Anda di halaman 1dari 3

RESUME PROTEIN

Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang memiliki makna “paling utama”
(Rismayanthi, 2015). Protein merupakan salah satu kelompok dari bahan makronutrien (nutrisi
yang dibutuhkan dalam jumlah banyak), tidak seperti bahan makronutien lain misalnya
karbohidrat, lemak, protein memiliki peran lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada
sumber energi (penyusun bentuk tubuh) (Rismayanthi, 2015). Fungsi dari protein sendiri yaitu
sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh. Protein sebagai zat utama pembentuk
merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi jika
karbohidrat dan lemak didalam tubuh berkurang (Azhar, 2016). Protein dapat dijadikan sumber
energi jika terdapat organisme yang kekurangan energi.

Keistimewaan yang dimiliki protein yaitu strukturnya selain mengandung N (Nitrogen),


C (Karbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), terdapat juga S (Belerang), P (Fosfor), dan Fe (Besi)
(Rismayanthi, 2015). Fungsi protein dalam tubuh manusia yaitu pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan, sehingga tubuh dapat mendukung dan pemeliharaan jaringan. Terdapat beberapa fungsi
lain dari protein yaitu sebagai sumber utama energi selain karbohidrat dan lemak, sebagai zat
pembangun, zat pengatur. Protein juga mengatur proses metabolisme berupa enzim dan hormon
untuk melindungi tubuh dari zat beracun atau berbahaya serta memelihara sel dan jaringan tubuh
(Rismayanthi, 2015). Sedangkan jika dalam bentuk kromosom, protein juga berperan dalam
menyimpan dan meneruskan sifat pewarisan atau keturunan dalam bentuk gen. Didalam bentuk
gen ini tersimpan codin untuk sintesa protein enzim tertentu, sehingga proses metabolisme
diturunkan/diwariskan dari orang tua kepada anaknya dan dilanjutkan kepada generasi selanjutnya,
secara berkesinambungan (Rismayanthi, 2015).

Suatu asam amino lazimnya diklasifikasikan sebagai suatu molekul yang memiliki
gugusan α-karboksil maupun α-amino dan secara kimiawi suatu rantai samping khas (gugusan R)
yang melekat dengan α-karbon. Kualitas protein dapat didefinisikan sebagai efisiensi penggunaan
protein oleh tubuh. Kualitas protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang
dikandungnya. Pada prinsipnya suatu protein yang dapat menyediakan asam amino esensial dalam
suatu perbandingan yang menyamai kebutuhan manusia, mempunyai kualitas yang tinggi.
Sebaliknya protein yang kekurangan satu atau lebih asamasam amino esensial mempunyai kualitas
yang rendah (Probosari, 2019).
Protein mempunyai struktur yang sangat kompleks. Protein ini terbentuk dari urutan asam
amino dengan karakteristik berbeda-beda. Secara hierarki, struktur protein dapat dikelompokkan
menjadi 4 struktur utama yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier dan struktur
kuartener [1].

Gambar 1. Struktur Dasar Protein; A. Struktur Primer; B. Struktur Sekunder; C. Struktur Tersier; D. Struktur
Kuartener

Gambar 2. Visualisasi struktur sekunder protein (a) alpha-helix, (b) betha-sheet dan (c) coil
Gambar 3. Visualisasi salah satu struktur tersier protein

1. Struktur primer merupakan urutan asam amino yang dihasilkan dari ikatan peptida. Struktur
primer adalah rangkaian linear asam amino. Struktur sekunder adalah rangkaian asam amino
yang membentuk struktur membelit, melingkar, dan melipat. Bentuk struktur ini
dikelompokkan menjadi struktur alpha-helix (H), beetha-sheet (B), dan coil (C).
2. Struktur sekunder tersusun dari regio-regio yang distabilkan oleh ikatan hidrogen antar atom-
atom pada rantai utama peptida (peptide backbone). Adapun struktur tersier merupakan
gabungan dari berbagai struktur sekunder yang terjadi setelah proses pelipatan (folding).
3. Struktur tersier adalah bentuk tiga dimensi dari protein yang ditentukan oleh regio-regio yang
distabilkan oleh interaksi antar rantai samping (peptide side chains). Struktur tersier inilah yang
umum disebut sebagai monomer, yaitu suatu molekul yang kemudian dapat mengalami
polimerisasi yang memberikan kontribusi fungsional pada struktur makromolekul hasil
polimerisasi (Jenkins et al., 1996).
4. Struktur kuarterner adalah penggabungan antara dua atau lebih polipeptida, namun tidak
seluruh protein memiliki struktur kuarterner (Kappel et al., 2019; Banach et al., 2019)

Peranan protein ini terlihat jelas setelah rangkaian asam amino melakukan pelipatan dalam
bentuk 3 dimensi (3D) sebagai struktur tersier. Namun struktur tersier (3D) tersebut ditentukan
oleh struktur sebelumnya baik struktur primer maupun struktur sekundernya. Oleh karena itu
penentuan struktur sekunder protein menjadi salah satu kajian yang banyak dilakukan di bidang
bioinformatika.

Anda mungkin juga menyukai