Anda di halaman 1dari 24

TRANSFORMASI SDM

DI
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : SARI MEIDIANTY POHAN `


NPM : 1615310839
KLS : V KK II A

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
MEDAN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

Makalah ini diharapkan mampu membantu saya dalam memperdalam mengenai


transportasi SDM dalam kegiatan belajar. Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi
bacaan para pembaca agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab karena
materi ini disajikan mengarah pada terbentuknya arah globalisasi yang berpengaruh terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu,, makalah ini diharapkan agar bangsa Indonesia memiliki sikap yang
kritis terhadap situasi dan kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
selalu berubah.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Globalisasi

Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang globalisasi, seyogyanya kita harus memahami
terlebih dahulu pengertian globalisasi. Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of
Contemporary English, mengartikan global dengan concerning the whole earth. Maksudnya
sesuatu yang berkaitan dengan dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal
yang dimaksud disini dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan yang lebih luas.

Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan,
dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu
dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa globalisasi
adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam
masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun
memandang globalisasi di dalam kemajemukan.

Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa


ke dalam sebuah sistem ekonomi global.

Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada


pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada pengertian bahwa
suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi di negara lain. Pengertian
“sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola perilaku, tatanan kehidupan, dan
sistem perdagangan.

Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan suatu
proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan
masyarakat yang utuh dan yang lebih besar.

1. Proses Globalisasi

Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses globalisasi
sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus
globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi
komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada
pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam
(handphone) dengan segala fasilitasnya. Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa
sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang
menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses
globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan
sesuai dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-
kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur
telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta
cabang-cabangnya.

2.Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita tidak
hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world society). Kita
semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara alam, sosial, ekonomi,
politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan
mempengaruhi. Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global
telah melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga
arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan arena
budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global
yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang, maka akan menjadi korban
yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi.

Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang demokratisasi.
Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme, umat manusia menyadari bahwa hanya
prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia kepada taraf kehidupan yang lebih
baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka
melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan diktator atau
pemerintahan apapun yang tidak memihak rakyat. Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu
dengan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde
Baru. Di Indonesia sejak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi semakin marak dan
tuntutan akan keterbukaan politik semakin terlihat. Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa
beraneka ragam budaya yang sangat dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan
sistem nilai masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai
menyiasati pengaruh budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang
positif yaitu mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa
serta tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus belajar melihat
dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa
melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan
kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan
yang ada.

3.Aspek-Aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi

Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa menjadi bagian
dari sistem nilai dunia. Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi positif antara
beberapa kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi luar negeri. Sinergi
ekonomi positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk tidak mematikan kelompok-
kelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang beraliansi ekonomi secara multilateral
tersebut. Secara politis, era globalisasi dapat menumbuhkan kesadaran berdemokrasi yaitu
kesadaran hak dan kewajibannya serta kesadaran tanggung jawab dalam bernegara. Pada masa
reformasi, demokrasi telah membawa perubahan-perubahan yang besar diantaranya pelaksanaan
pemilihan umum legislatif dengan sistem multipartai dan pemilihan presiden dan wakil presiden
secara langsung. Aspek negatif globalisasi dapat dicontohkan sebagai berikut : Berhadapan
dengan kekuatan global negara-negara dunia ketiga akan sulit mempertahankan pola produksinya
dan sulit meningkatkan taraf hidupnya. Pada umumnya negara-negara berkembang akan
terperangkap dengan hutang-hutangnya yang semakin lama semakin menggelembung. Dari sudut
pandang politik, arus globalisasi telah mengembuskan demokratisasi di banyak negara. Apa yang
terjadi di kebanyakan negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang
dapat memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk
sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala disintegrasi ini karena
penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak lagi memperhatikan nasib dan kepentingan
rakyat. Sebaliknya, penguasa hanya mementingkan kepentingan diri, keluarga,dan kelompoknya.

4.Menunjukkan Sikap Selektif Terhadap Globalisasi

Proses globalisasi yang membawa dampak positif maupun dampak negatif telah
menembus ke segala penjuru dunia tanpa mengenal batas administrasi negara. Oleh karena itu,
tindakan preventif yang harus kita lakukan terhadap arus globalisasi yaitu bersikap waspada dan
selektif terhadap segala macam arus globalisasi tersebut. Untuk itu kita harus memiliki
ketahanan nasional yang kuat. Sikap selektif dapat diartikan sebagai sikap untuk memiliki dan
menentukan alternatif yang terbaik bagi kehidupan diri, lingkungan masyarakat, bangsa, dan
negara melalui proses yang berhati-hati, rasional, dan normatif terhadap segala macam pengaruh
dari luar sehingga apa yang telah menjadi pilihan dapat diterima oleh semua pihak dengan penuh
tanggung jawab.

5.Nilai Dasar Pancasila sebagai Filter Arus Global

Kita mempunyai nilai dasar yang dapat membentengi pengaruh buruk akibat arus
globalisasi. Nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali dari
budaya luhur bangsa. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pemahaman kepada bangsa
Indonesia untuk percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk bersikap adil kepada
sesama, menghormati harkat dan martabat manusia, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Nilai persatuan Indonesia memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk senantiasa
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia untuk
bersikap demokratis yang dilandasi dengan tanggung jawab.Nilai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia memberikan pemahaman dan penyadaran kepada bangsa Indonesia atas hak dan
kewajibannya yang sama dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran. Oleh karena itu, kita
harus dapat mengembangkan nilai dan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam
kehidupan masyarakat.
6.Menentukan Posisi Terhadap Implikasi Globalisasi

a. Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak kodrat manusia yang bersifat universal, baik sebagai individu,
warga masyarakat, warga negara, maupun warga dunia. Skala pelanggaran hak asasi manusia itu
dapat terjadi secara lokal di kawasan tertentu, di negara tertentu, dan bahkan di dunia.

