Anda di halaman 1dari 83

PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS TERHADAP

KEDISIPLINAN PEGAWAI DI KANTOR DESA

KEMBIRI KECAMATAN MEMBALONG

KABUPATEN BELITUNG

TUGAS AKHIR

Diajukkan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Manajemen Administrasi

DISUSUN OLEH

ERLIN ANGGELA

NIM : 20.010.009

POLITEKNIK BELITUNG

TANJUNGPANDAN

2023
PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS TERHADAP

KEDISIPLINAN PEGAWAI DI KANTOR DESA

KEMBIRI KECAMATAN MEMBALONG

KABUPATEN BELITUNG

TUGAS AKHIR

Diajukkan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Manajemen Administrasi

DISUSUN OLEH

ERLIN ANGGELA

NIM : 20.010.009

POLITEKNIK BELITUNG

TANJUNGPANDAN

2023

i
PERANAN GAYA KEPEMIMPINAN OTOKRATIS TERHADAP

KEDISIPLINAN PEGAWAI PADA KANTOR DESA

KEMBIRI KECAMATAN MEMBALONG

KABUPATEN BELTUNG

TUGAS AKHIR

Disetujui pada tanggal

18 Agustus 2023

Untuk dipertahankan di depan

Panitia Penguji Tugas Akhir Politeknik Belitung

Disetujui oleh:

Pembmbing I Pembimbing II

Rifky Nur Alhaqi, SE.,MM Alfin Yuan Octavedha,ST.,MM

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Erlin Anggela

Nim : 20.010.009

Program studi : Manajemen Administrasi

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam laporan tugas

akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dtulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Tanjungpandan, 17 Agustus 2023

Yang membuat pernyataan

ERLIN ANGGELA

iii
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Erlin Anggela


Nomor Induk : 20.010.009
Program Studi : Manajemen Adminstrasi
Judul Tugas Akhir : Peranan Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap
Kedisiplinan Pegawai Pada Kantor Desa Kembiri
Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

Telah diterima dalam ujian Tugas Akhir pada tanggal 18 Agustus 2023 dan
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.

Panitia Ujian Tugas Akhir

Tanggal Pembimbing Utama : Rifky Nur Alhaqi, SE.,MM

26 Agustus 2023 t.t :

Tanggal Pembimbing kedua : Alfin Yuan Octavedha,ST.,MM

26 Agustus 2023 t.t :

Tanggal Penguji Utama : Dra. Tartini.,M.Si

26 Agustus 2023 t.t :

Tanggal Penguji Kedua : Drs. Hagoes Aryoko.,M.Si

26 Agustus 2023 t.t :

Tanggal Ketua Panitia : Riski Saputri, S.An

26 Agustus 2023 t.t :

Tanggal Ketua program studi : Berandi Suaryansyah, S.Pt.,MM

26 Agustus 2023 t.t :

iv
Tanjungpandan, 26 Agustus 2023
Disahkan oleh,
Direktur Politeknik Belitung

HARTIAN RAMADHAN.ST.,MM
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih dan

mempersembahkan tugas akhir ini untuk:

1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah, dan karunia-Nya yang telah

memberikan kekuatan, kesehatan, kesabaran, sehingga penulis bisa

mengerjakan tugas akhir ini hingga selesai.

2. Kedua orang tua ibu Sulistiawati dan ayah Sumarno, adik saya Evan

Oktaviandi yang senantiasa mendoakan setiap langkah saya. Terima kasih atas

kasih sayang, pengorbanan dan semangat yang selama ini selalu diberikan

tanpa henti.

3. Keluarga besar H.Deman dan Alm.H.Daisin yang selalu memberikan semangat

kepada saya, terima kasih banyak untuk anak buah tersayang Zam Zafran dan

Sajwa Mutia.

4. Bapak/Ibu Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan

masukkan yang berharga dalam proses penyusunan tugas akhr ini.

5. Sahabatku tersayang Korina, Monica Sefti Malini, Arpi Listri Malisa, Seviani

Anila, yang senantiasa memberikan banyak dukungan dan semangat.

6. Kucing kesayanganku Mochi beserta anak-anaknya yang selalu memaniku di

saat-saat sedih maupun senang.

v
7. Dan yang terakhir saya ingin mempersembahkan tugas akhir ini untuk orang

spesial yang selama ini menemani saya dari awal kuliah sampai lulus, yang

bernama Tyo Mahendra, terima kasih karena selalu memberikan dukungan dan

semangat dalam pembuatan tugas akhir ini.

MOTTO

“JANGAN PERNAH MENYERAH ATAS IMPIANMU. IMPIAN

MEMBERIKAN TUJUAN HIDUP. INGALAH, SUKSES BUKAN

KUNCI KEBAHAGIAAN TETAPI KEBAHAGIANLAH KUNCI

UNTUK SUKSES”

“WAKTU BAGAIKAN PEDANG. JIKA KAMU TIDAK

MEMANFAATKANNYA DENGAN BAIK, MAKA IA

AKAN MEMANFAATKANMU”

-HR.MUSLIM-

vi
ABSTRAK

Erlin Anggela. Peranan Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kedisiplinan


Pegawai Pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten
Belitung. Tugas Akhir. Tanjungpandan: Manajemen Administrasi, Politeknik
Belitung, 2023.

Gaya pemimpinan otokratis adalah sentralistik dan pemusatan kekuasaan pada


satu orang. Dalam gaya kepemimpinan otokratis seorang pemimpin adalah tokoh
yang memberikan banyak pengaruh pada bawahan yang mendukungnya. Gaya
kepemimpinan otokratis sangat berperan penting terhadap kedisiplinan pegawai
sebab pegawa harus tunduk dan patuh terhadap perintah dari pemimpin. Apabila
pegawai tidak menuruti perintah atau peraturan pemimpin maka pemimpin tidak
segan untuk memberikan sanksi jika ada pegawai yang tidak menaati perintah
atau peraturan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, data
diperoleh dengan teknik observasi dan wawancara. Subjek penelitiannya adalah
pegawai dan pemimpin (Kepala Desa) Kantor Desa Kembiri Kecamatan
Membalong Kabupaten Belitung. Berdasarkan data yang diperoleh, produktifitas
kerja pemimpin belum terlaksana dengan baik. Manajemen perencanaan dan
pengarahan yang dilakukan pemimpin juga belum terlaksana dengan baik karena
adanya hambatan. Kedisiplinan pegawai yang belum dilakukan dengan baik,
masih terdapat beberapa pegawai yang tidak menaati peraturan dengan baik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) pemimpin yang kurang produktif (2)
manajemen perencanaan dan pengarahan belum terlaksana dengan baik (3)
pegawai yang kurang disiplin.

Kata kunci: Gaya Kepemimpinan Otokratis dan Kedisiplinan.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

“Peranan Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kedisiplinan Pegawai Pada

Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung”.

Penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Jurusan Manajemen Administrasi di Politeknik Belitung. Dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak bisa bekerja sendiri, karena banyak

pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan dalam segala hal. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Hartian Ramadhan, ST.,MM selaku Direktur Politeknik Belitung.

2. Bapak Rifky Nur Alhaqi, SE.,MM selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan serta mengarahkan dalam penyusunan tugas

akhir ini.

3. Bapak Alfin Yuan Octavedha,ST.,MM selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan ilmu pengetahuan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Politeknik Belitung yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penulis.

viii
5. Bapak Bustami selaku Kepala Desa Kembiri Kecamatan Membalong

Kabupaten Belitung yang telah mengizinkan, membantu dan memberikan

informasi dan data-data dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Seluruh pegawai Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten

Belitung yang telah membantu memberikan informasi dan data dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa restu dalam setiap

langkah penulis.

8. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan dukungan dan kerjasama

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi

sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang yang bersangkutan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis


Tanjungpandan, 17 Agustus 2023
dengan tangan terbuka menerima kritik dan
Penulis
saran demi perbaikan dan peningkatan ke

depannya.

ERLIN ANGGELA

20.010.009

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..............................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO........................................................v

ABSTRAK.................................................................................................................vii

KATA PENGANTAR...............................................................................................vii

DAFTAR ISI..............................................................................................................x

DAFTAR TABEL......................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................3

x
C. Batasan Masalah.............................................................................................3

D. Rumusan Masalah..........................................................................................4

E. Tujuan Penelitian ..........................................................................................4

F. Manfaat Penelitian.........................................................................................4

G. Metode Pengumpulan Data, Lokasi Dan Lamanya Penelitian.......................5

H. Sistematika Penulisan.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Gaya Kepemimpinan Otokratis............................................9

B. Ruang Lingkup Kedisiplinan.........................................................................15

C. Hubungan Gaya Kepemimpinan Otokratis Dan Kedisiplinan.......................24

BAB III OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kantor Desa Kembiri...........................................................27

B. Tugas Dan Fungs Masing-Masing Bagian Di Kantor Desa Kembiri............28

C. Keadaan Personalia Kantor Desa Kembiri.....................................................34

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gaya Kepemimpinan Otokratis Pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong....................................................................................................36

B. Kedisiplinan Pegawai Pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong....................................................................................................46

C. Peranan Gaya Kepemimpinan Otokratis Terhadap Kedisiplinan Pegawai

Pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong.....................................58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan....................................................................................................62

xi
B. Saran ..............................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................34

Tabel 2 Keadaan Pegawai Berdasarkan Jabatan........................................................34

Tabel 3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan.....................................35

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Surat Persetujuan Judul Tugas Akhir

Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Observasi

Lampiran 7 : Pedoman Wawancara

Lampiran 8 : Sertifikat PKKMB Politeknik Belitung

Lampiran 9 : Struktur Organisasi

Lampiran 10 : Kartu Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing I

Lampiran 11 : Kartu Bimbingan Tugas Akhir Pembimbing II

xiii
xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang

menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Sumber

daya manusia memiliki pemikiran, latar belakang dan perasaan yang

heterogen sehingga tidak seperti mesin, uang dan material yang bersifat pasif

serta diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Sumber daya manusia baik yang menduduki posisi pemimpin maupun anggota

organisasi merupakan faktor penting dalam setiap organisasi atau instansi baik

pemerintah maupun swasta. Hal ini karena berhasil tidaknya suatu organisasi

atau instansi sebagian besar dipengaruhi oleh faktor manusia selaku pelaksana

pekerjaan.

