Anda di halaman 1dari 8

TANTANGAN OTONOMI DAERAH DI ERA GLOBALISASI

OLEH :

ZIANATUSSA'ADAH

NIM : 858304538

Email : ziansa02@gmail.com

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ BANJARMASIN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Seiring dengan arus globalisasi yang makin menguat, pemerintah dituntut untuk
lebih memperkuat komitmen dalam kebijaksanaan desentralisasi atau pemberian
otonomi kepada daerah. Hal ini dimaksudkan agar pemerintah daerah memiliki
kewenangan yang lebih luas untuk menentukan arah kebijaksanaan dalam mengatasi
berbagai implikasi atau dampak dari proses globalisasi tersebut. Untuk meningkatkan
daya saing serta kesiapan Daerah Tingkat II dalam era globalisasi ini diperlukan
berbagai langkah, yaitu: mengembangkan aparatur yang berciri akuntabilitas dan
transparansi, perlu membentuk kelembagaan kemitraan di daerah, perencanaan sumber
daya manusia aparatur yang matang, meningkatkan kualitas koordinasi di daerah,
membangun atau melengkapi sarana dan prasarana pembangunan, serta
menderegulasi perijinan yang makin cepat dan ramah.

Kata kunci : otonomi daerah, era, Globalisasi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Globalisasi

Apakah itu globalisasi? Globalisasi sendiri berasal dari kata "global" yang
artinya meliputi seluruh dunia atau secara keseluruhan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup
dunia. Dengan terjadinya globalisasi, tidak ada lagi penghalang antarnegara yang
ada di dunia. Secara sederhana globalisasi dapat diartikan sebagai sebuah
peningkatan ketergantungan yang terjadi antar negara dan antar manusia karena
adanya interaksi. "Era" yang berarti zaman. Kesimpulannya era globalisasi
merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi
sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan
masyarakat. Baik di bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, lingkungan, budaya,
dan sebagainya.
B. Pengertian Otonomi Daerah

1) Menurut KBBI

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Otonomi daerah adalah hak,


wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2) Menurut UU

Menurut pasal 1 Undang-undang No 32 tahun 2004 bagaimana telah


diamandemen dengan undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang
pemerintahan daerah, memberikan definisi otonomi daerah sebagai berikut :
"Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan".

3) Menurut para ahli

 Syarif saleh

Menurut Syarif Saleh menyatakan bahwa Otonomi daerah ialah suatu hak
mengatur serta memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut ialah hak
yang diperoleh dari suatu pemerintah pusat

 J Wajong

Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk memelihara,


mengembangkan, dan memajukan kepentingan khusus dari suatu daerah
dengan menentukan hukum sendiri, keuangan sendiri, serta pemerintahan
sendiri.

 Mariun

Menurut Mariun, Otonomi Daerah merupakan kewenangan atau


kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah agar memungkinkan mereka
dalam membuat inisiatif sendiri untuk mengatur dan mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki daerahnya.
.

C. Prinsip-prinsip dan tujuan Otonomi Daerah

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti


daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
pemerintahan di luar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam
undang-undang ini. Dengan demikian prinsip otonomi daerah sebagai berikut :

 Prinsip otonomi luas

 Prinsip otonomi nyata

 Prinsip otonomi yang bertanggung jawab

Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah menurut Mardiasmo (2002:46)


adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan menunjukkan perekonomian
daerah, yaitu :

 meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan


masyarakat,

 menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah,

 Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk


berpartisipasi dalam proses pembangunan.

BAB III

PEMBAHASAN

Proses globalisasi dan dampak-dampaknya

Proses globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan paham kapitalisme,


yakni semakin terbuka dan semakin mengglobalnya peran pasar, investasi, dan
proses produksi dari perusahaan-perusahaan transnasional yang kemudian
dikeluarkan oleh ideologi dan tatanan dunia perdagangan berdasarkan aturan
organisasi perdagangan bebas secara global. Globalisasi dapat menimbulkan
dampak positif dan dampak negatif. Harus informasi dan komunikasi yang
gencar dapat memudahkan setiap orang untuk mengakses pengetahuan,
informasi, dan data di berbagai belahan dunia.

