Anda di halaman 1dari 23

Dwi Indah Arini (145020301111067)

Dendy Taufiq (145020307111014)


Riska Aria Windowati (145020300111053)
PERHOTELAN - PEMBELIAN Arief Nur Adha W (145020307111059)
KertasKerja IV.1

1
2
3
KertasKerja IV.2

Pengendalian Organisasi

1. Pembagian wewenang dalam otorisasi pembeliaan persediaan


2. Pembagian wewenang dalam pemesanan persediaan
3. Pembagian wewenang dalam proses pembayaran dan pencatatan akuntansi

Pengendalian Dokumentasi

1. Dokumentasi dilakukan dalam bentuk rangkap sehingga lebih terpecaya dan terkendali
jika disinyalir aka nada fraud di salah satu pihak

Pengendalian Akuntanbilitas Aset

 Tidakada

PengendalianPraktikManajemen

1. Pengendalian praktik menajemen terlihatdari adanya tingkatan atas pihak yang berhak
memberikan keputusan dan pihak yang membutuhkan keputusan atasan

Pengendalian Operasi Pusat Informasi

 Tidak ada

Pengendalian Otorisasi

1. Terlihat dari pemisahantanggung jawab atas otorisasi pemesanan barang

Pengendalian Akses

 Tidak ada

4
KertasKerja IV.III

Iya. Ada kelemahan dalam pengendalian internal terkait siklus pengeluaran :

1. Tidak ada gudang utama ntuk penyimpanan persediaan


2. Tidak ada petugas yang melakukan pengawasan atas persediaan/stock
3. Tidak ada laporan atas persediaan yang tersisa dan terpakai

Moral hazard yang kemungkinan bias dilakukan oleh supplier terkait siklus pengeluaran adalah :

 Tidak ada pengendalian yang cukup jelas dari perusahaan untuk salah kirim yang
dilakukan oleh supplier. Terkait dengan jumlah yang dikirim maupun jenis barang yang
dikirim. Sehingga tidak terlihat akibat yang jelas atas kesalahan yang dilakukan oleh
supplier terkait pengiriman barang

Moral hazard yang kemungkinan bias dilakukan oleh karyawan terkait siklus pengeluaran adalah
:

 Karyawan menyembunyikan / mencuri persediaan. Karena tidak dilakukan pencocokan


data persediaan dengan persediaan yang ada secara fisik (stock opname).

KertasKerja IV.4

Prosedurpemesananbarang (Perbaikan)

a. Stock/persediaan terkait fasilitas pendukung harus didata dengan menggunakan metode


perpetual. Jika diketahui, persediaan akhirs udah menipis, dengan pengecekan secara
priodik oleh penjaga gudang (jika ada), maka harus dilakukan permintaan pembelian
persediaan dengan membuat Purchase Requisition 1 lembar, yang diberikan kepada
storekeeper.
b. Setelah storekeeper menerima Purchase Requisition, kemudian membuat Purchase Order
sebanyak 3 lembar dan meminta persetujuan General Cashier. Lembar 1 ke Supplier,
elmbar 2 arsip, dan 3 untuk Bookkeeper.

5
c. Menanyakan persetujuan General Cashier atas pemesanan persediaan tersebut, jika
General Cashier menyetujui, maka dikirimkanlah Purchase Order tersebut kepada
supplier. Namun, jika General Cashier tidak menyetujuinya maka harus dilakukan review
ulang atas kebutuhan persediaan yang sesungguhnya.

ProsedurPenerimaanBarang

a. Ketika barang pesanan datang, maka barang diterima oleh bagian Cost Control dan
membandingkannya dengan Purchase Order yang lembar 2 yang bias diambil dari arsip
storekeeper.
b. Cost control menerima dan menandatangani delivery order kemudian menyerahkan
kembali kepada supplier
c. Cost control membuat laporang penerimaan barang sebanyak 2 lembar. Lembar 1
diberikan kepada Bookeeper dan Lembar 2 diarsip

Prosedur Pembayaran

a. Bookeeper menerima purchase order lembar 3 dari Storekeeper, kemudia mencatat


penerimaan barang tersebut dalam jurnal. Bookeeper juga membuat daftar utang yang
jatuh tempo, yang nantinya akan diserahkan ke General Cashier.
b. General cashier menerima daftar utang yang telah jatuh tempo kemudian
membandingkannya dengan tagihan dari supplier.
c. Genenral cashier menyiapkan bukti pembayaran sebanyak 2 lembar dan cek atau uang
untuk membayar supplier
d. General cashier menyerahkan bukti pembayaran lembar 1 ke Supplier. Lembar 2 ke
Bookkeeper bersama dengan surat tagihan dari supplier dan lembar 3 diarsip.
e. Bookeeper menerima surat tagihan dari supplier dan bukti pembayaran lembar 2 dari
General Cashier, kemudian mencatat transaksi yang terjadi kedalam jurnal. Berdasarkan
jumlah tersebut, bookkeeper menyusun buku besar.

6
7
8
9
10
Kebijakan Umum perusahaan (Perbaikan)

1. Harus ada gudang penyimpanan barang persediaan dan memiliki 1 petugas gudang yang
mengawasi dan mengendalikan keluar-masuk persediaan.
2. Laporan atas persediaan akhir harus dilaporkan kepada Storekeeper yang kemudian oleh
storekeeper dilakukan cek fisik bersama dengan pengawas gudang setiap akhir bulan jika
memungkinkan.
3. Laporan atas hasil perhitungan cek fisik dibandingkan dengan laporan persediaan yang
dimilikioleh bookkeeper sehingga meminimalkan range salah catat yang tidak sesuai
dengan kondisi fisik.

KertasKerja IV.5

a. Formulir internal yang diajukan dalam siklus pengeluaran pembelian Hotel Nine
Eleven (9-11):
1. Purchase Requisiton
2. Purchase Order
3. Bukti Pembayaran

b. Format formulir yang disajikan:


1. Purchase Requisition

11
2. Purchase Order

3. Bukti Pembayaran

12
KertasKerja IV.6

a. Informasi yang dapat dihasilkan dalam siklus pengeluaran pembelian Hotel Nine
Eleven (9-11) untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan:
1. Informasi mengenai penerimaan barang.
2. Informasi mengenai pengeluaran kas.

b. Format laporan yang akan disajikan kepada manajemen:


1. Laporan Penerimaan Barang

2. Laporan Pengeluaran Kas

13
KertasKerja IV.7

Kebijakan :

1. Metode pembayaran yang menjadi opsi bagi konsumen ialah dapat dilakukan dengan
pembayaran tunai dan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit.
2. Pembuatan jurnal dan buku besar dengan tujuan mempermudah manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan.

Pengukuran :

1. Seluruh asset tetap yang dimiliki oleh Hotel Nine Eleven didepresiasikan menggunakan
metode garis lurus.
2. Pengukuran Kas Kecil menggunakan metode imprest.
3. Pengukuran Persediaan Hotel Nine Eleven menggunakan metode FIFO.

Pengakuan :

1. Pengakuan pendapatan yang diakui menggunakan metode accrual basis.

KertasKerja IV.8

Jurnal untuk mencatat pembelian persediaan (Metode Perpetual)

Persediaan xxx
Utang Usaha xxx

Penngakuan pembayaran tagihan

Utang usaha xxx

Kas xxx

14
PERHOTELAN - PENGGAJIAN

I. Kertas Kerja 1

15
II. Kertas Kerja 2
Pengendalian umum yang telah dibentuk pada siklus pengeluaran penggajian Hotel Nine
Eleven:
1. Pengendalian organisasi
Bagian untuk menentukan jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji (HRD
Administration) dan bagian untuk mrmbayarkan gaji kepadda karyawan (General
Cashier) telah dipisahkan.
2. Dokumentasi
Dokumen internal berupa rekap gaji, bukti pengeluaran kas, daftar pengambilan gaji,
dan slip gaji telah dibuat secara prenumbered.
3. Aset
Belum ada.
4. Praktek mnajemen
Belum ada.
5. Pusat data
Data sumber siklus penggajian berupa daftar absensi karyawan direkap oleh pihak yang
berwenang yaitu HRD Administration sehingga mengenai keakuratan data base dapat
dipastikan adalah tinggi.
6. Akses
Pembayaran gaji hanya mengkaitkan dua pihak yang berkepentingan yaitu bagian
General Cashier dan karyawan. Sehingga pertanggungjawaban atas kekeliruan akan
pembayaran gaji kepada karyawan merupakan tanggungjawab dari General Cashier.
7. Otorisasi
Setelah pihak HRD Administration membuat rekap absensi dan daftar gaji yang
merupakan hak dari karyawan melalui persetujuan General Manager, sehingga
kesalahan membuat rekap gaji dapat diminimalisir dengan pemeriksaan oleh General
Manager terlebih dahulu.

III. Kertas Kerja 3


a. Ya
b. Kelemahan pengendalian siklus penggajian Hotel 9-11:

16
 Bukti pengeluaran kas dibuat oleh General Cashier berdasarkan rekap gaji yang
sebelumnya dibuat oleh HRD diotorisasi oleh General Cashier sendiri. Sehingga
tidak terdapat pengawasan yang cukup untuk aktivitas yang dilakukan oleh General
Cashier.
 Pengendalian yang dilakukan terhadap absensi karyawan juga kurang menjadi
perhatian. Sebaiknya untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan, dibuat dua
macam pengendalian absen dengan adanya absensi manual dan finger- spot. Jika
absensi yang ada hanya absensi manual, keakuratan data masih perlu ditanyakan.
 Pembayaran gaji secara manual menambah pekerjaan yang tidak memberikan
manfaat bagi General Cashier sekaligus memperbesar kemungkinan untuk adanya
penyimpangan aktivitas yang dilakukannya. Menambah pekerjaan disini
dimaksudkan GC harus menyediakan safe box tersendiri untuk penggajian secara
langsung. Untuk perusahaan sebesar Hotel 9-11 dengan jumlah karyawan yang
mencapai 100 karyawan tentunya hal ini memakan biaya waktu untuk menentukan
jumlah yang harus disediakan secara cash, tempat dan risiko yang tinggi. Sedangkan
penyimpangan aktivitas disini secara lebih khusus memperbesar kemungkinan
kecurangan yang dilakukan General Cashier.
 Sistem pengukuran kinerja yang tidak jelas tidak disampaikan secara tertulis
bagaimana prosedurnya.
c. Moral hazard yang mungkin dilakukan staf/ karyawan Hotel 9-11 yang terlibat dalam
siklus penggajian:
 General Cashier merekayasa angka yang dicantumkan dalam bukti pengeluaran kas
tersebut.
 Karyawan melakukan mark-up jumlah jam lembur karyawan, atau bahkan terlihat
dengan jumlah absen yang tinggi namun dalam rekap absen tercatat absen tergolong
rendah.
 Karyawan menggunakan jam istirahat lebih dari yang ditentukan. Karena absen
hanya dilakukan pada saat awal dan akhir jam kerja.
 Pembayaran gaji secara langsung sering tidak sesuai dengan rekap gaji yang
seharusnya diterima karyawan.

17
 General Cashier menyelewengkan uang yang ada untuk keperluan pribadi
mengingat tidak ada pengawasan yang cukup terhadap aktivitas General Cashier.
 Berkaitan dengan gaji variabel yang seharusnya diterima oleh karyawan bisa saja
tidak sesuai dengan kinerja masing- masing karyawan karena tidak adanya sistem
pengukuran yang jelas mengenai penghitungan gaji variabel dari tingkat laba yang
dihasilkan perusahaan.

IV. Kertas Kerja 4


a. Prosedur perbaikan
 Untuk otorisasi bukti pengeluaran kas dilakukan oleh General Manager karena
General Manager sebelumnya terlah menerima rekap gaji yang dibuat HRD,
sehingga diharapkan GM akan mengoreksi apabila terdapat kesalahan pencatatan
sebagai salah satu bentuk pengendalian atas aktivitas General Cashier.
 Pembayaran gaji hanya dilakukan melalui rekening karyawan yang sebelumnya telah
dibuat oleh perusahaan untuk masing- masing karyawan. Tidak membedakan apakah
karyawan tersebut merupakan staff ataukah Direksi untuk mempermudah pekerjaan
General Cashier dan pengendalian dilakukan oleh pihak bank juga, karena bank
merupakan pihak yang secara langsung turut memiliki tanggungjawab atas pelayanan
kepada pelanggannya.
 Untuk pembagian gaji variabel perhitungan dilakukan oleh HRD karena HRD yang
setiap harinya harus menghadapi karyawan. Sehingga yang paling mengerti atas
keadaan karyawan adalah HRD. Sekaligus dengan membuat rekap gaji tersebut
dimasukkan secara terpisah bagian gaji variabel dan pokoknya. Oleh karena sistem
rekap absensi telah dipermudah dengan adanya sistem finger-spot, HRD dapat lebih
mudah menghitung jam lembur karyawan dari masing- masing kepala departemen
dan dengan koordinasi dengan pihak General Manager atas hasil diskusinya dengan
pihak direksi atas laba perusahaan, dibuat jumlah prosentase atas laba yang
dihasilkan akan menjadi hak karyawan.

18
19
b. Kebijakan manajemen yang mendukung prosedur perbaikan
 Absensi dilakukan secara manual dan finger- spot. Selain itu untuk penentuan waktu
absen tidak hanya pada saat awal dan akhir, namun juga pada saat setelah usai jam
istirahat karyawan.
 Pemberian waktu untuk karyawan selama 3 hari sejak gaji diterima untuk batas
pelaporan atas ketidaksesuaian gaji yang diterima.
 Memberikan sosialisasi mengenai kebijakan untuk reward dan gaji variabel sehingga
karyawan turut melakukan pengendalian atas siklus penggajian.

V. Kertas Kerja 5
a. Formulir internal yang digunakan perbaikan siklus penggajian:
Slip Gaji
HOTEL NINE ELEVEN
SLIP GAJI
Tanggal :...................
Nama :...................
Jabatan :...................
Departemen:...................

Gaji Pokok : Rp...................


Tunjangan Jabatan : Rp...................
Tunjangan Transport : Rp...................
Lembur 1 : Rp...................
Lembur 2 : Rp...................
Potongan : Rp...................+
Jumlah : Rp...................

HRD Dept.

TTD

Bukti Pengeluaran Kas


HOTEL NINE ELEVEN
BUKTI PENGELUARAN KAS 20
Nomor :...............
Tanggal:...............
Tanggal cek:...............
VI. Kertas Kerja 6
Informasi yang dapat dihasilkan dari siklus pengeluaran untuk membantu manajemen
mengambil keputusan:
 Evaluasi keefektifan sistem penggajian yang sudah ada. Ditunjukkan dengan jumlah
komplain dari karyawan setiap bulannya.
 Membantu manajemen memperhitungkan kembali jumlah karyawan apakah telah sesuai
dengan luas usaha yang dijalankan.
 Evaluasi kinerja masing- masing karyawan yang ditunjukkan dari rekap absensi dan
produktifitasnya serta mengatur posisi jabata untuk karyawan yang berpotensi.
 Berdasarkan ukuran kinerja saat ini apakah diperlukan training untuk meningkatkan
produktifitas dan kemampuan karyawan.

HOTEL NINE ELEVEN


No:
LAPORAN ABSENSI DAN GAJI KARYAWAN BULAN ........... Tanggal: / /
21

Nama Departemen Jabata Absensi Detail Gaji


VII. Kertas Kerja 7
Kebijakan akuntansi:
 Gaji karyawan bulan sebelumnya dibayarkan pada minggu pertama bulan berikutnya.
 Pembayaran gaji secara langsung (melalui amplop) untuk tingkat staf, sedangkan untuk
jajaran manager dan general manager dibayar melalui transfer.
 Absensi karyawan dilakukan pada saaat awal dan akhir jam kerja.
 Gaji variabel dibagi berdasarkan poin jabatan.

Pengukuran: Karywan hotel Nine Eleven menerima gaji tetap dan gaji variabel
(berdasarkan lembur dan laba).

Pengakuan: Pencatatan gaji secara akrual.

VIII. Kertas Kerja 8


 Pengakuan beban gaji akrual
Beban Gaji
Utang gaji

 Pembayaran Gaji
Utang Gaji

22
Kas

23

Anda mungkin juga menyukai