Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PPPoE CLIENT DAN SERVER

DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK STUDI KASUS ISP


PT. COBRALINK YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh
Yopi Habibi
12.11.5924

kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PPPoE CLIENT DAN SERVER
DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK STUDI KASUS ISP
PT. COBRALINK YOGYAKARTA

Yopi Habibi1), Barka Satya2),


1,2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email : yopi.h@students.amikom.ac.id1), barka.satya@amikom.ac.id2)

Abstract - In the world of computer


Penelitian ini nantinya akan memaparkan
networks,tunneling is a well known term. This
bagaimana protokol ini melakukan perannya dengan
technique allows a local (private) networkto relate to
menggunakan Router Mikrotik dalam skenario topologi
other local networks, via the public network (Internet).
studi kasus di ISP CobraLink.
In the process, data that is transmitted from one local
PPPoE adalah pengembangan dari
network to another network will be wrapped
PPP.Perbedaan keduanya terletak pada media dimana
(encapsulation) by a protocol called Point to Point
protokol ini diimplementasikan.Jika PPP pada jaringan
Protocol over Ethernet (PPPoE).
menggunakan koneksi serial modem, makan PPPoE
The protocol used to create point to point
digunakan untuk membuat topologi point to point pada
topology over Ethernet infrastructur is also one of the
jaringan Ethernet.
protocols implemented on the network Internet Service
Pada saat mengimplementasikan PPPoE pada
Provider PT.Cobra Link. With the PPPoE protocol is
jaringan Ethernet, maka setiap client hanya akan
that the clients will only relate to the Router, and if it
berhubungan dengan Router. Topologi yang dihasilkan
intends to make communication between the client, the
antara client dengan router adalah topologi point-to-
communication must pass through the router first. The
point.Router juga masih bisa membuat koneksi point to
router interface that can be used in for this will make
point dengan client lainya. Sehingga apabila sesama
PPPoE connection with Ethernet interface , wireless
client akan mencoba berkomunikasi,maka komunikasi
interfaces, as well as interface Eoip. According to their
tersebut harus melewati router terlebih dahulu.
needs interfaces can be configured as a PPPoE client
Koneksi PPPoE terdiri dari Client dan Access
or PPPoE Server.
Concentrator (AC). Topologi sederhana bisa tersusun
By using RouterBoard RB751U-2HnD,
atas beberapa komputer client bertindak sebagai PPPoE
RB941-2nD and RB750 for testing and analyzing is
Client danRouter menjadi AC atau PPPoE
performed at the ISP PT.Cobralink this includes;
Server.Hampir semua sistem operasi yang digunakan
testing after and before Implementation PPPoE,
pada komputer personal sudah mendukung koneksi
Monitoring user client PPPoE connection, user
PPPoE, sehingga tidak kesulitan untuk menjadi PPPoE
management, configuration profile addition of PPP, as
client.[1]
server Mikrotik, Mikrotik as PPPoE server and PPPoE
Router Mikrotik bisa saja menjadi PPPoE
client. From herethe test data is derived, this data is
Client maupun PPPoE Server. Adapun interface router
able to perform a further analysis / discussion in order
yang dapat digunakan pada saat akan membuat koneksi
to reach a conclusion regarding the PPPoE protocol.
PPPoE adalah interface ethernet (ether), interface
wireless (wlan) maupun interface EoIP. [2]
Keywords: Network, Tunneling, PPPoE, RouterBoard

1. Pendahuluan 2. Landasan teori


Dalam dunia jaringan komputer dikenal istilah
2.1 Dasar Jaringan
tunnel, sering juga disebut juga dengan teknik tunneling.
Dalam proses tunneling data yang dikirim akan Saat semua host yang terhubung dengan Switch
dibungkus (encaptulation) oleh protokol lain. Untuk (nonmanagble) dan memiliki IP Address dari subnet
melakukan pembungkusan suatu paket data dapat yang sama, hal ini dapat dikatakan bahwa satu host
digunakan berbagai protokol yang memang dirangcang dengan host yang lain bisa terkoneksi langsung tanpa
untuk melakukan tunneling. Salah satunya adalah Point melalui router. Jadi alur yang bisa terjadi adalah host
to Point Protocol over Ethernet (PPPoE). PPPoE dengan ke Switch lalu ke host lain yang dituju. Bila kita
digunakan untuk membuat topologi point to point diatas ingin membuat rule komunikasi jaringan tersebut disisi
infrastruktur Ethernet. Router, hal tersebut adalah sia-sia. Karena
komunikasinya hanya pada level Switch.[3]