Terhadap isu-isu hak asasi manusia, posisi bangsa Indonesia, yakni berusaha mencegah
munculnya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia, antara lain dengan cara meningkatkan
kesadaran warga negara untuk menghormati hak asasi manusia, mewujudkan keadilan dan
kesejahteraan masyarakat, dan mematuhi hukum yang berlaku.

b. Migrasi

Selain hak asasi manusia, migrasi pun merupakan masalah global. Apakah itu bentuknya
emigrasi, imigrasi, atau pengungsian. Bagi negara yang didatangi tentu akan menimbulkan
masalah yang bermacam-macam, seperti memikirkan masalah keamanan, politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.

c. Demokrasi

Demokrasi dalam arti luas meliputi demokrasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Demokrasi
menjadi isu global karena nilai-nilai demokrasi yang semestinya menghormati hak-hak rakyat
dalam mengambil keputusan untuk kepentingannya sendiri telah dirampas oleh penguasa.

Bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai demokrasi yang berasaskan Pancasila, seperti
memberikan kebebasan berpendapat sesuai dengan aturan, memberikan kepercayaan kepada
rakyat untuk menggunakan hak-hak politiknya. Bangsa Indonesia senantiasa waspada terhadap
sistem demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai serta kepribadian bangsa.

d. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam

Lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak terjaga dapat menimbulkan masalah global.
Lingkungan hidup yang penuh polusi akan menimbulkan dampak pada menurunnya derajat
kesehatan masyarakat.

e. Perdamaian dan Keamanan

Perdamaian dan keamanan menjadi dambaan setiap umat manusia. Namun demikian,
kenyataannya sampai saat ini perdamaian dan keamanan masih sangat mencekam.

Masalah perdamaian dan keamanan telah menjadi masalah global yang tidak mungkin
diselesaikan oleh satu negara saja walaupun negara itu merupakan negara besar. Salah satu cara
yang dapat dilakukan ialah membangun kerja sama, baik secara bilateral maupun secara
multilateral.
B.TEKNOLOGI

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan


bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali
dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang
kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan,
sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan
lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin
cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan
memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai. Pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat
telah berlangsung sepanjang sejarah dari pentungan sampai senjata nuklir.
Pengertian Teknologi adalah berbagai keperluan serta sarana berbentuk aneka macam
peralatan atau sistem yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi
manusia. Teknologi berasal dari kata technologia (bahasa Yunani) techno artinya ‘keahlian’
dan logia artinya ‘pengetahuan’. Pada awalnya makna teknologi terbatas pada benda- benda
berwujud seperti peralatan- peralatan atau mesin. Seiring berjalannya waktu makna teknologi
mengalami perluasan. ia tidak terbatas pada benda berwujud, melainkan juga benda tak
berwujud. semisal perangkat lunak, metode pembelajaran, metode bisnis, pertanian dan lain
sebagainya.

Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan tuntutan teknologi yang sesuai
dengannya. Oleh karena itu manusia sebagai pencipta teknologi harus selalu berpikir dan
menemukan hal yang bisa menjadi suatu penemuan baru, sehingga dapat bermanfaat bagi
manusia da kehidupannya. Teknologi sendiri tidak dapat lepas dari yang namanya komunikasi
dan perkembangan pengetahuan. Pada bentuknya yang paling sederhana, khususnya pada
masyarakat berburu dan meramu dan masyarakat tradisional, pembentukan teknologi lebih
didorong oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Manusia butuh makanan mereka
membuat dan mengembangkan tombak dan panah sebagai alat berburu. Namun, dimasa sekarang
sudah banyak manusia yang membutuhkan makanan hanya tinggal mencari restoran atau rumah
makan bahkan dengan menelpon saja. Makanan sudah siap untuk diantarkan. Manusia di zaman
sekarang ini, tidak perlu susah payah membuat peralatan untuk berburu mencari makanan.
Perkembangan teknologi disisi lain berdampak dapat mengubah peradaban manusia, yang
mulai bergantung pada teknologi. Istilah TI ( Teknologi Informasi ) atau IT ( Information
Technology ) yang populer saat ini adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan
istilah dalam dunia SI (Sistem Informasi ) atau IS ( Information System ). Istilah TI memang
lebih merujuk pada teknologi yang digunakan dalam menyampaikan maupun mengolah
informasi, namun pada dasarnya masih merupakan bagian dari sebuah sistem informasi itu
sendiri. TI memang secara nota bene lebih mudah dipahami secara umum sebagai pengolahan
informasi yang berbasis pada teknologi komputer yang tengah terus berkembang pesat.
Teknologi informasi merupakan alat atau tool dalam sebuah sistem informasi yang dibangun
dalam suatu bisnis.
Salah satu contoh adalah bidang persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi
ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya. Yang kemudian
jika dilihat lebih mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada bagaimana sebuah
perusahaan dapat mengimplementasikan proses penciptaan produk dan atau jasanya secara lebih
murah, lebih baik, dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaing bisnisnya atau menciptakan
produk yang berbeda atau unik yang tidak dapat diproduksi oleh pesaing. Sehingga penerapan
teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam
upaya memenangkan persaingan terutama dalam pemasaran produk atau jasa.
Teknologi tidak dapat hanya dipahami sebagai benda-benda konkret saja, seperti mesin,
alat, perkakas dan lain sebagainya. Seperti terlihat dari awal katanya, teknologi adalah sebuah
ilmu, yaitu ilmu untuk membuat suatu alat, perkakas, mesin atau bentuk-bentuk konkret lainnya
(sebagai penerapan kaidah dan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan) untuk memudahkan aktivitas
atau pekerjaan manusia. Dengan demikian, teknologi itu, mempunyai empat komponen utama
yaitu
1. Pengetahuan, yaitu seperangkat gagasan bagaimana mengerjakan sesuatu.
2. Tujuan, untuk apa “sesuatu” tersebut digunakan,
3. Aktivitasnya harus terpola dan terorganisasi, dan,
4. Lingkungan pendukung agar aktivitas itu dapat berjalan efektif.
Pada masa sekarang, prinsip teknologi sebagai alat (kepanjangan tangan) manusia masih terus
berlanjut. Prinsip ini dapat dijumpai pada tang, obeng dan sepeda, meskipun nuansanya lebih
canggih dari pada masa sebelumnya. Secara prinsip, bentuk maupun kegunaan, teknologi modern
berkembang sangat pesat. Hal itu dikarenakan teknologi tersebut merupakan penerapan praktis
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, bola lampu pijar dan telepon adalah
penerapan praktis teori listrik Faraday dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi penggunaannya, teknologi ada yang bersifat individual dan ada pula teknologi
yang bersifat kolektif. Tipe teknologi pertama dapat kita jumpai pada obeng, tang dan sepeda.
Prinsip mana tipe teknologi ini adalah sebagai alat atau kepanjangan tangan manusia. Tangan
kita, jelas sulit untuk mencabut paku atau menancapkan mur. Karena itu dibuatlah obeng dan
tang untuk memudahkan pekerjaan. Demikian pula sepeda adalah alat untuk mempercepat
perjalanan kita.
Sedangkan teknologi yang bersifat kolektif adalah teknologi yang dalam penggunaannya
harus dilakukan secara bersama-sama. Televisi, baru bisa kita nikmati setelah dikelola secara
kolektif. Ada acara yang disajikan. Harus ada stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut
Penyusunan acara dan penyiaran acara televisi tersebut oleh stasiun televisi sudah tentu
melibatkan banyak orang. Teknologi yang bersifat kolektif ini juga dapat dijumpai pada pabrik-
pabrik yang menghasilkan satu barang. Dalam proses pembuatan mobil misalnya, secanggih apa
pun sebuah teknologi yang dipergunakan harus melibatkan banyak orang. Ada sebagian orang
yang memasang bagian tertentu dan sebagian lainnya mengecat; sementara yang lain melakukan
finishing. Dengan kata lain, dalam proses teknologi yang bersifat kolektif tersebut terkaiterat
dengan soal manajemen atau suatu sistem produksi.
Jadi disini teknologi dan pemasaran sebagai hal yang dapat dikaitkan sebagai pola yang
saling memberi keuntungan satu sama lain. Jika tidak ada teknologi maka pemasaran akan
menjadi terbelakang dan tidak akan maju untuk memenuhi tuntutan zaman. Maka dalam hal ini
perlu adanya pengetahuan peran dan dampak teknologi dalam kaitannya di bidang pemasaran.

C.BISINIS BERBASIS KOMPETENSI


Secara sederhana, kompetensi (competence) berarti kemampuan yang dapat diukur dan
dibedakan berdasarkan tiga aspek,yaitu:

(1) Aspek input, melalui kapasitas seseorang dalam melakukan pekerjaannya secara baik.
Kapasitas tersebut meliputi knowledge, skills dan personal attributes.
(2) Aspek proses, melalui perilaku yang dibutuhkan seseorang dalam mengubah input menjadi
output secara efektif.
(3) Aspek output, melalui hasil dari perilaku dalam menggunakan knowledge, skills dan
attributes dengan cara yang paling baik.
Jika istilah kompetensi dilekatkan dengan organisasi bisnis/perusahaan maka akan bermakna
sebagai kekuatan pokok perusahaan yang berupa kemampuan pengelolaan atas sumber-
sumberdaya internal perusahaan. Kemampuan ini disebut oleh Hamel dan Prahalad - seperti
dikutip Wahyudi (1996) – sebagai kompetensi inti (core competence). Kompetensi ini
selanjutnya akan berkembang menjadi keunggulan bersaing organisasi yang bersangkutan.
Hamel dan Prahalad dalam buku yang sama, juga menjelaskan core competence sebagai sistem
akar (root system) yang menyuburkan, mempertahankan dan menstabilkan batang tanaman (core
product) dan buah-buahan serta daun sebagai end product.
Muslimpreneur, ingat baik-baik, kompetensi sama dengan nilai jual. Semakin banyak dan tinggi
kompetensi yang dimiliki, akan semakin tinggi nilai jual produk bisnis kita. Itu berarti akan
semakin mudah kita memasarkan produk bisnis kita dan pasar akan semakin mantap menyerap
produk bisnis kita. Berikut contoh-contohnya.

• Lion Air dikenal sebagai pelopor penerbangan low cost di Indonesia. Konon selama 2009
dinaiki sekitar 15 juta penumpang (50%) dari total 30 juta penumpang domestik. Wow!
• Yamaha Motor makin agresif menjadi market leader mengalahkan Honda dengan konsisten
membangun imej dengan mendatangkan Valentino Rossi berdampingan dengan Komeng.
Yamaha juga membangun komunitas Yamaha yang berjumlah jutaan orang.
• Primagama kini menjadi bimbingan belajar terbesar di nusantara. Punya 678 cabang yang
sebagian besar di-franchise-kan. Salah satu rahasia keberhasilan Primagama yang kemudian
banyak ditiru oleh bimbel lainnya adalah keberaniannya menggaransi uang kembali jika tidak
lulus UN!
• Dagadu Djokdja bermula dari kerjaan iseng beberapa mahasiswa seni rupa di Jogja (awas
bukan Nyoknya!), akhirnya tumbuh menjadi perusahaan terkenal di Indonesia sebagai “pabrik
kata-kata”. Dalam setahun mereka berhasil menjual 5.000 kaos sehari dengan harga kaos sekitar
50 ribu.

Nah, bagaimana dengan kita? Tenang, tidak sulit. Kita bisa mencarinya dengan menggunakan
alat bantu yang bernama metode Analisis SWOT. Dengan metode analisis ini, kompetensi inti
organisasi bisnis kita akan diidentifikasi dalam analisis unsur S (Strength). Strength atau faktor
kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau kompetensi khusus (distinctive competence)
yang memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi bisnis terhadap pesaing dan kebutuhan
pasar yang dilayani organisasi.

D.PERSPEKTIF BISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM

Perspektif sistem merupakan salah satu konsep penting dalam ilmu manajemen

kontemporer. Sistem didefinisikan sebagai kesatuan elemen-elemen dalam organisasi yang

memiliki fungsinya masing-masing, terintegrasi satu sama lain secara menyeluruh dan melalui

sebuah proses diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan. Perspektif Sistem dalam manajemen
dapat juga diartikan sebagai memandang proses manajemen sebagai suatu sistem yang terdiri

atas proses bertahap dan komponen-komponen proses tersebut terkait antara satu dengan yang

lain. Sebagaimana digambarkan dalam Gambar perspektif sistem dalam manajemen pada

dasarnya berupaya untuk mewujudkan tujuan organisasi berupa output yang bermanfaat bagi

lingkungan dengan melakukan proses transformasi dari faktor input yang juga diperoleh dari

lingkungan. Adapun yang termasuk ke dalam subsistem-subsistem atau elemen-elemennya

adalah dari mulai sumber daya manusia, bahan baku, informasi, uang (input), dan kemudian

sistem administrasi, sistem operasi, teknologi, dan sistem kontrol (proses transformasi) dan

barang atau jasa, output informasi, maupun perilaku pekerja (output). Lingkungan akan

memberikan umpan balik atau tanggapan apakah apa yang dihasilkan oleh organisasi sesuai

dengan permintaan atau keinginan mereka.

Dalam pendekatan manajemen system seorang menejer harus mampu menghadapi

tantangan dan permasalahan bisnis dan organisasi untuk dapat dilakukan penyesuaian atau

perbaikan manajerial dan proses bisnis yang ada agar dapat selalu align dengan tuntunan

perubahan dunia modern.

Perluasan perspektif kemanusiaan menjelaskan organisasi sebagai system terbuka,

dengan karakter entropi, sinergi, dan ketergantungan antar subsistem. Entropi kondisi dimana

organisasi mengalami penurunan produktivitas dan kualitasnya disebabkan ketidakmampuan

dalam beradaptasi dengan lingkungan. Sinergi, pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama

akan memberikan hasil yang lebih baik daripada hanya dikerjakan hanya seorang saja.

Konsep-Konsep Yang Terbentuk Dari Perspektif Sistem Dalam Manajemen

Perspektif sistem dalam organisasi dan manajemen memberikan pandangan lain bagi kita dalam

melihat seluruh organisasi. Salah satu pandangan lain yang bisa diperoleh adalah konsep-konsep
seperti sistem terbuka (open system), bagian atau elemen sistem (subsystem), sinergi (synergy),

dan entropi (entropy).

1. Sistem terbuka

Sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan di mana kebalikannya, sistem

tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan. (perlu dicatat, untuk organisasi mana pun

hampir mustahil jika interaksi dengan lingkungan tidak dilakukan).

2. Subsistem

Elemen-elemen dalam sistem organisasi atau manajemen yang satu sama lainnya saling

berkaitan. Apabila misalnya organisasi terdiri dari subsistem produksi, subsistem pemasaran,

subsistem keuangan, dan subsistem sumber daya manusia, maka hambatan pada salah satu

subsistem tersebut, akan berakibat pada subsistem yang lain, dan juga keseluruhan organisasi.

Sebagai contoh, jika dari sisi subsistem sumber daya manusia, pegawai mengalami

ketidakpuasan dalam kerja mereka, maka ketidakpuasan ini akan berdampak kepadagangguan

pada subsistem produksi di mana produktivitas akan menurun.

Penurunan produktivitas ini akan mengakibatkan ketidakberesan yang lebih parah kepada

organisasi jika tidak segera dicarikan jalan penyelesaiannya.

· Elemen-elemen dalam Proses Input

a. Sumber Daya Manusia

b. Bahan Baku

c. Informasi

d. Uang

· Elemen-elemen dalam Proses Transformasi


a. Sistem Administrasi

b. Sistem Operasi

c. Teknologi

d. Sistem Kontrol

· Elemen-elemen hasil Output

a. Barang atau Jasa

b. Output Informasi

c. Perilaku Pekerja

3. Sinergi

Konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama

akan memberikan hasil yang lebih baik ketimbang jika hanya dikerjakan oleh seorang saja.

Sinergi sangat bermanfaat bagi kegiatan manajemen karena pada dasarnya kegiatan

manajemen melibatkan berbagai faktor dan orang yang beragam dan berbeda-beda, sehingga

diperlukan proses yang sinergis berupa kerja sama dan saling pengertian antara satu sama

lainnya dalam organisasi.

4. Entropi

Kondisi di mana organisasi mengalami penurunan produktivitas dan kualitasnya

disebabkan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi dengan lingkungan. Berbagai

organisasi besar misalnya bisa jadi tidak lagi menjadi populer, bukan disebabkan karena tidak

memiliki aset yang berharga, akan tetapi karena ketidakmampuan dalam membaca situasi

lingkungan dan melakukan adaptasi dengan situasi lingkungan tersebut.


