Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SAMBUNGAN TRANSFORMATOR 3 FASA

Disusun Oleh Kelompok 9:

Ahcmad Ardhi Arridho (5213230034)


Yesi Pratiwi (5213530020)

Dosen Pengampu:

Dr. Adi Sutopo, M.Pd, M.T


Azmi Rizki Lubis, S.pd, M.T

TEKNIK ELEKTRO

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini masih
memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang
luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah
tentang “SAMBUNGAN TRANSFORMATOR 3 FASA”

Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis
dalam menyusun Makalah ini, terutama kepada Dosen mata kuliah Transfomator.
maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian dalam penyusunan makalah
ini.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-
benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di
masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Medan, 29 Oktober
2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................4

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Sambungan Tranformator 3 fasa......................................................................................5

2.2 Sambungan D-D...............................................................................................................6

2.3 Sambungan D-Y...............................................................................................................7

2.4 Sambungan Y-Y...............................................................................................................8

2.5 Sambungan Y-D................................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transformator atau trafo adalah alat listrik statis yang digunakan dalam penyaluran energi
listrik AC ke beberapa peralatan lainnya melalui suatu gandengan magnet yang digunakan
untuk menaikkan dan menurunkan teganganTransformator dapat dibagi menjadi dua, yaitu
transformator 1 fasa dan transformator 3 fasa. Pada transformator 3 fasa ini memiliki
beberapa hubungan belitannya, antara lain hubungan ∆, Y, Z, dan lain-lain. Sambungan
transformator 3 fasa memiliki bermacam-macam kombinasi sambungan di dalam
transformator 3 fasa.

Sambungan transformator 3 fasa adalah langkah penting dalam instalasi transformator tiga
fasa. Pemahaman yang mendalam tentang sambungan transformator ini penting untuk
memastikan distribusi daya yang efisien dan andal. Kesalahan dalam sambungan
transformator dapat menyebabkan masalah seperti kehilangan daya, kerusakan peralatan, dan
masalah keamanan.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas maka muncul petanyaan yang jika dirangkum meliputi :

 Apa saja jenis jenis sambungan pada transformator 3 fasa?


 Bagaimana bentuk rangkaian dari sambungan transformator 3 fasa?
 Bagaimana persamaan dari tiap tiap sambungan transformator 3 fasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan maka, tujuan penulisan artikel ini
adalah untuk :

 Untuk mengetahui jenis-jenis sambungan pada transformator 3 fasa.


 Untuk memahami bentuk rangkaian dari sambungan transformator 3 fasa.
 Untuk mengetahui persamaan dari tiap tiap sambungan transformator 3 fasa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sambungan Tranformator 3 fasa

Pada sistem tiga-fasa, penaikan dan penurunan tegangan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :

 menggunakan tiga unit transformator satu-fasa,


 menggunakan satu unit transformator tiga-fasa.

Transformator tiga-fasa mempunyai inti dengan tiga kaki dan setiap kaki mendukung belitan
primer dan sekunder. Untuk penyaluaran daya yang sama, penggunaan satu unit
transformator tiga-fasa akan lebih ringan, lebih murah dan lebih efisien dibandingkan dengan
tiga unit transformator satu-fasa. Akan tetapi penggunaan tiga unit transformator satu-fasa
juga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan satu unit transformator tiga-fasa.
Misalnya beaya awal yang lebih rendah, jika untuk sementara beban dapat dilayani dengan
dua unit saja dan unit ketiga ditambahkan jika penambahan beban telah terjadi. Terjadinya
kerusakan pada salah satu unit tidak mengharuskan pemutusan seluruh penyaluran daya.
Pemilihan cara mana yang lebih baik, tergantung dari berbagai pertimbangan keadaan-
khusus. Pada dasarnya kedua cara adalah sama.

Tiga transformator satu fase yang sama bisa dihubungkan bersama untuk membuat
transformator tiga fase. Cara ini bisa dilakukan dengan mengkombinasikan gulungan-
gulungan dari ketiga transformator tersebut. Ada beberapa cara untuk menghubungkan
mereka. Dua cara umum adalah:

1. Y-Δ atau Δ-Y: Ini artinya satu set gulungan dari masing-masing transformator
dihubungkan dalam bentuk Y (bintang), dan yang lainnya dihubungkan dalam bentuk
Δ (delta). Misalnya, gulungan dari A, B, dan C dihubungkan dalam bentuk Y, dan
gulungan dari a, b, dan c dihubungkan dalam bentuk Δ. Anda bisa menyebutnya "Y-
Δ" atau "Δ-Y" tergantung pada urutannya.

2. Y-Y atau Δ-Δ: Dalam kasus ini, semua gulungan dihubungkan dalam bentuk Y atau
Δ. Jadi, baik setiap transformator dihubungkan dalam bentuk Y atau Δ. Contohnya,
semua gulungan dihubungkan dalam bentuk Y, atau semuanya dihubungkan dalam
bentuk Δ.

Terkadang, ada juga pilihan lain yang melibatkan kombinasi dari kedua jenis koneksi di atas.
Selain menggunakan tiga transformator satu fase, kita juga bisa menggunakan transformator
tiga fase tunggal yang memiliki semua gulungan dalam satu struktur besi. Teorinya sama
untuk keduanya. Keuntungan menggunakan transformator tiga fase tunggal adalah itu lebih
efisien dalam penggunaan material, karena hanya memerlukan satu inti besi. Namun, jika ada
masalah pada salah satu fasa, kita harus mengganti seluruh transformator. Di sisi lain, jika
kita menggunakan tiga transformator satu fase, kita hanya perlu mengganti transformator
yang bermasalah. Ketika kita menghubungkan transformator dalam bentuk "Y-Y" atau "Δ-
Δ," penting untuk memahami bahwa ini memungkinkan fasa-fasa untuk tetap dalam fase
yang sama dengan pergeseran 30 derajat, sesuai dengan standar Amerika. Semua ini
mempengaruhi bagaimana kita mengatur dan menghubungkan transformator tiga fase.

2.2 Sambungan D-D

Pada waktu menghubungkan tiga transformator satu-fasa untuk melayani sistem tiga-fasa,
hubungan sekunder harus diperhatikan agar sistem tetap seimbang. Diagram hubungan ini
diperlihatkan pada Gb.3.10. Fasa primer disebut dengan fasa U-V-W sedangkan fasa
sekunder disebut fasa X-Y-Z. Fasor tegangan fasa primer kita
sebut VUO , VVO , VWO dengan nilai VFP , dan tegangan fasa sekunder kita sebut VXO ,
VYO , VZO dengan nilai VFS. Nilai tegangan saluran (tegangan fasa-fasa) primer dan
sekunder kita sebut VLP dan VLS . Nilai arus saluran primer dan sekunder masingmasing
kita sebut ILP dan ILS sedang nilai arus fasanya IFP dan IFS . Rasio tegangan fasa primer
terhadap sekunder VFP /VFS = a . Dengan mengabaikan rugi-rugi untuk hubungan D-D kita
peroleh :
2.3 Sambungan D-Y

Hubungan transformator yang dijelaskan dapat diilustrasikan dengan menggunakan diagram


vektor fasa. Dalam hubungan ini, tegangan fasa-fasa primer (Vp) sama dengan tegangan fasa
primer, dan tegangan fasa-fasa sekunder (Vs) sama dengan √3 kali tegangan fasa sekunder
(Vs = √3 * Vss) dengan perbedaan sudut fasa sebesar 30°. Untuk menggambarkan hubungan
ini dengan lebih jelas, kita dapat menggunakan diagram vektor fasa, yang membantu dalam
visualisasi hubungan antara tegangan primer dan sekunder. Dalam diagram ini, kita memiliki
dua vektor tegangan fasa-fasa yang saling terhubung: satu mewakili tegangan fasa-fasa
primer (Vp), dan yang lain mewakili tegangan fasa-fasa sekunder (Vs).

Vektor tegangan fasa-fasa primer (Vp) memiliki panjang yang sama dengan tegangan fasa
primer, dan sudut antara vektor ini dengan sumbu referensi (misalnya, sumbu horizontal)
adalah 0°, menunjukkan bahwa tegangan primer berada dalam fase dengan sumbu referensi.

Vektor tegangan fasa-fasa sekunder (Vs) memiliki panjang yang lebih besar, yaitu √3 kali
lipat dari tegangan fasa sekunder (Vs = √3 * Vss). Selain itu, sudut antara vektor ini dan
sumbu referensi adalah 30°, menunjukkan perbedaan sudut fasa 30° antara tegangan fasa
sekunder dengan tegangan fasa primer.

Dengan mengabaikan rugi-rugi daya (misalnya, rugi konduktif dan rugi magnetik), hubungan
ini mencerminkan hukum dasar transformator. Tegangan pada sisi sekunder adalah akibat
dari perubahan jumlah lilitan pada sisi primer dan sekunder, yang menghasilkan perbedaan
tegangan sesuai dengan perbandingan lilitan dan mengikuti hubungan dasar transformator.
Fasor tegangan fasa-fasa sekunder mendahului primer 30°.

2.4 Sambungan Y-Y

Hubungan ini diperlihatkan pada gambar dibawahDalam hubungan transformator yang


dijelaskan, ada perbedaan antara tegangan fasa-fasa primer dan sekunder dengan perbedaan
sudut fasa 30°, dan keduanya adalah √3 kali tegangan fasa masing-masing sisi (primer dan
sekunder).
Dengan kata lain:
1. Tegangan fasa-fasa primer (Vp) = √3 * Tegangan fasa primer (Vpp) dengan
perbedaan sudut fasa 30°.
2. Tegangan fasa-fasa sekunder (Vs) = √3 * Tegangan fasa sekunder (Vss) dengan
perbedaan sudut fasa 30°.
Dengan demikian, perbandingan tegangan fasa-fasa primer dan sekunder adalah:
(Vp / Vs) = (√3 * Vpp) / (√3 * Vss)
Saat menyederhanakan persamaan di atas, akar kuadrat tiga (√3) dapat dibatalkan di kedua
sisi persamaan:
(Vp / Vs) = (Vpp) / (Vss)
Jadi, perbandingan tegangan fasa-fasa primer (Vp) terhadap tegangan fasa-fasa sekunder (Vs)
adalah sama dengan perbandingan tegangan fasa primer (Vpp) terhadap tegangan fasa
sekunder (Vss). Perbandingan tegangan fasa-fasa primer dan sekunder adalah
Antara fasor tegangan fasa-fasa primer dan sekunder tidak terdapat perbedaan sudut fasa.

2.5 Sambungan Y-D

Hubungan ini terlihat pada gambar dibawah. Dalam hubungan yang dijelaskan, tegangan
fasa-fasa primer adalah √3 kali tegangan fasa primer dengan perbedaan sudut fasa 30°.
Demikian pula, tegangan fasa-fasa sekunder adalah sama dengan tegangan fasa sekunder.
Dengan kata lain:
1. Tegangan fasa-fasa primer (Vp) = √3 * Tegangan fasa primer (Vpp) dengan
perbedaan sudut fasa 30°.
2. Tegangan fasa-fasa sekunder (Vs) = Tegangan fasa sekunder (Vss).
Perbedaan sudut fasa sebesar 30° mengindikasikan bahwa tegangan primer memiliki
keunggulan fase sebesar 30 derajat dibandingkan dengan tegangan sekunder.
Ini adalah konsep yang penting dalam analisis sistem tenaga listrik, terutama dalam
transformator tiga fasa. Perbedaan sudut fasa ini dapat memengaruhi arus, daya, dan respons
sistem secara keseluruhan. Dalam hal ini, perbandingan antara tegangan primer dan sekunder
adalah bahwa tegangan fasa-fasa primer adalah lebih besar (√3 kali) daripada tegangan fasa
primer, dan tegangan fasa-fasa sekunder tetap sama dengan tegangan fasa sekunder. Dengan
mengabaiakan rugi-rugi diperoleh :
Fasor tegangan fasa-fasa primer mendahului sekunder 30°.
Berikut ini merupakan Persamaan dari tiap sambungan pada transformator 3 fasa
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam makalah ini, kita telah membahas berbagai aspek sambungan pada transformator tiga
fasa. Beberapa poin utama yang bisa diambil sebagai kesimpulan adalah:

1. Transformator tiga fasa adalah perangkat penting dalam sistem tenaga listrik untuk
mengubah tegangan listrik dari tinggi ke rendah atau sebaliknya. Pemahaman yang
baik tentang berbagai jenis sambungan transformator tiga fasa sangat penting dalam
memastikan distribusi daya yang efisien dan andal.

2. Terdapat berbagai jenis koneksi transformator tiga fasa yang umum digunakan,
termasuk "Y-Y," "Δ-Δ," "Y-Δ," dan "Δ-Y." Setiap koneksi memiliki karakteristik dan
manfaatnya sendiri, dan pemilihan yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan
aplikasi khusus.

3. Transformator tiga fase tunggal memiliki keuntungan efisiensi dalam penggunaan


material inti besi, tetapi perlu mempertimbangkan risiko kegagalan satu fasa yang
dapat mengharuskan penggantian seluruh transformator.

4. Pemahaman konsep pergeseran fase dalam sambungan transformator tiga fasa adalah
kunci untuk memahami bagaimana fasa-fasa tetap dalam fase yang sama dan
bagaimana hal ini memengaruhi operasi sistem tenaga listrik.

3.2 Saran

Untuk mempelajari sambungn pada trafo 3 fasa dibutuhkan sumber sumber dan referensi
yang bagus dan terpercya, setelah membaca artikel tulisan ini pembaca diharapkan mampu
memahami dan menerapkannya dalam dunia kerja, tak lupa pula kami juga mengaharapakan
adanya pertanyaan dan saran mengenai pembahasan ini agar bisa memberikan dan mengerti
lebih dalam tentang autotransformator.
DAFTAR PUSTAKA

Grainger, J., & Stevenson, W., Jr. (1994). Power System Analysis. McGraw-Hill Series in

Electric.

SUDIRHAM, SUDARYATNO. Analisis Sistem Tenaga Darpublic, Kanayakan D-30, Bandung, 40135.

Anda mungkin juga menyukai