Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : ALFA HASYIM ROSADI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050151467

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130/Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI

Kode/Nama UPBJJ : PURWOKERTO

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA

ISIP4130-4
NASKAH JAWABAN MATA
KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : ISIP4130/Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI
Tugas 2

No. Soal
1.
Bagaimana tahapan dalam proses pembentukan treaty serta analisis oleh saudara apakah perjanjian atau treaty yang
telah ditandatangani oleh ketiga negara tersebut secara otomatis berlaku di masing-masing negara

Jawaban. :
a. Proses Pembentukan Treaty / Perjanjian Internasional
1. Negosiasai / Perundingan Treaty
2. Penandatanganan Treaty
3. Ratifikasi Treaty
4. Pengumuman / Deklarasi Treaty
b. perjanjian atau treaty yang telah ditandatangani oleh ketiga negara tersebut secara otomatis berlaku di
masing-masing negara karena telah disepakati dan ditandatangain oleh setiap negara dan masing masing
negara megnikatkan diri dan terikat pada treaty tersebut atau Ratifikasi
.
2.
Analisislah oleh saudara, metode omnibus law yang digunakan dalam menyusun UU Cipta Kerja bertentangan atau
tidak dengan sistem hukum civil law yang berlaku di Indonesia. Apakah prinsipnya sama dengan metode kodifikasi
yang selama ini diberlakukan di Indonesia.

Jawaban :

Menurut analisa saya metode Omnibuslaw tidak bertentangan dengan sistem hukum Civil Law karena metode
omnibuslaw adalah metode membuat aturan atau undang undang dengan cara memuat ,materi baru, mengubah materi
yang memiliki keterkaitan dan kebutuhan hukum dan atau mencabut peratuaran undang undang diatasnya, sedangkan
sistem hukum civil law juag membuat aturan / undang unudang dengan metode tertulis yaitu kebiasaan kebiasaan
dimasyarakat, yurisprudensi.
Sehingga metode omnibus law memuat banyak aturan didalamnya sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih
peraturan / perundang undangan.
3. Hakim sebagai tonggak akhir dalam penegakan hukum harus mampu mengikuti perkembangan hukum yang
bersifat dinamis. Dinamis disini berarti hukum akan terus berkembang dalam masyarakat seiring perubahan zaman.
Hakim dilarang menolak perkara yang diajukan ke hadapannya. Hal ini telah diatur dalam UU tentang Kekuasaan
Kehakiman.

Bagaimana implikasi dari pelarangan hakim untuk menolak perkara yang diajukan kepadanya. Berikan analisis
saudara

Jawaban :
implikasi dari pelarangan hakim untuk menolak perkara yang diajukan kepadanya dengn demikian hakim dengan
kewenanganya harus mampu menetapkan perkara hukum yang belum ada peraturan atau undang undang, dan
keputusan hakim tersebut dapat menjadi yurisprudensi
1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai