ILMU TAUHID
Agenda di Balik Pembagian Tiga Macam Tauhid ala Ibnu
Taimiyah
Ahad, 7 Oktober 2018 | 09:00 WIB
https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/agenda-di-balik-pembagian-tiga-macam-tauhid-ala-ibnu-taimiyah-2muT1 1/5
11/3/23, 10:57 PM Agenda di Balik Pembagian Tiga Macam Tauhid ala Ibnu Taimiyah | NU Online
َو َه َذ ا الَّتْو ِح يُد َلْم َيْذ َه ْب ِإىَل َنِق يِض ِه َط اِئَف ٌة َم ْع ُروَفٌة ِم ْن َبِني، َو ُه َو اْلَغ اَيُة ِع ْنَد َك ِثيٍر ِم ْن َأْه ِل الَّنَظ ِر َو اْلَكاَل ِم َوَط اِئَف ٍة ِم َن الُّص وِف َّيِة، اَل َرْيَب ِفيِه
َبِل اْلُق ُلوُب َم ْف ُط وَرٌة َع ىَل اِإْلْق َراِر ِبِه َأْع َظ َم ِم ْن َك ْو ِنَه ا َم ْف ُط وَرًة َع ىَل اِإْلْق َراِر ِبَغ ْي ِرِه ِم َن اْلَم ْو ُجوَداِت، آَد َم
“Yang kedua adalah tauhid rububiyah, seperti pengakuan bahwasanya Allah adalah pencipta segala sesuatu dan
bahwasanya alam semesta tidak mempunyai dua pencipta yang setara dalam sifat dan perbuatannya. Tauhid ini adalah
benar tanpa diragukan lagi. Ia adalah puncak menurut banyak pemikir dan ahli kalam serta segolongan Sufi. Tauhid jenis ini
tidak ditentang oleh kelompok Bani Adam mana pun yang dikenal, tetapi sudah ada fitrah dalam hati untuk mengakuinya
lebih besar dari fitrah untuk mengakui seluruh eksistensi lain.” (Ibnu Abdil Izz, Syarh at-Thahawiyah, 79)
https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/agenda-di-balik-pembagian-tiga-macam-tauhid-ala-ibnu-taimiyah-2muT1 2/5
11/3/23, 10:57 PM Agenda di Balik Pembagian Tiga Macam Tauhid ala Ibnu Taimiyah | NU Online
َبْل َك اَن َحاُلُه ْم ِفيَه ا َك َحاِل َأْم َث اِلِه ْم ِم ْن ُم ْش ِرِكي اُأْلَم ِم ِم َن اْلِه ْنِد َو الُّتْر ِك، َو َلْم َيُكوُنوا َيْع َتِق ُدوَن ِفي اَأْلْص َناِم َأَّنَه ا ُم َش اِرَك ٌة ِلَّلِه ِفي َخْلِق اْلَع اَلِم
َو اْلَبْر َبِر َو َغ ْي ِرِه ْم
“Mereka (kaum musyrik jahiliyah) tidak meyakini bahwa berhala-berhala mereka adalah sekutu Allah dalam penciptaan Alam
semesta, tetapi keyakinan mereka sama seperti keyakinan kaum musyrik lain dari berbagai umat, dari India, Turki, Barbar
dan selainnya.” (Ibnu Abdil Izz, Syarh at-Thahawiyah, 81)
Sedangkan tauhid uluhiyah, sebagai jenjang kedua, menurut mereka adalah ajaran untuk menyembah Allah semata, berdoa
kepada Allah semata, mencintai Allah semata dan seterusnya. Tauhid jenis ini yang dianggap sebagai misi utama Rasulullah,
bukan tauhid rububiyah yang memang sudah diakui. Ibnu Taimiyah mengatakan:
َف َي ُكوُن الِّديُن، ِبَأْن ُيْع َبَد ُهَّللا َوْح َدُه اَل ُيْش ِرُكوَن ِبِه َش ْي ًئا، اْلُم َت َض ِّم ُن ِلَت ْو ِح يِد الُّرُبوِبَّيِة، َو ِإَّنَم ا الَّتْو ِح يُد اَّلِذي َأَم َر ُهَّللا ِبِه اْلِع َباَد ُه َو َتْو ِح يُد اُأْلُلوِه َّيِة
َو َيُكوُن ُهَّللا َأَحَّب ِإىَل اْلَع ْب ِد ِم ْن ُكِّل َش، َو اَل ُيْدَع ى ِإاَّل ُهَّللا، َو اَل ُيَخاُف ِإاَّل ُهَّللا، ُكُّلُه ِلَّلِه
َو َيْع ُبُدوَن َهَّللا َو َيَت َو َّك ُلوَن، َو ُيْب ِغ ُض وَن ِلَّلِه، َف ُيِح ُّبوَن ِلَّلِه، ْي ٍء00:00/00:00
َع َلْي ِه
“Sesungguhnya tauhid yang diperintahkan oleh Allah kepada para hamba-Nya hanyalah Tauhid Uluhiyah yang sudah
mencakup tauhid rububiyah, dengan cara menyembah Allah tanpa menyekutukannya dengan sesuatu pun sehingga agama
seluruhnya menjadi milik Allah, tak ditakuti selain Allah, tak diseru kecuali Allah, Allah menjadi yang paling dicintai dari apa
pun sehingga cinta dan marah karena Allah, dan menyembah Allah dan pasrah terhadap Allah.” (Ibnu Taimiyah, Minhâj as-
Sunnah, juz III, halaman 289-290)
Sedangkan tauhid al-asma’ was-shifat mereka definisikan sebagai:
توحيد األسماء والصفات وهو اإليمان بكل ما ورد في القرآن الكريم واألحاديث النبوية الصحيحة من أسماء هللا وصفاته التي وصف بها :
نفسه أو َو صفه بها رسوله عىل الحقيقة .
https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/agenda-di-balik-pembagian-tiga-macam-tauhid-ala-ibnu-taimiyah-2muT1 3/5
11/3/23, 10:57 PM Agenda di Balik Pembagian Tiga Macam Tauhid ala Ibnu Taimiyah | NU Online
sahih yang terdiri dari nama-nama Allah dan sifat-sifatnya yang disifati sendiri oleh Allah dan Rasul secara hakikat.”
(Syahatah Muhammad Saqar, Kasyf Syubahât as-Shûfiyah, halaman 27).
Sepintas, tak ada yang bermasalah dari klasifikasi ini. Inti dari kesemuanya adalah ajakan untuk menyembah Allah saja
tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun dan ajakan untuk mengimani seluruh nama dan sifat Allah yang ada dalam Al-
Qur’an dan hadits shahih. Namun, kalau hanya ajakan seperti ini tentu bukan hal baru sebab seluruh kaum muslimin akan
mengakuinya sebagai kebenaran. Yang menjadi objek sesungguhnya dari pembagian tauhid ini tak sesederhana itu, tetapi
ada agenda tersembunyi di balik klasifikasi ini, yakni:
1. Mengklaim bahwa mayoritas manusia, bahkan seluruhnya, sudah mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta
dan pengurus alam semesta (rabb).
2. Menuduh bahwa mayoritas ulama ahli kalam dan tasawuf—bahkan mayoritas kaum Muslimin—masih belum bertauhid
dalam arti mereka masih belum menyerukan untuk menyembah Allah saja. Mereka dituduh masih dalam level yang sama
dengan kaum musyrik di seluruh dunia sebab mengabaikan
00:00/00:00apa yang mereka sebut sebagai “tauhid uluhiyah” yang menjadi
https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/agenda-di-balik-pembagian-tiga-macam-tauhid-ala-ibnu-taimiyah-2muT1 4/5
11/3/23, 10:57 PM Agenda di Balik Pembagian Tiga Macam Tauhid ala Ibnu Taimiyah | NU Online
َوُهَو اِإْلْقَراُر ِبَأَّن َهَّللا َخاِلُق ُكِّل َشْي ٍء َوَرُّبُه، ِم َن الَّتْوِح يِد ِإاَّل َتْوِح يَد الُّرُبوِبَّيِة
“Metode ini yang diketahui oleh Ibnu Sina dan orang-orang yang mengikutinya seperti Suhrawardi dan filsuf lain sepertinya,
Abu Hamid al-Ghazali, ar-Razi, al-Amidi dan lain-lain dari ahli kalam muta’akhirin yang mencampur aduk filsafat dan kalam.
Hal ini terjadi meskipun sesungguhnya para ahli kalam dari berbagai aliran punya kerancuan dan keraguan dalam berbagai
hal dan keluar dari kebenaran dalam berbagai tema, .... dan mereka masuk dalam sebagian kebathilan yang dibuat-buat,
dan mereka mengeluarkan bagian tauhid yang sebenarnya menjadi bagiannya, seperti tauhid uluhiyah serta penetapan
hakikat nama-nama dan sifat-sifat Allah, dan mereka tak kenal dari tauhid kecuali tauhid rububiyah saja, yakni pengakuan
bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu dan pemeliharanya.” (Ibnu Taimiyah, Minhâj as-Sunnah, juz III, halaman 288-
289)
Jadi, klasifikasi pembagian tauhid tak hanya berisi ajakan untuk menyembah Allah tanpa menyekutukannya dengan apa pun
sebagaimana disangka beberapa orang, tapi ada agenda melempar klaim dan tuduhan pada orang-orang yang dianggap
berlawanan dengan Ibnu Taimiyah dan para pengikutnya. Tuduhan dan klaim ini kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh
Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri sekte Wahabiyah, beberapa abad setelah Ibnu Taimiyah wafat. Adapun para ulama
00:00/00:00
sebelum Ibnu Taimiyah, mereka hanya menyebutkan istilah uluhiyah dan rububiyah dalam konteks ketuhanan secara umum
tanpa menjadikan mereka sampai pada tuduhan dan klaim sebagaimana di atas.
Benarkah semua tuduhan dan klaim itu? Tentu saja tidak. Insyaallah penulis akan membahasnya dalam beberapa seri
berikutnya. Wallahu a'lam.
Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti di Aswaja Center Jember.
Tags
https://islam.nu.or.id/ilmu-tauhid/agenda-di-balik-pembagian-tiga-macam-tauhid-ala-ibnu-taimiyah-2muT1 5/5