Nama
NIM
Pendahuluan
Adanya ekonomi pasar bebas merupakan tanda dimulainya dampak
globalisasi ekonomi, yang titik pusatnya berada pada pasar dan tidak memiliki
Batasan seperti hambatan teritorial. Pasar bebas memberikan suatu kondisi ideal
bagi pasar sebagai tempat untuk membuat semua keputusan serta Tindakan
keuangan yang disusun oleh individu dalam perpindahan bebas uang, barang,
serta jasa. Munculnya pasar bebas tentu menimbulkan dampak yang signifikan
pada keseluruhan aspek dalam kehidupan manusia. Hal ini berarti pemikiran
nasional, pola dalam konsumsi dan aspek politik merupakan beberapa sektor
penting yang terdampak langsung. Hubungan yang terjalin dari adanya pasar
bebas ini sudah lama berlangsung dan menjadi kebutuhan yang sudah cukup lama
menjadi dominasi dari agen-agen perekonomian, khususnya di negara-negara
maju, berkembang, maupun negara-negara yang berstatus miskin (Faridah &
Afiyani, 2019).
Biasanya, globalisasi oleh sebagian orang hanya dikaitkan dengan
perekonomian, termasuk di dalamnya hubungan global. Tetapi yang terjadi di
lapangan adalah, globalisasi tidak hanya menjelaskan mengenai antar negara yang
perekonomiannya saling ketergantungan, melainkan adanya pergeseran dalam
ruang dan waktu dalam kehidupan bermasyarakat. Dari rangkaian peristiwa baik
yang berkenaan langsung dengan ekonomi ataupun tidak, keduainya memiliki
dampak langsung terhadap masyarakat dibanding sebelumnya. Semua itu tidak
lepas dari pencapaian dalam revolusi komunikasi serta penyebaran informasi dan
teknologi. Pengaruh serius yang dapat kita rasakan dari adanya pasar bebas ini
yakni MNC (perusahaan multinasional) yang membuka peluang seluas-luasnya
pada agen negara yang dinilai maku guna menumbuhkan investasi di negara-
negara yang dinilai masih berkembang, hal ini pun memunclkan konflik dalam
kepentingan ekonomi (Prasetya & Paris, 2022).
Tidak dapat kita pungkiri bersama bahwa dalam prakteknya, perusahan-
perusahaan yang disebutkan tersebut malah melakukan pengerukan atau
eksploitasi terhadap SDA (Sumber Daya Alam) yang ada di negara-negara
berkembang. Hal itu dilangsungkan dengan melakukan koalisi kepentingan
bersama dengan pemegang kekuasaan di negara mereka melakukan investasi.
Pemangku kekuasaan di negara berkembang biasanya mempunyai kepentingan
untuk memperoleh keuntungan yang bersifat pribadi. Selanjutnya, MNC memiliki
kepentingan dengan terus tersedianya pasokan bahan mentah serta hasil dari
produksi untuk akumulasi modalnya. Hal ini menyebabkan terjalinnya suatu
hubungan yang saling menguntungkan diantara pemegang kekuasaan di negara
tempat dilakukannya invstasi bersama dengan investor-investor yang merupakan
anggota dalam perusahaan multi-nasional yang akhirnya berkaitan dengan
rusaknya lingkungan sekitar dan SDA (Prasetya & Paris, 2022).
Berkenaan dengan hubungan yang saling menguntungkan atau disebut
dengan simbiosis mutualisme di antara para pemegang kekuasaan dan investor
yang dijelaskan di atas, dalam kaitannya dengan tataran praksis hal ini semakin
diperkeruh dengan munculnya kebijakan desentralisasi di bagian SDA yang
memberikan kemungkinan untuk daerah, mengizinkan adanya eksploitasi sumber
daya alam yang melebihi batas tanpa adanya pertimbangan pada segi
perlindungan bagi lingkungan hidup sekitar (Hamonangan, 2020). Berangkat dari
kondisi yang terjadi, dengan menempatkan posisi kita dalam posisi lingkungan
hidup dan SDA sebagai salah satu dari HAM (Hak Asasi Manusia), maka dari itu
perlu untuk dilakukannya perwujudan pembangunan yang bersentuhan dengan
lingkungan hidup serta SDA yang berkacamata HAM.
Perusahaan multi-nasional melakukan beberapa upaya yang tidak etis,
diantaranya adalah dengan menjalin kerjasama dengan pihak pemangku
kekuasaan maupun dengan perusahaan domestik. Selain daripada itu, mereka juga
melakukan cara lain dengan membeli saham mayoritas yang sejalan dengan
mekanisme privatisasi. Segala upaya yang dilakukan itu pada akhirnya akan
memposisikan kendali pada perusahaan multi-nasional itu (Rumkabu, 2022). Cara
yang selanjutnya dipakai adalah, usaha membeli saham pengendali juga bisa
mereka lakukan setelah melewati proses mekanisme privatisasi. Maka dari itu,
dapat kita pahami bersama bahwasannya globalisasi pada hakikatnya berarti salah
satu bentuk dari pelanggaran hak asasi manusia. Kemudian dalam artikel ini,
penulis akan melakukan Analisa berkenaan dengan pengaruh dari era globalisasi
di dalam pembangunan atas terwujudnya HAM di lingkungan yang baik.
