Anda di halaman 1dari 7

Artikel Pendidikan Kewarganegaraan MKWU4109

TENTANG OTONOMI DAERAH DI ERA GLOBALISASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Kewarganegaraan


MKWU4109

Oleh

Nama : Anisa Juaria 859816231

Jurusan : PGSD SI

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ KENDARI

2023
4

PENDAHULUAN

Otonomi daerah sering diartikan sebagai pemindahan kewarganegaraan pusat


kepada daerah. Dalam hal ini berarti beberapa kewenangan yang semula dimiliki
oleh pemerintah pusat akan berpindah kepemerintah yang lebih rendah, di
Indonesia adalah pemerintah kota/kabupaten menjadi bagian yang sangat
menentukan atau mempunyai posisi kunci. Pada selama pembegunan masa orde
baru hal ini tidak mungkin terjadi, karna semua kebijakan pembagunan diatur oleh
pemerintah pusat dalam hal ini Bapenas menjadi pusat penyeragaman proyek-
proyek pembanguanan di daerah. Pemerintah daerah hanya menjadi kepanjangan
dari pemerintah pusat saja, namun tidak pada era otonomi daerah. Apalagi
globalisasi pasar sudah menjadi urat nadi perekonomian, dimana semua barang
dapat keluar masuk tanpa mengalami hambatan yang berarti. Untuk pemerintah
daerah, pusat, dan semua pelaku ekonomi harus bekerja sama dalam memajukan
perekonomian dimasa yang akan dating.
Thomas L. Friedman, dalam bukunya The Lexus And The Olive Three
(2002), menyatakan gobalisasi telah menggantikan perang dingin. Globalisasi
bukan hanya fenomena atau suatu kecendrungan yang terjadi. Globalisa
mencangku trintregasi pasar, Negara bangsa dan teknologi yang belum perna
terjadi sebelumnya, yaitu suatu sistem yang memungkinkan suatu individu,
koprasi, Negara bangsa menjangkau dunia lebih cepat, mudah dan akan menggilas
kapitalisme pasar bebas, artinya semakin terbukanya ruang untuk pengaturan oleh
kekuatan pasar dan semakin terbuka perekonomian untuk persaingan dan
pedagangan bebas, semakin marak perkembangan ekonomi. Globalisasi berarti
penyebaran kapitalisme pasar bebas hamper kesetiap plosok dunia dengan aturan
main yaitu keterbukaan, deregulasi dan privatisasi prekonomian.

1
4

KAJIAN PUSTAKA
Otonomi daerah merupakan gagasan yang muncul paska jatuhnya rezim orde
baru dibawak kepimimpinan Suharto. Sentralisme kekuasaan yang menjadi wajah
dan watak jalannya roda pemerintahan yang berkuasa mengakibatkan
pemerintahan ini mengemuka pada masa reformasi. Diawali dengan pembukaan
UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 dimana kewenangan itu di
sentralisasikan ke daerah. Artinya, pemeritah dan masyarakat di daerah
dipersilakan untuk dapat mengurus rumah tangganya sendiris secara bertanggung
jawab. Pemerintah pusat tidak lagi mempatronase apalagi mendominasi mereka.
Peran pemerintah pusat dalam konteks desentralisasi ini adalah melakukan
suversi, memantau, pengawasi, dan melaksanakan otonoi daerah.
Di bidang ekonomi, etonomi daerah di suatu sisi harus menjamin lancarnya
pelaksanaan kebijaka ekonomi nasional di daerah, dan dinilai sisi menjadi peluang
bagi pemerintah daerah men gembangkan kebijakan regional dan local untuk
mengoktimalkan penyalagunaan potensi ekonomi di daerahnya. Dalam konteks
ini, ekonomi daerah akan memungkikan lahirnya berbagai gagasan pemerintah
daerah dan membangun berbagai infrakstruktur yang menunjang perekonomian
daerah. Dengan demiakian, otonomi daerah membawah masyarakat ketingkat
kejahtraan yang lebih tinggi dari waktu kewaktu.
Otomoni daerah juga sangat terkait dengan globalisasi yang telah muncul
pada dekade 70-an dan 80-an di amerika serikat. Globalisasi sudah tidak berbicara
lagi tentang level antar negara yang tidak memiliki sekat sama sekali namun
sudah bergerak ke level yang lebih kecil yakni suatu wilaya, seperti provinsi,
kabupaten/kota disuatu Negara. Hal ini, muncul persoalan seriua yang bias
menjadi gejala bagi desantrilisasi dan otonomi daerah karna ia berlangsung dalam
sebuah era globalisasi yang serba cepat, terbuka, dan luas.
Secara istilah, otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonomi untuk mengatur atau mengurus sendiri urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan praturan
perundang-undangan yang berlaku dinegara kesatuan repoblik Indonesia.
Bedasarkan pengertian tersebut maka esensi di dalam otonomi daerah adalah

