Anda di halaman 1dari 7

Nama : Charrisma Jeenny Mauludzy Ash

Nim : 180621637545
Jurursan : Ilmu Keolahragaan off B
Mata Kuliah : Manajemen Kebugaran Jasmani

Menjelaskan managemen kesegaran jasmani pada individu dan masyarakat

Manajemen Kebugaran Jasmani berperan penting untuk kesehatan dan kondisi fisik
seseorang. Penerapkanan manajemen kebugaran jasmani dapat memiliki dampak posistif
terhadap motivasi melakukan aktivitas fisik, konsep diri dan disiplin. Hal ini menghasilkan
kinerja yang lebih besar karena kondisi dan kebugaran jasmaninya meningkat, sehingga akan
mendorong untuk terus melakukan aktivitas fisik (González-Valero et al., 2020).

Konsep diri fisik dipahami sebagai gambaran yang kita buat tentang diri kita sendiri,
dibentuk oleh ide-ide yang kita yakini mendefinisikan kita secara fisik, dan merupakan salah
satu aspek yang paling relevan dalam modalitas olahraga. Aktivitas fisik dapat membantu
individu untuk mencapai konsep diri yang positif dan meningkatkan kesejahteraan psikologis
pada remaja melalui peningkatan persepsi fisik dan kepuasan tubuh. Pentingnya BMI,
ketidakpuasan tubuh, dan konsep diri fisik pada konfigurasi konsep diri juga
ditekankan. Pembuat kebijakan pendidikan dan guru Pendidikan Jasmani harus menerapkan
strategi untuk mempromosikan aktivitas fisik di sekolah dan menyediakan program
Pendidikan Jasmani Berkualitas untuk meningkatkan aktivitas fisik selama masa remaja
(Fernández-Bustos et al., 2019). Hal ini dilakukan untuk mendorong remaja untuk terus
melakukan aktivitas fisik di kemudian hari.

Motivasi merupakan sumber yang mendorong subjek untuk terus berpartisipasi dalam
suatu kegiatan. Iklim motivasi dipahami sebagai seperangkat variabel kognitif, biologis,
sosial dan emosional yang menentukan pilihan, intensitas, ketahanan, dan kinerja. Faktor lain
yang menentukan di bidang olahraga adalah kecenderungan untuk disiplin, dipahami sebagai
koordinasi etik harus diinstruksikan untuk mengembangkan teknik olahraga dan
keterampilan. Kepatuhan terhadap aktivitas fisik dan memberikan manfaat yang diharapkan
kepada remaja, semua peserta harus merasa diberdayakan untuk melaksanakan kegiatan
dengan cara yang memuaskan dalam rangka meningkatkan tanggung jawab (González-
Valero et al., 2020). Keterampilan ini sangat penting agar pada tahap selanjutnya, remaja
dapat mempertahankan gaya hidup yang teratur. Disiplin terkait dengan motivasi berorientasi
tugas, kinerja latihan olahraga untuk kesenangan, selera untuk belajar dalam diri sendiri, serta
kerjasama sebagai sarana untuk mendorong tim. Namun, orientasi ego dikaitkan dengan
perilaku tidak disiplin, ketidaktaatan dan demotivasi.

Kepemimpinan dalam manajemen kebugaran jasmani memiliki peran untuk


mempromosikan pengetahuan, sikap, keyakinan, dan keterampilan manajemen diri melalui
saling berbagi dan dukungan emosional, dengan tujuan akhir mendorong perilaku manajemen
diri pada masyarakat luas. Kepemimpinan bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran dan
pemahaman konsep kesehatan, dengan memanfaatkan pengalaman pribadi dan menggunakan
pendekatan sederhana dan diksi sehari-hari yang mudah dimengerti oleh orang dewasa yang
lebih tua. Memperkuat penalaran konseptual, pemikiran kritis, dan keterampilan pemecahan
masalah dapat membantu meningkatkan motivasi pasien, komunikasi, dan keterampilan
bertanya. Keputusan manajemen diri yang tepat kemudian dapat dibentuk melalui kombinasi
preferensi, nilai, dan kebutuhan pribadi. Perncanaan ini untuk memelihara lingkungan yang
mendukung secara sosial yang memberikan dukungan yang ditargetkan kepada rekan-rekan,
mendorong partisipasi berkelanjutan, meningkatkan perilaku kesehatan, dan mencapai
manajemen diri yang sukses (Chen et al., 2021).

Dalam manajemen kebugaran tidak terlepas dengann fasilitas yang digunakan untuk
menunjang kebrhasilan manajemen diri yang sukses. Fasilitas olahraga merupakan investasi
besar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, maka penting untuk dipahami apakah
efektif dalam meningkatkan tingkat aktivitas fisik (PA) di masyarakat (Kubota et al., 2019).
ketersediaan fasilitas rekreasi (misalnya, taman, pusat kebugaran) dikaitkan dengan
partisipasi aktivitas fisik, nfrastruktur rekreasi dapat digunakan untuk mengurangi tingkat
ketidakaktifan di masyarakat.Lingkungan yang dikembangkan sepreti trotoar, jalan setapak,
taman, transportasi umum, dan fasilitas rekreasi dan olahraga, dikaitkan dengan peningkatan
aktivitas fisik. Lebih dari itu, pengembangan fasilitas masyarakat seperti rekreasi serba guna,
pusat air dan kebugaran mungkin memiliki potensi untuk memberikan manfaat kesehatan
masyarakat bagi masyarakat sekitar. Aktivitas kebugaran dan gym adalah olahraga atau
rekreasi yang paling sering dikunjungi. Manajemen hubungan pelanggan (CRM) yang lebih
murah sebagai efektivitas strategi pemasaran dalam mendorong penggunaan fasilitas ini
untuk promosi aktivitas fisik dan kesehatan masyarakat. Strategi ini telah digunakan secara
luas dalam komersial dan, pada tingkat lebih rendah, penyediaan layanan pemerintah, untuk
meningkatkan pengalaman nilai bagi konsumen dan membangun hubungan dan loyalitas
melalui berbagai metode kontak, komunikasi dan penguatan (misalnya, telepon, surat,
internet, ataupun sosial media) (Smith et al., 2021).

Merencanakan pengelolaan kesegaran jasmani dengan menggunakan falitas yang telah


direncanakan

KASTI VOL 1.0

Permainan tradisional banyak sekali mengajarkan pentingnya sebuah proses dan menyisipkan
nilai-nilai kebaikan salah satunya adalah permainan bola kasti. Permainan kasti dipilih
sebagai aktifitas meningkatkan kebugaran jasmani selain berdampak positif bagi kondisi fisik
olahraga permainan ini juga bermanfaat bagi psikologis dan mental karena permainan yang
menyenangkan. Secara sosial juga berdampak positif yaitu dapat meningkakan kerjasama,
kepekaan antar anggota untuk saling melindung tenggang rasa dan kepedulian. Selain itu
olahraga ini cocok untuk semua kalangan.

Perencanaan:

1. Deskripsi kegiatan
Kasti vol 1.0 merupakan program kebugaran jasmani yang akan dilakuka selama 8
minggu untuk menarik masyarak hidup aktif secara fisik.
2. Tempat: Lapangan Sepak Bola Desa Keling, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara.
3. Waktu: November – Desembar 2021
4. Fasilitas: Lapangan Sepak Bola, Persalatan (Bola tenis, Tongkat pemukul, Bendera,
Tiang)
5. Sasaran: Seluruh masyarakat di desa keling dan sekitarnya dari usia anak anak-
dewasa.

Menyusun program pengelolaan fasilitas kesegaran jasman

− Analisis kebutuhan sarana dan prasrana kegiatan Kasti Vol 1.0,

− Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan Kasti Vol 1.0.

Hal-hal yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan

1. Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses kegiatan Kasti Vol
1.0
2. Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan
menggunakan formulir laporan opnam fisik,
3. Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan
kemungkinan barangbarang yang tidak ditemukan,
4. Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang
yang dalam hal ini adalah sarpras Kasti Vol 1.0

Merancang program peningkatan kesegaran jasmani dengan fasilitas yang telah


dikelola, prinsip pelatihan dengan menggunakan fasilitas kesegaran jasmani, membuat
peta risiko dan mitigasi resiko penggunaan fasilitas dalam meningkatkan kesegaran
jasmani.

Peserta:

Peserta dibagi menjadi 4 kelompok umur

1. Anak-anak (5-10 tahun)


2. Remaja (11-17 tahun)
3. Dewasa (muda dan tua) (18-55)
4. Lansia (>56)

Program Latihan

1. Pemanasan (10 menit)


2. Latihan Fisik (satu kali seminggu)

Intesitas latihan Fisik

Anak-anak Remaja Dewasa Lansia


Minggu 1 40% 40% 40% 30%
Minggu 2 40% 40% 40% 30%
Minggu 3 40% 50% 50% 30%
Minggu 4 50% 50% 50% 40%
Minggu 5 50% 60% 60% 40%
Minggu 6 50% 60% 60% 40%
Minggu 7 60% 70% 70% 50%
Minggu 8 60% 70% 70% 50%

3. Melakukan Permainan (60 menit)


4. Pendinginan (10 menit)
Jadwal Latihan dalam 1 minggu

Anak-anak Remaja Dewasa Lansia


Senin 14.00-15.30 15.30-17.00 - -
Selasa - - 14.00-15.30 15.30-17.00
Rabu 15.30-17.00 14.00-15.30 - -
Kamis - - 15.30-17.00 14.00-15.30
Jum’at 14.00-15.30 15.30-17.00 - -
Sabtu - - 14.00-15.30 15.30-17.00
Minggu 07.30-09.00 15.30-17.00 14.00-15.30 06.00-07.30

Peta Resiko lapangan desa Keling

Keterangan

No Keterangan tempat Keterangan warna resiko


1 Tengah lapangan
2 Tepi lapagan
Lapangan dibawah
3
pohon
Lapangan dekat
4
pemungkiman
5 Jalan

Tabel Mitigasi Resiko Fasilitas


Referensi

Kubota, A., Matsushita, M., Smith, B. J., Sugiyama, T., & Arao, T. (2019). The impact of a
new exercise facility on physical activity at the community level: A non-randomized
panel study in Japan. BMC Public Health, 19(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12889-
019-7146-x

González-Valero, G., Zurita-Ortega, F., Ubago-Jiménez, J. L., & Puertas-Molero, P. (2020).


Motivation, Self-Concept and Discipline in Young Adolescents Who Practice Rhythmic
Gymnastics. An Intervention. Children, 7(9), 135.
https://doi.org/10.3390/children7090135

Fernández-Bustos, J. G., Infantes-Paniagua, Á., Cuevas, R., & Contreras, O. R. (2019). Effect
of physical activity on self-concept: Theoretical model on the mediation of body image
and physical self-concept in adolescents. Frontiers in Psychology, 10(JULY).
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01537

Chen, W. C., Lin, C. C., Kuo, C. C., Wu, C. C., Liu, T. J., & Chen, M. T. (2021). A theory-
based self-management training program for older adult peer leaders with diabetes: A
feasibility assessment. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 14, 33–44.
https://doi.org/10.2147/JMDH.S286186

Smith, B. J., Mackenzie-Stewart, R., Newton, F. J., Manera, K. E., Haregu, T. N., Bauman,
A., Donovan, R. J., Mahal, A., Ewing, M. T., & Newton, J. D. (2021). Twelve-month
findings of the MOVE Frankston randomised controlled trial of interventions to increase
recreation facility usage and physical activity among adults. PLoS ONE, 16(7 July), 1–
15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0254216

Anda mungkin juga menyukai