Kajian Teori
Globalisasi
Globalisasi yang muncul saat ini merupakan buah dari perjalanan akan
perkembangan yang terjadi di dunia. Fenomena ini telah menyebar hingga ke
setiap pelosok negara di dunia. Di dalam fenomena globalisasi, masyarakat di
berbagai belahan dunia dapat saling bertukar baik itu informasi, teknologi, hingga
menjalin kerjasama dalam berbagai sektor kehidupan. Globalisasi merupakan
suatu proses yang mana individu dengan individu, kelompok dengan kelompok,
bahkan negara dengan negara saling melakukan interaksi, ketergantungan, serta
saling memberikan pengaruh yang melintasi batas negara. Dilihat dari asal
katanya, globalisasi mengambil dari kata global yang berarti universal. Globalisasi
berusaha untuk melakukan universalisasi terhadap world system atau sistem dunia
dengan tujuan agar seluruh negara memiliki sitem yang sama (Sulistyawan, 2019).
Para ahli di dunia barat memberikan pernyataan terhadap globalisasi
bahwa globalisasi merupakan suatu prosed dalam kehidupan yang serba luas serta
mencakup segala sektor dalam kehidupan, diantaranya adalah masalah ideologi,
politik, sosbud, dan ekonomi yang dampaknya bisa dirasakan oleh setiap individu
(Syarbaini, 2015: 262). Selain dari pada itu, Giddens (1991: 64) mendefinisikan
bahwa globalisasi merupakan intensifikasi jalinan hubungan sosial di dunia yang
menyatukan tempat-tempat jauh hingga peristiwa di satu wilayah dapat
terpengaruh oleh peristiwa yang berlangsung di wilayah lain yang jaraknya sangat
jauh, begitupun sebaliknya (Fakih, 2022).
Dampak Globalisasi
Globalisasi di dalam pertumbuhannya menimbulkan serangkaian dampak
bagi kehidupan manusia, yakni dampak positif dan dampak negatif (Dewi, 2019).
1. Dampak Positif
a. Munculnya perubahan dari aspek tata nilai serta sikap, misalnya pola
piker masyarakat yang berubah menjadi lebih rasional.
b. IPTEK yang semakin bertumbuh membuat masyarakat semakin melek
teknologi, berkreasi, berinovasi, serta memudahkan pekerjaan mereka.
c. Dibukanya industry guna membuat alat-alat canggih yang berguna dalam
peningkatan taraf kehidupan menjadi lebih baik.
2. Dampak Negatif
a. Pola hidup konsumtif yang dimiliki masyarakat.
b. Memunculkan sikap individualis.
c. Kiblat hidup yang semakin megacu ke barat.
d. Nilai-nilai budaya yang berkembang di barat dapat menjadi ancaman
bagi nilai-nilai budaya asli di negara berkembang, seperti halnya
Indonesia.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
dapat berkembang di era globalisasi guna menjamin hak asasi manusia untuk
mempunyai lingkungan hidup yang baik dan sehat, maka segala upaya
pembangunan terlebih dahulu harus merupakan pembangunan yang sehat secara
ekologis, dalam hal ini semua pembangunan harus bersifat ekologis. Kegiatannya
berkaitan dengan lingkungan hidup, senantiasa menitikberatkan pada prinsip dan
tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kedua, perlu
mempertimbangkan perbedaan ideologi dalam konteks pengintegrasian hubungan
kepentingan untuk mencapai tingkat stabilitas tertentu.
REFERENSI
Amania, N. (2020). Problematika undang-undang cipta kerja sektor lingkungan
hidup. Syariati: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum, 6(02), 209-220.
Dewi, M. H. H. (2019). Analisa dampak globalisasi terhadap perdagangan
internasional. Jurnal Ekonomia, 9(1), 48-57.
Fakih, M. (2002). Runtuhnya teori pembangunan dan globalisasi. Jakarta: Pustaka
Pelajar.
Faridah, S., & Afiyani, L. (2019). Isu pekerja anak dan hubungan dengan hak
asasi manusia. Lex Scientia Law Review, 3(2), 163-176.
Febrianto, R. (2023). Perjuangan Panjang Hak Asasi Manusia kaum Buruh di Era
Globalisasi. Dekonstruksi, 9(03), 122-132.
Hamonangan, I. (2020). Pasar, Tata Kelola Dan Hubungan Transnasional Di Era
Globalisasi Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Politik Dunia. Jurnal
Ketahanan Nasional, 26(1), 55-70.
Kusmaryanto, C. B. (2021). Hak Asasi Manusia Atau Hak Manusiawi. Jurnal
HAM, 12(3), 523.
Prasetya, M., & Paris, A. C. (2022). RETRACTED: Dampak Pembangunan di Era
Globalisasi terhadap Perwujudan Hak Asasi Manusia di Lingkungan yang
Baik dan Sehat. Jurnal Hukum Lex Generalis, 3(12), 1000-1010.
Priasih, L., Dwianjani, S., & Apriliani, S. (2023). Implementasi Sila Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab Dalam Konteks Hak Asasi Manusia. Advanced In
Social Humanities Research, 1(4), 331-336.
Rumkabu, E. (2022). Analisa Dampak Pembangunan terhadap Identitas dan
Resistansi Papua. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 39-55.
Sulistyawan, A. Y. (2019). Urgensi Harmonisasi Hukum Nasional Terhadap
Perkembangan Hukum Global Akibat Globalisasi. Jurnal Hukum Progresif,
7(2), 171-181.
Ulhaq, M. Z. (2021). Politik Ekonomi Islam Era Globalisasi. Amal: Jurnal
Ekonomi Syariah, 2(02).
Wibawa, K. C. S. (2019). Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk pembangunan
berkelanjutan. Administrative Law and Governance Journal, 2(1), 79-92.
Widianti, F. D. (2022). Dampak Globalisasi Di Negara Indonesia. JISP (Jurnal
Inovasi Sektor Publik), 2(1), 73-95.