1
2
3
KertasKerja IV.2
Pengendalian Organisasi
Pengendalian Dokumentasi
1. Dokumentasi dilakukan dalam bentuk rangkap sehingga lebih terpecaya dan terkendali
jika disinyalir aka nada fraud di salah satu pihak
Tidakada
PengendalianPraktikManajemen
1. Pengendalian praktik menajemen terlihatdari adanya tingkatan atas pihak yang berhak
memberikan keputusan dan pihak yang membutuhkan keputusan atasan
Tidak ada
Pengendalian Otorisasi
Pengendalian Akses
Tidak ada
4
KertasKerja IV.III
Moral hazard yang kemungkinan bias dilakukan oleh supplier terkait siklus pengeluaran adalah :
Tidak ada pengendalian yang cukup jelas dari perusahaan untuk salah kirim yang
dilakukan oleh supplier. Terkait dengan jumlah yang dikirim maupun jenis barang yang
dikirim. Sehingga tidak terlihat akibat yang jelas atas kesalahan yang dilakukan oleh
supplier terkait pengiriman barang
Moral hazard yang kemungkinan bias dilakukan oleh karyawan terkait siklus pengeluaran adalah
:
KertasKerja IV.4
Prosedurpemesananbarang (Perbaikan)
5
c. Menanyakan persetujuan General Cashier atas pemesanan persediaan tersebut, jika
General Cashier menyetujui, maka dikirimkanlah Purchase Order tersebut kepada
supplier. Namun, jika General Cashier tidak menyetujuinya maka harus dilakukan review
ulang atas kebutuhan persediaan yang sesungguhnya.
ProsedurPenerimaanBarang
a. Ketika barang pesanan datang, maka barang diterima oleh bagian Cost Control dan
membandingkannya dengan Purchase Order yang lembar 2 yang bias diambil dari arsip
storekeeper.
b. Cost control menerima dan menandatangani delivery order kemudian menyerahkan
kembali kepada supplier
c. Cost control membuat laporang penerimaan barang sebanyak 2 lembar. Lembar 1
diberikan kepada Bookeeper dan Lembar 2 diarsip
Prosedur Pembayaran
6
7
8
9
10
Kebijakan Umum perusahaan (Perbaikan)
1. Harus ada gudang penyimpanan barang persediaan dan memiliki 1 petugas gudang yang
mengawasi dan mengendalikan keluar-masuk persediaan.
2. Laporan atas persediaan akhir harus dilaporkan kepada Storekeeper yang kemudian oleh
storekeeper dilakukan cek fisik bersama dengan pengawas gudang setiap akhir bulan jika
memungkinkan.
3. Laporan atas hasil perhitungan cek fisik dibandingkan dengan laporan persediaan yang
dimilikioleh bookkeeper sehingga meminimalkan range salah catat yang tidak sesuai
dengan kondisi fisik.
KertasKerja IV.5
a. Formulir internal yang diajukan dalam siklus pengeluaran pembelian Hotel Nine
Eleven (9-11):
1. Purchase Requisiton
2. Purchase Order
3. Bukti Pembayaran
11
2. Purchase Order
3. Bukti Pembayaran
12
KertasKerja IV.6
a. Informasi yang dapat dihasilkan dalam siklus pengeluaran pembelian Hotel Nine
Eleven (9-11) untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan:
1. Informasi mengenai penerimaan barang.
2. Informasi mengenai pengeluaran kas.
13
KertasKerja IV.7
Kebijakan :
1. Metode pembayaran yang menjadi opsi bagi konsumen ialah dapat dilakukan dengan
pembayaran tunai dan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit.
2. Pembuatan jurnal dan buku besar dengan tujuan mempermudah manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan.
Pengukuran :
1. Seluruh asset tetap yang dimiliki oleh Hotel Nine Eleven didepresiasikan menggunakan
metode garis lurus.
2. Pengukuran Kas Kecil menggunakan metode imprest.
3. Pengukuran Persediaan Hotel Nine Eleven menggunakan metode FIFO.
Pengakuan :
KertasKerja IV.8
Persediaan xxx
Utang Usaha xxx
Kas xxx
14
PERHOTELAN - PENGGAJIAN
I. Kertas Kerja 1
15
II. Kertas Kerja 2
Pengendalian umum yang telah dibentuk pada siklus pengeluaran penggajian Hotel Nine
Eleven:
1. Pengendalian organisasi
Bagian untuk menentukan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji (HRD
Administration) dan bagian untuk mrmbayarkan gaji kepadda karyawan (General
Cashier) telah dipisahkan.
2. Dokumentasi
Dokumen internal berupa rekap gaji, bukti pengeluaran kas, daftar pengambilan gaji,
dan slip gaji telah dibuat secara prenumbered.
3. Aset
Belum ada.
4. Praktek mnajemen
Belum ada.
5. Pusat data
Data sumber siklus penggajian berupa daftar absensi karyawan direkap oleh pihak yang
berwenang yaitu HRD Administration sehingga mengenai keakuratan data base dapat
dipastikan adalah tinggi.
6. Akses
Pembayaran gaji hanya mengkaitkan dua pihak yang berkepentingan yaitu bagian
General Cashier dan karyawan. Sehingga pertanggungjawaban atas kekeliruan akan
pembayaran gaji kepada karyawan merupakan tanggungjawab dari General Cashier.
7. Otorisasi
Setelah pihak HRD Administration membuat rekap absensi dan daftar gaji yang
merupakan hak dari karyawan melalui persetujuan General Manager, sehingga
kesalahan membuat rekap gaji dapat diminimalisir dengan pemeriksaan oleh General
Manager terlebih dahulu.
16
Bukti pengeluaran kas dibuat oleh General Cashier berdasarkan rekap gaji yang
sebelumnya dibuat oleh HRD diotorisasi oleh General Cashier sendiri. Sehingga
tidak terdapat pengawasan yang cukup untuk aktivitas yang dilakukan oleh General
Cashier.
Pengendalian yang dilakukan terhadap absensi karyawan juga kurang menjadi
perhatian. Sebaiknya untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan, dibuat dua
macam pengendalian absen dengan adanya absensi manual dan finger- spot. Jika
absensi yang ada hanya absensi manual, keakuratan data masih perlu ditanyakan.
Pembayaran gaji secara manual menambah pekerjaan yang tidak memberikan
manfaat bagi General Cashier sekaligus memperbesar kemungkinan untuk adanya
penyimpangan aktivitas yang dilakukannya. Menambah pekerjaan disini
dimaksudkan GC harus menyediakan safe box tersendiri untuk penggajian secara
langsung. Untuk perusahaan sebesar Hotel 9-11 dengan jumlah karyawan yang
mencapai 100 karyawan tentunya hal ini memakan biaya waktu untuk menentukan
jumlah yang harus disediakan secara cash, tempat dan risiko yang tinggi. Sedangkan
penyimpangan aktivitas disini secara lebih khusus memperbesar kemungkinan
kecurangan yang dilakukan General Cashier.
Sistem pengukuran kinerja yang tidak jelas tidak disampaikan secara tertulis
bagaimana prosedurnya.
c. Moral hazard yang mungkin dilakukan staf/ karyawan Hotel 9-11 yang terlibat dalam
siklus penggajian:
General Cashier merekayasa angka yang dicantumkan dalam bukti pengeluaran kas
tersebut.
Karyawan melakukan mark-up jumlah jam lembur karyawan, atau bahkan terlihat
dengan jumlah absen yang tinggi namun dalam rekap absen tercatat absen tergolong
rendah.
Karyawan menggunakan jam istirahat lebih dari yang ditentukan. Karena absen
hanya dilakukan pada saat awal dan akhir jam kerja.
Pembayaran gaji secara langsung sering tidak sesuai dengan rekap gaji yang
seharusnya diterima karyawan.
17
General Cashier menyelewengkan uang yang ada untuk keperluan pribadi
mengingat tidak ada pengawasan yang cukup terhadap aktivitas General Cashier.
Berkaitan dengan gaji variabel yang seharusnya diterima oleh karyawan bisa saja
tidak sesuai dengan kinerja masing- masing karyawan karena tidak adanya sistem
pengukuran yang jelas mengenai penghitungan gaji variabel dari tingkat laba yang
dihasilkan perusahaan.
18
19
b. Kebijakan manajemen yang mendukung prosedur perbaikan
Absensi dilakukan secara manual dan finger- spot. Selain itu untuk penentuan waktu
absen tidak hanya pada saat awal dan akhir, namun juga pada saat setelah usai jam
istirahat karyawan.
Pemberian waktu untuk karyawan selama 3 hari sejak gaji diterima untuk batas
pelaporan atas ketidaksesuaian gaji yang diterima.
Memberikan sosialisasi mengenai kebijakan untuk reward dan gaji variabel sehingga
karyawan turut melakukan pengendalian atas siklus penggajian.
V. Kertas Kerja 5
a. Formulir internal yang digunakan perbaikan siklus penggajian:
Slip Gaji
HOTEL NINE ELEVEN
SLIP GAJI
Tanggal :...................
Nama :...................
Jabatan :...................
Departemen:...................
HRD Dept.
TTD
Pengukuran: Karywan hotel Nine Eleven menerima gaji tetap dan gaji variabel
(berdasarkan lembur dan laba).
Pembayaran Gaji
Utang Gaji
22
Kas
23