara-negara merefleksikan ketidakamanan yang biasa dihadapi
harus berjuang untuk menghadapi standar - manusiaan HAM yang jauh keterkaitannya dengan
standar dan norma-norma lnternasional yang negara lain dengan kekuatan militemya.10
diatur oleh negara-negara maju, bagaimana Bahaya-bahaya tersebut , nampak berkaitan erat
standar tersebut tidak menjadikan negara dengan terjadinya pelanggaran terhadap Hak Asasi
berkembang rnenjadi obyek dari negara maju tapi Manusia (HAM). Berbicara tentang HAM adalah
dapat pula berkontribusi dalam penentuan persoalan yang sangat mendasar, karena HAM
standardan norma internasional tersebut.' (Human Rights) adalah 'Those Rights Which Are
Inherent in Our Nature and Without Which We Cannot
Apabila dicermati karakteristik dari hukum Life as Human Beingn. Piagam PBB dalam kalimat
konsmopolitan tersebut, maka nampak lebih pertamanya bahkan menyatakan "Respect For
kompleks dibandingkan dengan eksistensi dari Human Rights and Human Dignity Is The Foundation
8 Mulad1 (I), Op.Cit.,hal 4.
9 Ibid
10 Muladi (II), 2007, "Konsep Comprehens,ve Secunty Dan Ketahanan Nasional" UNOIP Semarang, hal 1

75
MMH. Ji/id 40 No. 1 Maret 2011

Of Freedom, Justice, and Peace In The World", dan ekonomi maupun politik. Kegiatan-kegiatan bisnis
kemudian dikeluarkannya Oeklarasi HAM PBB Tahun illegal dari MNCs yang dengan sengaja memproduksi
1948. Untuk memperkuat pemyataan Oeklarasi PBB produk pangan yang tidak aman, jelas merupakan
tersebut, maka PBB pun mengeluarkan lntemational suatu bentuk penyalahgunaan power mereka di
Covenant On Civil and Poltical Rights dan bidang ekonomi dengan melanggar hak asasi
International Covenant In Economic, Social and manusia untuk hidup secara layak.
Cultural Rights.
11
Norma-norma hukum perlindungan HAM yang
Kepastian HAM yang dijamin terkait dengan Hak- secara intemasional ditetapkan oleh PBB, bersifat
Hak Sipil dan Politik dikenal dengan Non-Derogable mengikat yang harus diikuti oleh negara-negara
Rights merupakan hak asasi manusia yang tidak anggota PBB. Di Indonesia kepastian hukum tentang
boleh dikesampingkan dengan alasan apapun juga per1indungan HAM untuk memperoleh hidup yang
yang meliputi : Rights To Life, Prohibiton Of Torture, layak telah dimuat dalam peraturan perundang-
Prohibiton Of Slavery, Prohibiton Of lmprisontment undangan tertulis yang tertinggi, UUD 1945 sampai
Solely For Inability To FuI/fill A Contractual Obligation, dengan UU organik pelaksanaannya, UU No.8 Tahun
Prohibition Of Ex Post Facto Legislation, Right To 1999 mengenai Perlindungan Konsumen dan UU
Recoqnition As A Person Before The Law, dan no. 7 tahun 1996 ten tang Pangan.
Freedom Of Religion. HAM juga mempunyai
karakteristik yang perlu diketahui oleh semua pihak, Peran Hukum Dalam Memberikan Perlindungan
antara lain Universal dengan prtnsip Equality , Terhadap Ham Untuk Memperoleh Produk Pangan
lndivisble, Inherent, Inalienable, dan Yang Aman
Interdependent. 12 Globalisasi dengan berbagai bahaya dan dampak
Salah satu hak asasi yang termasuk Non- negatif yang secara nyata telah terjadi dalam
Derogable Rights adalah Rights To Life, hak untuk kehidupan manusia harus dapat dikontrol, sehingga
hidup dari setiap manusia secara layak. Pemenuhan proses globalisasi yang sedang berlangsung akan
terhadap hak hidup dapat dilakukan oleh manusia dapat lebih memberikan kemanfaatan. Sarana untuk
dengan pemenuhan pangan yang layak dan aman melakukan kontrol terhadap proses globalisasi dapat
untuk dikonsumsi. Tetapi ketersediaan pangan yang ditempuh dengan mendayagunakan hukum yang
aman dengan produk-produk pangan yang dihasilkan disesuaikan dengan karakteristik dari globalisasi.
oleh perusahaan-perusahaan multinasional masih Hukum yang dipergunakan meliputi ketentuan hukum
jauh dari kenyataan yang diharapkan dapat terwujud, nasional yang ada dimasing-masing negara, hukum
perusahaan-perusahaan multinasional justru intemasional, dan hukum kosmopolitan.
mengabaikan perlindungan hak asasi untuk hidup Hukum nasional tetap dapat difungsikan untuk
yang layak dan menempatkan manusia (konsumen) membertkan per1indungan terhadap HAM dalam
sebagai korban dari kegiatan-kegiatan bisnis mereka. memperoleh pangan yang aman, pemberlakuan
Kepentingan-kepentingan MNCs diatas segalanya hukum nasional ini selain bersifat internal juga dapat
untuk memperoleh profit yang semaksimal mungkin digunakan untuk menangkal pengaruh-pengaruh dari
dengan pengabaian terhadap kepentingan keamanan luar yang dapat membahayakan persoalan pangan
hidup (kesehatan dan keselamatan jiwa) dari suatu negara. Globalisasi dengan perdagangan
manusia. bebasnya, berpengaruh terhadap pola pemasaran
Fenomena ini sudah mendapatkan perhatian produk yang bersifat mengglobal pula. Produk-produk
sejak awal oleh PBB, sehingga PBB memandang pangan yang tidak aman dapat dipasarkan hampir
perlu mengeluarkan suatu Declaration Basic keseluruh dunia oleh MNCs, regulasi-regulasi hukum
Principles Of Justice For Victims Of Crime and Abuse suatu negara seharusnya dapat berperan untuk
Of Power, tahun 1985. Deklarasi ini merupakan memproteksi produk pangan yang tidak aman masuk
jaminan perlindungan bagi masyarakat yang menjadi ke negara tersebut. Meskipun harus diakui bahwa
korban, tidak hanya karena tindak pidana tetapi juga peran negara dalam era globalisasi semakin
penyalahgunaan kekuasaan baik di bidang sosial, terpinggirkan, serta kedaulatan negara acapkali

