Anda di halaman 1dari 18

INFOGRAFIS PADA SENYAWA IONIK TIMBAL (IV)

OKSIDA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4 OFFERING I

1. Erni Nur Al Kofifah (220332602853)


2. Nagita Rizqi Salsabila (220332609487)
3. Naura Celina Aryanto (220332610501)
4. Rendra Patria (220332603303)
5. Yoshie Stephanie (220332610509)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb. Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
sebagai Tuhan semesta alam atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan infografis senyawa ionik pada
PbO2 pada mata kuliah Struktur dan Sifat-Sifat Zat. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Nani Farida, S.Si., M.Si., PhD., selaku dosen pengampu mata struktur dan
sifat-sifat zat

2. Rekan Offering i yang turut berpartisipasi dalam penulisan infografis senyawa


ionik.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, sehingga kritik serta
saran yang membangun akan selalu terbuka dari kami agar infografis senyawa ionik PbO 2
yang kami kerjakan menjadi lebih baik. Semoga infografis senyawa ionik PbO 2 kami dapat
menambah wawasan pengetahuan kepada para pembaca.

Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
berperan serta membantu dan memberikan semangat yang luar biasa sehingga infografis
senyawa ionik PbO2 ini telah selesai disusun. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
urusan dan melancarkan perjalanan kita.

Malang, 27-Ferbuari-2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

BAB I 4
PEDAHULUAN 4
1.1 Pembentukkan Senyawa Ionik 4
BAB II 7
STRUKTUR DAN SIFAT KRISTAL SENYAWA IONIK PbO2 7
2.2 FOTO SENYAWA 7
2.3 KEGUNAAN PbO2 7
2.4 GAMBAR STRUKTUR KRISTAL 7
BAB III 10
ENERGI KISI 10
3.1 Energi kisi Kristal PbO2 Dengan Persamaan Kapustinskii 10
3.3 Daur Born-Haber Pembentukkan Kristal PbO2 11
BAB IV 13
RASIO RADIUS DAN STRUKTUR KRISTAL 13
BAB V 3
REAKSI SENYAWA PbO2 DALAM AIR..........................................................................................3
5.1 Sifat Atau Perilaku Senyawa PbO2 Dalam Air………………………………………….15
5.2 Energi Kisi senyawa PbO2……………………………………………………………….15
5.3 Perubahan entalpi senyawa PbO2……………….……………………………………….15
5.4 Perubahan entalpi pelarutan senyawa PbO2…………..………………………………..16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pembentukkan Senyawa Ionik
PbO2 adalah PbO2 oksida di mana keadaan oksidasi timbal adalah +4 dengan nama
kimia Timbal (IV) oksida. Timbal dioksida, atau asam Plumbic anhidrat, atau Plumbic oxide
merupakan agen pengoksidasi yang kuat. Dalam keadaan bebas, Pb atau timbal mempunyai
bentuk logam, sedangkan O atau oksigen dalam keadaan bebasnya mempunyai bentuk gas.
Dalam senyawa PbO2, satu atom timbal membentuk ikatan kovalen dengan dua atom
oksigen untuk membentuk molekul PbO2. Struktur molekulnya adalah bentuk kristal padat,
dan dioksida timbal ini berwarna coklat kehitaman.
Senyawa PbO2 memiliki titik leleh yang tinggi (375 °C) dan tidak larut dalam air.
Senyawa ini bersifat oksidator yang kuat, dan dapat bereaksi dengan bahan-bahan organik
dan logam untuk membentuk senyawa oksida.
Pada pembentukan PbO2, dimulai dengan dengan terjadinya transfer 4 elektron dari
atom Pb ke atom nonlogam lainnya. Pasangan 2 oksigen menerima masing-masing 2 elektron
dari 2 atom logam lainnya.

Pb(g) + O(g) 🡪 Pb4+(g) + O2-(g)

Pada pembentukan senyawa PbO2 dalam fase gas, transfer elektron tersebut diikuti
dengan terjadinya gaya tarik menarik antara ion Pb 4+ dan 2 ion O2- sehingga terbentuk PbO2
yang tersusun atas pasangan ion ion nya. Untuk pembentukan PbO2 dalam fase gas terjadinya
ikatan ionik ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut
Pb4+(g) + O2-(g) Pb4+(g) + O2-(g)
Pasangan Ion
atau
Pb4+(g) + 2O2-(g) PbO2 (g)
Pasangan Ion
atau

Pasangan Ion
Secara keseluruhan tahap tahap pembentukan PbO2 dalam fase gas dari atom-atomnya
dalam fase gas ditunjukkan dalam persamaan reaksi berikut.

Pb (g) 🡪 Pb4+(g) + 4e (Pembentukan kation)

4e + O2 (g)🡪 2O2-(g) (Pembentukan anion)

4
Pb4+(g) + 2O2-(g) 🡪 PbO2 (g) (Pembentukan ikatan ionik)

Pb (g) + O2-(g) 🡪 PbO2 (g)

Perubahan konfigurasi elektron pada pembentukan PbO2 dalam fase gas dari atom-
atomnya dalam fase gas ditunjukkan dengan gambar dibawah ini

Konfigurasi unsur Pb Konfigurasi unusr Pb4+


[Xe]4f14 5d10 6s2 6p2 [Xe]4f14 5d10
(2 8 18 32 18 2) (2 8 18 32 16)
Konfigurasi unsur O Konfigurasi unsur O
1s2 2s2 2p4 1s2 2s2 2p6
(2,6) (2,8)
Pada sistem periodik ada dua unsur, yaitu timbal (Pb) dan oksigen (O). Dalam sistem
periodik unsur, timbal (Pb) terletak pada golongan 14 dan periode 6, sedangkan oksigen (O)
terletak pada golongan 16 dan periode 2. Pada penggolongan unsur, atom PbO 2 bukan
merupakan golongan logam transisi.

5
Pada pembentukan PbO2 dalam fase gas dari atom-atomnya dalam fase gas adalah
disertai dengan perubahan ukuran spesies yang ada seperti gambar dibawah ini

Ukuran ion Pb4+ lebih kecil dibanding dengan ukuran atom Pb karena gaya tarik inti
terhadap elektron-elektron Pb4+ lebih kuat dibandingkan dengan atom Pb. Hal ini terjadi
karena muatan inti efektif lebih ion Pb4+ lebih besar dibandingkan muatan inti efektif atom
Pb.
Ukuran ion O2- lebih besar dibandingkan ukuran atom O karena gaya Tarik inti
terhadap elektron-elektron pada ion O 2- semakin lemah. Hal ini terjadi karena muatan inti
efektif lebih ion O2- lebih kecil dibandingkan muatan inti efektif atom O.

6
BAB II
STRUKTUR DAN SIFAT KRISTAL SENYAWA IONIK PbO2
2.1 NAMA SENYAWA
a. Sistematik : Timbal (IV)Oksida
b. Trivial atau nama dagang : Timbal (IV)Oksida

2.2 FOTO SENYAWA

2.3 KEGUNAAN PbO2

1. Sebagai elektroda positif dalam elektrolit pada aki dan dapat digunakan sebagai
elektroda dalam proses elektro destruksi atau elektrodekolorisasi limbah zat warna.
Timbal (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pengganti karet.

7
2. Digunakan dalam pembuatan bahan peledak.
3. Digunakan sebagai bahan pengawet untuk polisulfida.
4. Digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam pembuatan pewarna.Digunakan sebagai
reagen analitis.
5. Digunakan dalam pembuatan penangkal petir.
6. Digunakan sebagai bahan anoda dalam elektrokimia.
7. Digunakan dalam elektroplating tembaga.
8. Digunakan dalam baterai penyimpanan timbal-asam. Digunakan dalam tekstil.

2.4 GAMBAR STRUKTUR KRISTAL


Kisi kristal dan unit cell (termasuk jumlah ion dalam 1 unit cell)

Susunan teratur dan berulang suatu objek dalam 3-dimensi akan menghasilkan kisi 3-
dimensi. Dari kisi 3-dimensi ini dapat digambarkan sel-sel satuan. Sel satuan merupakan
satuan perulangan terkecil yang menunjukkan semua simetri yang terdapat dalam struktur
kristal. Sel satuan kristal dari PbO yaitu kubus berpusat muka (Face Centered Cubic).
2

Gambar 2.1

Keelektronegatifan atom Pb dan atom O 2 dalam skala pauling adalah 2,33 dan 3,44.
Perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 1,11. Dengan demikian PbO 2
merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion-ion Pb 4+ dan ion-ion O2-. Kisi kristal dari
fluorit adalah geometri tetrahedral seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. kelompok
ruang kisi dari fluorit adalah P 42/mnm. Panjang sisi sel satuan dari kisi PbO 2 adalah a
=546,26 pm.

8
Didalam kisi fluorit Pb4+ dikelilingi oleh 8 ion O2-. seharga dengan geometri kubus
sederhana, ion O2-. dikelilingi oleh 4 ion dari Pb4+ seharga dengan geometri tetrahedral.
Bilangan koordinasi ion Pb4+ adalah 8, sedangkan bilangan koordinasi ion O2-. adalah 4.

Kisi kristal PbO2. Ion Pb4+ dikelilingi oleh 8 ion O2- terdekat dengan geometri kubus
sederhana. Ion O2- dikelilingi oleh 4 ion Pb4+ terdekat dengan geometri tetrahedral.

● Pada sel satuan ion

Jumlah ion Pb4+ dalam sel satuan : 1/8 x 8 ion + 1/2 x 6 ion
: 4 ion
Jumlah ion O2- dalam sel satuan : 1/2 x 8 ion + 4 ion
: 8 ion

Pb4+ menempati setiap titik sudut (ada 8) dan pusat muka kubus (ada 6) sehingga jumlah
kation Pb4+ setiap unit sel adalah (1/8 x 8) +(6 x 1/2) =4 kation untuk Pb 4+. O2- menempati
semua rongga tetrahedral yaitu sebanyak 8 anion O 2-. Dengan demikian, rasio jumlah kation
dengan anion memenuhi angka banding 1:2.

9
BAB III
ENERGI KISI
3.1 Energi kisi Kristal PbO2 Dengan Persamaan Kapustinskii
Energi kisi U o merupakan energi yang dibebaskan apabila sejumlah mol kation dan
anion dalam fase gas didekatkan dari jarak tak terhingga sampai ke kedudukan setimbang
dalam suatu kisi kristal 1 mol senyawa ionik pada suhu 0 K. Energi kisi dapat juga didefinisi
sebagai energi yang diperlukan untuk menguraikan 1 mol kisi kristal senyawa ionik menjadi
ion-ionnya dalam fase gas pada suhu 0 K.
Untuk menentukan energi kisi kristal senyawa ionik yang mendekati harga
eksperimen, perlu dimasukkan sedikitnya tiga besaran lain, yaitu energi akibat adanya gaya
London, energi titik nol, dan koreksi yang berhubungan dengan kapasitas panas sebab harga
U o berlaku untuk 0 K. Kapustinskii menyatakan bahwa tetapan Madelung (A), jarak antara
kation dengan anion, dan rumus empiris dari senyawa ionik adalah berhubungan.
Energi total (U) adalah energi kisi kristal, dimana dalam penentuan struktur kristal,
dibutuhkan besarnya energi kisi senyawanya. U dapat diperoleh dengan persamaan
kapustinskii. Dengan membutuhkan beberapa elemen, dengan v adalah jumlah ion per
“spesies” senyawa ionic, r o adalah jumlah jari-jari kation dan anion, sehingga persamaan nya
−¿¿
+¿+r ¿
adalah r o =r dalam satuan pm. Z+ dan Z- masing-masing adalah muatan kation dan
muatan anion. Sehingga, PbO2 mempunyai energi kisi sebagai berikut:
Diketahui : v=3, Z+=4, Z-=-2, ro=232pm

U =( 120.200 ) ( v ) ¿ ¿

10
U=
232 (
( 120.200 )( 3 ) ( 4 ) (−2 )
1− )
34 , 5
232
kJ /mol

U =−10585 ,39 kJ /mol


Jadi, energi kisi dari PbO2 adalah -10585,39 kJ/mol, yang berarti energi yang
dibebaskan apabila sejumlah mol katin dan anion dalam fase gas didekatkan rari jarak tak
terhingga sampai ke kedudukan setimbang dalam suatu kisi kristal 1 mol senyawa ionik pada
suhu 0 K sebesar -10585,39 kJ/mol.

3.2 Ikatan Yang Terbentuk Antara PbO2

Ikatan kimia antara atom-atom unsur yang berbeda tidak sepenuhnya ionik atau
kovalen. Tingkat karakter ionik atau karakter kovalen suatu ikatan tergantung pada seberapa
kuat masing-masing atom yang terikat menarik elektron. Ketika perbedaan elektronegativitas
meningkat, ikatan menjadi lebih bersifat ionik. Secara umum, ikatan ion terbentuk ketika
perbedaan elektronegativitas lebih besar dari 1,70. Namun jika perbedaan elektronegativitas
kurang dari 1,70 maka ikatan nya termasuk ikatan kovalen. Pada PbO 2 keelektronegatifan O
lebih besar dari Pb yaitu 3,44 sedangkan Pb adalah 2,33 sesuai dengan skala
keelektronegatifan Pauling sehingga ketika dikurangi antara keelektronegatifan O dengan Pb
akan menghasilkan perbedaan elektronegativitas sebesar 1,11 dimana ikatan yang terbentuk
adalah ikatan kovalen karena perbedaan elektronegativitas kurang dari 1,7 atau bisa disebut
ikatan kovalen polar karena unsur-unsur yang berbeda memiliki keelektronegatifan berbeda,
pasangan elektron dalam suatu ikatan kovalen antara atom-atom yang berbeda tidak terbagi
secara merata dan kovalen polar memiliki perbedaan keelektronegatifan antara 0,4 - 1,7.

11
3.3 Daur Born-Haber Pembentukkan Kristal PbO2

Energi yang menyertai pada pembentukan Pb02:

● Logam padat Pb diubah menjadi gas, pada proses ini

diperlukan energi atomisasi (∆HA) yang lebih besar dari 0.

● Kemudian gas O2 dipecah (disosiasi) menjadi O, pada proses ini

diperlukan energi disosiasi (∆HD) yang lebih besar dari 0

● Logam Pb dalam fase gas selanjutnya berubah menjadi ion Pb +, pada proses ini
diperlukan energi ionisasi (EI1) yang lebih besar dari 0 kemudian diubah lagi menjadi
Pb2+, pada proses ini juga diperlukan energi ionisasi (EI 2) yang lebih besar dari 0,
kemudian selanjutnya juga diubah menjadi Pb3+ yang memerlukan energi ionisasi
(EI3) yang lebih besar dari 0 dan yang terakhir diubah menjadi Pb 4+ yang memerlukan
energi ionisasi (EI4) yang lebih besar dari 0.

● Gas oksigen kemudian terion menjadi O -, pada proses ini diperlukan energi afinitas
elektron (AE1) yang kurang dari 0 kemudian diubah lagi menjadi O 2- yang juga
memerlukan energi afinitas elektron (AE2) yang kurang dari 0.

12
● Setelah Pb dan O di ubah menjadi Pb4+ + O2- ada gaya elektrostatis menjadi Pb4+O2-,
pada proses ini diperlukan energi pasangan ion (UIP) yang kurang dari 0.

● Pada tahap akhir , ion Pb 4+ dan O2- membentuk Pb02, pada proses ini dihasilkan energi
berupa energi kisi sebesar U0 = Uip+Ulatice
ΔHPI = -BDE – (EI1+EI2+EI3+EI4+AE1+AE2)
= -472 kj/mol – (715+1450+3080+4080-140,984+744) kl/mol
= -472 kl/mol – 9.928,016 kj/mol
= -10.355,016 kj/mol

Berdasarkan dari daur bohr haber tersebut maka energi yang terlibat dalam pembentukan
PbO2 adalah sebagai berikut

Energi (kj/mol) PbO2

ΔHA(Pb) 196 kj/mol

IE1 715 kj/mol

IE2 1.450 kj/mol

IE3 3.080 kj/mol

IE4 4.080 kj/mol

ΔHD(O) 248 kj/mol

AE1 -140,984 kj/mol

AE2 744 kj/mol

U0 -10.585,39 kJ/mol

ΔHPI -10.355,016 kj/mol

Tabel 3.1

13
BAB IV
RASIO RADIUS DAN STRUKTUR KRISTAL
Senyawa-senyawa ionik biner, yaitu senyawa yang terdiri dari dua macam atom,
dengan ukuran anion lebih besar dibandingkan ukuran kation, dapat dianggap kation
menempati ruangan-ruangan kosong atau tempat selitan yang ada di antara anion-anion.
Dalam hal ini banyaknya anion-anion yang terikat pada kation yakni bilangan koordinasi
kation cenderung bertambah dengan bertambahnya ukuran kation.
Pada senyawa PbO2, ukuran anion atau jari-jari anionnya yakni O 2- lebih besar
dibandingkan dengan kationnya Pb4+, dimana berdasarkan data eksperimen jari-jari O 2- adalah
124 pm dan jari-jari Pb4+ adalah 108 pm. Berdasarkan data tersebut dapat dianggap kation
menempati tempat selitan yang ada di antara anion-anion.
Kristal senyawa ionic terdiri atas kation-kation dan anion-anion yang tersusun secara
teratur, berulang, dan bergantian. Senyawa ionic mengkristal dengan kisi kristal tertentu. Kisi
kristal dapat diramalkan berdasarkan rasio radius antara kation dan anion. Hubungan antara
rasio radius dengan kemungkinan struktur senyawa ionic dapat tertera pada table 4.1
R+/R- R-/R+ Bk Geometri Sekitar Kemungkinan
Kation Kation
Struktur

< 0,155 > 6,452 2 Linear *

0,155 – 0,255 4,444 – 6,452 3 Segitiga Planar *

0,255 – 0,414 2,415 – 4,444 4 Tetrahedral Wurtzite, Zink


Blende

0,414 – 0,732 1,366 – 2,415 4 Bujur Sangkar *

0,414 – 0,732 1,366 – 2,415 6 Octahedral Nacl, Rutil

0,732 – 0,999 1,001 – 1,366 8 Kubus Fluorin

1 1 12 Dodecahedral **

Tabel 4.1

* Belum pernah dilaporkan untuk kristal senyawa ionik

14
* Bk 12 tidak pernah ditemukan untuk kristal senyawa ionik

Dalam Timbal (IV) oksida (PbO2) Jari-jari ion Pb4+ = 108 pm, jari-jari ion O2- = 124 pm.

Diketahui :
4 +¿=108 pm¿
r Pb

2−¿=124 pm ¿
rO

Rasio radius :
r ¿¿

Jadi, rasio radius senyawa PbO2 adalah 0,87 dengan bilangan koordinasi ion ion Pb 4+
adalah 8, ion Pb4+ akan dikelilingi oleh 8 ion O2-, berdasarkan tabel 1.1 Pb4+ memiliki
geometri kubus. Lalu, bilangan koordinasi ion O 2- adalah 4, ion O2- akan dikelilingi oleh 4 ion
Pb4+ dan mempunyai geometri tetrahedral. Jadi, PbO2 kemungkinan mengadopsi struktur
fluorit, hal ini juga berdasarkan rentang rasio PbO 2 yang mana 0,87 merupakan struktur
fluorit. Fakta eksperimen menunjukkan bahwa PbO2, memang mengadopsi struktur Fluorit.

15
BAB V
REAKSI/PELARUTAN SENYAWA PbO2 DALAM AIR
Senyawa ionik ada yang mudah larut dalam air dan ada juga yang sukar larut dalam air.
Hal ini tergantung pada besarnya energi kisi dan besarnya entalpi solvasi yang menyertai proses
pelarutan senyawa tersebut. Pelarutan senyawa ionik dalam air ada yang berlangsung secara
eksotermik tetapi ada juga yang berlangsung secara endoterm. Pelarutan tersebut ada yang
berlangsung secara spontan dan ada juga yang berlangsung secara tidak spontan.

5.1 Sifat Atau Perilaku Senyawa PbO2 Dalam Air


Senyawa PbO2 merupakan salah satu senyawa yang tidak dapat larut dalam air karena
senyawa PbO2 sendiri memiliki perbedaan jari-jari kation dan anion yang kecil yakni sebesar 18
pm. Sehingga senyawa PbO2 cenderung tidak dapat larut dalam air.

5.2 Energi Kisi Senyawa PbO2


PbO2 mempunyai energi kisi sebagai berikut:
Diketahui : v=3, Z+=4, Z-=-2, ro=232pm
U =( 120.200 ) ( v ) ( Z 2 ) ¿ ¿

U=
232 (
( 120.200 )( 3 ) ( 4 ) (−2 )
1−
34 , 5
232 )
kJ /mol

U =−10585 ,39 kJ /mol

5.3 Perhitungan Entalpi Solvasi Senyawa PbO2

5.3.1 Perubahan entalpi pelarutan kation Pb4+

ΔHsolvasi= -69.500 ( ) ( Z2 )
ro
KJ/Mol

ΔHsolvasi= -69.500 ( ) (42)


232
KJ/Mol

ΔHsolvasi= -4793,10345 KJ/Mol

5.3.2 Perubahan entalpi pelarutan kation O2-

16
ΔHsolvasi= -69.500 ( )
( Z2 )
ro
KJ/Mol

ΔHsolvasi= -69.500 ( )(−22 )


232
KJ/Mol

ΔHsolvasi= -1198,27586 KJ/Mol

5.4 Perubahan Entalpi Pelarutan Senyawa PbO2

ΔHlarutan = -U + ΔHsolvasi (Pb4+) + ΔHsolvasi (O2- )

ΔHlarutan = [(−10585 , 39 ¿+¿ (-4793,10345) + ( -1198,27586)]


KJ/Mol

ΔHlarutan = -16576,76931 KJ/Mol

Jika ΔHlarutan< U maka senyawa PbO2 tidak dapat larut dalam air

KESIMPULAN

PbO2 yaitu timbal (Pb) dan oksigen (O) memiliki nama IUPAC Timbal (IV)Oksida. PbO 2
atau Timbal (IV) Oksida memiliki kisi kristal fluorit . PbO 2 berupa padatan berwarna hitam
yang tidak larut. Jika dihitung menggunakan persamaan Kapustinskii energi kisi senyawa

17
PbO2 sebesar -10585,39kJ/mol. PbO 2 tidak dapat larut dalam air dikarenakan ΔHlarutan< U.
SenyawaPbO2 memiliki kegunaan tersendiri yaitu

1. Sebagai elektroda positif dalam elektrolit pada aki


dan dapat digunakan sebagai elektroda dalam proses elektro destruksi atau
elektrodekolorisasi limbah zat warna. Timbal (IV) oksida digunakan untuk pembuatan
pengganti karet.

2. Digunakan dalam pembuatan bahan peledak.

3. Digunakan sebagai bahan pengawet untuk


polisulfida.

4. Digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam


pembuatan pewarna.Digunakan sebagai reagen analitis.

5. Digunakan dalam pembuatan penangkal petir.

6. Digunakan sebagai bahan anoda dalam elektrokimia.

7. Digunakan dalam elektroplating tembaga.

8. Digunakan dalam baterai penyimpanan timbal-asam.


Digunakan dalam tekstil.

18

Anda mungkin juga menyukai