2
4

wewenang untuk mengatur pemerintahan sendiri sesuai dengan praturan peruang-


undangan yang menjadi landasan hukum di dalam pemberlakuan kebijakan
otonomi daerah ini dapat dijumpai didalam UUD NKRI Tahun 1945 maupun
didalam perundang-undangan lainnya.
Pelaksanaan otonomi daerah dalam bingkai NKRI adalah suatu kebijakan
besar yang berarti adanya pemecahan wewenang antara pemerintah pusat dan
daerah . oleh karna itu, disamping perlu berpegang pada prinsip-prinsip
sebagainama dikemukakan di atas juga harus taat asas. Asas otonomi daerah
tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu asas umum dam asas khusus.

3
4

PEMBAHASAN
1. Penguatan Sumber Daya Manusia
Untuk mengatasi tentang administratif, diperlukan penguatan sumber daya
manusia melalui penelitian dan pendidikan yang berkualitas. Pemeritah daerah
juga perlu memperhatikan insfrastruktur da akses terhadap teknologi informasi
guna meningkatkan efesiensi public.
2. Pengelolah Keuangan Daerah Yang Trasparan
Dalam menghadapi tantangan keuangan, pemerintah daerah perlu
meningkatka transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, mengoptimalkan
pendapatan hasil daerah, serta mengembangkan sumber pendapatan alternative
yang berkelanjutan.
3. Penguatan Identitas Lokal
Untuk mengatasi tantangan sosial dan budaya, pemerintahan daerah perlu
memperkuat identitas local dan mempromosiakan keragama budaya sebagai
kekuatan dalam pembagunan daerah

Penigkatan dialog anatar masyarakat daro berbagai latar belakang juga menjadi
kumci dalam mengatasi onflik sosial. Dalam eraglobalisasi otonomi darah
dihadapkan pada berbagai tantangan ayang meliputi administrasi, keuangan sosial
dan budaya. Untuk megatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya
menguatan sumber daya manusia, pengelolaan yang transparan, serta penguatan
identitas local. Dengan demikian, implementasi otonomi daerah dapat berjalan
lebih efektif dan berdampak positif bagi pembagunan daerah

4
4

PENUTUP
1. Kesimpulan
Adapun kesimpunnya bahwa otonomi daerah di era globalisasi
memerlukan pendekatan yang holistic dan berkelanjutan guna mengatasi
berbagai tantangan yang dihadapi.
2. Saran
Saran yang dapat saya berikan mengenai pembahasan diatas agar
kita lebih memahami tentang otonomi daerah di era globalisasi.

5
4

DAFTAR PUSTAKA

Arief, sritua. 2002. Ekonomi Kerakyatan Indonesia Mengenag Bung Hatta, Bapak
Eonomi Kerakyatan Indonesia. Universitas Muhamadiayah Jakarta.
Rifai, Maulana. 2017. Otonomi Daerah Dan Globalisasi: Studi Tentang
Pembangunan Dirawangi. Jurnal Politikom Indonesia Vol. 2, No. 1
Ropket, Jochen. 2005. Innovation And Stagnation In The Small
Eneterprise And Cooperative Sector Of Indonesia.
Lasiyo, reno wikamdaru, hastangka. 2022. Modul MKDU4111 Pendidikan
Kewarganegaraan. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai