Anda di halaman 1dari 4

MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI

DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/4
RS. 00
BHAYANGKARA
TARAKAN
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
Plh. KARUMKIT BHAYANGKARA POLDA KALTARA,
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. DWI MULIAWATI PUTRI
INSPEKTUR POLISI SATU NRP 93071070

1. PENGERTIAN Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien
2. TUJUAN Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri resusitasi pada keadaan yang
tepat
3. KEBIJAKAN SK Direktur Nomor: tentang pelayanan instalasi gawat darurat di
RSUD H. Damanhuri Barabai
4. PROSEDUR Persiapan
1. Alat
a. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Trolly emergency yang berisi :
 Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa)
 Magil force
 Pipa trakhea berbagai ukuran
 Trakhea tube berbagai ukuran
 Gudel berbagai ukuran
 CVP set
 Infus set/blood set
 Papan resusitasi
 Gunting verband
 Bag resuscitator lengkap
 Semprit 10 cc – jarum no. 18
c. Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
d. Set penghisap sekresi lengkap dan siap pakai
e. EKG record
EKG monitor bila memungkinkan
DC shock lengkap
KRITERIA PASIEN MASUK

INSTALASI GAWAT DARURAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/4
RS. 00
BHAYANGKARA
TARAKAN
2. Pasien
- Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
- Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras
- Baju bagian atas pasien dibuka
Pelaksanaan :
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen
2. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
- Memanggil nama
- Menanyakan keadaannya
- Menggoyangkan bahu pasien/mencubit pasien
3. Jika pasien tidak sadar/tidak ada respon, terjadi henti nafas dan henti
jantung mulai lakukan resusitasi
4. Buka jalan nafas dengan posisi head tilt chin lift dan bersihkan jalan nafas
dari sumbatan
5. Menilai pernafasan dengan cara :
- Melihat pergerakan dada/perut
- Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung
tangan.
6. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan dengan resuscitator
sebanyak 2 kali secara perlahan
7. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis, jika
arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik sekali.
8. Jika areteri carotis tidak teraba lakukan kombinasi nafas buatan dan
konpresi jantung luar dengan perbandingan 15:2 untuk dewasa baik 1
atau 2 penolong dan 3:1 untuk neonates
9. Setiap 4 siklus (4 kali kompresi dan 5 kali ventilasi) cek pernafasan
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

3/4
RS. 00
BHAYANGKARA
TARAKAN
10. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan teknik kombinasi dimulai dengan
kompresi jantung luar
11. Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
a. Dewasa
- Penekanan menggunakan dua pangkal telapak tangan dengan
kejutan bahu
- Penekanan pada daerah sternum 2-5 jari di atas proses xyphoideus
- Kedalaman tekanan 3-5 cm
- Frekuensi penekanan 80-100 kali per menit
b. Anak
- Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
- Kedalaman tekanan 2 – 3 cm
- Frekuensi penekanan 80 – 100 kali per menit
c. Neonatus
- Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong
sedangkan tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil meraba
arteri brakhialis sebelah kiri
- Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada bayi pada
posisi sejajar putting susu 1 cm ke bawah
- Kedalaman tekanan 1-2 cm
- Perbandingan kompresi jantung dengan begging adalah 3 : 1
12. Resusitasi tidak dilakukan pada :
- Kematian normal
- Stadium terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan lagi
- Apabila hamper pasti fungsi serebral tidak akan dapat pulih kembali
setelah 0,5 – 1 jam dan normotermia
MEMULAI DAN MENGAKHIRI RESUSITASI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

4/4
RS. 00
BHAYANGKARA
TARAKAN
- Pasien dengan kriteria Do Not Resuscitate (DNR)
13. Resusitasi dapat diakhiri pada :
- Fungsi sirkulasi dan ventilasi telah kembali spontan efektif dan
tekanan sistolik > 60 mmHg
- Jika dalam 30 menit dilakukan resusitasi yang adekuat namun pasien
belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
- Penolong telah terlalu Lelah
- Pasien dinyatakan meninggal oleh dokter
- Diketahui kemudian bahwa pasien berada dalam penyakit terminal
yang tidak dapat disembuhkan lagi
14. Semua tindakan resusitasi dokumentasi secara tertulis
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Laboratorium
4. Radiologi

Anda mungkin juga menyukai