11 Muladl (Ill), 2008, •Human Rights And Human Responsibil,tf, PDIH UNOIP, Semarang, hal. 1·2
12 Ibid, hal. 4

76
Sri Lestariningsih,PerfindunganHAM TerhadapProciuk Pangan

menjadi sangat terbatas tereduksi oleh kepentingan- sangat tergantung pada "political will" negara-negara
kepentingan internasional. Di Indonesia telah peserta untuk mentaati isi-isi perjanjian yang telah
diupayakan dengan memberlakukan UU No 7 Tahun disusun dan disepakati untuk dilaksanakan.
1996 tentang Pangan dan UU No.a Tahun 1999 Kelemahan berlakunya hukum intemasional yang
tentang perlindungan konsumen serta peraturan tergantung pada kemauan dari negara untuk mentaati
peraturan pelaksanaannya. Dalam UU Pangan atau tidak , tidak terjadi pada hukum yang bercorak
menekankan sekurang-kurangnya 4 (empat) hal kosmopolitan. Hukum yang dibentuk melalui cara
yakni tersedianya pangan, baik jenis maupun penentuan standar norma bersama (globally shared
keanekaragaman, keamanan pangan, mutu dan gizi, values) yang dipelopori oleh negara-negara maju
dan cadangan pangan, serta UU Perlindungan sampai dengan terbentuknya lembaga-lembaga
Konsumen memberikan perlindungan hak konsumen intemasional (WTO, IMF, World Bank) sebagai
dari perbuatan-perbuatan pelaku usaha yang pelaksana norma-norma yang telah disusun,
melanggar kepentingan konsumen mengambil alih peran negara-negara nasional.
Selain hukum nasional, maka hukum Bahkan lembaga-lembaga intemasional tersebut,
internasional juga dapat didayagunakan dalam dapat menjatuhkan sanksi terhadap negara nasional
mengendalikan jalannya globalisasi khususnya yang dipandang melanggar ketentuan yang telah
globalisasi ekonomi. Globalisasi ekonomi semakin dibuat. Salah satu norma yang disepakati di era
dikembangkan oleh prinsip liberalisasi perdagangan perdagangan bebas ini, bahwa negara nasional tidak
(trade liberalization) atau perdagangan bebas (free diperbolehkan memberikan proteksi yang berlebihan
trade), telah membawa pengaruh pada hukum di terhadap suatu jenis produk tertentu hasil dalam
setiap negara yang terlibat. Oleh karena itu arus negeri, dengan cara membatasi atau melarang
globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas sulit masuknya jenis barang tersebut dari negara lain.
untuk ditolak dan harus diikuti sebab globalisasi Kondisi seperti ini, nampak jelas kewenangan negara
ekonomi dan perdagangan bebas tersebut menjadi relatif. Tapi patut dicermati secara kritis dalam
berkembang melalui perundingan dan perjanjian hal penentuan nilai dan norma standar intemasional,
internasional, maka implikasi globalisasi ekonomi sering tidak akomodatif terhadap kepentingan-
terhadap hukum tidak dapat dihindarkan. Globalisasi kepentingan negara berkembang dan justru sangat
hukum mengikuti globalisasi ekonomi, dalam arti berpihak pada kepentingan negara maju yang relatif
substansi berbagai undang-undang dan perjanjian- juga negara-negara kaya di dunia. Fenomena
perjanjian menyebar melewati batas-batas negara terhadap hal ini, nampak dari hasil pertemuan negara-
(cross-border). Hal ini sesuai dengan pendapat dari negara maju yang tergabung dalam G-7 di Jepang
L.M. Friedmann yang menyatakan bahwa hukum itu pada tangggal 7-8 Agustus 2008, kelompok negara-
tidak bersifat otonom, tetapi sebaliknya hukum negara maju sebagai donor bagi negara-negara
bersifat terbuka setiap waktu terhadap pengaruh dari berkembang menolak secara tegas pemberian
luar.13 proteksi khusus bidang pertanian pertanian dan
Ketentuan hukum intemasional yang terbentuk hasil-hasil produksi pertanian yang dihasilkan, yang
melalui perjanjian-perjanjian internasional baik diajukan oleh negara-negara berkembang.
bilateral atau multilateral dari negara-negara dunia,
dapat berperan secara langsung atau tidak langsung Upaya-upaya Mengoptimalkan Perlindungan
bertujuan mengontrol perilaku-perilaku bisnis MNCs Terhadap Ham Untuk Memperoleh Produk Pangan
di era globalisasi dengan menentukan standar- YangAman
standar keamanan produk yang dapat dan boleh Persoalan tentang pemenuhan pangan dalam
dipasarkan ke masyarakat. Dapat dikemukakan rangka mewujudkan hak hidup pada setiap manusia
sebagai contoh adalah standar batas maksimal temyata sangat kompleks di era globalisasi saat ini,
penggunaan zat-zat pengawet, pemanis atau tidak mudah menemukan suatu strategi yang tepat
pewama pada suatu produk pangan. Namun perlu untuk dapat mengatasi persoalan tersebut. Salah satu
dicermati dalam perjanjian intemasional ini, masih cara yang dapat diupayakan adalah dengan

