Anda di halaman 1dari 17

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Desain Program Pendidikan dan


Pelatihan
SKS : 3 SKS
Kode : TP 301
Prodi : Teknologi Pendidikan

Petunjuk:
1. Silakan Anda kerjakan soal-soal di bawah ini dengan semaksimal mungkin
2. Jawaban diketik rapi dalam format Ms. Word sertakan dengan identitas
3. Kirim jawaban Anda melalui email ke alamat: melati.muthia@gmail.com paling lambat
tanggal 10 Juni 2022. Cantumkan di subjek email: Jawaban UAS DPPP_NAMA.
4. Mohon agar dapat mengumpulkan tepat waktu. Apabila terlambat, akan dianggap
tidak mengikuti ujian.

Soal:
1. Desain Program Pelatihan merupakan bagian dari kurikulum, salah dasar yang menjadi
bahan pertimbangan dalam penyusunan kurikulum pelatihan adalah analisis studi
kebutuhan (need assessment). Jelaskan apa yang dimaksud dengan need assessment dan
bagaimana mekanisme maupun teknik pelaksanaannya sehingga studi kebutuhan tersebut
dapat dilaksanakan secara efektif!

2. Lembaga Diklat merupakan Lembaga Pendidikan yang lebih mengutamakan pada


peningkatan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas terkait
pekerjaannya. Kiat yang bagaimana supaya diklat tersebut memberikan nuansa best
practice yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja?

3. Model Desain Program Pelatihan (DPP) yang sudah dipelajari diantaranya dapat
diterapkan atau dikembangkan untuk desain program pelatihan:
1. Desain Program Pelatihan Model Dick and Arey
2. Desain Program Pelatihan Model Kemp
3. Desain Program Pelatihan Model IDI
4. Desain Program Pelatihan Model AIR PORCE
5. Desain Program Pelatihan Model IPISD
6. Desain Program Pelatihan Model Briggs
7. Desain Program Pelatihan Model Kompetensi
Jelaskan konsep dasar, komponen-komponen, dan bagan prosedur model DPP yang
Anda pilih sebagai alternatif yang sesuai untuk program diklat!

4. Terkait dengan alternatif DPP yang dipilih tersebut, coba Anda buatkan Desain Program
Pelatihannya! (Anda dapat menyebutnya silabus, GBPP, RBPMD, Program Pelatihan
atau apa saja, nama dan jenis pelatihannya sesuai pilihan Anda)

SELAMAT MENGERJAKAN
Nama : Diva Aulia Amanda
NIM : 2001174
Kelas : TP-4B-2020

1. Need Assesment dalam program pendidikan dan pelatihan merupakan proses yang berkelanjutan
dalam pengumpulan data untuk menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan sehingga diklat
dapat dikembangkan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Need Assesment
Pelatihan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk menemukenali adanya
kesenjangan antara pengetahuan, ketrampilan dan sikap seseorang yang dibutuhkan oleh
organsisi yang dapat ditingkatkan melalui pelatihan.
Adapun teknik pelaksanaannya adalah :
1. Merancang Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan dengan merumuskan masalah dan
tujuannya melalui model-model analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan.
2. Menyusun instrumen dengan pertanyaan tentang Pendidikan dan Pelatihan, misalnya ”apa saja
yang dibutuhkan dan topik apa yang perlu dipelajari oleh peserta Pendidikan dan Pelatihan”.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data dengan menggunakan teknik dan metode yang tepat.
Teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan aktivitas ini, yaitu :
a. berdasarkan perencana Pendidikan dan Pelatihan yang secara intuitif merencanakan kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan berdasarkan pada kebutuhan riil organisasi atau berdasarkan ulasan
pimpinan.
b. analisis data sekunder yaitu upaya menemukan kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan dengan cara
mempelajari dokumen (catatan-catatan/laporan pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan,
tata kerja dan struktur organisasi, serta perencanaan tenaga kerja).
c. analisis litingring adalah analisis yang berdasarkan pada analisis jabatan dengan memperhatikan
tingkat kesulitan, tingkat kepentingan dan tingkat keseringan.
d. pendekatan kompetensi dengan mencari diskrepansi kinerja yaitu selisih antara kinerja standar
dan kinerja yang dimiliki.
4. Menyusun laporan. Laporan analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan berisi fokus kegiatan
analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, tujuan kegiatan, metoda serta peralatan yang
digunakan, kerangka kerja, tahapan kerja dan teknik analisis data, interprestasi dan formulasi
kesimpulan serta saran analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan. Laporan ini digunakan untuk
menetapkan jenis kegiatan Pendidikan dan Pelatihan. Laporan ini juga sebagai alat monitoring
pelaksanaan kegiatan analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, alat pengawasan dan
pengendalian.

