Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERTEMUAN 3

ANALISIS SEKOLAH BERMUTU

“SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM”

DOSEN PENGAMPU: DR.H.KOHARUDIN J.SIP.S.Pd., MM.Pd

Disusun Oleh :

RATNA KOMALA DEWI

NIM : 2221020214

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYAMSUL’ULUM GUNUNGPUYUH SUKABUMI

PROGAM PASCASARJANA (S2) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


MENGANALISIS SEKOLAH BERMUTU BERDASARKAN SLIDE 16

Analisis sekolah bermutu berdasarkan 8 standar Pendidikan salah dapat dilakukan dengan
memeriksa bagaimana sekolah mengukur dan memenuhi setiap standar pendidikan. Berikut adalah
delapan standar pendidikan yang biasanya digunakan sebagai pedoman dalam menilai mutu
sebuah sekolah:

1. Standar Isi: Standar ini mencakup kurikulum dan materi pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Analisis akan mencakup sejauh mana materi pelajaran relevan, berisi, dan sesuai
dengan standar pendidikan nasional.
2. Standar Proses: Ini mencakup metode pengajaran, strategi pembelajaran, dan penggunaan
teknologi dalam proses pendidikan. Analisis akan memeriksa apakah metode pengajaran
sesuai dengan kebutuhan siswa dan apakah guru menggunakan pendekatan yang efektif.
3. Standar Penilaian dan Evaluasi: Evaluasi dan pengukuran kemajuan siswa merupakan
komponen penting dalam pendidikan. Analisis akan memeriksa apakah sekolah memiliki
sistem evaluasi yang baik, adil, dan transparan.
4. Standar Tenaga Pendidik: Guru yang berkualitas tinggi adalah kunci keberhasilan sekolah.
Analisis akan melibatkan penilaian terhadap kualifikasi, pengalaman, dan kompetensi
guru.
5. Standar Sarana dan Prasarana: Lingkungan fisik sekolah, fasilitas, dan sumber daya perlu
mendukung proses belajar mengajar. Analisis akan memeriksa apakah sekolah memiliki
sarana yang memadai dan apakah mereka dijaga dengan baik.
6. Standar Pengelolaan: Pengelolaan sekolah yang baik melibatkan tata kelola, administrasi,
dan manajemen sumber daya. Analisis akan memeriksa bagaimana sekolah mengelola
keuangan, sumber daya manusia, dan administrasi secara keseluruhan.
7. Standar Pelayanan Kesiswaan: Pelayanan kesiswaan mencakup aspek layanan konseling,
dukungan sosial, dan pembinaan siswa. Analisis akan memeriksa apakah sekolah
memberikan layanan yang memadai kepada siswa dalam hal dukungan emosional, karir,
dan perkembangan pribadi.
8. Standar Pembiayaan: Sekolah memerlukan sumber daya keuangan yang cukup untuk
menjalankan operasionalnya. Analisis akan memeriksa aspek pembiayaan sekolah,
termasuk sumber pendanaan dan penggunaannya.

Setiap negara atau wilayah mungkin memiliki varian dalam standar pendidikan ini. Analisis
sekolah bermutu harus disesuaikan dengan standar pendidikan yang berlaku di lingkungan sekolah
yang bersangkutan. Evaluasi terus-menerus dan perbaikan berkelanjutan harus menjadi bagian
integral dari upaya untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih baik.

Sekolah yang secara sadar, mandiri, dan berkesinambungan dalam menjalankan pendidikan
yang bermutu yang sesuai dengan 8 standar pendidikan:

1. "Sekolah yang secara sadar": Ini berarti sekolah memiliki kesadaran dan pemahaman yang
mendalam tentang pentingnya pendidikan berkualitas. Mereka tidak hanya menjalankan
pendidikan secara rutin, tetapi juga secara sadar merencanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi upaya mereka untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mereka memiliki visi
dan tujuan yang jelas terkait dengan kualitas pendidikan yang ingin mereka capai.
2. "Mandiri": Mandiri dalam konteks ini mengacu pada kemampuan sekolah untuk
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai mutu pendidikan tanpa
harus terlalu tergantung pada bantuan atau pengawasan eksternal. Mereka mampu
mengatur dan mengelola sumber daya, merancang kurikulum, dan memutuskan metode
pengajaran serta evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka. Mereka mampu
membuat keputusan secara independen dan mengelola proses pendidikan.
3. "Berkesinambungan": Sekolah yang bermutu secara berkesinambungan berarti mereka
terus-menerus berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan mereka dari waktu ke waktu.
Mereka melakukan evaluasi terhadap metode pengajaran, kurikulum, dan semua aspek
pendidikan lainnya secara berkala. Dalam konteks ini, berkesinambungan juga mencakup
kemampuan sekolah untuk beradaptasi dengan perubahan dalam pendidikan dan
masyarakat, serta untuk tetap relevan dan efektif dalam menghadapi perkembangan baru.
4. "Menjalankan pendidikan yang bermutu sesuai 8 standar pendidikan": Sekolah yang
bermutu harus memenuhi delapan standar pendidikan yang telah ditetapkan dalam sistem
pendidikan mereka. Ini mencakup standar isi, proses, penilaian dan evaluasi, tenaga
pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan, pelayanan kesiswaan, dan pembiayaan.
Dengan memenuhi semua standar ini, sekolah bertujuan untuk memberikan pendidikan
yang berkualitas dan memadai kepada siswa mereka.

Hal ini menekankan pentingnya kesadaran, kemandirian, dan upaya berkelanjutan dalam
menjalankan pendidikan berkualitas sesuai dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip ini diharapkan akan memberikan pendidikan yang lebih
efektif dan berkelanjutan bagi siswa mereka.

Berdasakan Teori Multiple Intelligences (MI) oleh Howard Gardner mengusulkan bahwa
setiap individu memiliki berbagai jenis kecerdasan yang berbeda-beda. Gardner mengidentifikasi
beberapa jenis multiple intelligences yang mungkin dimiliki oleh anak-anak. Berikut adalah
beberapa jenis multiple intelligences:

1. Kecerdasan Linguistik: Ini mencakup kemampuan dalam berbicara, menulis,


mendengarkan, dan berkomunikasi secara efektif. Anak-anak yang memiliki kecerdasan
linguistik cenderung kuat dalam bahasa, sastra, dan komunikasi.
2. Kecerdasan Logis-Matematis: Jenis kecerdasan ini melibatkan kemampuan dalam
pemecahan masalah, penghitungan, logika, dan berpikir analitis. Anak-anak dengan
kecerdasan logis-matematis cenderung kuat dalam matematika dan ilmu pengetahuan.
3. Kecerdasan Visual-Ruangan: Ini melibatkan kemampuan untuk memahami informasi
secara visual, memvisualisasikan konsep, dan berpikir dalam bentuk gambar. Anak-anak
dengan kecerdasan visual-ruangan cenderung kuat dalam seni, desain, dan pemahaman
spasial.
4. Kecerdasan Kinestetik-Tubuh: Jenis kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk
menggunakan tubuh secara efektif, seperti bergerak, menari, dan berolahraga. Anak-anak
dengan kecerdasan kinestetik-tubuh cenderung kuat dalam olahraga, tari, atau aktivitas
fisik lainnya.
5. Kecerdasan Musikal: Kecerdasan musikal melibatkan kemampuan dalam memahami,
menghasilkan, dan menghargai musik. Anak-anak dengan kecerdasan musikal cenderung
berbakat dalam musik, bernyanyi, atau bermain alat musik.
6. Kecerdasan Interpersonal: Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk
memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak dengan kecerdasan
interpersonal cenderung kuat dalam membangun hubungan sosial, berempati, dan
berkolaborasi.
7. Kecerdasan Intrapersonal: Ini melibatkan pemahaman diri sendiri, motivasi, dan
kemandirian. Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal cenderung memiliki
pemahaman yang dalam tentang diri mereka sendiri dan mampu mengatur diri mereka
dengan baik.
8. Kecerdasan Naturalis: Jenis kecerdasan ini melibatkan pemahaman alam dan dunia alam.
Anak-anak dengan kecerdasan naturalis cenderung kuat dalam mengamati,
mengidentifikasi flora dan fauna, atau memahami ekosistem.
9. Kecerdasan Eksistensial: Gardner juga mencakup kecerdasan eksistensial, yang
melibatkan pemahaman tentang pertanyaan tentang makna hidup, eksistensi, dan tujuan
kehidupan. Jenis kecerdasan ini muncul sebagai pertimbangan lebih baru dalam teorinya.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak dapat memiliki campuran berbagai jenis kecerdasan
dengan tingkat yang berbeda-beda. Pengenalan jenis kecerdasan yang dominan pada seorang anak
dapat membantu pendidik dan orang tua mendukung perkembangan anak sesuai dengan kekuatan
dan minat mereka.

Faktor  factor penjaminan mutu sekolah yaitu :

• Pemerintah yang Berperan secara Optimal:

• Kebijakan Pendidikan: Pemerintah memiliki peran penting dalam merancang dan


menerapkan kebijakan pendidikan yang berfokus pada mutu. Mereka dapat memastikan
adanya standar pendidikan yang jelas, kurikulum yang relevan, dan pembiayaan yang
cukup untuk sekolah.
• Pengawasan dan Evaluasi: Pemerintah harus melakukan pengawasan dan evaluasi rutin
terhadap sekolah untuk memastikan kepatuhan terhadap standar pendidikan dan
memberikan bimbingan atau sanksi jika diperlukan.

• Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi yang Berkontribusi Besar:

• Pelatihan dan Pengembangan Guru: Perguruan tinggi dapat berperan dalam melatih calon
guru dan memberikan pelatihan pengembangan profesional kepada guru yang sudah
bekerja. Organisasi profesi dapat memberikan panduan, dukungan, dan advokasi bagi guru.

• • Riset dan Inovasi: Perguruan tinggi dapat melakukan penelitian pendidikan untuk
meningkatkan pemahaman tentang metode pengajaran yang efektif dan berinovasi dalam
pendidikan.

• Orang Tua yang Terlibat:


• Dukungan terhadap Anak: Orang tua yang terlibat secara aktif dalam pendidikan anak-anak
mereka memiliki dampak positif pada motivasi belajar siswa. Mereka juga dapat
membantu dalam memantau kemajuan anak dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.
• Partisipasi dalam Keputusan Sekolah: Orang tua dapat berpartisipasi dalam komite
sekolah, diskusi mengenai kebijakan pendidikan, dan mendukung kegiatan sekolah.

• Masyarakat yang Peduli:

• Dukungan Komunitas: Masyarakat yang peduli dapat memberikan dukungan finansial dan
sumber daya lainnya kepada sekolah. Mereka juga dapat terlibat dalam kegiatan sukarela
dan berkolaborasi dengan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

• Industri yang Berperan Aktif:

• Magang dan Pelatihan Kerja: Industri dapat berkolaborasi dengan sekolah untuk
memberikan kesempatan magang dan pelatihan kerja kepada siswa. Ini membantu siswa
mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.
• Penyediaan Sumber Daya: Industri dapat memberikan bantuan dalam bentuk sumber daya,
seperti peralatan, buku teks, atau teknologi, yang mendukung pendidikan di sekolah.

Semua faktor ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang
berkualitas. Pemerintah sebagai regulator, perguruan tinggi dan organisasi profesi sebagai
penyedia pengetahuan dan panduan, orang tua sebagai pendukung siswa, masyarakat sebagai
pemberi dukungan, dan industri sebagai mitra pendidikan adalah komponen penting dalam upaya
penjaminan mutu sekolah yang berhasil.

Anda mungkin juga menyukai