13 Bismar Nasutioo, 2006, "Peran Hukum Dalam Pengembangan Ekonomi Daerah 0/onom",Makalah disampa1kan dalam rangka WISUdaSa,jana Urwersitas
Asahan ke-X, Sumatera Utara, hal.2

n
MMH, Ji/id 40 No. 1 Maret 2011

mendayagunakan hukum, agar proses globalisasi negara maju dengan perusahaan-perusahaan


dapat berlangsung dengan memberikan kemanfaatan multinasionalnya yang meraksasa di seluruh
yang seimbang bagi setiap masyarakat di dunia. dunia. Diperlukan suatu perjuangan cukup keras
Berbagai langkah strategis yang dapat dilakukan dari negara-negara berkembang untuk
untuk hal tersebut, sebagai berikut: mempunyai kewenangan dalam menentukan
a. penyusunan hukum nasional yang selaras nilai-nilai dan standar-standar global . Kelompok
dengan nilai dan standar intemasional dari negara-negara dalam satu regional dapat
masing-masing negara nasional dengan tidak membentuk satu kesepakatan sebagai sarana
mengabaikan karakteristik khas dan kedaulatan untuk mempunyai bargaining position dengan
dari bangsa itu sendiri. Hal ini dimaksudkan negara maju atau MNCs, sebagai contoh
sebagai upaya untuk mengelola globalisasi yang terbentuknya ASEAN Free Trade Area (AFTA)
sedang berlangsung . Mengelola globalisasi bagi tahun2003.
suatu negara merupakan hal terpenting, seperti
yang dinyatakan oleh Joseph E.Stiglitz terkait Kesimpulan
dengan rule of the games yang dibuat oleh Globalisasi yang pada awalnya hanya terjadi di
lembaga-lembaga intemasional non pemerintah bidang ekonomi, temyata berkembang disegala
(WTO,IMF, WB). Rule of the games yang dibuat bidang kehidupan manusia. Globalisasi menjadi
oleh mereka lebih sering menguntungkan negara multidimensi (multifaced) dengan segala bahaya dan
maju, dan secara khusus interes kalangan dalam dampak yang ditimbulkannya bagi kehidupan
negeri negara-negara maju tersebut, dibanding manusia. Peran negara menjadi termarginalkan
kepentingan-kepentingan negara-negara yang dengan kehadiran dari non state actor yang salah
bekembang.14 Hukum nasional yang dibuat tidak satunya adalah mutinational corporations (MNCs).
sekedar mengikuti nilai-nilai dan standar-standar Peran dari MNCs di era global dapat menimbulkan
intemasional yang telah ada, tapi hukum nasional dampak negatif yang dapat mengancam kesehatan
pun tetap harus memperhatikan kepentingan dari dan keselamatan jiwa manusia sehingga
masyarakatnya dengan memberikan proteksi. menghambat pemenuhan hak hidup yang berkualitas
Negara dapat berperan dengan memperkuat akar dari manusia. Produk-produk pangan yang dibuat
kebangsaan dan kemampuan bangsa sendin." oleh MNCs secara sengaja tidak memenuhi
b. Pemberlakuan ketentuan hukum intemasional persyaratan keamanan yang telah ada, demi
tentang pangan dan produk pangan, dengan mengejar kepentingan memperoleh laba maksimal
melakukan ratifikasi atau pengaturan sendiri dengan melanggar hak asasi manusia. Kondisi ini
melalui hukum nasional dapat secara bijak perlu dikendalikan dengan mendayagunakan hukum,
dilakukan oleh negara nasional sesuai dengan mulai dari hukum nasional, hukum intemasional
kondisi dan kepentingan masyarakatnya. maupun hukum kosmopolitan. Pendayagunaan
Ratifikasi atau pun penyesuaian hukum nasional hukum disini sangat diperlukan, karena kegiatan-
dengan nilai-nilai dan standar-standar kegiatan bisnis yang dilakukan oleh MNCs dengan
intemasional secara tidak tepat oleh pemerintah, membuat produk pangan yang tidak aman telah dapat
justru akan menimbulkan permasalahan dikategorikan sebagai suatu bentuk bahaya asimetrik
tersendiri dalam penegakan hukumnya, serta yang dapat mengancam keamanan dan ketahanan
mengakibatkan ketergantungan bagi negara nasional suatu negara ( asymetric security threat ).
terhadap produk-produk pangan yang dihasilkan Upaya-upaya berupa langkah-langkah strategis untuk
MNCsdi negara-negara maju. mengoptimalkan peran hukum perlu ditingkatkan
c. Hukum kosmopolitan yang muncul sebagai dalam mengelola globalisasi ekonomi, sehingga
konsekuensi dari globalisasi dapat diarahkan perlindungan hukum terhadap HAM untuk
untuk berpihak juga pada kepentingan negara- memperoleh produk pangan yang aman bagi setiap
negara berkembang, tidak sekedar alat bagi manusia jug a dapat terwujud secara optimal.
perluasan kekuatan dan kekuasaan negara-

14 Sulastomo, 2003, Reformasi :Antara Harapan dan Realita, Kompas, Jakarta, hal23.7
15 Ibid, hat. 238.

78
Sri Lestariningsih, Perlindungan HAM TerhadapProduk Pangan

Daftar Pustaka

Budi Winamo, 2005, G/obalisasi: Wujud lmperialisme


Baru (Peran Negara dalam Pembangunan),
Yogyakarta: Tajidu Press.
____ , 2007, Globa/isasi dan Krisis
Demokrasi, Ypgyakarta:Media Pressindo.
Bismar Nasution, 2006, "Peran Hukum Dalam
Pengembangan Ekonomi Daerah
Otonomn,Makalah disampaikan dalam
rangka Wisuda Sarjana Universitas Asahan
ke-X, Sumatera Utara.
Franciscus Welirang, 2007, Revitalisasi Republik :
Perspektif Pangan dan Kebudayaan, Jakarta:
Grafindo.
Fritjop Capra, 2007, The Turning Point (Titik Balik
Peradaban: Sains, Masyarakat, dan
Kebangkitan Kebudayaan), Edisi
Terjemahan, Yogyakarta: Jejak.
Joseph E Stiglitz, 2007, Making Globalization work,
Edisi Terjemahan, Bandung:Mizan.
Muladi , 2008, "Transformasi Global (HAM)",
Semarang:UNDIP.
____ , 2008, "Human Rights And Human
Responsibilitt, Semarang: PDIH UNDIP.
____ , 2007, "Konsep Comprehensive
Security Dan Ketahanan Nesionet',
Semarang: PDIH UNDIP.
Sulastomo, 2003, Reformasi : Antara Harapan dan
Rea/ita, Jakarta: Kompas.

79

Anda mungkin juga menyukai