2. Kiat best practice salah satunya adalah dengan Training Needs Assessment. Perlu dilakukan
analisis kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan, khususnya di satuan kerja. Analisis Kebutuhan
Pendidikan dan Pelatihan adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk menemukenali adanya
kesenjangan kompetensi (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) yang dapat ditingkatkan melalui
Pendidikan dan Pelatihan. Analisa kebutuhan pelatihan (training) dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yakni :
a. Task Analysis : Analisis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi
tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan apa yang
dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa yang diperlukan.
b. Person Performance Analysis : Analisis yang berfokus pada kinerja orang yang memegang
posisi tertentu. Analisa ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang
dibutuhkan oleh orang tersebut. Dari sini, kemudian dapat disusun jenis training apa saja yang
diperlukan untuk orang tersebut.

1. 3. 1) Model Dick and Carey

1. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti

2. Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan

3. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti

4. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat
baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis
instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada
komponen setelahnya.

5. Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang
dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

b) Prosedur dan bagan prosedur

1. Mengidentifikasi Mengidentifikasi tujuan umum pendidikan dan pelatihan (Identity

Instructional Goal)

Tahapan pertama dalam model Dick dan Carey adalah mengidentifikasi tujuan umum. Tahapan
ini merupakan dasar agar dapat melaksanakan tahapan kedua dan seterusnya. Oleh sebab itu
dalam menentukan tujuan jangan sembarangan karena menjadi patokan suksesnya sebuah
pelatihan dan pembelajaran. Dick dan Carey menjelaskan bahwa tujuan umum ini digunakan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan oleh peserta setelah mengikuti pendidikan dan
pelatihan.

2. Menurut Dick dan Carey (dalam Aji, 2016) setelah tujuan berhasil diidentifikasi, maka
langkah selanjutnya menganalisis tujuan tersebut untuk mengenali keterampilan-keterampilan
bawahan (subordinate skills) yang mengharuskan peserta belajar menguasainya dan langkah-
langkah procedural bawahan yang ada harus diikuti peserta untuk dapat belajar mata pelajaran
tertentu. Dengan kata lain tahapan ini dilakukan untuk menentukan kemampuan apa saja yang
perlu dimiliki
peserta sebagai upaya mencapai tujuan serta menganalisis topik dan materi apa saja yang perlu
dipelajari dalam pendidikan maupun pelatihan.

3. Menganalisis Karakteristik Siswa dan Konteks (Analyze Learners and Contexts),


Menganalisis karakteristik peserta pelatihan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas
perseorangan yang mana nantinya dijadikan sebagai petunjuk dalam memperkirakan strategi dan
pemilihan bahan ajar (konteks) . Menganalisis peserta/siswa merupakan pondasi untuk
merencanakan konteks pelatihan seperti pemilihan metode dan media. Pemilihan media yang
sesuai dengan karakteristik peserta/siswa akan berpengaruh pada kualitas hasil pendidikan dan
pelatihan.

4. Merumuskan Tujuan performansi (Write Performance Objectives)

Dick and Carrey (dalam Aji, 2016) menyatakan bahwa tujuan performansi terdiri dari, (a) tujuan
harus menguraikan hal yang akan dikerjakan atau diperbuat oleh peserta; (b) menyebutkan
tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada waktu peserta
berbuat; (c) menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan peserta yang
dimaksudkan pada tujuan. Setelah menganalisis karakteristik peserta/siswa, perlu merumuskan
tujuan khusus tentang apa yang harus dilakukan peserta setelah melaksanakan pendidikan dan
pelatihan.

5. Mengembangan Instrumen Penilaian (Develop Assessment Instruments)

Pengembangan instrumen penilaian didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan. Untuk
mengetahui tingkat pencapaian kompetensi dapat melakukan penilaian melalui tes dan non tes.
Tes meliputi tes lisan (keterampilan bericara), tertulis (bentuk uraian, pilihan ganda, jawaban
singkat, isian, menjodohkan, benar- salah). Sedangkan non tes contohnya seperti penilaian sikap,
minat, motivasi, penilaian diri, portfolio, dan life skills.

6. Mengembangkan strategi pendidikan dan pelatihan (Develop Instructional Strategy)

Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan pra pembelajaran (pre-activity), penyajian informasi,


praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan
selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media
pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik siswa yang menerima
pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran
yang interaktif.

7. Mengembangkan dan memilih Bahan Ajar (Develop and Select Instructional Materials)
Dalam mengembangkan dan memilih bahan ajar bergantung kepada karakteristik peserta didik,
konteks tempat penyelenggaraan pelatihan/pendidikan, bentuk kegiatan instruksional yang akan
dilaksanakan, strategi pembelajaran, dan alat penilaian hasil belajar. Bahan ajar harus
dikembangkan secara sistematis dan berdasarkan kompetensi yang jelas, sasaran/audiens sebagai
pemakainya, dan bahan ajar tersebut sudah jelas berisi materi tertentu.

8. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of
Instruction)

Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi data tersebut. Dalam
merancang dan mengembangkan evaluasi formatif yang dihasilkan adalah instrumen atau angket
penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh tersebut sebagai
pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar.

9. Merevisi bahan pendidikan dan pelatihan (Revise Instruction)

Menurut Dick and Carrey (dalam Aji, 2016) ada dua revisi yang perlundipertimbangkan dalam
merevisi bahan, yaitu (1) revisi terhadap isi atau substansi bahan pembelajaran agar lebih cermat
sebagai alat belajar; (2) revisi terhadap cara- cara yang dipakai dalam menggunakan bahan
pembelajaran. Dalam pendidikan dan pelatihan merevisi bahan pembelajaran perlu untuk
dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menyempurnakan bahan pembelajaran sehingga lebih
menarik, efektif bila digunakan dalam keperluan pendidikan dan pelatihan, sehingga
memudahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

10. Mendesain dan melakukan evaluasi sumatif (Design And Conduct Summative Evaluation)

Evaluasi sumatif diarahkan pada keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di awal
yang diperlihatkan oleh unjuk kerja peserta. Apabila semua tujuan sudah dapat dicapai,
efektivitas pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan mata pelajaran tertentu dianggap
berhasil dengan baik. Demikian pula jika keberhasilan siswa dicapai dalam rentangan waktu
yang relatif pendek, maka dari segi efisiensi pembelajaran dapat dicapai. Dan terakhir, jika
dengan rancangan pembelajaran ini mungkin dengan memberlakukan strategi yang baik,
aktivitas belajar siswa meningkat, maka dari segi keberhasilan pada daya tarik pengajaran dapat
dicapai.
2) Model Kemp

a) Karakteristik

1. Diagram pengembangan model kemp berbentuk lingkaran yang tidak memiliki titik awal
tertentu, sehingga perancangan dapat dimulai dari titik manapun sesuai dengan kebutuhan.

2. Adanya saling ketergantungan diantara komponen-komponen yang terlibat.

3. Setiap komponen pengembangan secara langsung terhubung dengan kegiatan revisi.

b) Prosedur dan bagan prosedur

1. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU) atau kompetensi dasar, yaitu tujuan umum yang
ingin dicapai dalam mengajarkan masing- masing pokok bahasan.

2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa. Analisis ini diperlukan antara lain untuk
mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk
mengikuti program , serta langkah- langkah apa yang perlu diambil.

3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur (seperti dalam
KTSP adalah indikator). Dengan demikian, siswa akan tahu apa yang harus dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan apa ukurannya bahwa ia telah berhasil. Bagi guru, rumusan itu
akan berguna dalam menyusun tes kemampuan /keberhasilan dan pemilihan materi/bahan belajar
yang sesuai.
4. Menentukan materi/ bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
yang telah dirumuskan. Masalah yang sering kali dihadapi guru- guru adalah begitu banyaknya
materi pelajaran yang harus diajarkan dengan waktu yang terbatas. Demikian juga, timbul
kesulitan dalam mengorganisasikan materi/ bahan ajar yang akan disajikan kepada para siswa.
Dalam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar, materi,
media,dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan.

5. Menetapkan penjajagan atau tes awal (pre assessment). Ini diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan awal siswa dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk
mengikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat
memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak
menjadi bosan.

6. Menentukan strategi belajar mengajar, media dan sumber belajar. Kriteria umum untuk
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus (indikator)
tersebut, adalah efisiensi, keefektifan, ekonomis, kepraktisan, melalui suatu analisis alternatif.

7. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya, fasilitas, peralatan,


waktu, dan tenaga.

8. Mengadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat perlu untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan
program secara keseluruhan, yaitu siswa, program pembelajaran, alat evaluasi (tes), dan
metode/strategi yang digunakan.
3) Model IDI

a) Karakteristik
Model IDI memiliki keberhasilan terhadap pemecahan masalah pembelajaran peserta

dan para ahli mengakui bahwa model ini sebagai hasil rekayasa pembelajaran. Selain itu, dalam
perencanaan ini pelajar dituntut untuk dapat berinovasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
dapat diterima oleh masyarakat.

b) Prosedur dan bagan prosedur

1) Tahap I: Define (Penentuan / Perumusan)

a) Identify Problem (Identifikasi Masalah)

Langkah pertama yang harus ditempuh adalah mengidentifikasi masalah, di mana mencakup
asses needs, establish priorities, dan state problem. Analisis kebutuhan bertujuan untuk
menemukan perbedaan antara keadaan yang ada dengan keadaan yang ideal. Ketika perbedaan
itu ditemukan, maka akan menimbulkan adanya kebutuhan.

b) Analyze Setting (Analisis Setting)


Dalam langkah ini mencakup audience, condition, dan relevant resources. Dalam hal ini, audience
adalah karakteristik peserta, yang mana tentunya mereka memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga dalam kegiatannya disajikan dengan menyesuaikan beberapa pertimbangan, yakni
jumlah, jenis kelamin, latar belakang, motivasi, gaya belajar, hingga pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki pada bidang yang hendak dipelajari. Kemudian berkaitan dengan condition, yaitu
berarti diperlukan adanya analisis kemungkinan-kemungkinan hambatan yang akan muncul, di
mana hal ini bertujuan untuk mempertimbangkan ketepatan langkah-langkah selanjutnya. Dan
yang dimaksud relevant resources adalah segala sumber yang ada hendaknya dilakukan analisis
juga agar sesuai dengan kebutuhan. Langkah selanjutnya adalah pengelolaan organisasi, yakni
meliputi tasks (segala keperluan yang harus dikerjakan), responsibilities (penentuan siapa yang
akan mengerjakan dari masing-masing tugas yang ada), dan timelines (penetapan waktu dan
tempat dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu).

2) Tahap II: Develop (Pengembangan)

a) Identify Objectives (Identifikasi Tujuan)

Setelah langkah-langkah pada tahap satu selesai, selanjutnya adalah tahap pengembangan yang
dimulai dengan mengidentifikasi tujuan. Tujuan ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
terminal objectives (tujuan yang bersifat umum) dan enabling objectives (tujuan yang bersifat
khusus). Perumusan tujuan ini memiliki fungsi untuk membantu pendidik atau instruktur dan
peserta memahami output yang diharapkan dari kegiatan program ini dengan jelas, sekaligus
sebagai penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan peserta.

b) Specify Methods (Menentukan Metode)

Selanjutnya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disusun pada langkah sebelumnya tentunya
dibutuhkan penentuan metode yang tepat. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah materi,
belajar-mengajar, dan media. Misalnya pada materi, urutan isi materi seperti apa yang hendak
disajikan. Lalu untuk kegiatan belajar-mengajarnya akan berbentuk seperti apa proses pelatihan
atau pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu, pemilihan media juga perlu dipilih secara
tepat dengan menyesuaikan karakteristik peserta dan situasi kondisi yang ada.
c) Construct Prototypes (Membuat Prototipe)

Langkah berikutnya adalah membuat prototipe. Dalam pembuatan prototipe, bahan instruksional
harus dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Selain itu,
instrumen evaluasi juga harus disusun untuk mengetahui apakah kegiatan yang dikerjakan sudah
tercapai sesuai dengan tujuan atau belum.
3) Tahap III: Evaluate (Penilaian)

a) Test Prototypes (Uji Coba Prototipe)

Tahap akhir dari program model IDI adalah evaluasi. Ketika pengembangan prototipe telah
dibuat, selanjutnya adalah melaksanakan uji coba terlebih dahulu program prototipe tersebut
dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau informasi seperti kelebihan dan kekurangan yang
ada, lalu apakah memiliki unsur efisien dan efektif atau tidak. Uji coba dapat dilakukan kepada
sample audience, misalnya kepada teman atau orang-orang yang bisa diajak kerja sama.

b) Analyze Result (Analisis Hasil)

Tentunya untuk mengetahui sukses tidaknya program prototipe tersebut harus dilakukan analisis
hasil uji coba. Tiga hal yang menjadi sorotan utama adalah tujuan, metode, dan teknik evaluasi.
Pada aspek tujuan perlu dianalisis apakah tujuan telah tercapai atau belum. Jika belum, maka
perlu diidentifikasi letak permasalahannya untuk diperbaiki kembali. Lalu pada bagian metode
juga perlu dianalisis apakah metode atau teknik yang digunakan tepat dalam upaya mencapai
tujuan yang ada atau belum. Dan untuk analisis teknik evaluasi perlu diperhatikan ada tidaknya
kesalahan dalam pembuatan instrumen evaluasi, lalu apakah sudah melakukan evaluasi dari hal-
hal yang memang perlu dievaluasi.

c) Implement/Recycle (Implementasi/Pengulangan)

Bila hasil analisis terdapat kekurangan dan telah berhasil menemukan permasalahan yang ada
pada langkah sebelumnya, berikutnya adalah melakukan review, decide, dan act. Review
dimaksudkan untuk mencermati ulang desain program agar tidak terjadi kesalahan dalam hasil
analisis. Kemudian, memutuskan untuk melakukan revisi jika memang diperlukan dari
keseluruhan rancangan program, sehingga permasalahan yang ada dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan.

Jika berbagai revisi telah dilaksanakan dan permasalahan yang ada berhasil diatasi, barulah dapat
diputuskan untuk digunakan pada program pelatihan sebenarnya.
4) Model Air Force

a) Karakteristik

1. Pelatihan air force dapat memperoleh pengumpulan data dan analisis umpan balik internal dan
data manajemen dari dalam lingkungan pelatihan untuk menilai efektivitas dan kualitas proses
pembelajaran. Data evaluasi internal biasanya dikumpulkan oleh instruksional pengembang dan
instruktur.

2. Pelatihan air force dapat memperoleh pengumpulan dan analisis data umpan balik eksternal
dari lapangan ke nilai kinerja di tempat kerja lulusan dalam lingkungan operasional. Data
evaluasi yang
paling eksternal dikumpulkan oleh evaluator dari organisasi yang menyediakan instruksi atau
diberikan oleh lulusan dan pengawasnya langsung dari lapangan. Namun, dalam beberapa kasus,
data evaluasi eksternal dikumpulkan dan diberikan kepada organisasi oleh konsultan Angkatan
Udara dan non- Angkatan Udara, badan penasehat, Dewan Pengunjung, lembaga akreditasi, dan
kelompok sertifikasi profesional.

b) Perosedur dan bagan prosedur

1. Analyze System requirements (Analisis persyaratan sistem)

Tahap pertama ini dilakukan melalui analisis pekerjaan, dan tugas yang menghasilkan
pernyataan perilaku, kondisi, dan standar untuk pelaksanaan tugas. Apa yang akan pengembang/
pelatih ajarkan? Hal ini sepenuhnya ditentukan oleh apa yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan tertentu. Untuk mengumpulkan data tersebut, pengembang menggunakan berbagai
metode termasuk diantaranya adalah kuesioner, wawancara pribadi dengan pemegang jabatan,
observasi pekerjaan yang sedang dilakukan, informasi tugas yang diberikan oleh divisi-divisi
tertentu, juga program survei pekerjaan ekstensif yang dilakukan.

2. Define Education and Training Requirements (Menentukan persyaratan pendidikan dan


pelatihan)

Langkah kedua ini mencakup analisis kebutuhan untuk menentukan apakah pelatihan ini
diperlukan atau tidak, lalu penilaian karakteristik populasi sasaran, juga pemilihan tugas untuk
pengajaran melalui pertimbangan faktor-faktor seperti kekritisan, kesulitan belajar, dan frekuensi
kinerja. Produk akhirnya adalah daftar rinci dari semua tugas yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan tersebut.

3. Develop Objectives and Test (Mengembangkan tujuan dan tes)

Pengembangan menulis tiga bagian tujuan yang dapat dilakukan siswa setelah instruksi, saat
kondisi di mana mereka dapat melakukan sesuatu dan standar kinerja yang dapat diterima.
Pengembang pelatihan kemudian akan menulis item tes untuk mengukur kinerja peserta pada
setiap tujuan pelatihan. Untuk setiap tujuan kriteria, pengembang menyiapkan item-item
pengujian untuk memungkinkan pengembang untuk menentukan apakah tujuan tercapai atau
tidak. Tujuan

kriteria dan pengujian berorientasi pada kinerja peserta. Air force sering menguji pencapaian
akademis seorang penerbang dengan membandingkannya dengan teman-temannya.

4. Plan, Develop, and Validate Instruction (merencanakan, mengembangkan dan memvalidasi


instruksi)

Pada langkah ini, pengembang pelatihan merancang dan memproduksi materi pelatihan.
Pengembang mencoba materi pada peserta dengan menggunakan item tes kriteria yang dibuat di
tahap selanjutnya untuk memastikan bahwa peserta dapat mencapai tujuan pelatihan. Dalam
tahap keempat ini, merencanakan dan mengembangkan juga memvalidasi instruksi. Kriteria dari
tujuan- tujuan terus biasanya diurutkan dari yang sederhana hingga yang kompleks. Tujuan dari
mengurutkan itu adalah untuk membentuk pola dasar kursus.

5. Conduct and Evaluate Instruction (mengadakan dan mengevaluasi instruksi)

Saat pelatihan sudah dilakukan, evaluasi efektivitas instruksional berlanjut selama pelatihan
berlangsung dan mengidentifikasi kebutuhan yang mungkin berkembang untuk meningkatkan atau
memperbaiki instruksi. Langkah terakhir ini terdiri dari melakukan instruksi dan melakukan
evaluasi baik secara internal maupun di lapangan. Ada dua jenis evaluasi yang dilakukan; evaluasi
internal dan evaluasi eksternal atau lapangan. Evaluasi internal melibatkan tinjauan terhadap
dokumen kursus, observasi pelatihan, dan evaluasi sumber daya.
5) Model IPISD

a) Karakteristik
Model IPSD simpel dan mudah juga mempunyai komponen yang sistematis untuk
dipelajari. Seperti yang kita ketahui bahwa model ADDIE terdiri dari 5 struktur yang
saling berkaitan secara sistematis, artinya dari tahap pertama sampai tahap kelima dalam
penerapannya harus diterapkan secara sistematis, tidak dapat diurutkan secara acak atau
kita ingin memilih mana yang akan kita pilih. . memilih. pikir kami ingin datang lebih
dulu. Karena tahap kelima ini sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain
lainnya. Karena sederhana dan terstruktur secara sistematis, model desain ini akan mudah
dipelajari oleh instruktur.
b) Prosedur dan bagan prosedur
1. Analyze
Tahap analisis adalah proses pendefinisian apa yang akan dipelajari peserta pelatihan,
yaitu melakukan penilaian kebutuhan (need assessment), mengidentifikasi masalah
(needs), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Sehingga sesuai dengan hal
tersebut maka output yang akan diperoleh berupa karakteristik atau profil calon peserta
studi, identifikasi gap, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas secara detail berdasarkan
kebutuhan.
2. Desain (Design)

