Anda di halaman 1dari 1

1.

1 Latar Belakang
Glaukoma merupakan kumpulan gejala yang menimbulkan kerusakan saraf optik serta
gangguan lapang pandang yang akhirnya dapat mengganggu fungsi penglihatan. Peningkatan
tekanan intraokular (TIO) merupakan salah satu faktor resiko utama perkembangan glaukoma
di kemudian hari (Ortiz, 2020). Berdasarkan struktur anatomis, glaukoma dapat dibagi menjadi
glaukoma sudut terbuka dan tertutup. Penutupan sudut mengacu pada terjadinya blok mekanik
akibat struktur anatomi trabecular meshwork dengan iris perifer. Klasifikasi glaukoma sudut
tertutup saat ini didasarkan pada International Society for Geographical and Epidemiological
Ophthalmology (ISGEO) yaitu Primary angle closure suspect (PACS), dan Primary angle
closure (PAC) (Rolle, 2020).
Manajemen terapi pada pasien glaukoma bertujuan untuk mencegah kerusakan permanen
pada penglihatan, atau bila sudah terjadi kerusakan bertujuanuntuk mencegah perburukan lebih
lanjut (Revelle, 2018). Berdasarkan hasil studi metaanalisis yang menilai efektivitas terapi
dalam menurunkan TIO menunjukkan bahwa dengan menurunkan TIO dapat mengurangi
perkembangan dari glaukoma secara bermakna(Tao, 2020).
Modalitas terapi yang digunakan untuk menurunkan TIO dapat berupa medikamentosa,
tindakan laser maupun pembedahan. Pada umumnya penderita glaukoma mulai diterapi dengan
pemberian medikamentosa. Apabila toleransimaksimum dari medikamentosa tidak mencapai
target terapi, maka dapat dilakukan intervensi dengan laser (Risner, 2018). Tindakan
pembedahan pada glaukoma biasanya dilakukan saat terapi dengan obat-obatan tidak cukup,
tidak dapat ditoleransi pasien, tidak efektif dan tidak tepat digunakan pada beberapa pasien,
serta glaukoma yang tetap tidak terkontrol dengan kerusakan yang progresif atau berisiko
tinggi menjadi lebih parah. Prosedur pembedahan yang paling sering dilakukan salah satunya
adalah trabekulektomi (AAO, 2022-2023).
Electroretinography juga digunakan secara ekstensif pada penelitian mata, yang
menyediakan informasi tentang fungsi dari retina yang apabila sudah tidak tersedia (Hara,
2019). Pemeriksaan Electroretinography lainnya, seperti photopic negative response (PhNR)
dan pattern ERG (PERG) dapat berguna dalam menilai fungsi sel ganglion pada retina pada
penyakit seperti glaukoma. Multifocal Electroretinography digunakan untuk merekam respon
terpisah dari lokasi retina yang berbeda (Calkins, 2021). Sebagai tambahan dalam tujuan klinik
diagnosa. Electroretinography bisa digunakan pada saat pengembangan obat-obatan dan dalam
uji klinik untuk memeriksa keselamatan okular dan kemanjuran dari obat-obatan baru dan
modalitas pengobatan (Frishman, 2018).

Anda mungkin juga menyukai