Anda di halaman 1dari 2

Menko Airlangga sebut Reforma Agraria

dapat atasi kemiskinan ekstrem


Rabu, 30 Agustus 2023 14:51 WIB

Reforma Agraria juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi


kemiskinan ekstrem dan mendorong iklim usaha yang lebih baik,
khususnya kepada usaha kecil, menengah, dan tentunya usaha-usaha
rakyat.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
mengatakan bahwa Reforma Agraria dapat mengatasi kemiskinan ekstrem serta
memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia.

“Reforma Agraria juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan ekstrem
dan mendorong iklim usaha yang lebih baik, khususnya kepada usaha kecil,
menengah, dan tentunya usaha-usaha rakyat,” kata Menko Airlangga secara virtual
saat membuka acara Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Summit 2023 melalui
keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Reforma Agraria merupakan proses penataan ulang susunan atau restrukturisasi


kepemilikan, penguasaan, dan penggunaan sumber-sumber agraria khususnya tanah.
Menko Airlangga selaku Ketua Tim Reforma Agraria Nasional menjelaskan lebih
rinci bahwa Reforma Agraria terdiri dari penataan aset merupakan salah satu Program
Strategis Nasional (PSN) yang masuk kategori Program Pemerataan Ekonomi yang
dampaknya langsung pada penguatan ekonomi rakyat, terutama rakyat kecil di
pedesaan, petani, pekebun, nelayan, yang tinggal juga di daerah pesisir.

Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan kembali terkait arahan Presiden Joko
Widodo dalam GTRA Summit 2022 bahwa seluruh pejabat pusat maupun daerah serta
semua lembaga pemerintah harus saling terbuka dan bersinergi pada tataran
pelaksanaan Reforma Agraria.

“Oleh karena itu deklarasi yang telah kita sepakati pada GTRA Summit 2023
Kabupaten Karimun ini dapat dilaksanakan dan diwujudkan,” tutur Menko Airlangga.

Menurutnya, kegiatan GTRA Summit penting dan strategis untuk dilakukan di tengah
upaya pemulihan ekonomi nasional. Hal itu mengingat Reforma Agraria yang juga
menjadi salah satu program strategis nasional, berkontribusi terhadap pemulihan
ekonomi nasional dengan penataan aset melalui redistribusi Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA) sebagai modal usaha produktif.

Ia memberi arahan kepada Kementerian atau Lembaga dan Pemerintah Daerah agar
saling menguatkan kerja sama. Para Kepala Daerah diharapkan juga turut berperan
aktif, termasuk dalam menjadikan program Reforma Agraria sebagai program
prioritas daerah dan masuk ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah.

“Ini yang terpenting, pengalokasian APBD untuk mendukung pelaksanaan Reforma


Agraria,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto mengatakan Gugus Tugas Reforma
Agraria (GTRA) harus meningkatkan perekonomian rakyat secara berkelanjutan.

Ia mengungkapkan terdapat 2.500 desa yang masuk kawasan hutan dengan jumlah
penduduk 1,7 juta orang hidup dalam garis kemiskinan ekstrem.

Dengan demikian, rakyat kecil yang papa dan tidak punya apa-apa sangat menantikan
kehadiran negara melalui Reforma Agraria untuk merobohkan ketimpangan
penguasaan dan pemilikan tanah.

Anda mungkin juga menyukai