Pada tahap desain ini, seorang desainer pelatihan perlu melakukan desain awal
program pelatihan/pembelajaran, merancang materi pelatihan dan merancang evaluasi
pelatihan konseptual yang nantinya akan dijadikan dasar untuk tahap pengembangan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam proses desain adalah: pertama merumuskan tujuan
pembelajaran SMAR (spesifik, measurable, aplikatif, dan realistis). Kemudian
menentukan seperti apa seharusnya strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang bisa
kita pilih dan tentukan mana yang paling relevan. Selain itu, pertimbangkan sumber
pendukung lainnya, seperti sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar seperti apa
yang seharusnya, dan sebagainya.
3. Mengembangkan
Pada tahap development atau kegiatan pengembangan dilakukan dengan merealisasikan
konsep-konsep yang telah dibuat pada tahap desain yang telah dilakukan sebelumnya.
Kegiatan pengembangan ini mewujudkan kerangka yang dibuat berupa materi pelatihan,
penyiapan peralatan yang akan digunakan dalam pelatihan, dan membuat evaluasi
pelatihan.
4. Melaksanakan
Implementasi merupakan langkah nyata untuk mengimplementasikan sistem
pembelajaran yang dikembangkan. Artinya, pada tahap ini segala sesuatu yang telah
dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya dapat dilaksanakan.
Tahap implement merupakan tahap dimana program pelatihan dilaksanakan. Program
pelatihan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan metode pelatihan yang telah dibuat
dan penggunaan materi yang telah dibuat.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan tahap analisis, desain, pengembangan dan implementasi, tahap terakhir
adalah Evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk meninjau pelaksanaan pelatihan apakah sudah
sesuai dengan kebutuhan atau belum. Kemudian evaluasi juga digunakan oleh perancang
pelatihan untuk memperbaiki kekurangan dari metode yang digunakan, sehingga kegiatan
pembelajaran kedepannya dapat dirancang dengan lebih baik.

1) Model Briggs

a) Karakteristik
Model Briggs kelengkapan komponen didalamnya mengandung aspek positif, yaitu
mengantisipasi masalah belajar; pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif serta uji coba
dan revisi memberi peluang perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran pada
umumnya dan mutu KBM secara khususnya.
b) Prosedur dan bagan prosedur
1. Mengidentifikasi tujuan
2. Perincian tujuan
3. Rumusan tujuan
4. Analisis tujuan
5. Penyiapan evaluasi hasil belajar
6. kegiatan/sekuens dan jenjang belajar
7. Penentuan kegiatan belajar
8. Monitoring pelaksanaan kegiatan yang direncanakan
9. Uji coba dan evaluasi (evaluasi formatif)

10. Evaluasi Sumatif

4. GARIS BESAR PROGRAM PELATIHAN


(GBPP)

Nama Diklat : Pelatihan Membuat Media Pembelajaran Berbasis Video


Mata Diklat : Pembuatan Media Video
Alokasi Waktu : 3 x 5 JP
Tujuan Mata Diklat : Peserta Pelatihan mendapatkan skill dalam pembuatan media video sebagai
media pembelajaran
Deskripsi Mata Latihan : Peserta Pelatihan terdiri dari guru mata kuliah dan guru mata pelajaran
untuk memfasilitasi pembelajaran dengan siswa/mahasiswa

No. TIU PB/SPB Metode Alat dan Media Estimasi Keterang


Belajar Waktu an
1. Peserta pelatihan  Definisi media Ceramah Buku digital, 3JP Pemateri yang
mempunyai video power point menyampaikan
pemahaman  Manfaat media materi
tentang konsep video merupakan
media video  Kekurangan dan orang yang
kelebihan media telah memiliki
video kemampuan
 Prinsip dasar media dan
video pengetahuan
tentang media
video
2. Peserta pelatihan  Merekam bahan Tutorial, Kamera, 6JP Tutor/pelatih
memiliki video Praktik Handphone, memberikan
pengalaman  Mengedit video Notebook/Laptop step by step
dalam membuat  Merender video teknik
media video membuat
media video
3. Peserta pelatihan  Mengunggah media Ceramah, Handphone, 6JP Seluruh peserta
dapat mereview video dalam suatu Diskusi Notebook/Laptop pelatihan dapat
dan kanal distributor mengunggah
menyebarluaskan video (Youtube, hasil
hasil media video Instagran, dsb) pembuatan
yang telah dibuat  Menyebarluaskan media video
media video yang nya kemudian
telah diunggah agar melakukan
dapat digunakan review
sebagai media bersama
pembelajaran tutor/pelatih

Anda mungkin juga menyukai