E.REVOLUSI KUALITAS

Pergantian era menjadikan kualitas sebagai bagian terpenting dalam suatu produk.
Produk berkualitas adalah produk yang bermutu lebih baik, efisien dalam segi biaya, efektif
dalam operasi dan efisien serta pelayanan terhadap konsumennya lebih baik. Untuk
meningkatkan kualitas suatu produk tidak hanya ditinjau dari segi mutu secara fisik produk
barang atau jasa. Akan tetapi kualitas juga terdiri dari karakteristik penyusun dari produk
tersebut. Dalam bidang jasa, produk yang diharapkan berupa keterampilan professional, inovasi
dan kreatifitas yang menjadikannya berbeda dengan pesaingnya. Menurut salah satu referensi
mengatakan bahwa Philip Kolter berpendapat bahwa kualitas adalah jaminan terbaik terhadap
kepercayaan konsumen, kekuatan yang merdeka pada suatu kompetisi dan kualitas senantiasa
berbanding lurus dengan harga. Hubungan yang erat juga tercipta antara kualitas produk (tidak
terlepas produk industri konstruksi), penilaian pelanggan dan keuntungan perusahaan. Ketiga hal
tersebut saling berkaitan dan merupakan suatu kepastian yang senantiasa terjadi. Oleh karena itu
biasanya program perbaikan kualitas secara pasti dapat meningkatkan laba dari perusahaan.
Sistem manajemen kualitas termasuk ke dalam satu dari ilmu manajemen yang saat ini
tengah digeluti oleh banyak pihak. Ilmu manajemen sendiri berfungsi sebagai perangkat
perusahaan untuk mengadaptasi, bertahan dan melakukan kompetensi dengan pesaingnya. Ilmu
manajemen bermanfaat untuk meningkatkan nilai yang diperoleh suatu organisasi atau
perusahaan. Manajemen kualitas adalah kombinasi antara data dan informasi dimana gabungan
keduanya berupa kemampuan komunikasi dengan teknologi dan inovasi. Manajemen kualitas
berfungsi meminimalisir kehilangan dan kerugian yang ditimbulkan oleh lingkungan atau
kesalahan pada suatu perusahaan. Seperti contoh, dengan kualitas yang baik, kesalahan promosi
produk dapat diatasi karena konsumen merasa puas dengan performa produk dan secara alami
biasanya akan tercipta addlips dari konsumen satu ke konsumen lainnya. Kualitas suatu produk
dipengaruhi dari desain organisasi di suatu lembaga atau usaha. Oleh karena itu untuk
mengantisipasi perubahan permintaan pasar maka perlu adanya sistem yang membentengi
performa kualitas dengan sistem model yang tepat. Istilah model dari nilai kualitas ini dikenal
dengan QVM (Quality Value Management).
QVM merupakan kombinasi antara komunikasi dan teknologi informasi. QVM terdiri
dari gabungan kreatifitas dan inovasi yang bertujuan meningkatkan kualitas dan keuntungan
produk di pasar. Dalam hal peningkatan kualitas sendiri, QVM menggunakan pendekatan
karakteristik dari kualitas masing-masing produk yang dihasilkan. Secara umum, kualitas
menggambarkan karakteristik produk. Karakteristik produk sendiri ditentukan oleh beberapa
faktor (seperti kegunaan) dan nilainya (biaya). Dengan adanya QVM ini sebuah perusahaan
dapat lebih responsif dan memprediksi segala kemungkinan dan mengatur segala hal yang tidak
pasti. Kualitas pada umumnya tergantung kepada waktu, biaya dan manajemen suatu usaha
tersebut. Kualitas terbagi ke dalam lima jenis yaitu :
1. Kualitas kemampuan manusia (human knowledge), kualitas ini bersifat tidak tetap karena
tergantung kondisi kesehatan dan psikis manusia itu sendiri. Adakalanya kualitas ini terganggu
oleh perasaan dan keadaan yang menjadikan orang tersebut menjadi buruk sifatnya.
2. Kualitas berdasarkan produk. Kualitas ini dinilai dari hasil akhir suatu kegiatan manufaktur.
Kualitas jenis ini biasanya terlihat dari spesifikasi dan syarat yang terpenuhi oleh suatu produk
ini. Dalam konstruksi biasanya kualitas berdasarkan produk dapat dicontohkan dengan
terpenuhinya RKS dari dokumen kontrak dan jika perlu biasanya aka nada pekerjaan tambahan
yang dilakukan kontraktor untuk menambah penilaian kualitas dari produk mereka.
3. Kualitas berdasarkan manufaktur. Kualitas jenis ini biasanya lebih menitikberatkan setiap
kegiatan yang dilakukan sebagai nilai yang akan diakumulasi jumlahnya sebagai penilaian
kualitas secara keseluruhan. Biasanya kualitas berdasarkan manufaktur akan mengikuti standar-
standar GMP dan standar kesehatan atau keselamatan yang telah diberlakukan.
4. Kualitas berdasarkan pengguna. Merupakan kualitas turunan dari kualitas berdasarkan produk.
Hanya saja kualitas jenis ini lebih menitikberatkan kepada kepuasan konsumen.
5. Kualitas berdasarkan nilai. Kualitas ini berbanding lurus dengan harga yang diperoleh.
QVM (Quality Value Management) memiliki kelebihan di bidang inovasi dan perubahan.
Dalam zaman yang senantiasa bergerak dan berkembang lebih cepat seperti saat ini, segala hal
yang tidak pasti menjadi suatu ancaman bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
dapat bertahan dan proaktif terhadap ketidakpastian. Sebuah perusahaan harus dapat melakukan
hal-hal di bawah ini.
1. Mengajak pihak luar untuk refleks dan menghargai adanya inovasi serta kreasi.
2. Me-manage kemampuan internal terkait ICT dan kemampuan media perusahaan
3. Mengubah realita dengan kepercayaan, aksi dan simbol (dimana perubahan ini meliputi bidang
sosial dan lingkungan budaya)
Perusahaan harus dapat membuat inovasi terlihat sebagai aksi mereka. Pentingnya pengalaman,

efektifitas dan kemampuan sumber daya manusia akan meningkatkan level performa dari suatu

perusahaan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang senantiasa menjadi trend setter dan

tidak hanya menjadi follower. Selain itu, perusahaan juga tidak hanya dituntut untuk menguasai

ilmu pengetahuan, akan tetapi penting juga untuk mengamalkan kreatifitas. Karena kegiatan

perusahaan yang sesungguhnya terletak pada kreasi ilmu dan kegunaannya. Manajemen kualitas

sangat penting dalam hal meningkatkan kompetensi perusahaan. Hal yang terpenting dimiliki

adalah inovasi dan desain yang baik. Kualitas sendiri biasanya ditentukan oleh fungsi manusia,

sosial dan lingkungan sekitarnya. Semakin baik kompetensi manusia dan semakin kuat jaringan

sosial atau kemampuannya dalam menyeimbangkan lingkungan maka semakin besar performa-

nya.

Model Matematika dari QVM


Tujuan dari QVM (Quality Value Management) adalah untuk mengidentifikasi faktor
yang menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan oleh suatu perusahaan. QVM berfungsi untuk
meminimalisir kesalahan sehingga kualifikasi konsumen terhadap suatu produk terpenuhi oleh
model manajemen kualitas ini. QVM tidak hanya membahas kualitas dari aspek individu. Akan
tetapi QVM akan menggambarkan kualitas yang baik terletak pada kerjasama antar pihak dalam
suatu organisasi.
Pada umumnya konsumen mencari kegunaan dan kenyamanan dari suatu produk. Satu
hal yang juga terpenting, yaitu konsumen juga mementingkan faktor harga dalam memilih
sesuatu. Kegunaan/kenyamanan yang baik dengan harga yang ekonomis adalah hal yang
senantiasa diidam-idamkan oleh konsumen. Pada grafik 1 terlihat bahwa :
a. Jika kualitas meningkat dan harga produk tetap maka kemampuan jual produk ini akan
meningkat seiring dengan peningkatan persepsi konsumen.
b. Jika kualitas konstan dan harga meningkat akan terjadi penurunan persepsi konsumen dan
kemampuan jual produk.
c. Jika kualitas dan harga meningkat dengan bunga yang sama maka akan terjadi kemampuan jual
yang meningkat namun persepsi konsumen akan konstan.
Harga suatu produk biasanya ditentukan oleh pasar. Semakin tinggi kualitas suatu produk
maka semakin tinggi penghargaan konsumen terhadap produk tersebut. Kualitas yang terdiri dari
kualitas sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana faktor-faktor ini akan ditentukan oleh
faktor control. Secara bagan alir terlihat bahwa jika komponen dari suatu produk itu baik akan
berdampak pada kemampuan, kegunaan dan ketahanan produk tersebut sehingga pelanggan
nantinya akan puas. Kepuasan pelanggan merupakan penilaian mutlak untuk nilai dari suatu
produk.
QVM mengenalkan dua sistem permodelan yang ada. Kedua sistem ini dapat digabungkan
sehingga nantinya akan ada perbaikan kualitas nilai suatu produk di perusahaan. Adapun dua
sistem model yang ada adalah :

SISTEM MODEL DETERMINISTIK


Deterministik sistem model adalah suatu sistem yang mana interaksi diantara bagian-
bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga hasil keluaran dapat diramalkan. Sedangkan
model ini tidak mempertimbangkan peluang kejadian seperti PERT dan memusatkan
penelaannya pada faktor-faktor kritis yang diperkirakan memiliki nilai pasti.
Pada sistem model ini kualitas ditentukan oleh beberapa karakter kualitas. Sedangkan karakter
kualitas ditentukan oleh faktor control yang ada. Faktor kontrol sendiri ditentukan oleh beberapa
variabel yang dapat memperbaiki faktor kontrol ini dan ada juga variabel yang dapat merusak.
Maka, berdasarkan rumusan matermatisnya, kualitas yang optimal ditentukan oleh keseimbangan
karakteristik dan faktor kontrol yang ada sehingga hal itu akan memengaruhi performa suatu
produk.
Secara umum sistem model deterministik ini memiliki kepastian dalam hal pengetahuan
kualitas suatu produk. Kita dapat menentukan nilai dari produk dari karakteristik dan faktor-
faktor yang memengaruhinya sehingga perhitungan kepastian dan nilai dari kualitas bersifat
eksak dan dapat dipastikan.
SISTEM MODEL PROBABILITAS
Lain halnya dengan sistem model deterministik, sistem model probabilistik adalah suatu
sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diramalkan, model ini mendasarkan pada teknik
peluang dan memperhitungkan ketidakmenentuan. Biasanya metodenya digunakan dengan cara
mengkaji ulang data atau informasi terdahulu untuk mengetahui peluang terjadinya di masa
sekarang atau yang akan datang.

F. PERUBAHAN

Menurut kamus bahasa Indonesia perubahan dapat di artikan sebagai keadaan yang
berubah. Jadi bisa kita definisi kan bahwa perubahan adalah peralihan keadaan yang sebelumnya,
perubahan tersebut tidak hanya berupa keadaan saja melainkan bisa berupa perubahan pola pikir,
dan perilaku suatu masyarakat.mDalam buku Sosiologi Skematika dan Terapan (Abdulsyani,
2007) perubahan–perubahan dalam kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial
yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-
perubahan akan nampak stetelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Menurut selo soemardjan
dan soelaiman soemardi, bahwa perubahan–perubahan diluar bidang ekonomi tidak dapat
dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam suatu lembaga kemasyarakatan akan
mengakibatkan pula perubahan–perubahan di dalam lembaga–lembaga kemasyarakatan lainnya,
oleh karena antara lembaga–Lembaga kemasyarakatan tersebut selalu ada proses saling
mempengaruh secara timbal balik. Setiap perkembangan zaman tentunya perubahan juga akan
terus terjadi, perubahan memiliki efek positif dan negatif. Perubahan yang positif adalah
perubahan yang terjadi kearah kemajuan suatu keadaan namun perubahan yang negative adalah
perubahan kearah suatu yang merugikan.Menurut Imam Santoso (2011) Perubahan merupakan
sifat dasar dari masyarakat, ini mengubah metafor “kehidupan sosial” seperti kehidupan sosial
itu sendiri. Kehidupan sosial meliputi perubahan yang tiada henti .Gagasan paling umum dari
perubahan mengindikasikan beberapa peralihan dalam hal entitas tertentu yang terjadi dalam
waktu tertentu.Sedangkan menurut Nanang Martono (2012) bahwa perubahan dapat mencakup
aspek yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola
pikir individu. Aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang
nantinya dapat memengaruhi perkembangan masyarakat dimasa yang akan datang Terjadinya
perubahan tersebut disebabkan oleh 2(dua) faktor yaitu :

a.Faktor internal
Faktor internal adalah faktor penyebab perubahan yang terjadi dari dalam diri manusia yang ti
mbul karena adanya dorongan dari diri manusia tersebut untuk melakukan perubahan pada
dirinya dan lingkungannya. Faktor internal dapat terjadi jika adanya dorongan atau motivasi
untuk melakukan suatu perubahan,perubahan yang terjadi dapat berupa bentuk, sikap maupun
situasi.

b.Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor penyebab perubahan yang terjadi dari luar diri manusia. Faktor
tersebut dapat disebabkan karena faktor keluarga, masyarakat dan lingkungan.

Jenis-jenis perubahan:

1) Perubahan yang Direncanakan Merupakan perubahan yang direncanakan atau yang


mempunyai tujuan. Sasaran perubahan yang direncanakan adalah untuk mempertahankan
organisasi tersebut agar tetap seperti sekarang ini dan dapat hidup terus. Perubahan yang
direncanakan dapat diartikan sebagai sebuah usaha sistematik untuk mendesain ulang
suatu organisasi dengan cara yang akan membantunya melakukan adaptasi pada
perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal atau mencapai sasaran baru. Perubahan
yang direncanakan itu umumnya terjadi karena adanya pergeseran dalam waktu, serta
hubungan yang terjadi diseluruh dunia karena teknologi pemrosesan informasi canggih,
bertambahnya globalisasi organisasi yanag berarti bahwa manager harus mempunyai
banyak ide baru, produk baru, tantangan yang lebih besar. Perubahan yang direncanakan
biasanya terbatasi pada masalah structural, yakni jenis perubahan yang dicoba diciptakan
oleh manajemen bervariasi. Jenis perubahan bergantung pada tujuan yang hendak
dicapai. Perubahan struktur sebuah organisasi bisa berupa pengaturan ulang sistem
internal, seperti jalur komunikasi, alur kerja, atau hieraiki manajemen.

2) Perubahan yang tidak direncanakan Perubahan yang tidak direncanakan terjadi begitu saja
karena lingkungan yang mempengaruhi dan mulanya tidak memiliki tujuan yang terencana.

A.Dampak Akibat Perubahan

Arah perubahan meliputi beberapa orientasi, antara lain

1) perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur


kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah,

2) perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau unsur
baru

3) suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis atau ada
pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang selain berupaya
mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah aspek ekonomis,
birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian, tidaklah luput perhatian
masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengeksplorasi,
dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-nilai kepribadian atau jatidiri sebagai
bangsa yang bermartabat. Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada
beberapa faktor yang memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain
adalah sebagai berikut,

 suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu menghargai
karya pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja itu
sendiri,
 adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-
bentuk atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong
perubahan adanya individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin.
Memang salah satu ciri yang hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu adalah
sebagai makhluk yang disebut homo deviant, makhluk yang suka menyimpang dari
unsur-unsur rutinitas,
 mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan
penghargaan (reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi
dalam berinovasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek,
 adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang
memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua
fihak yang membutuhkannya.

B.Kekuatan Mengatasi Perubahan

Dalam sebuah manajemen sebuah organisasi ada hal-hal yang menjadi kekuatan yang
meyebabkan terjadinya perubahan. Kekuatan-kekuatan tersebut adalah

1. Kekuatan Kompetitif Kompetisi (persaingan) adalah keadaan di mana ada beberapa


pihak atau organisasi yang memiliki tujuan atau spesifikasi sejenis dalam satu situasi yang
bersaing untuk mencapai tujuannya secara maksimal. Kompetisi merupakan suatu kekuatan
untuk merubah, karena jika suatu organisasi tidak sesuai, kurang atau melebihi pesaingnya
dalam efisiensi, kualitas, atau kemampuan untuk inovasi baru atau pengembangan barang
dan jasa maka dia tidak akan bisa bertahan dalam kondisi persaingan tersebut. Hal tersebut
dapat menyebabkan suatu organisasi kolaps, sehingga dengan kekuatan ini organisasi akan
terus melakukan perubahan agar tetap bisa bertahan dalam persaingan tersebut.

2. Kekuatan Ekonomi Kondisi perekonomian, baik itu secara lokal, nasioanl, maupun
global sangat mempengaruhi keadaan suatu organisasi dalam mengambil keputusan dalam
mengelola organisasi tersebut untuk tetap dalam jalur yang direncanakan semula atau
melakukan perubahan untuk mengimbangi keadaan perekonomian. Perekonomian yang
menyebabkan perubahan adalah keadaan yang cenderung labil (tidak tetap). Keadaan ini bisa
berupa perubahan sistem, ideologi perekonomian, moneter, dsb.
3. Kekuatan Politik Baik secara langsung maupun tidak tanpa disadari politik menjadi
slah satu pemicu banyak perubahan karena politik akan banyak mengintervensi berbagai
bidang. Pergantian sistem politik, dominasi politik oleh pihak tertentu, dan keadaan politik
yang tidak stabil bisa turut mengubah kondisi masyarakat. Maka organisasi harus melihat
dengan teliti politik seperti apa yang sedang berjalan dan peluang atau perubahan apa yang
perlu dilakukan.

4. Kekuatan Global Kekuatan global sangat kompleks dan besar pengaruhnya bagi
organisasi. Kekuatan global yang semakin menguasai banyak segi kehidupan memicu
munculnya banyak perubahan, yang bahkan mungkin menuntut organisasi merombak banyak
bagian, mulai dari struktur sampai sistem. Bentuk keleluasaan global seperti ekspansi pasar
asing, perdagangan bebas menuntut kebutuhan untuk beradaptasi lebih baik terhadap
kebudayaan nasional dan nilai politik, ekonomi, sosial, dan busaya ni negara mana organisasi
itu berada.

5. Kekuatan Demografi dan Sosial Konsep ini berkaitan dengan kondisi kependudukan,
masyarakat, orang per orang, karyawan, atau anggota organisasi yang terkait dengan kondisi
sosial. Untuk mengatur orang-orang yang berbeda dalam organisasi harus ada cara yang
efektif untuk memahami, mengendalikan, mengawasi, dan memotivasi orang-orang tersebut.
Sehingga keadaan ini mau tidak mau mendorong organisasi untuk berubah mengikuti
perkembangan.

6. Kekuatan Etis Organisasi juga penting untuk mengambil langkah untuk meningkatkan
tingkah laku etis untuk menghadapi pemerintahan yang meningkat, kebutuhan sosial, dan
politik agar lebih bertanggung jawab dan tingkah laku kerja sama yang jujur. Banyak
organisasi perlu membuat perubahan yang memungkinkan manajer dan pekerja pada semua
tingkat untuk melaporkan tindakan tidak etis sehingga suatu organisasi bisa lebih cepat
menghilangkan suatu tingkah laku kurang etsi dan melindungi minat umum dari anggota dan
pelanggannya.

C. Ketahanan Terhadap Perubahan

Kekuatan dan konflik Perubahan biasanya menguntungkan beberapa orang, fungsi atau
bagian pada biaya dari yang lain. Ketika perubahan menyebabkan perubahan dan konflik
organisasi, suatu organisasi Pandangan tradisional mengatakan bahwa manajemen harus
berusaha mengurangi konflik tersebut, dan Pandangan interaksionis secara tidak langsung
mengatakan adanya peran yang lebih luas bagi manajer dalam menanggapi konflik dibanding
yang di lakukan pandangan tradisional. Sumber-sumber konflik organisasi Saling
ketergantungan pekerjaan Merujuk pada sejauh mana dua unit dalam sebuah organisasi
saling tergantung satu sama lain pada bantuan, informasi, kerelaan, atau aktivitas kordinasi
lain untuk menyelesaikan tugas masing-masing secara efektif. Misalnya interkasi antar
kelompok yang akan memebuat perencanaan dan yang membuat analisis pemasaran pada
sebuah stasiun radio FM yang besar. Mereka bergantung satu sama lain untuk
menyeimbangkan format musik mereka. Ketergantungan pekerjaan satu arah Ketergantungan
pekerjaan satu arah bahwa keseimbangan kekuasaan telah bergeser. Prospek dari konflik
pasti lebih tinggi karena unit yang dominan memiliki dorongan yang sedikit saja untuk
bekerja sama dengan unit yang berada dibawahnya. Deferensiasi horizontal yang tinggi
Makin besar perbedaan yang terdapat diantara unit, makin besar pula kemungkinan
timbulnya konflik. Jika unit-unit dalam organisasi amat dideferensiasi, maka tugas yang
dilakukan oleh masing-masing unit dan sub lingkungannya yang ditangani oleh masing-
masing sub unit cenderung tidak sama.

Hal ini, pada gilirannya akan mengakibatkan terjadinya perbedaan internal yang cukup
besar diantar unit-unit. Formalisasi yang rendah Formalisasi yang tinggi membangun cara-
cara yang distandarisasi bagi unit-unit untuk saling bergaul. Penetapan mengenai peran harus
jelas sehingga para anggota unit tersebiut mengetahui apa yang diharapkan dari yang lain.
Sebaliknya, jika formalisasi itu rendah, potensi terjadinya pertikaian mengenai batas-batas
kekuasaan akan meningkat. Ketergantungan pada sumber bersama yang langka Potensi
konflik dipertinggi jika dua unit atau lebih bergantung pada pola sumber yang langka seperti
peralatan, dana operasi atau jasa –jasa staf yang didesentralisasikan. Perbedaan pada kriteria
evaluasi dan sistem imbalan Makin banyak evaluasi dan imbalan manajemen yang
menekankan prestasi setiap departemen secara terpisah ketimbang secara gabungan, makin
besar pula konfliknya. Pengambilan keputusan yang partisispatif Proses partisispatif
memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mengutarakan perselisihan yang ada dan
untuk menimbulkan ketidaksepakatan. Keanekaragaman anggota Makin heterogen anggota,
makin kecil kemungkinan mereka bekerja dengan tenang dan bersama-sama.

Telah ditemukan bahwa ketidaksamaan individu seperti latar belakang, pendidikan, umur
dan lain-lain akan lebih mengurangi kemungkinan hubungan antara pribadi antar wakil-wakil
unit dan pada gilirannya akan mengurangi jumlah kerja sama antara masing-masing unit.
Ketidaksesuaian status Konflik terstimulasi jika terjadi ketidaksesuaian dalam penilaian
status atau karena adanya perubahan dalam herarki status. Misalnya, peningkatan konflik
ditemukan jika tingkat dimana status pribadi, atau bagaimana orang melihat pribadinya
sendiri, dan tingkat dari perwakilan dari departemen berbeda dalam urutan tingkatan dimansi
status.

Ketidakpuasan peran Ketidapuasan peran dapat berasal dari sejumlah sumber, salah
satunya adalah ketidakpuasan status. Jika seseorang merasa bahwa ia berhak mendapat
promosi untuk mencerminkan rekor keberhasilannya, maka ia menderita ketidakpuasan peran
maupun ketidaksesuaian status yang dipersepsikan. Distorsi komunikasi Distorsi komunikasi
terjadi pada komunikasi vertikal dan horizontal. Kesukaran semantik seringkali menjadi
masalah dalam organisasi. Kesukaran itu menghalangi komunikasi yang penting bagi usaha
kerja sama diantara unit-unit. Kesukaran ini dapat disebabkan oleh pendidikan, latar
belakang dan proses sosialisasi yang dilalui para anggota unit yang berbeda-beda.
BAB III
PENUTUP

Inilah salah satu tugas makalah mengenai Transportasi SDM yang saya buat yang terdiri
dari beberapa pembahasan,sudi kiranya yang saya hormati dosen pengajar agar memaklumi
apabila ada kesalahan-kesalahan kata atau pembahasan yang masih kurang lengkap mengenai
tugas makalah ini,saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai