PENALARAN
KLINIS SPESIAL
November-Desember 2021
THT (1)
Anatomi & Pemeriksaan Telinga
Fisiologi Telinga • PF telinga
DAFTAR ISI
• Telinga luar, tengah, • Uji penala
dalam • Audiometri nada murni
• Fisiologi pendengaran
• Jaras pendengaran
• Keseimbangan
Penalaran Klinis
Telinga
• Pendengaran berkurang
Anamnesis THT • Otorea
• Otalgia
• Gangguan
keseimbangan
Anatomi &
Fisiologi
Telinga
Anatomi Telinga
Telinga luar: pinna & meatus acusticus
externus
Dipisahkan oleh
membran timpani
Telinga dalam
- Labirin tulang: kanalis semisirkularis, koklea
- Labirin membran: ductus semisirkularis, ductus
koklearis, utriculus, sakulus
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore clinically oriented anatomy. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2018
Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology: a step-by-step learning guide. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2018
Telinga Luar
Inervasi Aurikula:
• Cabang nervus C2,C3 dan n. V3 Di dalam meatus acusticus
→ bagian superfisial externus terdapat kelenjar
• N. X (vagus) dan n. VII (facialis) keringat yang termodifikasi
memproduksi serumen
→ bagian dalam
MEMBRAN TIMPANI
• Pars tensa
Terdiri dari 3 lapis → tambahan lapisan tersusun dari Refleks cahaya
kolagen dan elastin • Refleks cahaya → cahaya luar yang
dipantulkan MT. Timbul karena
• Umbo terdapat serabut sirkuler dan radier
Penonjolan bagian bawah os maleus. Refleks cahaya • Normal: AD jam 5, AS jam 7
bermula dari umbo • Mendatar → gangguan fungsi tuba
Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. 4th ed. Philadelphia: Elsevier; 2020
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018
Telinga Tengah
Berbentuk kubus dengan batas
sbb:
• Batas luar: membrane timpani
• Batas anterior: tuba Eustachius Inervasi Telinga
• Batas inferior: vena jugularis tengah
• Batas posterior: aditus ad antrum, kanalis utamanya oleh n. IX
fasialis pars vertikalis (glossopharyngeus)
• Batas superior: tegmen timpani
Mescher AL. Junqueira’s basic histology text & atlas. 13th edition. New York: McGraw-Hill; 2013
Fisiologi Pendengaran
Frekuensi tinggi ditangkap pada area basal Bila frekuensi terlalu rendah →
(struktur kaku), frekuensi rendah pada getaran akan melalui helicotrema →
apex (struktur fleksibel) skala timpani → disipasi energi
melalui round window
Sherwood L, Ward C. Human physiology: from cells to systems. 4th ed. Toronto: Nelson Education; 2019.
Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. 4th ed. Philadelphia: Elsevier; 2020
Jaras Pendengaran
Nervus cochlearis
Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students. 4th ed. Philadelphia: Elsevier; 2020
Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology: a step-by-step learning guide. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2018
Fisiologi Keseimbangan
Apparatus vestibular:
• Organ otolith (sakula & utrikula) → akselerasi linear
• Kanalis semisirkularis → akselerasi rotasi
Sherwood L, Ward C. Human physiology: from cells to systems. 4th ed. Toronto: Nelson Education; 2019.
Silverthorn DU. Human physiology: an integrated approach. 6th ed. Boston: Pearson; 2013
Anamnesis THT
& Pemeriksaan
Telinga
Anamnesis THT
Keluhan THT
Telinga • Demam
• Penurunan BB
• Pendengaran berkurang • Komplikasi intrakranial
• Otorea
• Otalgia RPD, RPK
• Vertigo/gangguan keseimbangan
• Penyakit THT sebelumnya
Hidung • Obat-obatan
• Riwayat trauma
• Hidung tersumbat • Riwayat keganasan
• Rinorrhea • Riwayat alergi/atopi
• Nyeri wajah • Metabolik/imunologis: HT, DM, HIV
Riwayat Sosial
Tenggorok
• Merokok
• Nyeri tenggorokan • Kebiasaan membersihkan
• Nyeri & sulit menelan (odinofagia & disfagia) telinga dengan cotton bud
• Rasa mengganjal (sense of lump)
PF THT
PF TELINGA
Alat:
• Lampu kepala
• Otoskop 1. Inspeksi aurikula &
• Penlight retroaurikula
• Garpu tala 512 Hz • Ukuran → normotia, mikrotia,
• Spekulum hidung makrotia
• Spatula lidah • Deformitas
• Kapas lidi (bila perlu melakukan swab • Benjolan
tenggorok) • Ulkus
• Kaca laring • Tanda peradangan
• Kaca nasofaring • Sikatriks
• Bekas operasi
• Sinus & fistula
Pasien duduk berhadapan dengan
dokter, posisi badan pasien condong 2. Palpasi aurikula &
sedikit ke depan & kepala lebih tinggi retroaurikula
sedikit dari kepala pemeriksa
• Nyeri tekan tragus
• Nyeri tekan mastoid
Bansal M. Diseases of Ear, Nose, and Throat. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2013.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018
Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed. Wolters Kluwers: Philadelphia; 2017
PF Telinga
Tarik pinna ke arah
posterosuperior (dewasa) atau
3. Inspeksi Liang posterior (anak) → membuat 4. Inspeksi Membran Timpani
Telinga liang telinga lurus
Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology: a step-by-step learning guide. 2nd ed. Stuttgart: Thieme; 2018
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018
Bansal M. Diseases of Ear, Nose, and Throat. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2013.
PF Telinga – Uji Penala
• Garpu tala 512 Hz → frekuensi yang tidak terpengaruh lingkungan yang bising Rinne Weber Schwabach
• Getarkan garputala dengan jari; atau ketuk pada siku/lutut pemeriksa
Tidak ada Sama dengan
Normal Rinne (+)
lateralisasi pemeriksa
Rinne Weber Schwabach
Lateralisasi ke
• Membandingkan air • Membandingkan BC 2 • Membandingkan BC Tuli Konduktif Rinne (-) Memanjang
telinga sakit
conduction (AC) & bone telinga secara pasien dengan
conduction (BC) di 1 bersamaan pemeriksa (yang
Tuli Lateralisasi ke
telinga • Letakkan penala pada dianggap normal) Rinne (+) Memendek
Sensorineural telinga sehat
• Letakkan kaki garputala sumbu tengah tubuh → • Letakkan garputala
pada mastoid selama 2- vertex, dahi, pangkal pada mastoid pasien →
3 detik → saat pasien hidung, gigi seri atas, saat pasien tidak
tidak mendengar suara, dagu mendengar bunyi,
pindahkan ke depan • Tanyakan pasien dapat pindahkan penala ke
liang telinga selama 2-3 mendengar bunyi mastoid pemeriksa
detik dengan lebih jelas di sisi • Konfirmasi hasil dengan
• Rinne (+): bunyi di mana? → Sama saja / melakukan pemeriksaan
depan liang telinga Lateralisasi ke salah kembali pada pemeriksa
masih terdengar → AC satu telinga → saat pemeriksa tidak
> BC mendengar bunyi,
• Rinne (-): bunyi di pindahkan penala ke
depan liang telinga mastoid pasien
tidak terdengar → AC <
BC
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018
Ludman H, Bradley PJ, editors. ABC of ear, nose and throat. 6th ed. Chichester: Wiley-Blackwell; 2013
Audiometri Nada Murni
• Mengetahui intensitas ambang SIMBOL AUDIOMETRI:
pendengaran pada berbagai frekuensi
tertentu (500, 1000, 2000, 4000 Hz), baik AC BC
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018
Audiometri Nada Murni
Derajat Gangguan Pendengaran:
Rata-Rata Intensitas
Derajat Keparahan
(dB)
0-25 Normal
Menentukan derajat
26-40 Ringan
keparahan berdasarkan
41-55 Sedang rata-rata intensitas AC
56-70 Sedang-berat pada 4 frekuensi
71-90 Berat
>90 Sangat berat (profound)
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2018
No. 1
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan nyeri
telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Dikeluhkan juga penurunan pendengaran pada telinga kanannya.
Pasien menderita batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu namun pasien tidak berobat dan telah sembuh
sendiri. Pemeriksaan tanda vital didapatkan anak tampak gelisah, suhu mencapai 39,7oC. Pada otoskopi
telinga kanan didapatkan gambar membran timpani hiperemis dan bulging. Apabila dilakukan tes penala,
maka hasil yang didapatkan adalah…
A. Rinne -/+, Weber lateralisasi ke telinga kiri, Schwabach telinga kanan memendek
B. Rinne +/-, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memanjang
C. Rinne -/+, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memendek
D. Rinne -/+, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memanjang
E. Rinne -/-, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memanjan
No. 1
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan nyeri
telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Dikeluhkan juga penurunan pendengaran pada telinga kanannya.
Pasien menderita batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu namun pasien tidak berobat dan telah sembuh
sendiri. Pemeriksaan tanda vital didapatkan anak tampak gelisah, suhu mencapai 39,7oC. Pada otoskopi
telinga kanan didapatkan gambar membran timpani hiperemis dan bulging. Apabila dilakukan tes penala,
maka hasil yang didapatkan adalah…
A. Rinne -/+, Weber lateralisasi ke telinga kiri, Schwabach telinga kanan memendek
B. Rinne +/-, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memanjang
C. Rinne -/+, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memendek
D. Rinne -/+, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memanjang
E. Rinne -/-, Weber lateralisasi ke telinga kanan, Schwabach telinga kanan memanjan
No. 2
Seorang balita usia 12 bulan dibawa ibunya ke tempat praktik dokter spesialis anak dengan keluhan
bahwa anaknya belum bisa mengoceh atau meniru bunyi. Lahir cukup bulan langsung menangis dan
tanpa penyulit. Saat usia 3 bulan pernah terdiagnosis meningitis. Pada pemeriksaan fisik tak tampak
kelainan. Pemeriksaan pendengaran yang dapat dilakukan untuk menilai fungsi koklea secara objektif
adalah
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pendengaran Berkurang
TULI KONDUKTIF TULI SENSORINEURAL
Air conduction >25 dB, bone conduction <25 dB, Air conduction >25 dB, bone conduction >25 dB, air
Audiometri
terdapat air-bone gap conduction > bone conduction, tidak ada air-bone gap
Otorea
• Gatal
• Otalgia
• Otorrhea
• Pendengaran berkurang (tuli konduktif)
Faktor Risiko :
Aspergillus niger → Newspaper
appearance
• Berenang dan olahraga air lainnya
• Imun rendah
• Penggunaan steroid jangka panjang
Tatalaksana :
Batuk-batuk
Sevy JO, Singh A. Cerumen Impaction Removal. [Updated 2020 Dec 23]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448155/
Corpus Alienum Telinga
Benda asing pada liang telinga
Etiologi: Tatalaksana:
Lotterman S, Sohal M. Ear Foreign Body Removal. [Updated 2021 Jan 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459136/
Otitis Media dan Otitis Media Efusi
Kronis otitis
Kronis otitis
media supuratif
media efusi
kronis (OMSK)
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Searight FT, Singh R, Peterson DC. Otitis Media With Effusion. [Updated 2020 Aug 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538293/
Otitis Media Akut
1. Stadium Oklusi 2. Stadium Hiperemis (Pre-Supurasi)
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2021 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
3. Hayashi T, Kitamura K, Hashimoto S, Hotomi M, Kojima H, Kudo F et al. Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of acute otitis media in children—2018 update. Auris Nasus Larynx. 2020;47(4):493-526.
Otitis Media Akut
3. Stadium Supurasi
• Tanda & Gejala : terdapat PUS di telinga tengah, GEJALA MEMBERAT, nyeri
telinga hebat, demam tinggi, MT bulging dan hiperemis.
• Tatalaksana : Insisi membran timpani (miringotomi) dan antibiotik
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2021 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
3. Hayashi T, Kitamura K, Hashimoto S, Hotomi M, Kojima H, Kudo F et al. Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of acute otitis media in children—2018 update. Auris Nasus Larynx. 2020;47(4):493-526.
Otitis Media Akut
4. Stadium Perforasi
• Peningkatan tekanan → MT ruptur
• Tanda & Gejala : Nyeri telinga dan demam berkurang, tampak perforasi, ada cairan
keluar dari telinga
• Tatalaksana : Cuci telinga dengan H2O2 3% selama 3-5 hari, pemberian Antibiotik
seperti tetes telinga Ofloxacin 0,3% selama 7 hari (tidak bersifat ototoksik) + antibiotik
oral 7 hari
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2021 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
3. Hayashi T, Kitamura K, Hashimoto S, Hotomi M, Kojima H, Kudo F et al. Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of acute otitis media in children—2018 update. Auris Nasus Larynx. 2020;47(4):493-526.
Otitis Media Akut
5. Stadium Resolusi
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2021 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
3. Hayashi T, Kitamura K, Hashimoto S, Hotomi M, Kojima H, Kudo F et al. Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of acute otitis media in children—2018 update. Auris Nasus Larynx. 2020;47(4):493-526.
Otitis Media Supuratif Kronik
Fase lanjutan dari otitis media akut (OMA)
Etiologi: aerob (Pseudomonas sp, S. aureus, dan S. epidermidis) dan anaerob (Porphyromonas, Prevotella)
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Chronic Suppurative Otitis Media: Practice Essentials, Anatomy, Pathophysiology [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2021 [cited 8 July 2021]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/859501-overview
Otitis Media Supuratif Kronik
Tatalaksana OMSK
OMSK Tipe Aman/Benign/Mukosa OMSK Tipe
Bahaya/Maligna/Tulang
Sekret tipe aktif : Pembedahan
- Toilet aural dengan H2O2 3% - Mastoidektomi
(selama 3-5 hari) dengan/tanpa
- Antibiotik ear drops non- timpanoplasty
ototoksik (selama 1 minggu)
- Antibiotik oral (Penisilin,
Ampisilin, Eritromisin)
Sekret tipe tenang :
- Watchful waiting
- Evaluasi dan observasi selama
2 bulan
- Indikasi
miringoplasty/timpanoplasty
→ apabila MT tidak menutup
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Chronic Suppurative Otitis Media: Practice Essentials, Anatomy, Pathophysiology [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2021 [cited 8 July 2021]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/859501-overview
Otitis Media Supuratif Kronik
Komplikasi
Intratemporal Ekstratemporal Intra kranial
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Danishyar A, Ashurst JV. Acute Otitis Media. [Updated 2021 Mar 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/
3. Hayashi T, Kitamura K, Hashimoto S, Hotomi M, Kojima H, Kudo F et al. Clinical practice guidelines for the diagnosis and management of acute otitis media in children—2018 update. Auris Nasus Larynx. 2020;47(4):493-526.
Otitis Media Supuratif Kronik
Komplikasi
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Searight FT, Singh R, Peterson DC. Otitis Media With Effusion. [Updated 2020 Aug 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538293/
No. 3
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan
nyeri telinga kiri sejak 3 hari yang lalu. Pasien menderita batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu
namun pasien tidak berobat. Pemeriksaan tanda vital didapatkan anak tampak gelisah, suhu mencapai
39,7oC. Pada otoskopi telinga kiri didapatkan gambar seperti berikut.
Diagnosis pasien pada kasus diatas adalah
Anak perempuan, 3 tahun, dibawa ibunya karena rewel dengan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
disertai dengan batuk pilek. Anak juga terlihat sering menarik telinga kanannya. Dari pemeriksaan,
didapatkan suhu 38.5 C dan membran timpani hiperemis. Apakah diagnosis dan tatalaksana yang
tepat pada kasus ini
Anak perempuan, 3 tahun, dibawa ibunya karena rewel dengan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
disertai dengan batuk pilek. Anak juga terlihat sering menarik telinga kanannya. Dari pemeriksaan,
didapatkan suhu 38.5 C dan membran timpani hiperemis. Apakah diagnosis dan tatalaksana yang
tepat pada kasus ini
• Perasaan • Faintness • Perasaan • Seperti Nistagmus Unidirectional, horisontal Vertical (adalah sebuah red
berputar (persaan ingin ketidakseimban berenang / (biasanya, terkadang flag), multidirectionl /
pingsan / gan anggota mengambang rotatory) downbeating
hilang gerak bawah • Bergoyang
kesadaran) • Perbaikan Pengaruh posisi kepala (e.g. Diperparah posisi tertentu, Tidak membaik /
dengan duduk Dix-Hallpike Maneuver) dicetuskan denagan Dix- memburuk dengan
Hallpike perubahan posisi
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Stuttgart: Thieme; 2006.
BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. DG Balatsouras.[Internet]. 2021 [cited 8 July 2021]. Available from: https://www.researchgate.net/figure/Diagnostic-test-characteristics-and-treatment-of-BPPv-types_tbl1_328734872
BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
Terapi Simtomatik
Antikolinergik :
• Atropin sulfat 0,4 mg IM
• Scopolamin 0,6 mg IV (ulang tiap 3 jam)
Antihistamin :
• Diphenhidramine 1,5 mg IM/oral (ulang tiap 2 jam)
• Dimenhidrinate 50-100 mg per 6 jam
• Betahistine mesylate 3 x 12 mg
Repositioning maneuvers → Brandt Daroff exercise, Epley, dan Semont.
Observasi dan Evaluasi
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Brandt Daroff Maneuver
3 x 5 (selama 2 minggu)
8. Brandt-Daroff Exercise for Vertigo | Michigan Medicine [Internet]. Uofmhealth.org. 2021 [cited 9 July 2021]. Available from: https://www.uofmhealth.org/health-library/hw205649
Epley Maneuver
1. Epley maneuver. [Internet]. 2021 [cited 8 July 2021]. Available from: https://www.researchgate.net/figure/Diagnostic-test-characteristics-and-treatment-of-BPPv-types_tbl1_328734872
Semont Maneuver
SAMONT MANEUVER - SAMARPAN PHYSIOTHERAPY CLINIC AHMEDABAD [Internet]. SAMARPAN PHYSIOTHERAPY CLINIC AHMEDABAD. 2021 [cited 9 July 2021]. Available from: https://samarpanphysioclinic.com/2019/10/14/samont-maneuver/
Meniere’s Disease
Etiologi : Hidrops endolymph pada koklea dan vestibulum
Tinnitus
Tuli Sensorineural (Low pitch)
Tatalaksana :
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic otorhinolaryngology. Stuttgart: Thieme; 2006.
Vestibular Neuritis dan Labirintitis
Tanda dan Gejala Vestibular Labirintitis
neuritis
Vertigo onset mendadak & ✓ ✓
nausea sekitar 1–4 hari
Dipicu infeksi virus / bakteri ✓ ✓
Hilangnya / turunnya fungsi ✗ ✓
pendengaran pada 1 sisi
Dizziness atau ✓ ✓
ketidakseimbangan untuk
minggu –bulan
Serangan vertigo sering ✗ ✗
berulang
Manifestasi Klinis:
Benign, self limiting
Kemungkinan disebabkan inflamasi / postinflamasi CN VIII vestibularis viral
Nistagmus (unilateral, horisontal, berkurang dengan fiksasi)
Head thrust (+)
1. Soepardi EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD [Editors]. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher, 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
No. 7
Seorang perempuan 20 thn, datang ke klinik dengan keluhan pusing berputar yang memberat sejak
kemarin. Pusing tidak dipengaruhi perubahan posisi, terasa seperti isi ruangan berputar. Keluhan lain
yang juga menyertai adalah sensasi berdenging disertai penurunan pendengaran telinga kiri. Pasien
sebelumnya memiliki riwayat batuk pilek namun sudah sembuh dengan sendirinya. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada otoskopi telinga kiri, ditemukan membrane
timpani intak, kolesteatoma negatif. Tidak didapatkan deficit neurologis, Diagnosis yang sesuai adalah
A. Neuritis vestibular
B. Otitis media supuratif kronik
C. Penyakit meniere
D. Labirintitis
E. Vertigo sentral
No. 7
Seorang perempuan 20 thn, datang ke klinik dengan keluhan pusing berputar yang memberat sejak
kemarin. Pusing tidak dipengaruhi perubahan posisi, terasa seperti isi ruangan berputar. Keluhan lain
yang juga menyertai adalah sensasi berdenging disertai penurunan pendengaran telinga kiri. Pasien
sebelumnya memiliki riwayat batuk pilek namun sudah sembuh dengan sendirinya. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada otoskopi telinga kiri, ditemukan membrane
timpani intak, kolesteatoma negatif. Tidak didapatkan deficit neurologis, Diagnosis yang sesuai adalah
A. Neuritis vestibular
B. Otitis media supuratif kronik
C. Penyakit meniere
D. Labirintitis
E. Vertigo sentral
No. 8
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu.
Bila muncul, keluhan dirasakan sekitar 2 menit dengan intensitas berat. Keluhan disertai mual dan
muntah sebanyak 3x. Keluhan dipicu oleh pergerakan kepala. Keluhan telinga berdenging
disangkal. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu
36,6 C, RR 20x/menit. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah...
A. Vertigo servikal
B. Vertigo paroksismal laten
C. BPPV
D. Hipotensi ortostatik
E. Meniere’s disease
No. 8
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang lalu.
Bila muncul, keluhan dirasakan sekitar 2 menit dengan intensitas berat. Keluhan disertai mual dan
muntah sebanyak 3x. Keluhan dipicu oleh pergerakan kepala. Keluhan telinga berdenging
disangkal. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu
36,6 C, RR 20x/menit. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah...
A. Vertigo servikal
B. Vertigo paroksismal laten
C. BPPV
D. Hipotensi ortostatik
E. Meniere’s disease