1
2.2 PPP sudah memiliki lebih dari 100 user/client yang
Merupakan standar protokol encaptulasi yang bergabung bersamanya mulai dari rumahan, kantor ,
awalnya diciptakan untuk menangani trafik IP pada koperasi sampai dengan sekolah-sekolah. Dimana media
jaringan point-to-point antar peralatan IP (router) yang hubungan yang digunakan adalah media nirkabel dalam
berbeda. Untuk peralatan router Cisco, biasanya pendistribusiannya, digunakan media ethernet.
digunakan protokol HDLC (High-Level Data Link PT.Cobralink telah mengaplikasikan beberapa
Control) untuk konek di jaringan point-to-point.[10] konfigurasi pada setiap router pada jaringan yang ada,
Koneksi point to point (titik ke titik) dapat termasuk yang didalamnya terdapat konfigurasi berbasis
digunakan untuk menghubungkan secara langsung satu PPPoE yang membantu dalam memenuhi kebutuhan
perangkat dengan perangkat lainnya. Umumnya jaringan internet beberapa client. Pengimplementsian
digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke protokol ini dirasa perlu pada beberapa client misalnya
Internet ServiceProvider.Tujuan untuk membuat di Flash Record.
hubungan langsung atau face to face antara provider
dengan client adalah untuk memudahkan management 3.2 Perencanaan
jaringan dan memisahkan satu client dengan client Beberapa proses yang harus dilakukan dalam
lainnya.Untuk membuat topologi point-to-point ini proses implementasi PPPoE pada jaringan CobraLink
digunakanlah Point to Point Protocol (PPP). adalah sebagai berikut :
PPP diterapkan pada client yang menggunakan
1. Observasi dan analisis skema jaringan
serial modem untuk berhubungan dengan ISP. Selain itu
PT.CobraLink
bisa juga diterapkan pada DSL Modem, GSM Modem,
Sebelum melakukan identifikasi dan penerapan
koneksi Satelit, maupun jaringan yang menggunakan
penelitian tahapan yang harus di lakukan adalah
kabel UTP dan Fiber Optik.
analisis skema jaringan yang ada di dalam PT.
Adapun contohnya menghubungkan Router
CobraLink untuk mengetahui topologi seperti
Mikrotik ke ISP dengan menggunakan USB Modem, baik
apa yang terdapat implementasi PPPoE yang
GSM maupun CDMA. Pada saat modem tersebut
nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk
terhubung ke ISP, maka topologi yang terbentuk adalah
melakukan penelitian.
point-to-point dengan menggunakan protokol PPP.
2. Belajar Literatur
Karena merupakan topologi point-to-point atau titik
Sebagai syarat yang digunakan untuk bahan
ke titik, maka pengalamatan IP address pada jaringan
pembelajaran agar peneliti dapat mempunyai
seperti ini juga akan terlihat berbeda, anda tidak akan
dasar penyelesaian konfigurasi-konfigurasi
mendapati jenis pengalamatan seperti biasa, seperti saat
yang ada sekaligus dapat menjelaskan dengan
membangun jaringan lokal yang terdiri dari beberapa
maksud yang sejelas-jelasnya.
komputer.
3. Perancangan Topologi dan Konfigurasi
Dan IP address yang didapat oleh USB modem yang
Merancang topologi yang diterapkan
menggunakan protokol PPP tersebut tidak memiliki
dilapangan, yaitu menggabungkan antara
Network Address maupun Broadcast Address. IP address
topologi rill yang ada pada client PT.CobraLink
pada router juga tidak berada satu network dengan IP
dan improfisasi yang dilakukan, hal ini
Address yang ada pada RouterISP. [4]
dilakukan untuk memudahkan pencapaian
2.3 Studi kasus PPPoE skenario jaringan dan proses analisa yang
Pada saat mengimplementasikan PPPoE pada dibutuhkan.
jaringan Ethernet, maka setiap client hanya akan 4. Proses pengujian
berhubungan dengan Router. Topologi yang dihasilkan Proses pengujian dilakukan setelah penerapan
antara client dengan router adalah topologi point-to- dan konfigurasi selesai dilakukan proses
point. Router juga masih bisa membuat koneksi point to pengujian ini dilakukan untuk menuju
point dengan client lainya. Sehingga apabila sesama ketahapan selanjutnya yaitu analisa data dan
client akan mencoba berkomunikasi ,maka komunikasi kesimpulan.
tersebut harus melewati router terlebih dahulu. 5. Analisa dan pembahasan data
Koneksi PPPoE terdiri dari Client dan Access Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis
Concentrator (AC). Pada gambar diatas komputer client masalah yang ada serta kesimpulan yang dapat
bertindak sebagai PPPoE Client sedangkan Router diambil dalam proses pengujian yang telah
Gateway menjadi AC atau PPPoE Server. Hampir semua dilakukan dan pembahasan data yang
sistem operasi yang digunakan pada omputer personal didapatkan dari proses analisa tersebut.
sudah mendukung koneksi PPPoE, sehingga tidak 6. Kesimpulan
kesulitan untuk menjadi PPPoE client.[5] Merupakan tahapan ahir dalam proses
penelitian dimana peneliti menjabarkan
3. Analisis dan Perancangan Penelitian kekurangan dan kelebihan dalam proses
3.1 Tinjauan Umum penelitian yang memberikan manfaat serta
PT.CobraLink merupakan perusahaan yang saran bagi semua yang membutuhkan.
berkembang dibidang jasa penyedia layanan internet,

2
3.3 Pemodelan Sistem dan Rancangan Topologi 4. Implementasi dan Pembahasan
4.1 Topologi Pertama
Pengimplementasian fitur PPPoE di topologi ini
adalah fungsi dial up yang dilakukan pada mikrotik.
Dengan melakukan dial melalui router memiliki
beberapa kelebihan yang dapat dilakukan proses user
management, network management, accounting maupun
authenticationyang selanjutnya akan di jadikan data
penelitian untuk mencapai sebuah kesimpulan mengenai
PPPoE.

Gambar 3 Topologi pertama

Topologi yang pertama ini adalah topologi yang


ada di Flazh Record. Pada topologi router akan
diimplementasikan PPPoE server yang mempunyai dua
host. Dan masing-masing host tersebut yaitu laptop,
masing-masing akan berperan sebagai PPPoE
clientdengan media wireless. Topologi ini nantinya akan
mengontrol dua client secara real time, dengan batasan-
batasan bandwith yang ditentukan pada saat pembuatan
profile atau modifikasi parameter profile bawaan
RouterBoard.

4.2 Topologi ke dua


Gambar 1 Skema Sistem Jaringan

Ke dua bagan diatas menjelaskan tujuan besar


yang ingin dicapai pada penelitian ini. Skema yang akan
diimplementasikan yang pertama pada Kantor ISP
PT.CobraLink (kiri), salah satunya merupakan gateway
Gambar 4 Topologi ke dua
dan router kedua akan menjadi PPPoE server dan
Client, yang selanjutnya akan diteruskan ke jaringan Topologi tersebut diatas adalah topologi pada
internal. Dan untuk bagan yang kedua (kanan) adalah kantor ISP PT.Cobralink yang melayani salah satu
bagan yang akan diimplementasikan pada Client Flazh clientnya dengan implementasi PPPoE. Dengan
Record, dengan menggunakan satu router yang memiliki satu router client yang diimplementasikan
mempunyai klient media wireless. Maka kedua skema PPPoE Server dan PPPoE Client. Yang juga memiliki
dua mesin Windows yang diimplementasikan sebagai
tersebut dapat di rancang dalam satu topologi sebagai
PPPoE client.
berikut :
4.3 Pengujian

Untuk pengujiannya akan dilakukan pada


kemanana sebuah topologi jaringan dan yang akan
digunakan adalah topologi yang umumnya digunakan
pada cafe atau tempat makan yang memiliki access
WIFI. Gambar berikut Terdapat PC Penyerang dan PC
Korban berada dalam jaringan satu segment.

