Modul Ajar Prakarya-Kerajinan - Modifikasi Dan Rancang Produk Kerajinan - Fase E
Modul Ajar Prakarya-Kerajinan - Modifikasi Dan Rancang Produk Kerajinan - Fase E
PRODUK KERAJINAN
MODUL AJAR PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KERAJINAN
FASE E
ELEMEN DESAIN KERAJINAN
Disusun oleh:
Agnita Nunung Nugroho Wulanadji, S.Si.,M.Sc.
SMA Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta
2023
• Modul ajar ini merupakan lanjutan dari modul ajar sebelumnya dengan tujuan
pembelajaran “Mengeksplorasi bentuk, bahan, alat, teknik, aspek ergonomis dan nilai
ekonomis sebuah produk kerajinan”. Hasil belajarnya adalah setiap peserta didik
memiliki daftar produk kerajinan hasil observasi dan eksplorasi.
• Hasil belajar modul sebelumnya digunakan sebagai prasyarat dalam modul ajar
“Modifikasi dan Rancang Produk Kerajinan” berikut.
• Tujuan pembelajaran modul ini adalah “Merancang produk kerajinan berdasarkan hasil-
hasil eksplorasinya”. Tujuan pembelajaran ini dicapai dengan tahapan: 1) memilih
modifikasi yang akan dilakukan, dilanjutkan dengan 2) merancang produk kerajinan
yang akan dibuat.
• Modul ajar ini terdiri atas dua pertemuan, masing-masing berlangsung 2 x 45 menit.
Pertemuan pertama “Modifikasi Produk Kerajinan”dan pertemuan kedua “Rancang
Produk Kerajinan”
1
Capaian Pembelajaran Elemen Desain
Tujuan Pembelajaran 03
Merancang produk kerajinan berdasarkan hasil-hasil eksplorasinya.
Alokasi Waktu
2 x 2 x 45 menit
Pertemuan 2
Asesmen formatif awal
Asesmen sumatif
Sebelum pembelajaran di kelas Membuat sketsa rancangan produk
Melihat kesiapan peserta didik
Mendeskripsikan gambaran umum
Menjadi dasar pembentukan langkah pembuatan produk.
kelompok
Pertemuan 1 Refleksi
2
ASESMEN FORMATIF AWAL
A. Catatan pelaksanaan asesmen awal
1. Asesmen formatif awal dilaksanakan:
a. Berdasarkan hasil belajar dari modul ajar sebelumnya.
b. Sebelum pembelajaran di kelas agar pendidik dapat melakukan pemetaan sebagai
tindak lanjutnya.
c. Memanfaatkan aplikasi google form atau dalam bentuk lembaran kertas yang dapat
dikerjakan secara langsung
d. Untuk mengetahui kesiapan belajar peserta didik.
2. Bentuk asesmen berupa pertanyaan pilihan ganda, boleh juga bentuk lainnya sesuai
kebutuhan dan kondisi.
3. Hasil asesmen diolah pendidik untuk membentuk kelompok-kelompok belajar.
Kelompok belajar dapat bersifat heterogen atau homogen sesuai dengan kondisi
peserta didik. Pada modul ajar ini, kelompok dibuat homogen. Pertimbangannya adalah
kelompok homogen (kesiapan belajar yang setara/sama), diharapkan akan mampu
bekerja bersama secara optimal dan menghasilkan modifikasi produk kerajinan yang
maksimal.
3
C. Rubrik Penilaian Asesmen Formatif Awal
No Jawaban Jawaban Kategori hasil asesmen
Benar
1 Bernilai ekonomis dan 4-5 Sangat Siap (SS)
estetik
2 Ada modifikasinya dan 2-3 Siap (S)
bernilai fungsi tinggi
3 Cukup dibutuhkan ≤1 Kurang Siap (KS)
4 Tingkat rendah agar
cepat selesai
5 Ada, harga terjangkau
Hasil kategori peserta didik dari asesmen awal digunakan untuk dasar pembentukan
kelompok.
Dua alternatif kelompok yang dapat dibentuk adalah:
1. Kelompok homogen, dengan pendidik menyiapkan lembar kerja yang berbeda sesuai
kategori. Kelompok homogen memiliki kelebihan berupa:
- setiap peserta didik memiliki kemampuan yang setara,
- proses belajar kelompok akan berjalan seirama
- pendidik bisa lebih fokus memberikan bimbingan pada kelompok yang
membutuhkan bantuan lebih.
2. Kelompok heterogen, dengan menyiapkan lembar kerja yang sama. Kelompok
heterogen memiliki kelebihan berupa:
- peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda
- ada peserta didik yang bisa menjadi tutor bagi anggota lainnya
- pendidik dapat memantau proses secara lebih menyeluruh.
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1 (2 X 45’)
Langkah Pembelajaran
5
LEMBAR KERJA 01_KS
PILIH DAN MODIFIKASI PRODUK KERAJINAN
Hasil Diskusi
………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Produk yang akan Alasan pemilihan produk Jenis modifikasi yang dipilih
dimodifikasi
6
LEMBAR KERJA 01_S&SS
PILIH DAN MODIFIKASI PRODUK KERAJINAN
Hasil Diskusi
Produk yang akan Alasan pemilihan produk Jenis modifikasi yang dipilih
dimodifikasi
7
ARTIKEL INSPIRASI 01
Ilustrasi kerajinan anyaman khas Indonesia yang bisa dijadikan oleh-oleh saat berlibur (Dok.
SHUTTERSTOCK/aiko_koni)
8
Berikut ini tiga tahap dalam proses membuat kerajinan dari limbah organik:
1. Perencanaan
Tahap ini meliputi:
a. Analisis kebutuhan – Tahap ini penting dilakukan karena menggunakan berbagai bahan
yang akan dipadukan untuk membuat karya dari bahan limbah.
b. Menggali ide – Menggali ide bisa dilakukan dari berbagai sumber, sepert majalah, surat
kabar, internet, survei yang bisa diakses. Hal ini dilakukan untuk melihat dan membuat
sketsa tentang kerajinan yang akan dibuat.
c. Membuat sketsa – Sketsa dibuat sesuai bentuk yang dipilih.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan berkaitan dengan pembuatan karya kerajinan dengan bahan dan alat
yang sudah tersedia sesuai sketsa yang dibuat.
Contoh karya kerajinan dari limbah organik adalah membuat tempat tisu dengan
menggunakan pelepah pisang.
• Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan yaitu pelepah pisang, tempat tisu, dan pernak-
pernik
• Alat yang perlu dipersiapkan: gunting dan lem.
• Cara membuatnya:
a. Keringkan bahan berupa pelepah pisang hingga benar-benar kering dengan
penjemuran di bawah sinar matahari langsung.
b. Ambil pelepah pisang yang telah kering
c. Haluskan pelepah pisang yang sudah kering bisa dengan menggunakan setrika.
d. Lakukan pelilitan pelepah pisang tersebut pada kotak tisu polos yang sudah disediakan
dengan pemberian lem pada sisi pelapah agar bisa menempel sesuai bagian setiap
lilitan tersebut.
e. Ketika semua sisi kotak tisu sudah tertutupi dengan pelepah, pastikan lem ditunggu
kering dulu untuk melakukan proses selanjutnya.
f. Kemudian, lakukan pelubangan pada bagian atas tempar tisu tepat di tengah-tengah
dengan gunting sebagai jalan keluarnya lembaran tisu
g. Jika sudah selesai, waktunya hiasi tempat tisu dengan pernak-pernik seperti manik-
manik, bunga, atau pita disesuaikan dengan sketsa yang sudah dibuat.
h. Lakukan finishing dengan diberi warna atau polesan anti air, dan tempat tisu siap
digunakan.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu proses yang diperlukan untuk menguji agar produk benar-
benar sesuai dengan rencana kualitas yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan untuk dapat
mengetahui berbagai kekurangan serta kelemahan selama proses pembuatan karya.
Informasi terkait kekurangan dan kelemahan dari produk kerajinan, bisa digunakan sebagai
dasar untuk perbaikan dan pembenahan dalam proses pembuatan produk modifikasi
berikutnya. Harapannya, dapat menghasilkan karya kerajinan yang lebih baik dan berkualitas
tinggi.
9
ASESMEN FORMATIF (LEMBAR KERJA 01)
Rubrik Penilaian Lembar Kerja 01
Skor
No Aspek
3 2 1
2 Aspek modifikasi Aspek jelas, Aspek jelas, sulit Aspek jelas, tidak
dan pengerjaan mudah dikerjakan dikerjakan dapat dikerjakan
Panduan Penilaian
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN 2 (2 X 45’)
Langkah Pembelajaran
PENDAHULUAN INTI PENUTUP
penyegaran kerja kelompok pengumpulan hasil
Salam, doa, dan penyiapan Peserta didik masuk dalam Sketsa rancangan produk
peserta didik. kelompok sama dengan dikumpulkan dan
Pendidik menyampaikan kelompok sebelumnya. digunakan sebagai bentuk
pertanyaan penyegaran Setiap kelompok mendapatkan asesmen sumatif
informasi berdasarkan LK 02. Salam penutup.
pembelajaran sebelumnya: Kelompok diskusi untuk:
Apa produk yang dipilih? a. membuat sketsa rancangan
Modifikasi apa yang akan produk modifikasi (manual
dilakukan? atau digital).
Apa alasan memilih b. melengkapi sketsa dengan
modifikasi tersebut? deskripsi cara membuat
produk
Selama diskusi, peserta didik
dapat membaca artikel fungsi
sketsa (Artikel inspirasi 02).
11
LEMBAR KERJA 02
MERANCANG PRODUK KERAJINAN
Hasil Diskusi
Rancangan produk dalam bentuk: manual atau digital
12
ASESMEN SUMATIF (LEMBAR KERJA 02)
Keterangan:
1. Perbaikan mayor terhadap gambar sketsa, pilihan modifikasi, dan atau deskripsi teknik
modifikasi.
2. Perbaikan minor terhadap salah satu dari gambar sketsa, pilihan modifikasi, dan atau
deskripsi teknik modifikasi.
13
LEMBAR REFLEKSI PESERTA DIDIK
2. Apakah saya mendapatkan keterampilan tambahan dalam merancang atau membuat desain?
…………………………………………………………………………………
Apa bentuk tambahan keterampilan yang saya dapatkan? (contoh: saya jadi tahu cara
mengubah gambar manual ke dalam bentuk digital)
…………………………………………………………………………………
3. Tuliskan dalam minimal satu kata, kesanmu dalam proses belajar menyusun rancangan produk
ini!
…………………………………………………………………………………
14
ARTIKEL INSPIRASI 02
Foto: Convertkit/Unsplash
Dalam pembuatan sebuah karya seni, baik berupa seni lukis, animasi, arsitektur, atau
gambar lainnya, diperlukan pembuatan sketsa terlebih dahulu. Sketsa adalah pra rancangan
yang dibuat untuk mempermudah proses pembuatan gambar.
Tidak harus menjadi seniman handal untuk membuat sketsa, karena sketsa merupakan
gambaran awal saja. Namun, perlu diingat bahwa sketsa yang dibuat juga harus jelas dan bisa
dimengerti.
Di artikel ini kita akan membahas lebih dalam tentang jenis, unsur dan cara membuat
sketsa. Baca sampai habis ya!
15
Pengertian Sketsa
Dikutip dari jurnal berjudul “Memaknai Gambar Sketsa Teknik Engraving Ipe Ma'aruf”
yang ditulis oleh Azmi, sketsa berasal dari bahasa Yunani, yaitu "skedios extempore" yang artinya
"tanpa persiapan", kemudian diadopsi ke Bahasa Inggris menjadi "sketch".
Sketsa adalah uraian ide awal berbentuk gambar yang berfungsi untuk mewakili gambar akhir.
Sketsa ini sifatnya sementara, kasar dan menggunakan goresan-goresan garis. Menurut Ika
Muslima (2016), sketsa adalah lukisan cepat atau rancangan sederhana yang menggambarkan
penggalan-penggalan utama. Menurut Edward Kenedy (2012), sketsa adalah rancangan
sederhana untuk menunjukkan bagian-bagian utama tanpa detail.
Jenis-jenis Sketsa
Sketsa bisa dibuat dengan sangat jelas atau hanya garis outline saja. Dikutip dari buku
berjudul Produk Kreatif dan Kewirausahaan yang ditulis oleh Saryanto (2018), terdapat beberapa
jenis sketsa yang dibedakan berdasarkan kejelasan gambarnya, di antaranya:
1. Gambar Garis Besar Jenis sketsa ini hanya gambaran besar saja, dengan goresan-goresan
garis sederhana (outline) tanpa rincian dan belum sempurna.
2. Sketsa Cepat Dalam sketsa cepat, bentuk garisnya lebih detail dan bentuk gambar sudah
bisa terlihat dengan jelas. Biasanya akan ditambahkan arsiran yang menunjukkan
pencahayaan. Studi citra hanya berupa coret-coretan saja. Biasanya gambar sketsa sudah
menunjukkan gambar bentuk, tapi masih kurang jelas dan tidak terperinci.
16
Unsur-unsur Sketsa
Terdapat beberapa unsur yang harus ada dalam gambar sketsa. Masih dilansir dari sumber yang
sama, unsur-unsur yang terdapat dalam sketsa antara lain:
1. Garis -- Garis merupakan unsur utama dalam membuat sketsa. Jenis garis terdiri dari garis
lurus vertikal atau horizontal, serta garis lengkung dan garis lengkung ruang.
2. Bidang -- Bidang adalah unsur yang dibentuk dari kumpulan garis yang disatukan. Bidang
adalah bagian dari bentuk, karena dapat menjelaskan sebagian kecil dari bentuk suatu
gambar.
3. Bentuk -- Bentuk adalah hasil kumpulan beberapa bidang. Jika disatukan bidang akan
semakin jelas dan telah memiliki makna. Bentuk suatu gambar sudah dan dapat
diidentifikasi.
4. Warna -- Kombinasi warna dalam sketsa biasanya hanya hitam, putih dan abu-abu. Hal ini
untuk memberi volume, karakter, dan tekstur pada gambar.
5. Pencahayaan -- Efek pencahayaan penting dibuat untuk mempertegas arah gambar.
Sesuaikan arah sinar matahari dengan tempat jatuhnya bayangan. Unsur ini merupakan
tahap terakhir dalam membuat sketsa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Saryanto . “Produk Kreatif dan Kewirausahaan Teknik Kendaraan Ringan SMK/MAK Kelas XI”.
Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, 2018.
Delweys Octoria (2023). "Sketsa Adalah: Fungsi, Jenis, Unsur, dan Cara Membuatnya“diakses
31 Juli 2023 dari https://www.detik.com/bali/berita/d-6512747/sketsa-adalah-fungsi-jenis-
unsur-dan-cara-membuatnya.
Fidelis Dhayu Nareswari (2020)."Modifikasi Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Organik",
diakses 31 Juli 2023
dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/18/204500969/modifikasi-produk-
kerajinan-dari-bahan-limbah-organik?page=all.
18