Globalisasi merupakan suatu kondisi semakin meluasnya budaya yang relatif


seragam pada seluruh perangkat kehidupan masyarakat dunia. Khususnya pada
bidang politik, ekonomi, budaya, dan teknologi. Sebagai dampaknya adalah,
warga masyarakat dunia menjadi satu lingkungan yang seolah olah saling
berdekatan, dan menjadi satu sistem pergaulan dan budaya yang relatif sama,
sehingga tumbuh menjadi satu dunia yang saling terikat dan saling
mempengaruhi. Aspek negatif yang muncul adalah kemungkinan munculnya
budaya monokulturalisme. Menurut H.A.R. Tilaar, dalam buku multikulturalisme
juga dapat melahirkan aspek negatif, yakni lahirnya kebudayaan yang bersifat
monoisme atau monokulturalisme dikarenakan imperialisme kebudayaan Barat.
Sehubungan dengan itulah, maka orang mendirikan LSM dan NGO sebagai
gerakan perlindungan masyarakat dari gejala munculnya monokulturalisme
tersebut. Gerakan LSM menggelorakan identitas lokal, budaya lokal, perlindungan
terhadap rakyat kecil, dan pandangan yang kritis terhadap negara dengan
birokrasinya, (H.A.R. Tilaar, perubahan sosial dan pendidikan).

Tantangan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah

Ada beberapa hambatan-hambatan yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan


otonomi daerah, seperti :

 Perbedaan konsep dan paradigma otonomi daerah

 Kuatnya paradigma birokrasi

 Lemahnya kontrol wakil rakyat dan masyarakat

 Kesalahan strategi

Otonomi Daerah di era globalisasi sekarang ini membutuhkan kemampuan


dalam memberdayakan potensi dan karakter lokal yang mampu bersaing baik
secara nasional dan internasional. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai suatu
pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam penyelenggaraan
pemerintah. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah melalui
penyediaan sumber-sumber pembiayaan berdasarkan desentralisasi, dan tugas
pembantuan, perlu di atur perimbangan keuangan yang diatur berdasarkan
pembina tugas dan tanggung jawab yang jelas antar tingkat pemerintah.
Reaksi terhadap Globalisasi

Arus globalisasi yang kian kencang mulai menimbulkan berbagai reaksi. Buktinya,
hampir semua pertemuan lembaga dunia seperti WTO diwarnai aksi demonstrasi
anti globalisasi. Secara umum ada tiga reaksi terhadap globalisasi, yaitu :

 Celebration

Kelompok yang merayakan globalisasi yaitu kaum ekonom neoliberal

 Rejection

Kelompok ini menolak Neoliberal dalam bentuk apapun karena menciptakan


imperialisme gaya baru. Kelompok ini beranggapan globalisasi hanya
kepanjangan tangan dari negara kuat

 Critique

Kelompok ini menganggap bahwa kapitalisme merupakan kekuatan yang baik


karena menciptakan kompetisi dan mendorong inovasi. Kelompok ini sempat
menikmati globalisasi, tetapi mereka menyadari bahwa tantangan yang
muncul dapat mengancam eksistensi mereka.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk


mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan


menunjukkan perekonomian daerah. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut,
otonomi daerah memiliki beberapa hambatan-hambatan yang menjadi tantangan
untuk mencapai tujuan tersebut terutama dalam era globalisasi ini, seperti :
Perbedaan konsep dan paradigma otonomi daerah, Kuatnya paradigma birokrasi,
Lemahnya kontrol wakil rakyat dan masyarakat, dan Kesalahan strategi.

Saran

Untuk membantu tercapainya tujuan otonomi daerah, kita sebagai


masyarakat yang baik hendaknya lebih bijak dan berusaha menjadi lebih
produktif. Dan tugas kita sebagai siswa, wajiblah bagi kita agar belajar dengan
sungguh-sungguh, berusaha sebaik mungkin, guna membangun generasi yang
lebih baik. Dan kita selaku generasi modern, hendaklah kita dapat memanfaatkan
teknologi dengan sebaik mungkin dan lebih bijak agar tidak
menyalahgunakannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad S. Sumantri - Durotul Yatimah, dkk. 2017. Pengantar Pendidikan.


Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Zainul Ittihad Amin. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.

Lasiyo - Reno Wikandaru - Hastangka. 2022. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.


Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.

Fahri Al- Jufri. 2010. Kita di Era Globalisasi. Jakarta : Multi Kreasi Satu Delapan.

Moh. Rofii Adji Sayekti. 2018. Peran masyarakat dalam otonomi daerah. Klaten :
Cempaka Putih.

Zudan Arif Fakrulloh - Endar Wismulyani. 2019. Globalisasi dan Masalah


Kependudukan. Klaten. Cempaka Putih.

http://jwk.bandung.lan.go.id/ojs/index.php/jwk/article/view/650

http://repository.fe.unj.ac.id/3511/3/Chapter1.pd

Anda mungkin juga menyukai