PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam pengembangan layanan rumah sakit. Hal ini merupakan salah satu indikator
baik buruknya pelayanan rumah sakit. Mutu pelayanan juga terkait dengan
medical error. salah satu alat kendali mutu adalah audit klinis. audit klinis adalah
suatu telaah kritis dan sistematis terhadap mutu pelayanan klinis, termasuk proses
diagnosis, dan terapi, penggunaan sumber daya rumah sakit, dan output serta
Topik audit klinis saat ini adalah mengenai terapi trombolitik pada stroke
iskemik. Berdasarkan riset kesehatan dasar 2018, penyakit stroke masih menjadi
mengalami stroke per tahun. 15% dari penderita stroke beresiko mengalami
kematian dan 65% dari penderita stroke beresiko mengalami kecacatan. Di RSUD
Sayang Cianjur terdapat 507 data pasien yang mengalami stroke iskemik pada
periode mei 2022 sampai mei 2023. Dalam penanganan stroke di RSUD Sayang
Terdapat dua tujuan dari Audit Klinis Stroke iskemik ini yaitu
2. Apakah kita telah memberikan pelayanan medik yang terbaik untuk pasien
stroke?
C. Manfaat
Manfaat dari audit klinik yang dibuat ini adalah untuk meyakinkan
bahwa penatalaksanaan stroke sudah sesuai dengan SOP, tepat waktu, dan
ISI
rujukan stroke di Cianjur dan telah meraih predikat paripurna dalam akreditasi
KARS tahun 2022. Terdapat unit stroke center yang menunjang pelayanan stroke
kelas dan 7 ruang HCU, 2 dokter spesialis saraf, dan 2 dokter spesialis bedah
saraf.
pada audit ini kriteria menyebutkan standar yang akan dicapai yaitu 80% pada
kriteria 1 sampai 3, dan 90% pada kriteria keempat. Berikut kriteria untuk data
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama bulan Mei 2022 sampai Mei 2023
dari rekam medik RSUD Sayang Cianjur. Dari bulan Mei 2022 sampai Mei 2023
secara deskriptif.
D. Analisa Data
Dari data yang didapatkan, terdapat 92% data yang belum memenuhi kriteria 1 yaitu Pasien
stroke iskemik dengan onset <4,5 jam yang mendapatkan terapi rTPA intravena.
Hal ini dikarenakan belum tersedianya terapi dan juga panduan penatalaksanaan
Pada kriteria ketiga yaitu pasien stroke iskemik dengan Length Of Stay <
7 hari, sudah 93% memenuhi kriteria. Dan kriteria keempat yaitu pasien stroke
iskemik pulang dalam kondisi hidup telah mencapai 84% memenuhi kriteria.
memenuhi kriteria, hal ini dapat kita lihat pada fishbone analysis berikut ini :
SDM MATERIAL
Dokter Umum belum Tidak ada CT Scan 128
PENGUKURAN
terpapar dengan Kode slice(CTA)
Stroke Belum tersedianya obat
Belum adanya
Perawat belum pelatihan rTPA
alat Indikator
Belum ada komitmen dari Belum adanya
Belum
SMF Radiologi dalam Panduan Praktek Klinis
tersosialisasi
menentukan waktu terbaru
pemeriksaan Belum ada SOP, CP &
Dokter spesialis Radiologi, CPT dalam tatalaksana
Angka
radiographer, dan admin di stroke infark yang
morbiditas
bagian radiologi masih kurang menggunakan rTPA
stroke tinggi
Stroke
MESIN METODE LINGKUNGAN center belum
Terdapat ada atau tidak
Tidak adanya CT tatalaksana kurang Belum
Scan yang memadai (CT lengkap tersosialisasikan
16 slice) Terdapat system rujukan dari
CT Scan yang ada tatalaksana stroke perifer puskesmas
sering rusak belum terintegrasi atau klinik
Belum adanya system Belum ada kode Pengetahuan
PACS Stroke masyarakat masih
kurang tentang
penyakit Stroke
terkait dan juga perawat yang bertujuan agar penanganan stroke bisa sesuai
administrasi radiologi.
3. Pengadaan CT-Scan 128 slice, rTPA, dan juga SOP penggunaan rTPA
KESIMPULAN
Audit klinik terapi trombolitik pada pasien iskemik ini bertujuan untuk
fasilitas layanan. Hasil analisis data menyebutkan bahwa keluaran layanan yang
berupa pendeknya length of stay dan pasien pulang hidup yang sudah memenuhi
capaian dapat menjelaskan bahwa pelayanan stroke iskemik sudah baik. namun
akan lebih baik lagi jika pelayanan terapi trombolitik dan juga pelayanan
- Scan 128 slice, terapi rTPA dan juga pelatihan code stroke.