Gambar 2 Rancangan Topologi

3
terhubung, baik dengan menggunakan media
wireless, ethernet, ataupun perantara ISP.
2. Mikrotik dapat berperan menjadi client, server,
atau keduanya sekaligus dapat melihat mana
pengguna koneksi PPPoEclientyang
menggunakan wireless atau kabel, sehingga
admin dapat mengetahui aktifitas jaringan dengan
monitoring dan managementuser yang mudah dan
amanpada sebuah ISP secara real time.
3. Fasilitas cut-off oleh PPPoE untuk user yang
menggunakan program tambahan peningkat
Gambar 5 Beberapa Host Terkoneksi Dalam Satu bandwith (seperti download accelerator).
Jaringan Penggunaan internet setiap usernya dipantau
secara langsung oleh administrator sistem. Secara
Pada saat pengujian ini akan ada dua hasil yang default PPPoE akan melakukan cut-off
berbeda, yaitu saat tidak menggunakan PPPoE netcut (memutuskan) koneksi user yang lebih tinggi
nanti akan medeteksi beberapa host terkait IP sekaligus (brust mode) dari koneksi yang ditetapkan untuk
MAC address pada setiap host yang terhubung pada menjaga kestabilan jaringan. Walaupun
access point tersebut. Dan hasil berikutnya yang tidak instalasinya yang memakan waktu karena perlu
menampilkan informasi terkait IP sekaligus Mac konfigurasi PPPoE Client di tiap komputer user
Address karena pengimplementasian PPPoE. namun dari segi keamanan hal ini dapat dijadikan
Dengan pengujian tersebut maka dapat pertimbangan dalam pemilihan protokol yang
disimpulkan beberapa hal perbandingan penggunaan akan diterapkan pada sebuah VPN, hal ini dapat
PPPoE dan tidak menggunakan PPPoE dibuktikan dengan penggunaan aplikasi Netcut
yang pada ahirnya tidak dapat menyerang host
Mengunakan PPPoE yang lain pada sebuah jaringan.
1. Tidak bisa menyerang host lain dengan aplikasi
netcut. 5.2 Saran
2. Bekerja menggukan Ethernet Frame, pada Layer 2 1. Perlu dilakukannya implementasi bersekala
3. Koneksinya point to point, setiap user hanya akan lebih luas atau topologi yang lebih variatif
terhubung dengan router sehingga management agar dapat mengetahui permasalahan yang
terhadap client lebih mudah. lebih kompleks. Dan semoga dengan
adanya penelitian ini dapat memberikan
pertimbangan dalam pemilihan protokol
Tanpa PPPoE yang akan diterapkan pada sebuah VPN
sehingga menghasilkan performa yang
1. Aplikasi netcut bisa menscaninformasi menyangkut lebih maximal.
IP Address dan MAC Address semua host yang 2. Pengujian perlu ditambah dengan
terhubung dalam satu network. menggunakan software lain, sehingga
2. Berjalan menggukan Protokol TCP/UDP, pada Layer perolehan data penelitian menjadi bisa di
3 uraikan lebih luas untuk mencapai
3. Broadcast Multi Access, setiap user mempunyai hak kesimpulan yang lebih spesifik.
access yang sama terhadap media jaringan.

5. Kesimpulan dan Saran


Daftar Pustaka
5.1 Kesimpulan
[1]Ariyus, Dony dan Andri, Rum, K,R. 2008.
1. Interface PPPoE yang terhubung dengan PPPoE Komunikasi Data. Yogyakarta : ANDI
Client tidak memiliki IP karena PPPoE bekerja [2]Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan
pada layer 2 OSI sehingga tanpa ada IP pada Komputer. Yogyakarta : ANDI
router sekalipun koneksi PPPoE dapat dijalankan [3]Ariyus, Dony dan Andri, Rum, K,R. 2008.
hal ini, bertujuan dengan menghindarkan Komunikasi Data. Yogyakarta : ANDI
terjadinya serangan Danial of Service (DoS) dan [4]Sugeng, Winarno. 2006. Jaringan Komputer dengan
IP detection kepada server utama. Client-client TCP/IP. Bandung: Informatika
dapat terhubung ke Mikrotik server meskipun [5]Sugianto, Gin-gin. 2012. Router - Teknologi, Konsep,
terletak pada lokasi berbeda atau kontrol jarak Konfigurasi, dan Troubleshoting. Bandung :
jauh, dan meskipun pada network yang berbeda Informatika
dengan syarat sebelumnya sudah saling [6] Norton, Peter. 1999. Complete Guide to Networking.
Sams, Indiana.

4
[7]Satya, Ika Atman. 2006. Mengenal dan menggunakan
Mikrotik Winbox Router Modem berbasis Pc
(Windows Linuk). Jakarta : DATAKOM
[8]Ariyus, Dony dan Andri, Rum, K,R. 2008.
Komunikasi Data. Yogyakarta : ANDI
[9]Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan
Komputer. Yogyakarta : ANDI
[10]Sugianto, Gin-gin. 2012. Router - Teknologi,
Konsep, Konfigurasi, dan Troubleshoting.
Bandung : Informatika
[11]Towidjojo, Rendra. 2013. Mikrotik Kung Fu : Kitab
2. Jakarta : Jasakom

Biodata Penulis.
Yopi Habibi, memperoleh gelar Sarjana Komputer
(S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK
AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015.

Biodata Dosen Pembimbing.


Barka Satya, memperoleh gelar D3 DI STMIK
AMIKOM Yogyakarta pada tahun 2001, S1 di STMIK
AMIKOM Yogyakarta pada tahun 2005, dan gelar
Magister Ilmu Komputer (M.Kom) Program pasca
sarjana Magister Teknik Informatika. Saar ini menjadi
Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai