Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chelsea Gresilya Marpaung

NIM : F1C022061
Kelas : Filmologi – A
No. HP : 085368770879

Analisis Film Pulang Berdasarkan Pendekatan Psikonalisis

Sumber: https://youtu.be/H1a1x6RK7q0?si=6La1KQxvqWTVRfXN
Film Pulang merupakan film pendek karya Yunda Nugraha yang menceritakan
mengenai kisah seorang bapak yang berusia 65 tahun sebagai mantan narapidana.
Setelah keluar dari penjara, ia memutuskan untuk bekerja di salah satu warung makan
yang berada dekat dengan Stasiun Kereta Api Semarang Tawang. Bapak sudah bekerja
di warung makan puluhan tahun namun setelah ia keluar dari penjara ia memutuskan
untuk tidak pulang ke rumah karena merasa bahwa keberadaan dirinya tidak lagi
diterima di keluarganya. Ia merasa bahwa latar belakangnya sebagai narapidana akan
sulit diterima oleh keluarganya sehingga ia mengurungkan niat untuk kembali pulang.
Setiap tahun Ketika lebaran, ia selalu membeli tiket kereta untuk pulang menemui
keluarganya. Namun kepulangannya ke kembali ke rumah tak kunjung berhasil karena
diredam oleh ketakutannya sendiri. Hingga pada suatu saat, hadir seorang perempuan
yang hendak makan di warung makan bapak Bernama Naila. Naila bekerja di Stasiun
Semarang Tawang. Bapak mulai menyadari ada hal yang aneh pada Naila. Ia
mengatakan bahwa Naila merupakan perempuan yang cantik.
Esok harinya Naila datang lagi ke warung untuk menyampaikan pesanan
makanan kepala stasiun kepada pemiliki warung. Bapak berniat mengantarkan pesanan
kepala stasiun ke stasiun sendirian. Sesampainya di stasiun, kepala stasiun dan Naila
mengajak bapak untuk duduk dan makan di ruangan stasiun tersebut. Bapak diberikan
hadiah tiket kereta oleh kepala stasiun untuk pulang ke kampung halamannya. Bapak
membulatkan tekadnya untuk pulang menggunakan tiket kereta yang diberikan kepala
stasiun. Ia duduk berhadapan dengan Naila, perempuan yang ia temui di warung. Ketika
waktunya buka puasa, Naila menawarkan bapak minum dan kurma. Naila mulai
memperhatikan bapak yang sedang memandangi sebuah foto yang koyak. Naila
menyatukan bagian koyakan foto yang ia simpan dengan foto koyakan yang sedang di
pegang bapak. Dari situ Bapak menyadari bahwa Naila merupakan anak yang selama ini
ia rindukan karena sebelumnya ia berpikir bahwa Naila hanya mirip saja dengan
anaknya. Naila sendiri sudah lama mencari bapak. Ketika Naila tahu bahwa bapak
bekerja di sekitaran stasiun, ia meminta bantuan petugas stasiun untuk
mempertemukan ia dengan bapak. Kehadiranya hanya untuk menjemput bapak kembali
pulang dan menemui keluarganya.
Apabila dikaitkan dengan teori Sigmund Freud yakni teori psikoanalisisnya
terdapat ketiga konsep yang berbeda dalam film tersebut yaitu id, ego, dan superego.
Konsep id, ego, dan superego merupakan tiga bagian kepribadian manusia yang masuk
dalam jangka wilayah unconscious (ketidakasadaran) dan conscious (sadar). Ketiganya
saling berhubungan dan mendorong serta menahan yang menimbulkan tingkah laku. Id
termasuk kedalam ketidaksadaran yang berisi tentang dorongan-dorongan untuk
mendapatkan kebahagiaan dan menghindari sesuatu yang menyakitkan. Pada
umumnya hal yang menggerakan id merupakan nafsu, naluri, keinginan dan kebutuhan
terhadap sesuatu. Contohnya ketika seseorang sedang bersedih, ia cenderung akan
menangis. Ego berperan sebagai pintu masuk antara dorongan-dorongan tersebut
dengan dunia luar. Seseorang akan mempertimbangkan egonya dengan melihat untung
dan rugi yang akan didapatkannya. Contohnya ketika sedang merasa sedih di
keramaian, ego dapat membuat seseorang menahan diri untuk tidak menangis di depan
umum. Dengan ego, seseorang bisa berpikir untuk menangis ditempat yang lebih sepi.
Dan yang terakhir yakni superego. Superego merupakan cara berpikir dengan melihat
mana yang benar dan mana yang salah. Superego merupakan dasar seseorang dalam
mengambil keputusan.
Berdasarkan film berjudul Pulang keterkaitan ketiga konsep psikonalisis dari
kedua tokoh yaitu Bapak dan Naila terdapat beragam aspek perilaku. Kecenderungan
perilaku atau karakter yang diperankan merupakan sebuah aspek psikologis tokoh yang
terdiri dari id, ego, dan superego yang ditonjolkan oleh masing-masing tokoh dalam film
Pulang. Pemaknaan dari seluruh karakter dan perilaku yang terlihat dapat
dikelompokkan dalam masing-masing aspek psikologis menurut Sigmund Freud.
Berikut adalah keterkaitan ketiga konsep psikonalisis Sigmind Freud yang diambil dari
pengamatan tokoh utama film Pulang:
1. Bapak
a. Id: Rasa Kerinduan Bapak terhadap keluarga
Dalam film pendek Pulang tergambar bahwa id Bapak berperan dengan
mengeluarkan emosinya sebagai seorang bapak yang sudah lama tidak
pulang ke rumah yaitu rasa kerinduan yang timbul terhadap keluarga
beserta rumahnya. Bapak tidak sadar bahwa ia merasakan kerinduan yang
mendalam. Hal ini terlihat dari bagaimana ia memandangi foto anaknya dan
selalu membeli tiket kereta untuk pulang namun tak kunjung pulang.
Kepergiannya untuk menjalani hukumannya sebagai seorang narapidana
megharuskan ia untuk keluar dari rumah. Meskipun sudah lama keluar dari
penjara namun bapak merasakan kerinduan terhadap keluarganya
terkhususnya anak perempuanya. Mungkin ini adalah bentuk psikologis
yaitu naluri seorang bapak yang rindu dengan anaknya yang terpaksa harus
ia tinggalkan demi menjalani hukuman. Dalam situasi ini, bapak belum
memikirkan dampak negatif dan positif serta benar dan salahnya
keputusannya, karena id hanya tahu untuk memenuhi kebutuhan. Memenuhi
kebutuhan yakni rasa untuk pulang yang timbul akibat adanya kerinduan
yang mendalam kepada keluarganya.

b. Ego: Pergolakan batin Bapak untuk tidak pulang


Film Pulang yang di produksi oleh KAI menggambarkan bahwa ego Bapak
yang tidak mau pulang karena takut tidak diterima lagi oleh keluarganya.
Bapak mencoba untuk tetap tinggal bersama Narti dan Djayusman selaku
pemilik warung dan keluarga baru bapak di Semarang. Keberadaan ego
dalam film ini sendiri merupakan suatu tindakan untuk membantu manusia
mengadakan kontak dengan realitas. Apabila dikaitkan dengan film, ego
Bapak yang berusaha untuk tidak pulang karena Bapak belum bisa
menerima realitas (kenyataan) apabila ia ditolak oleh kerluarganya karena ia
merupakan seorang mantan narapidana meskipun secara tidak sadar ia
merasakan kerinduan yang mendalam terhadap keluarganya. Psikologis
Bapak yang saat itu sudah berumur 65 tahun mengalami pergolakan yang
cukup dahsyat sehingga berniat untuk tidak kembali atau pulang sebab
kondisinya yang menyandang status sebagai mantan narapidana yang
memberi dampak keraguan pada dirinya untuk kembali pulang. Dari sisi
psikologis, wajar bahwa bapak ragu dan takut ditolak oleh keluarganya
untuk kembali ke rumah karena ia menyadang status sebagai mantan
narapidana dimana hal tersebut merupakan hal yang dapat mencoreng nama
baik keluarga. Sehingga timbulah rasa takut akan penolakan terhadap
kehadiran dirinya dalam keluarga dengan statusnya sebagai mantan
narapidana. Maka dari itu timbullah ego dari Bapak untuk tidak kembali ke
rumah dan mengurungkan niatnya membeli tiket kereta untuk pulang.

c. Superego: Permintaan maaf Bapak kepada Naila

Superego merupakan bentuk refleksi dari nilai-nilai sosial yang bertugas


untuk menyadarkan seseorang atas tuntutan moral. Di lihat dalam film
pendek Pulang bahwa Bapak meminta maaf kepada Naila di dalam kereta api
ketika hendak kembali ke rumah. Dalam cuplikan tergambar bahwa
superego Bapak merasakan perasaan bersalah yang begitu mendalam telah
meninggalkan keuarga terkhususnya Naila dan membuat malu keluarga
akibat masa lalunya yang menyebabkan Bapak harus di hukum. Dari
psikologis Bapak, ia sudah merasa bersakah atas kesalahannya namun disini
juga terlihat bagaimana kesedihan Naila kehilangan bapak dalam waktu yang
cukup lama. Superego yang dimiliki Bapak sudah sadar bagaiamana cara
berpikir dengan melihat mana yang benar dan mana yang salah dan sebagai
dasar seseorang dalam mengambil keputusan. Sehingga ia memutuskan
untuk meminta maaf karena telah melakukan kesalahan yang besar sebagai
langkah pertama yang benar untuk memperbaiki kesalahanya.

2. Naila
a. Id: Perasaan Naila ketika melihat Bapak

Terlihat dalam cuplikan film pendek tersebut bahwa Naila menangis


ketika melihat Bapak yang telah lama ia cari untuk pertama kalinya.
Tangisan tersebut merupakan suatu reaksi spontan yang tidak disadari oleh
Naila. Air matanya mengalir begitu saja menandakan sedih, terharu, dan
bahagia. Perasaanya yang campur aduk ketika melihat Bapak untuk pertama
kalinya setelah sekian lama. Selama ini ia berusaha mencari bapak,
keinginannya yang tak pudar untuk menemui Bapak ketika mengetahui
bahwa Bapak sudah bebas dari penjara. Perasaaan yang timbul setelah
melihat Bapak tentu hadir begitu saja tanpa disadari oleh Naila sendiri.
Dalam id sendiri tidak dapat menentukan mana yang benar dan mana yang
salah, id hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Pada saat itu terlihat bahwa Naila ingin untuk mencari Bapak sehingga
ketika berhasil menemukan Bapak, ia menangis begitu saja.

b. Ego: Keputusan Naila untuk mencari dan mengajak Bapak untuk pulang

Sepanjang film Pulang terlihat bahwa ego Naila mencoba untuk


mempertahankan keinginannya untuk mencari dan mengajak bapak untuk
segera pulang ke rumah dan kembali kepada keluarga. Naila pergi
meninggalkan rumahnya untuk mencari bapak. Seperti yang telah
disebutkan bahwa keberadaan ego sendiri merupakan Tindakan guna
membantu seseorang mengadakan kontak dengan realitas atau kenyataan.
Apabila dikaitkan dengan situasi Naila, ego yang ia miliki tidak bisa
menerima kenyataan bahwa bapak tidak pulang setelah terbebas dari
penjara sehingga ia memutuskan untuk mencari dan mengajak bapak untuk
pulang. Dari sisi psikologis, ego yang Naila miliki sangat besar dikarenakan ia
telah kehilangan sosok bapak begitu lama sehingga ketika mengetahui
bahwa bapak bebas dari penjara, ia berusaha memenuhi ego yang ia miliki
dengan mencari dan mengajak bapak untuk segera kembali ke keluarga
tanpa memandang status yang dimiliki oleh bapak.
c. Superego: Naila menerima Bapak untuk kembali ke rumah

Dalam cuplikan film Pulang terlihat bahwa Naila menerima bapak untuk
Kembali ke rumah dengan cara ia mencari dan mengajak bapak untuk
pulang. Hal ini juga terlihat dari dialog yang diucapkan oleh Naila di kereta
api yang mengatakan bahwa ia datang untuk menjemput bapak agar Kembali
ke rumah. Dalam hal ini Naila sudah memikirkan apakah keputusannya
benar atau salah. Dan ia memutuskan untuk menjemput bapak karena
Tindakan tersebut merupakan Tindakan yang benar karena Naila menerima
bapak untuk Kembali ke rumah tanpa memedulikan statusnya sebagai
mantan narapidana.

Daftar Pustaka
A, P. (2023). 3 Teori Sigmund Freud Mengenai Kepribadian Manusia. Kementerian Kesehhatan
Republik Indonesia.

Fatawi N. F, N. S. (2019). ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA FILM “THE MIRACLE
WORKER” (Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud) . ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA
PADA FILM “THE MIRACLE WORKER”, 188-189.

Karina. A, H. F. (2022). Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam Film Dua Garis Biru Karya Gina S. Noer.
Jurnal Pendidikan dan Konseling, 5384-5389.

Z, F. (2020). Mengenal Id, Ego, dan Superego dalam Diri Manusia, Harus Seimbang Lho!
idntimes.com.

Anda mungkin juga menyukai