Pemimpin memiliki peranan yang sangat penting dalam menegakkan

kedisiplinan sebuah instansi atau organisasi. Seorang pemimpin harus bisa

menerapkan gaya kepemimpinan yang benar agar para pegawai merasa

nyaman dalam bekerja sehingga tujuan organisasi bisa tercapai secara efektif

dan efisien. Adapun salah satu gaya kepemimpinan tersebut diantaranya

kepemimpinan Otokratis. Kepemimpinan otokratis merupakan gaya

kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap

organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan

tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau

menerima kritik dan saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya,

1
dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan pendekatan paksaan

dan bersifat menghukum.

Setiap organisasi atau instansi juga memerlukan pegawai yang berkualitas

sebagai akibat semakin tajamnya persaingan yang dihadapi setiap pegawai

instansi dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien serta mempunyai

kualitas dan kuantitas pekerjaan yang semakin baik. Disiplin kerja adalah

suatu tindakan yang digunakan oleh atasan untuk berkomunikasi dengan

pegawai agar mereka bersedia mengubah suatu prilaku serta sebagai suatu

upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan pegawai untuk menaati

suatu peraturan dan norma-norma yang berlaku. Disiplin kerja selanjutnya

dapat dilakukan dengan memberikan sanksi berupa hukuman dan teguran agar

dapat menciptakan efek jera bagi pegawai dan agar pegawai tidak mengulangi

kesalahannya lagi dan dapat bekerja lebih baik lagi. Oleh karena itu disiplin

kerja pegawai memiliki peranan penting dalam mewujudkan kinerja yang

efektif dari sumber daya manusia yang berkualitas.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di Kantor Desa

Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung. Permasalahan yang

penulis temukan adalah pemimpin yang kurang produktif dalam pekerjaannya

sehingga banyak pekerjaan yang menumpuk. Hal ini dikarenakan pemimpin

yang belum bisa membagi pekerjaan kantor dengan pekerjaan di luar kantor.

Permasalahan yang juga sering tejadi di Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong Kabupaten Belitung adalah pemimpin yang sulit menangani

masalah manajemen perencanaan dan pengarahan. Hal ini sering terhambat

2
karena anggaran desa yang kurang, sehingga menyebabkan banyak perencana-

perencanaan pemimpin yang terhenti atau terhambat untuk dilaksankan.

Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya kedisiplinan pegawai. Hal ini

terlihat pegawai yang hanya memakai sandal jepit di dalam kantor. Hal ini

dikarenakan pegawai yang tidak menaati peraturan dengan baik. Meskipun

peraturan sudah jelas ada, namun mereka tetap melanggar peraturan tersebut.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

bermaksud mengkaji lebih dalam tentang gaya kepemimpinan dan

kedisiplinan kerja melalui penelitian yang berjudul “PERANAN GAYA

KEPEMIMPINAN OTOKRATIS TERHADAP KEDISPLINAN

PEGAWAI DI KANTOR DESA KEMBIRI KECAMATAN

MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang dikemukakan diatas, maka

dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Pemimpin yang kurang produktif

2. Manajemen perencanaan dan pengarahan yang belum terlaksana dengan

baik

3. Pegawai yang kurang disiplin.

C. Batasan Masalah

Agar penulisan dan pembahasan dalam penelitian tugas akhir lebih

terarah, permasalahan yang dihadapi tidak terlalu luas maka perlu dilakukan

3
batasan masalah yaitu pada gaya kepemimpinan otokratis dan kedisiplinan

pegawai di Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah

yang terjadi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan otokratis di Kantor Desa Kembiri

Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung?

2. Bagaimana kedisiplinan pegawai di Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong Kabupaten Belitung?

3. Bagaimana peranan gaya kepemimpinan otokratis terhadap kedisiplinan

pegawai di Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten

Belitung?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan otokratis di Kantor Desa Kembiri

Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

2. Untuk mengetahui kedisiplinan pegawai di Kantor Desa Kembiri

Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

3. Untuk mengetahui peranan gaya kepemimpinan otokratis terhadap

kedisiplinan pegawai di Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong

Kabupaten Belitung.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

4
1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan

berpikir ilmiah serta menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal yang

berkaitan tentang gaya kepemimpinan otokratis dan kedisiplinan pegawai

pada suatu instansi.

2. Bagi Politeknik Belitung

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pertimbangan

dalam penyususanan tugas akhir.

3. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi Kantor Desa

Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung tentang peranan gaya

kepemimpinan otokratis terhadap kedisiplinan pegawai di Kantor Desa

Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

G. Metode Pengumpulan Data, Lokasi Dan Lamanya Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan penulis gunakan adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berfokus pada

pengamatan . Instrumen yang dipakai untuk melakukan pengumpulan data

yang dipakai oleh penulis adalah pedoman wawancara dan lembar

observasi sebagai data pendukung. Untuk data dari wawancara penulis akan

menggunakan teknik wawancara tertutup atau terstruktur yaitu memberikan

pernyataan secara langsung kepada responden dengan alternatif jawaban ya

atau tidak. Untuk data dari observasi penulis akan mengumpulkan data

5
dengan mengamati situasi di Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong

Kabupaten Belitung.

a. Observasi

Yaitu metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung

keadaan dilapangan baik pemimpin, pegawai dan lingkungan sekitar

Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

b. Metode Wawancara

Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dan informasi secara lisan

dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada pemimpin

yang berhubungan dengan masalah yang dibahas di Kantor Desa

Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Desa Kembiri

Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

3. Lamanya Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3,5 (tiga setengah ) bulan dengan fase-fase

sebagai berikut:

a. Fase Persiapan, dimulai pada tanggal 27 Maret sampai dengan 20 April

2023.

b. Fase Pengumpulan Data, dimulai pada tanggal 01 Mei sampai dengan

10 Mei 2023.

c. Fase Pengolahan Data, dimulai pada tanggal 11 Mei sampai dengan 31

Mei 2023.

6
d. Fase Penyusunan Laporan, dimulai pada tanggal 01 Juli sampai dengan

15 Juli 2023.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan tugas akhir ini secara

menyeluruh dan agar mudah dipahami mengenai isi dari tugas akhir ini, akan

disusun suatu sistematika penulisan yang terbagi atas 5 (lima) bab, dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

pengumpulan data, lokasi dan lamanya penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas teori-teori yang penulis gunakan dalam

menyusun tugas akhir ini diantaranya teori mengenai peranan gaya

kepemimpinan terhadap kedisiplinan pegawai serta teori-teori lainnya

yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai objek penelitian yakni

keadaan pegawai, sarana dan prasaran, visi dan misi, tugas dan

wewenang serta kedudukan Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong Kabupaten Belitung. Uraian tugas/fungsi dan kewajiban

7
masing-masing pegawai Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong

Kabupaten Belitung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang gaya kepemimpinan di Kantor Desa

Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung yang penulis

peroleh dari penelitian lapangan terhadap kedisiplinan pegawai untuk

memudahkan pencapaian target dan kelancaran pelayanan kepada

masyarakat.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari penelitian yang berupa kesimpulan dari

pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta penulis akan memberikan

saran yang bermanfaat bagi penulis, bagi Politeknik Belitung dan bagi

instansi tempat penelitian untuk dapat mengembangkan dan mengolah

hasil penelitian.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Gaya Kepemimpinan Otoktaris.

1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Otokratis.

Menurut Rustandi (1987:27) mengenukakan bahwa:

Gaya kepemimpinan otokratis adalah seseorang yang


memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia memerintah
berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta
menjatuhkan hukuman.

Menurut Winarso (2020) berpendapat bahwa:

Gaya kepemimpinan otokratis adalah pemimpin yang


dominan salam berbagai tindakan dan juga keputusan yang
diambil. Kekuasaan pemimpin sangat mutlak dan hampir
tidak ada cela untuk para bawahan memberikan masukkan.
Gaya ini bisa hadir dalam organisasi militer dimana
kekuasaan pemimpin mutlak serta adanya pemisahaan tegas
antara atasan dan juga bawahan.

Menurut Franklyn (1995) dalam Onong Effendy (1993:200)

menjelaskan bahwa:

Gaya kepemimpinan otoktaris adalah gaya kepimpinan yang


memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi
sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat
semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu
tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan
pergerakkannya sering menggunakan pendekatan paksaan
dan bersifat menghukum.

Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan otoktaris adalah gaya

kepemimpinan yang mempunyai kendali penuh terhadap organisasi atau

instansi yang dipimpinnya. Gaya kepemimpinan ini cenderung tidak mau

9
mendengarkan pendapat orang lain atau selalu merasa dirinya mempunyai

kekuatan penuh terhadap organisasi atau instansi tersebut.

2. Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Otokratis (Otoriter).

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis menurut Irawati

(2021), yaitu:

a. Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin.

b. Menganggap organisasi yang dipimpin adalah milik pribadi.

c. Komunikasi berlangsung satu arah dari pemimpin terhadap bawahan.

d. Tidak mau menerima pendapat, kritk dan saran.

e. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.

f. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya.

g. Caranya menggerakan bawahan dengan pendekatan paksaan bersifat

mencari kesalahan.

h. Pengawasan terhadap sikap tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahannya dilakukan secara ketat.

i. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran atau

pertimbangan pendapat.

j. Tugas-tugas bawahan diberikan dengan cara instruktf.

Menurut Nawawi (1993) dalam buku Kepemimpinan Menurut Islam,

gaya kepemimpinan otoriter biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi

b. Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

c. Menganggap bawahan bak sebuah alat semata

10
d. Tidak menerima kritik dari anggotanya

e. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya dan

f. Cara pendekatan kepada bawahannya dengan pendekatan paksaan dan

bersifat kesalahan hukuman.

Sedangkan menurut Purwanggono (2020) ciri-ciri yang menonjol pada

gaya kepemimpinan otoriter antara lain:

a. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi

b. Tidak menerima adanya orang lain dalam organisasi yang potensial

menyaingi dirinya

c. Pemimpin yang otoriter biasaanya dihinggapi penyakit megalomaniac

d. Tujuan pribadi identik dengan tujuan organisasi

3. Kelebihan Gaya Kepemimpinan Otokratis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan otokratis menurut Suardika (2011)

antara lain yaitu:

a. Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak

pemimpin, tak ada bantahan dari bawahan.

b. Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila

terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tidak segan untuk

menegur

c. Mudah dilakukan pengawasan.

Menurut Jamaludin (2017) kelebihan gaya kepemimpinan otoktaris ini

yaitu ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang

menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika ia memutuskan suatu tujuan,

11
itu adalah harga mati tidak ada alasan yang ada hanyalah hasil. Langkah-

langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dampak positif lainnya

dalam penerapan gaya kepemimpinan otokratis yaitu dalam pengambilan

keputusan secara cepat dapat member kepuasan pada pemimpin, gaya

kepemimpinan otokratis ini juga bisa sangat membantu dalam

menciptakan disiplin kerja, karena pada gaya kepemimpinan otokratis

biasanya bawahan akan patuh kepada pemimpinnya.

4. Kekurangan Gaya Kepemimpinan Otoktaris

Menurut Halilintar (2020) kekurangan gaya kepemimpinan otokratis

yaitu pemimpin yang otoriter dalam pengambilan keputusan atau seluruh

kegiatan sepenuhnya dikontrol oleh pemimpin, sehingga gaya

kepemimpinan otoriter ini akan berdampak tidak adanya kebersamaan dan

kegiatan yang biasa saja tidak terarah.

Sedangkan menurut Kurnystillah (2020) ada beberapa kekurangan

dalam penerapan gaya kepemimpinan otokratis antara lain:

a. Akan memberikan dampak buruk bagi para rekan kerja, sebagaimana

para rekan kerja akan mudah merasa bosan, sebab berada di lingkungan

dan suasana kerja yang monoton. Selain itu para rekan kerja pada

akhirnya akan kehilangan semangat, motivasi, dan kreativitas dalam

bekerja. Sebab segala sesuatu akan diputuskan langsung oleh pemimpin

dan tidak ada wadah untuk menampung pendapat dan inovasi yang

dimiliki rekan kerja. Artinya pendapat dari rekan kerja tidak akan

didengar dan dipertimbangkan.

12
b. Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini juga memberikan

pengaruh terhadap mental rekan kerja. Sebab hal in dapat melemahkan

regulasi emosi, hak, dan kesejahteraan rekan kerja. Sebab banyaknya

menahan emosi positif.

c. Gaya kepemimpinan ini juga akan berpengaruh pada lingkungan dan

suasa kerja yang terasa kaku danmenegangkan sebab pemimpin yang

menerapkan gaya kepemimpinan ini akan lebih cenderung menutup diri

dan membatasi komunikasi dan sosialisasi dengan rekan kerjanya.

Disamping itu, lingkungan dan suasana kerja yang seperti ini juga kan

mengakibatkan rekan kerja rendah diri sebab diperlakukan hanya

sebagai bawahan yang melaksanakan perintah dari atasan, tidak lebih

dari itu. Sehingga tidak heran jika lingkungan dan suasana kerja akan

terasa menyedihkan dan meneganggkan.

d. Gaya kepemimpinan otoriter juga berpeluang memberikan kerugian

besar jika tidak mengambil keputusan dengan baik dan benar serta

pertimbangan yang matang. Sebagaimana dalam gaya kepemimpinan

ini sangat sangatlah bergantung pada kualitas pemimpinnnya. Justru itu,

sangat diperlukan saran dan masukkan dari rekan kerja utuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sehingga kita dapat

mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam keputusan itu sendiri dari

sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu dalam dunia kerja

hendaknya pemimpin memberikan pelatihan kepada rekan kerjanya

untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan.

13
5. Indikator Gaya Kepemimpinan Otoktaris

Adapun indikator gaya kepemimpinan menurut Sutikno dalam Sherly

(2015:531) yaitu:

a. Sentralisasi wewenang

Sentralisasi wewenang adalah pemusatan kekuasaan, wewenang dan

kendali pada sejumlah pegawai maupun pemimpin.

b. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah serangkaian proses kegiatan

menganalisis berbagai fakta, informasi, data dan teori serta pendapat

yang pada akhirnya sampai pada kesimpulan yang dinilai paling baik

dan tepat.

c. Produktifitas kerja

Produktifitas kerja adalah suatu ukuran perbandingan kualitas dari

seseorang tenaga kerja dalam suatu waktu untuk mencapai hasil atau

presentasi kerja secara efektif dan efisien dengan sumber daya yang

digunakan.

d. Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah adalah proses penyampaian pesan, ide, gagasan

yang dilakukan oleh kedua belah pihak secara bergantian.

e. Manajemen perencanaan dan pengarahan.

Manajemen perencanaan dan pengarahan adalah proses mendefinisikan

tujuan organisasi atau instansi, membuar strategi untuk mencapai tujuan

dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi atau instansi.

14
B. Ruang Lingkup Kedisiplinan.

1. Pengertian Kedisiplinan

Menurut Roffi (2012) menyebutkan bahwa:

Displin merupakan bentuk pendalian diri dari kayawan dan


pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat
kesungguhan tim kerja di sebuah organisasi, tindakan disiplin
digunakan oleh organisasi untuk memberikan sanksi terhadap
pelanggaran aturan-aturan kerja atau harapan-harapan
sedangkan keluhan-keluhan digunakan oleh karyawan yang
merasa hak-haknya telah dilanggar oleh organisasi. Disiplin
kerja pada karyawan sangat dibutuhkan karena apa yang
menjadi tujuan organisasi akan sukar dicapai apabila tidak
ada displin kerja.

Menurut Sastrohadiwirja dalam Labudo (2013) menjelaskan bahwa:

Disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh


dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup
menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.

Menurut Siagian (2006) berpendapat bahwa:

Disiplin adalah pelatihan, khususnya pelatihan pikiran dan


sikap untuk menghasilakan pengendalian diri, kebiasaan-
kebiasaan untuk menaati peraturan yang berlaku.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan
tugasnya dengan baik, bukan paksaan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan

kesadaran kerja dan kesediaan yang harus dimiliki setiap pegawai atau

karyawan dalam menaati segala peraturan dan norma-norma yang ada

dalam organisasi atau instansi. Dengan disiplin karakter baik dalam diri

15
seorang pegawai atau karyawan akan terbentuk, sehingga dapat membantu

organisasi atau instansi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Kedisiplinan

Menegakkan suatu kedisiplinan penting bagi perusahaan, sebab

kedisiplinan berisikan peraturan-peraturan yang harus ditaati karyawan.

Dengan kedisiplinan diharapkan dapat membuat pekerjaan sefesien

mungkin. Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar

manfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan.

Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata

tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang

optimal. Sedangkan bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang

menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam

melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan dapat

melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat

mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi

terwujudnya tujuan organisasi.

Menurut Handoko (2012:211) secara khusus tujuan disiplin kerja

pegawai yaitu:

a. Agar para pegawai dapat menepati segala peraturan dan kebijakan

ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang

berlaku, baik tertulis serta melaksanakan perintah manajemen dengan

baik.

16
b. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta

mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu

yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan

yang diberikan kepadanya.

c. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara saran dan prasaran,

barang dan jasa organisasi sebaik-baiknya.

d. Para pegawai dapat berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang

berlaku pada organisasi

e. Pegawai mampu menghasilkan produktifitas yang tinggi sesuai dengan

harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Macam-macam Kedisiplinan

Menurut Handoko (2012:208-211) macam-macam kedisiplinan yaitu:

a. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah upaya menggerakan pegawai dengan

mengikuti dan mematuhi pedoman peraturan kerja. Tujuan dasarnya

yaitu menggerakan kediplinan pegawai dengan cara preventif. Begitu

pula pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman

kerja serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi.

b. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah upaya untuk menggerakan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Dalam disiplin

korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai

17
dengan peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada

pelanggar.

c. Upaya peningkatan kedisiplinan

Upaya peningkatan kedisiplinan merupakan upaya yang dilakukan oleh

pemerintah dalam memberikan dan mengarahkan rasa tanggung jawab

yang besar kepada pegawai. Disiplin kerja memerlukan perhatian yang

seharusnya, dalam artian prosedur harus menunjukkan pegawai yang

bersangkutan benar-benar terlibat.

4. Fungsi Kedisiplinan

Kedisiplinan sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai, kedisiplinan

menjadi persyaratan bagi pembentukkan skap, perilaku dan tata kehidupan

berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam

bekerja, dengan begi akan menciptkan suasana kerja yang kondusif dan

mendukung usaha pencapaian tujuan.

Menurut Tu’u (2004:38) yang mengemukkan beberapa fungsi

kedisplinan antara lain yaitu:

a. Menata kehidupan bersama

b. Membangun kepribadian

c. Melatih kepribadian

d. Pemaksaan

e. Hukuman

f. Menciptakan

18
5. Prinsip-prinsip Kedisiplinan

Untuk mengkondisikan karyawan agar senantiasa bersikap disiplin

dalam bekerja, maka terdapat beberapa prinsip-prinsip disiplin. Husein

(2000:39) berpendapat bahwa seseorang pegawai yang dianggap

melaksanakan prinsip-prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-

hal sebagai berikut:

a. Hadir ditemat kerja sebelum waktu mulai bekerja

b. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan

organisasi

c. Patuh dan taat kepada saran maupun printah atasan

d. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapi

e. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien

f. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja

g. Selama kerja tidak absen atau tidak masuk kerja dengan alasan yang

tidak tepat dan hampir tidak pernah absen karena sakit.

Devis (2001:130) berpendapat bahwa kedisiplinan memerlukan

perhatian proses yang seharusnya. Berarti bahwa prosedur harus

menunjukkan pegawai yang bersangkutan benar-benar terlihat. Keperluan

proses yang seharusnya itu diamksud yaitu:

a. Suatu prasangka yang tak bersalah sampai pembuktian pegawai

berperan dalam pelanggaran.

b. Hak untuk didengardalam beberapa kasus terwakilkan oleh pegawai

lain.

19
c. Disiplin itu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan keterlibatan

pelanggaran.

6. Dimensi Kedisiplinan

Pada dasarnya ada banyak hal yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan pegawai suatu instansi atau organisasi. Menurut Sutrisno

(2016:94) kedisiplinan dibagi dalam empat dimensi yaitu:

a. Taat terhadap aturan waktu

Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang dan jam istirahat yang tepat

waktu sesuai dengan aturan yang berlaku.

b. Taat terhadap peranan instansi atau organisasi.

Peraturan dara tentang cara berpakaian dan tingkah laku dalam

pekerjaan.

c. Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan.

Ditunjukkan dengan cara-cara melakukan pekerjaan sesuai dengan

jabatan, tugas, dan tamggung jawab serta cara berhubungan dengan unit

kerja lain.

d. Taat terhadap peraturan lainnya.

Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

para pegawai.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kedisiplinan.

Menurut Handoko (2012:209) faktor-faktor yang mepengaruhi

kedisiplinan yaitu:

20
a. Tujuan dan kemampuan.

Tujuan dan kemampuan sangat mempengaruhi tingkat kedisiplinan

pegawai. Pada dasarnya pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai

harus sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut, agar pegawai

tersebut disiplin dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan

pekerjaan tersebut.

b. Kepemimpinan.

Kepemimpinan juga sangat memiliki peranan penting dalam

menentukan kedisplinan kerja pegawai karena pemimpin tersebut akan

menjadi contoh bagi para bawahannya.

c. Kompensasi.

Kompensasi sangat berperan penting terhadap kedisiplinan pegawai,

artinya semakin besar kompensasi yang diberikan instansi atau

organisasi, maka semakin baik disiplin kerja pegawai tersebut. Begitu

juga sebaliknya, karyawan akan sulit bekerja dengan disiplin jika

kebutuhan primer mereka tidak terpenuhi.

d. Sanksi hukum.

Sanksi hukum yang semakin berat akan membuat karayawan takut

untuk melakukan tindakan kedisiplinan dan ketaatan pegawai terhadap

peraturan instansi atau organisasi akan semakin baik.

e. Pengawasan.

Pengawasan adalah tindakan yang paling efektif untuk mewujudkan

kedisiplinan kerja pegawai. Pengawasan dilakukan untuk memantau

21
perilaku, kegiatan atau informasi untuk tujuan mengumpulkan

informasi, mempengaruhi, menaungi atau mengarahkan.

8. Proses pengukuran Kedisiplinan.

Proses untuk mengukur kedisiplinan menurut Lateiner (1983:73)

antara lain:

a. Para pegawai datang ke kantor dengan tertib, tepat waktu dan teratur

dengan datangnya terti. Maka kedisiplinan dapat dinyatakan berjalan

baik.

b. Berpakaian rapi ditempat kerja. Berpakaian rapi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kedisiplinan pegawai, karena dengan

berpakaian rapi, suasana kerja terasa nyaman dan rasa percaya diri

dalam bekerja akan tinggi.

c. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati. Sikap hati-hati

dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki kedisiplinan kerja yang

baik karena apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak

secara hati-hati, maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan

kerugian.

d. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh instansi atau organisasi.

Dengan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka

dapat menunjukkan bahwa pegawai memiliki disiplin kerja yang baik,

juga menunjukkan kepatuhan pegawai terhadap instansi atau organisasi.

22
e. Memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab sangat berpengaruh

terhadap kedisiplinan, dengan adanya tanggung jawab terhadap

tugasnya maka menunjukkan disiplin kerja pegawai yang tinggi.

Kedisiplinan mencakup berbagai bidang dan cara pandang.

Menurut Guntur (2000:34-35), ada beberapa sikap disiplin yang perlu

dikekola dalam pekerjaan yaitu:

a. Disiplin terhadap waktu. Diartikan sebagai sikap atau tingkah laku

yang menunjukkan ketaatan terhadap jam kerja, yang meliputi

kehadiran dan kepatuhan pegawai, pegawai melaksanakan tugas

dengan tepat waktu dan benar.

b. Disiplin peraturan. Peraturan atau tata tertib yang tertulis dan tidak

tertulis dibuat dengan tujuan suatu instansi atau organisasi dapat

dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari pegawai

terhadap komitmen yang telah ditetapkan. Kesetian diartikan taat dan

patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan serta

tata tertib yang telah ditetapkan.

c. Disiplin tanggung jawab. Menggunakan dan memelihara peralatan

kantor dengan baik dan sanggup untuk menyelesaikan pekerjaan

sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab.

9. Indikator Kedisiplinan.

Adapun indikator kedisiplinan menurut Singodimejo dalam Sutrisno

(2011) sebagai berikut:

23
a. Tingkat absensi

Tingkat absensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas untuk mengetahui

hadir atau tidaknya pegawai dalam suatu instansi.

b. Ketepatan waktu.

Ketepatan waktu adalah kemampuan untuk memberikan jasa secara

akurat dan sesuai dengan yang telah dijanjikan.

c. Ketaatan terhadap peraturan.

Ketaatan terhadap peraturan adalah kepatuhan seseorang dalam

peraturan yang telah dibentuk oleh lembaga atau pegawai yang

berwenang dan mempunyai kekuatan mengikat agar dapat mengatur

dan menerbitkan pegawai.

d. Tanggung jawab dalam menegrjakan tugas.

Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas adalah kesadaran dan

kesungguhan seseorang dalam melakukan tugas dan tindakan terhadap

suatu hal yang melibatkan dirinya maupun orang lain.

e. Sikap dan etika kerja.

Sikap dan etika kerja adalah sikap yang diperlukan oleh setiap pegawai

dalam melaksanakan pekerjaannya, agar tercipta suasana harmonis dan

saling menghargai sesama pegawai.

C. Hubungan Gaya Kepemimpinan Otokratis dan Kedisiplinan.

Gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh terhadap kedisiplinan, dimana

seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otoktaris maka

disiplin kerja pegawai akan semakin tinggi. Setiap seorang pemimpin akan

24
berusaha memberikan tingkah laku yang baik kepada pegawainya. Pemimpin

dijadikan teladan dan panutan oleh para pegawainya, pemimpin jangan

mengaharapkan kedisiplinan pegawainya jika dirinya juga kurang disiplin.

Menurut franklyn (1995) dalam Onong Effendy (1993:200) menjelaskan

bahwa gaya kepemimpinan otoktaris adalah gaya kepimpinan yang memiliki

kriteria atau ciri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi,

arogan, mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap

bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan saran, terlalu

tergantung pada kekuasaan formalnya, dalam tindakan pergerakkannya sering

menggunakan pendekatan paksaan dan bersifat menghukum.

Menurut Sastrohadiwirja dalam Labudo (2013) menjelaskan bahwa

disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak

tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima

sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan

kepadanya.

Jadi hubungan antara variabel X dan Y yaitu dengan diterapkannya gaya

kepemimpinan otokratis maka pegawai akan selalu mendengarkan perintah

dari pemimpin sehingga bentuk peraturan-peraturan yang digunakan dalam

organisasi atau instansi tersebut akan selalu diterapkan oleh pegawai sebab

pemimpin memiliki kekuasaan penuh terhadap organisasi atau instansi

tersebut. Gaya kepemimpinan otoktaris merupakan kepemimpinan yang

mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang harus dipatuhi oleh

25
seluruh pegawai, sehingga apabila pegawai tersebut tidak mematuhi aturan

kedisiplinan maka akan diberikan sanksi hukuman berupa teguran, peringatan

tertulis dan skorsing.

26
BAB III

OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kantor Desa Kembiri

Pada zaman dahulu kala Desa Kembiri berasal dari sebuah kubok/ume

(perkampungan kecil) yang bertempat tinggal yang di namai dengan bantan

yang sekarang ini berada antara kembiri dan air kundor yang pada masa itu

kubok tersebut didiami oleh Tok Bantan Dan Tok Kale, Tok Bantan

mempunyai keturunan Nek Manau, Tok Mining, Kek Seh dan Nek She. Oleh

sebab itu pada kala itu Tok Bantan sebagai orang yang di tuakan (Tokoh Adat)

sehingga beliau berupaya untuk menyatukan dari beberapa kubok/ume

(perkampungan) atau kelekak antara lain, Kelekak Bantan, Kelekak Mining,

Kelekak Nek Manik, Kelekak Ibul, Kelekak Penyuk, Kelekak Dengut, Dan

Kelekak Pancor, berawal dari ide Tok Bantan untuk mengumpulkan semua

tetua adat dari 7 (tujuh) kelekak, yaitu Kelekak Bantan, Kelekak Mining,

Kelekak Manik, Kelekak Ibul, Kelekak Penyok, Kelekak Pancor, Dan Kelekak

Dengut, Tok Bantan bermaksud menyatukan dari ke 7 kubok ini menjadi

perkampungan maka terjadilah rembuk musyawarah maka dipilihlah Kek Se

dan Nek Se sebagai pendiri kampong Kembiri

Cikal bakal nama Kembiri karena ketika itu banyaknya terdapat pohon

kumek (kemiri) yang memang Kampong Kembiri berasal dari ume (kebun)

maka berkat kesepakatan dari 7 tetua adat kelekak Kek Se di tunjuk menjadi

kepala adat (termasuk kedukunan dan kewilayahan) setelah diangkatnya

beliau sebagai Kepala Adat Kembiri maka beliau menghimbau kepada

27
masyarakatnya untuk menanam sedikitnya 1 (satu) pohon kumek (kemiri)

setelah beliau memimpin dan menjabat sebagai tetua adat istilah kampong

mulai berlaku sebagai pengganti nama kubok dan kepal maka orang yang

berada di luar Kembiri mulai mengenal dengan Kampong Kembiri.

Kantor Desa Kembiri merupakan sebuah instansi pemerintahan kecil yang

memiliki wewenang mengatur wilayahnya. Kantor Desa Kembiri terdiri dari

beberapa RW (Rukun Warga) yaitu 09 RW, memiliki kepala keluarga

memiliki kepala keluarga yang banyak. RT (Rukun Tetangga) yaitu 19 RT

yang berperan sebagai lembaga kemasyarakatan dan mitra. Kantor Desa

Kembiri berlokasi di Jalan Raya Air Gede Desa Kembiri Kecamatan

Membalong. Adapun kelembagaan Desa Kembiri terdiri dari kepala desa,

sekretaris desa, kasi pemerintahan, kasi kesejarhteraan, kasi pelayanan, kaur

perencanaan, kaur keuangan, kaur umum, Kepala Dusun, dan staf BPD, yang

seluruhnya berjumlah 17( tujuh belas ) orang.

B. Tugas dan Fungsi masing-masing bagian di Kantor Desa Kembiri

Adapun tugas dan fungsi masing-masing bagian di Kantor Desa Kembiri

yaitu:

1. Kepala Desa

a. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan,

penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan,

pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan

masyarakat, administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan

wilayah

28
b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana

perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan

c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban

masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat,

keagamaan, dan ketenagakerjaan

d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna

e. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga

lainnya.

2. Sekeretaris Desa.

a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi

surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat

desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan

umum

c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala

Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

29
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta

penyusunan laporan.

e. Melaksanakan buku administrasi desa sesuai dengan bidang tugas

Sekretaris Desa atau sesuai dengan Keputusan Kepala Desa

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan

Pemerintah yang lebih tinggi.

3. Kepala Urusan Keuangan.

a. Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa

b. Menyusun RAPBDes

c. Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa

d. Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa

e. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)

f. Menyusun laporan kegiatan Desa

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

4. Kepala Urusan Umum.

a. Melaksanakan arsiparis dan ekspedisi pemerintahan desa

b. Melaksanakan penataan administrasi Perangkat Desa

c. Penyediaan prasarana Perangkat Desa dan Kantor

d. Penyiapan rapat-rapat

e. Pengadministrasian aset desa

f. Pengadministrasian inventarisasi desa

g. Pengadministrasian perjalanan dinas

30
h. Melaksanakan pelayanan umum.

5. Kepala Urusan Perencanaan

a. Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa

b. Menyusun RAPBDes

c. Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa

d. Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa

e. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

(RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)

f. Menyusun laporan kegiatan Desa

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

6. Kepala Seksi Pemerintahan

a. Melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa

b. Menyusun rancangan regulasi desa

c. Melaksanakan pembinaan masalah pertanahan

d. Melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

Desa

e. Melaksanakan upaya perlindungan masyarakat Desa

f. Melaksanakan pembinaan masalah kependudukan

g. Melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah Desa

h. Melaksanakan pendataan dan pengelolaan Profil Desa

i. Melakukan tugas – tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

31
7. Kepala Seksi Kesejahteraan.

a. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

sosial budaya

b. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

ekonomi

c. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

politik

d. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

lingkungan hidup

e. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

pemberdayaan keluarga

f. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

pemuda, olah raga dan karang taruna

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atas.

8. Kepala Seksi Pelayanan

a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah dinas

b. Melaksanakan administrasi surat menyurat

c. Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat Desa

d. Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat Desa

e. Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat Desa

32
f. Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya, keagamaan dan

ketenagakerjaan masyarakat Desa

g. Melaksanakan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk

h. Melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian

i. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan

j. Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan

k. Melaksanakan pembangunan bidang kesehatan.

9. Kepala Dusun

a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan

pengelolaan wilayah.

b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

d. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa

10. Staf BPD

a. Menggali aspirasi masyarakat.

b. menampung aspirasi masyarakat.

c. Mengelola aspirasi masyarakat.

d. Menyalurkan aspirasi masyarakat.

e. Menyelenggarakan musyawarah BPD.

33
f. Menyelenggarakan musyawarah desa.

g. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.

C. Keadaan Personalia Kantor Desa Kembiri

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Kantor Desa Kembiri.

Keadaan pegawai di Kantor Desa Kembiri dapat dibagi berdasarkan Jabatan,

pendidikan dan jenis kelamin yang di uraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1
Keadaan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMN JUMLAH


LAKI-LAKI 6
PEREMPUAN 11
Sumber : Kantor Desa Kembiri, 2023

Tabel 2
Keadaan Pegawai Berdasarkan Jabatan

NO NAMA JABATAN
1 BUSTAMI KEPALA DESA
2 SRI MARYATI, S.E SEKRETARIS DESA
3 YANDRI KASI
PEMERINTAHAN
4 SULASTRI, S.PD KASI
KESEJAHTERAAN
5 BAYANA KASI PELAYANAN
6 ARFAN KAUR
PERENCANAAN
7 TIKA HARYANI KAUR KEUANGAN
8 SULISTINA, S.E KAUR UMUM DAN
TATA USAHA
9 LESTARI YUNI ASTUTI KEPALA DUSUN
KEMBIRI
10 SUKA KEPALA DUSUN AIR
GEDE
11 ARYO STAF KEUNGAN
12 APRILIA RIZKI NORMALIKA STAF KASI
13 SUCI PRADANA STAF KAUR

34
14 TRI AGUSTIN STAF
PERPUSTAKAAN
15 RAHAYU STAF KEBERSIHAN
16 SUKINO STAF KEBERSIHAN
17 FERAWATI STAF BPD
Sumber : Kantor Desa Kembiri, 2023

Tabel 3
Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO TINGKAT PENDIDIKAN LK PR JUMLAH


1 SD/Sederajat 1 - 1
2 SMP/ Sederajat - 1 1
3 SMA/ Sederajat 5 7 12
4 D-I - - -
5 D-II - - -
6 D-II - - -
7 D-IV - - -
8 S-1 - 3 3
9 S-2 - - -
10 S-3 - - -
Sumber : Kantor Desa Kembiri, 2023

35
36
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gaya Kepemimpinan Otokratis pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

sesorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Dalam artian gaya kepemimpinan yang digunakan pemimpin tersebut

digunakan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai.

Dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dan

starategi yang disukai dan sering diterapkan didalam memimpin suatu

organisasi.

Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya yang dipandang sebagai gaya

yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas dalam

melaksanakan tugas-tugasnya. Gaya kepemimpinan otokratis memilki kriteria

atau cirri yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi,

menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan

saran, dan terlalu tergantung pada kekuasaan.

Gaya kepemimpinan otokratis ini berpengaruh terhadap kedisiplin kerja,

agar pegawai senantiasa selalu memperhatikan kedisiplinan dalam

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Faktor-faktor yang

membangkitkan kedisiplinan kerja pegawai adalah terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan baik jasmani maupun rohani, karena seorang pemimpin harus

mengupayakan bagaimana para pegawai memiliki pretasi kerja yang baik,

37
pemimpin harus mampu berperan dengan baik dalam menggerakan dan

mempengaruhi pegawainya agar memiliki kedisiplinan kerja yang tinggi serta

kesadaran untuk memenuhi peraturan yang berlaku disuatu organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang penulis lakukan

kepada pemimpin di Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong mengenai

peranan gaya kepemimpin otokratis yang menggunakan 5 (lima) indikator

yaitu sebagai berikut:

1. Sentarlisasi Wewenang.

Seorang kepala desa dalam gaya kepemimpinannya harus mempunyai

kemampuan dalam pemusatan kekuasaan dan memilki kendali penuh

terhadap pegawainya.

Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan bahwa kepala desa dalam mejalankan tugasnya

sebagai pemimpin mampu memegang kendali wewenang secara penuh

terhadap pegawainya. Hal ini pemulis lihat dari kepala desa yang

terkadang jarang berada di kantor namun meskipun begitu pemimpinlah

yang memegang kendali penuh terhadap wewewang dan kekuasaan di

kantor desa tersebut.

Berikut ini hasil wawancara langsung dengan kepala desa mengenai

bagaimana cara pemimpin sebagai pemimpin dalam menetapkan

wewenang yaitu sebagai berikut:

Untuk wewenang biasanya diambil penuh oleh saya sendiri


karena kewewenangan merupakan tanggung jawab saya
sebagai pmimpin di Kantor Desa ini. (Hasil wawanacara
dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

38
Hal ini diperkuat lagi dari hasil wawancara mengenai apakah

pemimpin akan menegur pegawai apabila melakukan kesalahan yaitu

sebagai berikut:

Tetap akan saya tegur apabila melakukan kesalahan, baik itu


secara lisan terlebih dahulu baru nanti dtegur secara
administrasi. (Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03
Agustus 2023).

Ini juga terlihat dari hasil wawancara mengenai apakah pemimpin

dapat menjadi teladan bagi pegawai di kantor desa ini sebagai berikut:

Kalau jadi teladan yang baik belum sepertinya, tetapi saya


kan disini sebagai pemimpin biarpun terkadang tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan tetap saya harus menjadi teladan
yang baik bagi bawahan sebab mereka harus patuh dan
tunduk kepada pemimpin. (Hasil wawanacara dengan
pemimpin, 03 Agustus 2023).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa sentralisasi

wewenang pemimpin di kantor desa kembiri kecamatan membalong

sepenuhnya diambil alih oleh pemimpin atau kepala desa karena di desa

pemimpin merupakan orang yang berhak mengatur dan menetapkan

wewenang.

Berdasarkan hasil obsevasi diatas bahwa pemimpinlah yang

memegang penuh kekuasaan wewenang tehadap bawahannya, meskipun

terkadang pemimpin tidak berada dikantor tetapi yang namanya wewenang

tetap pemimpin yang memegang kendali.

2. Pengambilan Keputusan.

Sebagai seorang pemimpin, kepala desa bertanggung jawab

memimpin jalannya pemerintahan yang ada di kantor desa agar tujuan

39
bersama yang ingin dicapai di kantor desa bisa terlaksana secara

maksimal.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan bahwa kepala desa dalam pengambilan keputusan

selalu melakukan musyawarah dengan pegawai dan beberapa tokoh

masyarakat ataupun masyarakat biasa, namun meskipun begitu ada

beberapa masalah yang memang pemimpin sendiri yang harus

memutuskan arah dan tujuan masalah.

Berikut hasil wawancara langsung dengan pemimpin atau kepala desa

mengenai bagaimana cara pemimpin dalam pengambilan keputusan yaitu

sebagai berikut:

Pertama kita harus banyak melakukan musyawarah atau


bertukar pendapat kepada bawahan ataupun tokoh
masyarakat, namun jika tidak ada jalan keluar maka saya
yang akan memutuskannya sendiri. (Hasil wawanacara
dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara langsung dengan

pemimpin mengenai apakah dalam pengambilan keputusan selalu

melibatkan pegawai yaitu sebagai berikut:

Iya pasti kalau itu, biarpun saya pemimpin disini tetap yang
namanya mengambil keputusan tetap melibat orang lain
kecuali tidak ada jalan lain saya yang akan memutuskannya
sendiri. (Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus
2023).

Ini juga terlihat dari hasil wawancara langsung dengan pemimpin

mengenai bagaimana tanggapan pemimpin apabila salah satu pegawai

tidak menerima keputusan tersebut yaitu sebagai berikut:

40
Mereka harus tetap menerima meskipun tidak setuju karena
disini sayalah yang memimpin makan mereka harus
mengikuti dan menyetujui keputusan yang saya buat. (Hasil
wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan

keputusan yang dilakukan pemimpin selalu melibatkan pegawai dan tokoh

masyarakat atau masyarakat biasa yang berada yang di desa tersebut,

namun apabila tidak ada jalan keluar maka pemimpin akan memutuskan

sendiri hasil musyawarah dan apabila ada orang yang tidak menyetujui

keputusan tersebut maka tetap harus setuju karena hal tersebut telat

ditetapkan pemimpin sehingga tidak biasa diganggu.

Berdasarkan hasil obsevasi diatas bahwa pengambilan keputusan

tentunya dilakukan dengan cara musyawarah dengan beberapa pegawai

atau beberapa tokoh masyarakat yang menyangkut masalah yang dihadapi,

namun memang ada beberapa masalah yang pemimpin sendirilah yang

akan mengambil keputusan.

3. Produktifitas kerja.

Produktifitas kerja seorang pemimpin sangat menentukan jalannya

setiap organisasi. Pemimpin yang produktif mampu memberikan pengaruh

terhadap kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan yang ada didalam

organisasi.

Beradasarkan hasil obsevasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan bahwa produktifitas kerja pemimpin belum terlaksana

dengan baik karena pemimpin selain bekerja di dalam kantor pemimpin

juga bekerja di luar kantor. Terdapat beberapa kegiatan yang harus

41
dilakukan di luar kantor seperti rapat antar desa. Sehingga akan membuat

penumpukkan pekerjaan.

Berikut hasil wawanacara langsung dengan pemimpin atau kepala

desa mengenai apakah pemimpin selalu produktif dalam bekerja yaitu

sebagai berkut:

Kalau disebut produktif, saya produktif tetapi saya kan


bekerja di Kantor Desa ini tidak selalu berada di kantor sebab
ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan di luar kantor
ini. (Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawanacara langsung dengan

pemimpin atau kepala desa mengenai bagaimana cara pemimpin dalam

meningkatkan produktifitas kerja yaitu sebagai berikut:

Kita harus banyak bertukar pendapat dengan bamyak orang


dan harus banyak bersosialisasi dengan masyarakat banyak.
(Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Selain itu, ini hasil lain wawanacara langsung dengan pemimpin atau

kepala desa mengenai apakah produktifitas kerja tersebut sudah efektif

dilakukan yaitu sebagai berikut:

Kalau efektif belum terlalu, tetapi sudah mengarah ke sana


ibaratnya masih setengah jalan. (Hasil wawanacara dengan
pemimpin, 03 Agustus 2023).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa produktifitas

kerja pemimpin belum produktif karena terkadang pemimpin juga

mempunyai jadwal diluar kantor maka produktifitas kerja belum terlaksana

dengan baik sehingga pemimpin harus meningkatkan lagi produktifitas

kerjanya.

42
Berdasarkan obsevasi diatas bahwa produktifitas kerja pemimpin

belum dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya

penumpukkan pekerjaan karena pemimpin yang belum bisa memanjemen

waktu dengan baik.

4. Komunikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah dilakukan untuk meningkatkan rasa kekeluargaa

dan keharmonisan di dalam organisasi maupun kantor. Sehingga akan

terciptanya lingkungan kerja yang aman, tentram dan bahagia.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan bahwa komunikasi dua arah yang dilakukan oleh

pemmpin sangat baik dimana pemimpin dan pegawai memilki hubungan

yang sangat dekat. Hal ini tercipta karena pemimpin pemimpin yang selalu

mendekatkan diri kepada pegawai sehingga hal ini yang menumbuhkan

rasa kekeluargaan, namun meskipun begitu tetap ada batasan antara

pemimpin dengan pegawai.

Berikut ini hasil wawancara langsung dengan pemimpin mengenai

bagaimana hubungan kekeluargaan yang terjadi di kantor desa ini yaitu

sebagai berikut:

Hubungan kekeluargaan yang tejalin di Kantor Desa ini


cukup baik karena saya sebagai pemimpin akan selalu
mencipkatan rasa kekeluargaan yang besar disini. (Hasil
wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara langsung dengan pemimpin

mengenai bagaimana cara pemimpin mendekatkan diri kepada pegawai

yaitu sebagai berikut:

43
Dengan berkumpul bersama rekan pegawai atau pada saat
waktu istirahat dikantor maupun diluar kantor. (Hasil
wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Ini juga terlihat hasil wawancara langsung dengan pemimpin

mengenai apakah ada kerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan antara

pemimpin dengan pegawai yang sebagai berikut:

Tentunya ada, sebab saya sebagai pemimpin akan


bertanggung jawab dalam membatu pekerjaan dari bawahan.
(Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan

kekeluargaan di kantor desa ini terjalin cukup baik, namun meskipun

begitu ada batasan antara pemimpin dengan pegawai sehingga hal tersebut

tidak akan mengganggu jalannya roda pemerintah yang ada di kantor desa

ini. Pemimpin juga mendekatkan diri dengan berkumpul bersama pegawai.

Sedangkan untuk masalah pekerjaan pemimpin selalu membatu tugas

pegawai apabila terdapat kendala dalam pembuatannya.

Berdasarkan obsevasi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi

dua arah yang tercipta di lingkungan kerja desa ini sudah dilakukan cukup

baik dari pemmpin yang sering berkumpul dengan rekan kerja serta

pemimpin yang membantu menyelesaikan tugas dari pegawai, sehingga

terciptalah rasa kekelurgaan yang harmonis di dalam kantor desa tersebut.

5. Manajemen Perencanan Dan Pengarahan

Manajemen perencanaan dan pengarahan diharapkan mampu

meningkatkan pemerintahan desa dengan baik, sehingga tujuan dari

organisasi bisa berjalan sesuai dengan rencana yang diharap dari awal.

44
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

dilapangan manajemen perencanaan dan pengarahan yang dilakukan

pemimpin masih belum terlaksana dengan baik, karena disebabkan oleh

anggaran yang kurang cukup sehingga hal ini yang menyebabkan

terhambatnya manajemen perencanaan dan pengarahan tersebut.

Berikut hasil wawancara secara langsung dengan pemimpin mengenai

apakah manajemen perencanaan dan pengarahan di kantor desa ini

berjalan sesuai dengan tujuan yaitu sebagai berikut:

Kalau masalah berjalan sesuai dengan tujuan itu sesuai


dengan anggaran, apabila anggaran yang diberikan besar
tentu perencanaan akan berjalan dengan baik dan lancar,
namun sebaliknya jika dana anggarannya kurang maka tidak
akan berjalan baik. (Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03
Agustus 2023).

Hal ini diperkuat lagi dengan wawancara secara langsung dengan

pemimpin mengenai apakah bapak mempunyai rencana kedepannya terkait

pembangunan kantor desa ini yaitu sebagai berikut:

Tentu saja saya sebagai pemimpin di Kantor Desa ini


mempunyai rencana untuk Kantor Desa ini kedepannya tetapi
terkadang rencana tersebut terkendala pada anggaran. (Hasil
wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Ini juga terlihat dari hasil wawancara secara langsung dengan

pemimpin mengenai bagaimana tanggapan pemimpin jika rencana dan

pengarahannya tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan yatu sebagai

berikut:

Jika perencanaan tidak sesuai dengan rencana kami akan


melakukan musyawarah terkait perencaan tersebut agar
mendapatkan jalan keluar dan apabila tidak dapat
dimusyawarakan maka saya akan memutuskan sendiri

45
perencanaan tersebut. (Hasil wawanacara dengan pemimpin,
03 Agustus 2023).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen

perencanaan dan pengarahan berjalan dengan baik apabila memilki

anggran yang cukup, dan apabila anggarannya tidak mencukupi akan

menyebabkan perenacanaan tersebut tidak akan berjalan. Namun meskipun

begitu pemimpin akan melakukan musyawarah dengan pegawai atau tokoh

masyarakat mengenai hal tersebut.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpilkan bahwa

manajemen perencanaan dan pengarahan masih belum terlaksana dengan

baik, hal ini dikarenakan anggaran yang pada akhirnya perenacanaan

tersebut tidak terlaksana dengan baik atau tidak sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan oleh pemimpin selama ini.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai 5 (lima)

indikator diatas dapat disimpulkan bahwa peranan gaya kepemimpinan

otokratis pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong sudah

berjalan dengan baik, hanya saja pemimpin yang kurang produktif dalam

bekerja sehingga hal ini membuat banyak penumpukkan pekerjaan di

kantor. Dan juga manajemen perecanaan dan pengarahan yang dilakukan

pemimpin belum terlaksana dengan baik hal ini karena disebabkan

masalah anggaran yang kurang cukup dalam perencanaan sehingga

menyebabkan perencanaan yang dilakukan tidak sesuai dengan ketetapan

dan tujuan yang selama ini direnacanakan

46
B. Kedisiplinan Pegawai pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan

Membalong.

Kedisiplinan adalah suatu hal yang sangat penting untuk pertumbuhan

organisasi, terutama digunakan untuk memotivasi pegawai agar

mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan

maupun secara kelompok. Disamping itu, kedisplinan juga bermanfaat untuk

mendidik pegawai dalam mematuhi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang

ada sehingga mengasilkan kinerja yang baik.

Kedisiplinan yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab

seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Karena kedisplinan

sangat membantu untuk meluruskan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan

dalam suatu organisasi.

Kedisiplinan menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada

pada diri seorang pegawai terhadap peraturan dan ketetapan organisasi.

Dengan adanya kedisiplinan ini bagi organisas maka akan terpeliharaanya tata

tertib dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga diperoleh hasil

yang di inginkan secara maksimal. Dengan demikian, pegawai dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran demi

terwujudnya tujuan dari organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan langsung

oleh penulis pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong mengenai

kedisiplinan pegawai dengan menggunakan 5 (lima) indikator yaitu sebagai

berikut:

47
1. Tingkat Absensi

Tingkat absensi merupakan suatu kegiatan atau rutinitas untuk

mengetahui hadir atau tidaknya pegawai dalam suatu oragnisasi. Dalam

hal ini pegawai memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi atas

pekerjaannya. Sehingga pegawai akan mengahsilakn kinerja yang

memuaskan dalam suatu organisasi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan mengenai tingkat absensi pegawai bahwa pegawai

sudah menaati peraturan dengan baik sehingga tidak ada satupun pegawai

yang terlambat datang ke kantor.

Berikut ini hasil wawancara langsung dengan pegawai mengenai

apakah pegawai selalu datang tepat waktu, yaitu sebagai berikut:

Selama saya bekerja disini saya selalu datang tepat waktu


karena disiplin waktu itu sangat penting dalam bekerja. (Hasil
wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Iya tentu saya selalu datang tepat waktu ke kantor, kadang


juga saya sudah berada di kantor sebelum waktu masuk kerja.
(Hasil wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara langsung dengan

pegawai mengenai bagaimana tanggapan jika ada pegawai yang telat atau

sering tidak masuk kerja, yaitu sebagai berikut:

Tanggapan saya mungkin kami akan memberitahukan kepada


Kepala Desa kemudian Kades la yang akan menengur dengan
lisan dan jika pegawai tersebut tidak memperdulikan kami
akan mengelurkan surat teguran. (Hasil wawancara dengan
pegawai 1, 31 Juli 2023).

48
Pegawai yang seperti itu tentunya harus berikan teguran atau
sanksi sehingga akan memberikan efek jera. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Ini juga terlihat dari hasil wawancara langsung dengan pegawai

mengenai apakah hal tersebut perlu ditindak lanjuti, yaitu sebagai berikut:

Perlu karena dalam berorganisasi datang tepat waktu


merupakan bentuk dari tanggung jawab dalam menjalankan
suatu pekerjaan. (Hasil wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli
2023).

Tentunya perlu karena yang namanya datang tepat waktu itu


adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh pegawai. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tingkat

absensi pegawai sudah berjalan dengan baik dan tidak ada pegawai yang

datang terlambat. Jika pun ada yang datang terlamabat mereka akan segera

melaporkannya kepada pemimpin dan pemimpinlah yang akan menindak

lanjuti. Baik diberikan teguran maupun sanksi hukuman.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pegawai yang terlamabat datang atau datang tidak tepat waktu. Pegawai

sudah menaati peraturan dan ketentuan dengan baik, sehingga tidak ada

yang datang telambat ke kantor.

2. Ketepatan Waktu.

Ketepatan waktu adalah kemampuan untuk memberikan jasa secara

akurat dan sesuai dengan yang telah dijanjikan. Ketepatan waktu dalam

melakukan suatu pekerjaan, dimana waktu untuk menyelesaikan pekerjaan

telah ditetapkan atau ditentukan sebelumnya sehingga setiap melakukan

49
pekerjaan terdapat tenggang waktu yang telah menjadi aturan dalam suatu

organisasi.

Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan mengenai ketepatan waktu cukup baik dalam

ketepatan waktu mengerjakan pekerjaan, namun terkadang hasil kerja

tidak sesuai dengan yang diharapkan dan juga masih terdapat beberapa

kesalahan dalam pengerjaannya. Hal ini yang kemudian akan menjadi

penumpukkan pekerjaab bagi pegawai.

Berikut ini hasil wawancara langsung dengan pegawai mengenai

apakah dalam mengumpulkan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah di

tetapkan pemimpin, yaitu sebagai berikut:

Iya, kami selalu mengumpulkan tugas atau pekerjaan dengan


tepat waktu sebab jika ditunda akan sulit untuk mengerjarnya.
(Hasil wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Iya tentu jika tidak dikumpulkan tepat waktu maka akan


terjadi penumpukkan pekerjaan dan akan membuat repot
untuk mengerjakannya apabila sudah menumpuk. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara langsung dengan

pegawai mengenai apakah pegawai akan membantu apabila ada pegawai

yang belum menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, yaitu sebagai berikut:

Tentu karena di Kantor Desa ini kerja sama antar sesama


pegawai merupakan hal yang nomor satu. (Hasil wawancara
dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Iya pastinya sesama rekan kerja itu harus saling mebantu satu
sama lain. (Hasil wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli
2023).

50
Ini juga terlihat dari hasil wawancara langsung dengan pegawai

mengenai bagaimana tanggapan jika ada pegawai yang tidak mempunyai

insiatif dalam mengerjakan pekerjaan, yaitu sebagai berikut:

Tanggapan saya mungkin orang tersebut sedang tidak


mengerti tugas apa yang harus dia lakukan atau dikerjakan
kemungkinan orang tersebut adalah orang yang baru bekerja.
Pegawai yang seperti itu perlu dibimbing supaya terbiasa
dengan pekerjaannya. (Hasil wawancara dengan pegawai 1,
31 Juli 2023).

Tanggapan saya orang seperti itu perlu untuk belajar lebih


giat supaya bisa bekerja dengan baik didalam tim. Jika seperti
itu terus maka akan membuat rekan kerja yang lain kesusahan
karena orang seperti itu lebih suka diperintah daripada
inisiatif sendiri. (Hasil wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli
2023).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ketepatan waktu

dalam pengumpulan pekerjaan sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan

ketetapan dari pemimpin dan jika dalam pengerjaannya belum selesai

maka mereka akan saling membantu satu sama lain sehingga pekerjaan

tersebut akan cepat selesai, jika ada pegawai yang kurang memilki insatif

dalam pekerjaan mereka akan membantu sampai pegawai tersebut terbiasa

dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa ketepatan

waktu pengumpulan pekerjaan ini sudah terlaksana cukup baik meskipun

terkadang hasilnya belum maksimal namun pegawai sudah mengerjakan

tugas atau pekerjaan sesua dengan waktu yang telah ditetapkan oleh

pemimpin dengan tepat waktu.

51
3. Ketaatan Terhadap Peraturan.

Peraturan maupun tata tertib yang tertulus dibuat agar tujuan

organisasi dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap setia dari

pegawai terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut. Kesetiaan

disini berarti taat dan patuh dalam melaksanakan perintah dari atasan atau

menaati peraturan serta tata tertib yang telah ditetapkan di instansi atau

organisasi tersebut.

Berdasarkan observasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan yang

ada dilapangan mengenai ketaatan terhadap peraturan bahwa pegawai

belum sepenuhnya mematuhi peraturan yang ada di kantor desa tersebut.

Hal ini terlihat masih banyak pegawai yang hanya memakai sandal jepit di

kantor. Padahal hal ini sudah disebutkan dalam peraturan bahwa pegawai

wajib memakai perlengkapan atau atribut lengkap seperti sepatu dan lain-

lain. Dan untuk seragam mereka sudah mengenakan sesuai dengan jadwal

dan peraturan yang berlaku.

Berikut hasil wawancara langsung dengan pegawai mengenai apakah

pegawai memakai seragam sesuai dengan peraturan dan jadwal, yaitu

sebagai berikut:

Iya tentu saja karena seragam sudah ditetapkan pada prosedur


yang ada di Kantor Desa ini. (Hasil wawancara dengan
pegawai 1, 31 Juli 2023).

Iya pastinya, kalau tidak memakai sergam sesuai jadwalkan


keterlaluan karena jadwal sudah ditetapkan di dalam kantor.
(Hasil wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

52
Hal lini diperkuat lagi dengan hasil wawancara langsung dengan

pegawai mengenai apakah ada pegawai yang tidak memakai atribut

lengkap, yaitu sebagai berikut:

Terkadang ada beberapa pegawai yang tidak memakai atribut


seperti sepatu, tapi hal tersebut hanya beberapa kali terjadi
maksudnya tidak setiap saat. (Hasil wawancara dengan
pegawai 1, 31 Juli 2023).

Ada beberapa pegawai yang memakai sandal jepit dikantor,


namun tidak setiap hari karena terkadangkan ada tamu jadi
harus memakai sepatu kerja supaya kelihatan rapi. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Ini juga terlihat dari dengan hasil wawancara langsung dengan

pegawai mengenai bagaimana tanggapan apabila ada pegawai yang tidak

mematuhi peraturan, yaitu sebagai berikut:

Menurut pendapat saya mematuhi peraturan merupakan hal


yang wajib untuk ditaati dan apabila ada yang tidak
mematuhi peraturan atau tidak mengikut peraturan maka
orang tersebut perlu untuk diberikan arahan tentang
pentingnya mamatuhi peraturan. (Hasil wawancara dengan
pegawai 1, 31 Juli 2023).

Tanggapan saya tentu hal tersebut perlu ditindak lanjuti


apabila sudah sering dilanggar. Dan juga apabila sudah
sering diberi teguran tidak mempan makan orang tersebut
harus diberikan sanksi. (Hasil wawancara dengan pegawai 2,
31 Juli 2023).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa ketaatan terhadap

peraturan pegawai belum maksimal karena terkadang masih ada pegawai

yang tidak memakai atribut lengkap seperti sepatu, meskipun hanya

beberapa kali, namun hal tersebut merupakan tindakan tidak mematuhi

peraturan. Hal ini perlu untuk ditindak lanjuti yaitu dengan memberikan

arahan dan juga sanksi kepada para pelanggar peraturan.

53
Bersadarkan hasil obsevasi dapat disimpulkan bahwa ketaatan

terhadap peraturan belum terlaksana dengan baik, ada beberapa pegawai

yang tidak mematuhi peraturan yaitu seperti tidak memakai sepatu pada

saat bekerja atau dikantor. Padahal hal ini sudah disebutkan dalam

peraturan yang telah ditetapkan di kantor desa tersebut.

4. Tanggung Jawab Dalam Mengerjakan Tugas.

Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas adalah bentuk kesadaran

diri dari seorang pegawai untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang

dberikan oleh pemimpin tanpa menunda-nunda pekerjaaan tersebut .

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

yang ada dilapangan mengenai tanggung jawab dalam mengerjakan tugas

cukup baik karena pegawai selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, tidak

ada pegawai yang menitipkan pekerjaannya kepada orang lain karena

mereka sudah dititipkan tugas masing-masing oleh pemimpin jadi

merekalah yang harus bertanggung jawab terhadap tugas atau pekerjaan

masing-masing.

Berikut ini hasil wawancara langsung dengan pegawai mengenai

apakah dalam mengerjakan tugas pegawai selalu bertanggung jawab, yaitu

sebagai berikut:

Iya tentunya saya selalu bertanggung jawab karena itu adalah


tugas saya dari pemimpin yang harus dikerjakan dan
dikumpulkan sesuai dengan perintah. (Hasil wawancara
dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Iya pasti kalau bertanggung jawab, namanya juga bekerja


siap tidak siap kita harus selalu bertanggung jawab. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

54
Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara langsung dengan

pegawai mengenai bagaimana tanggapan jika ada pegawai yang tidak

bertanggung jawab terhadap tugasnya, yaitu sebagai berikut:

Menurut saya tindakan tersebut jika terjadi akan diberi


teguran sebagai sesama pegawai dan apabila tidak ada
perubahan mungkin akan di tindak lanjuti oleh pemimpin.
(Hasil wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Menurut saya orang yang seperti itu tidak kompeten dalam


bekerja. Setiap pegawai pastinya punya tanggung jawab
masing-masing dalam bidang pekerjaannya sehingga sekecil
apapun tugas, kita harus bertanggung jawab. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Ini juga terlihat dari hasil wawancara langsung dengan pegawai

mengenai menurut pegawai apakah perlu tindakan khusus terhadap

pegawai yang seperti itu sebagai sesama pegawai, yaitu sebagai berikut:

Perlu karena hal tersebut akan mempengaruhi kerja sama tim


dan kemudian akan menghambat pekerjaan orang lain sebab
orang lain yang akan akan mengambil alih tersebut dan hal
tersebut akan membuat pegawai lain kesusahan. (Hasil
wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Perlu hal seperti itu jika dibiarkan maka akan menjadi


kebiasaan yang tidak baik bagi pegawai. Dan untuk tidakan
khusus mungkin itu tanggung jawab pemimpin mau
memberikan nasehat atau memberikan sanksi. (Hasil
wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Dari hasil wawacara dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas yang dilakukan pegawai sudah cukup baik, hal ini

terlihat pegawai yang akan bertanggung jawab dengan pekerjaan atau

tugas yang diberikan pemimpin. Jika ada pegawai yang tidak bertanggung

jawab dalam mengerjakan tugas maka perlu tindakan khusus karena hal

55
tersebut akan menghambat pekerjaan orang lain karena yang pasti orang

lain yang akan menyelesaikannya.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung

jawab dalam mengerjakan tugas sudah cukap baik dilaksanakan karena

pegawai selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaan atau tugasnya

masing-masing dan tidak ada pegawai yang menitipkan pekerjaannya

kepada orang lain.

5. Sikap Dan Etika Kerja.

Sikap dan etika kerja pegawai sangat penting dalam organisasi tanpa

ada sikap dan etika kerja maka akan sulit untuk mencipkan keharmonisan

dalam berorganisasi. Sikap dan etika kerja dapat membentuk cara

seseorang melakukan tugas atau pekerjaannya dengan standar moral yang

tinggi.

Bedasarkan hasil obsevasi yang dilakukan sesuai dengan keadaan

dilapangan mengenai sikap dan etika kerja cukup baik karena pegawai

bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan tanpa sekali

pun mengeluh meskipun menerima banyak pekerjaan, pegawai

menerimanya dengan lapang dada. Namun disini juga terdapat pegawai

yang kurang ramah terhadap orang lain, sehingga orang lain akan segan

untuk meyapa pegawai tersebut.

Berikut hasil wawancara langsung dengan pegawai mengenai apakah

pegawai pernah meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya, yaitu sebagai

berikut:

56
Seingat saya dan selama saya bekerja disini saya tidak pernah
yang namanya meninggalkan pekerjaan biarpun sebanyak
apapun tetap saya tidak akan tinggalkan. (Hasil wawancara
dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Tentu tidak pernah saya tinggalkan. Jika ditinggalkan maka


kerjaan saya akan menumpuk. (Hasil wawancara dengan
pegawai 2, 31 Juli 2023).

Hal in diperkuat lagi dengan hasil wawancara langsung dengan

pegawai mengenai Bagaimana sikap pegawai dalam mengerjakan sesuatu

yang bukan di bidang pekerjaannya, yaitu sebagai berikut:

Sikap yang harus saya ambil mungkin menerima dengan


lapang dada karena dari sinilah kita bisa belajar banyak hal
baru dalam pekerjaan orang lain. (Hasil wawancara dengan
pegawai 1, 31 Juli 2023).

Sikap saya yaitu menerima dengan ikhlas dan senang hati


karena hal ini tetunya akan menambah pengalaman saya.
(Hasil wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Ini juga terlihat dari hasil wawancara langsung dengan pegawai

mengenai bagaimana sikap apabila ada pegawai yang selalu melimpahkan

pekerjaannya kepada orang lain atau tidak mau berusaha sendiri, yaitu

sebagai berikut:

Kalau hanya sekali, dua kali mungkin akan di maafkan tetapi


jika terus berulang kali itukan namanya tidak professional
dalam bekerja dan mungkin hal ini akan ditindak lanjuti oleh
pemimpin. (Hasil wawancara dengan pegawai 1, 31 Juli
2023).

Sikap saya yaitu memakluminya kalau hanya terjadi sekali


atau dua kali. Jika hal ini sudah sering terjadi maka perlu
ditindak lanjuti karena akan menjadi kebiasaan. (Hasil
wawancara dengan pegawai 2, 31 Juli 2023).

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa sikap dan etika kerja

yang dimiliki oleh pegawai cukup baik karena pegawai selalu bertanggung

57
jawab terhadap pekerjaannya dan tidak pernah meninggalkan pekerjaan

tersebut. Pegawai juga menerima dengan lapang dada dan senang hati jika

diperintahkan dari pemimpin untuk mengerjakan pekerjaan orang lain. jika

ada pegawai yang selalu melimpahkan tugas atau pekerjaannya kepada

orang lain maka itu disebut tidak professional dalam bekerja dan mungkin

hal ini akan di tindakan lanjuti oleh pemimpin atau diberikan sanksi. Sebab

apabila tidak ditindak lanjuti akan menjadi suatu kebiasaan.

Berdasarkan hasil obsevasi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap dan

etika kerja yang dimilki pegawai yaitu pegawa bersungguh-sungguh dalam

mengerjakan pekerjaannya, tidak ada pegawai yang mengeluh walaupun

pemimpin memberikan banyak tugas atau pekerjaan. Pegawai disini juga

ada yang kurang ramah terhadap orang lain. namun hal ini tidak terlalu

mengganggu karena mungkin dia tidak ramah dikarenakan bawaan dari

lahir atau karena memang dia tidak suka keramaian.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara diatas mengenai 5

(lima) indikator kedisiplinan pegawai dapat disimpulkan bahwa

kedisiplinan pegawai di Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong

sudah cukup baik dilaksanakan, hanya saja ketaatan terhadap peraturan

belum terlaksana dengan baik, karena masih ada pegawai yang tidak

memakai atribut lengkap seperti sepatu, mereka hanya memakai sandal

saat berada di kantor. Padahal peraturan sudah jelas ditetapkan, namun

mereka tetap tidak menaati peraturan tersebut.

58
C. Peranan Gaya Kepemimpinan Otokratis terhadap Kedisiplinan Pegawai

pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong.

Peranan gaya kepemimpinan otokratis dalam kantor sangat penting untuk

kemajuan desanya. Peranan adalah suatu perilaku atau tindakan yang

diharapkan oleh sekelompok orang dan atau lingkungan untuk dilakukan oleh

seseorang, individu, kelompok, atau oragnisasi karena status atau kedudukan

yang dimiliki serta dapat memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung

jawabnya. Seorang pemimpin memilki peranan dan kedudukan tinggi di dalam

pemerintahan desa dan berperan penting untuk memajukan desa, memegang

kekuasaan tertinggi di desa, pengambilan keputusan, pembinaan

kemasyarakatan, membuat tujuan pembangunan desa dan membuat rencana

untuk kemajuan di desanya

Dalam setiap kantor pasti ingin pegawai desanya selalu disiplin dalam

bekerja demi kelancaran untuk mencapai tujuan yang di inginkan terutama

Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong. Untuk itu peranan gaya

kepemimpinan otokratis sangat penting dalam meningkatkan kedisiplinan

pegawai. Pemimpin harus mampu berusaha supaya pegawainya memiliki

kedisiplinan yang baik dalam melaksanakan setiap tugas dan pekerjaannya.

Untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, harus memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan

dorongan semangat, membina, memberi pengaruh untuk menggerakan

pegawainya agar memiliki kedisiplinan kerja yang tinggi, kesadaran untuk

mematuhi peraturan yang ada di kantor desa dan memiliki tanggung jawab

59
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya yang dilakukan oleh pegawai.

Seorang pemimpin harus bisa memberikan pengawasan dan membina pegawai

desa dalam pekerjaan yang dilakukannya, memberikan penghargaan dan

bimbingan, memberikan perintah serta memotivasi pegawai desa agar selalu

mempunyai kedisiplinan kerja yang baik untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Dengan adanya gaya kepemimpinan otokratis dari para pemimpin atau

kepala desa pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong sangat di

harapkan agar pemimpin lebih produktif dalam bekerja supaya tidak ada

penumpukkan pekerjaan yang berlebihan. Manajemen perencanaan dan

pengarahan yang kurang terarah hal ini dikarenakan anggaran yang kurang

cukup maka akan menghambat proses berjalannya perecanaan tersebut.

Pegawai yang kurang disiplin terlihat pegawa yang kurang menaati peraturan

seperti tidak memakai sepatu kerja pada saat di kantor.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan pemimpin atau kepala

desa mengenai peranan gaya kepemimpin otokratis tentang produktifitas kerja

pemimpin pada kantor desa kembiri kecamatan membalong, yaitu sebagai

berikut:

Kalau disebut produktif, saya produktif tetapi saya kan


bekerja di Kantor Desa ini tidak selalu berada di kantor sebab
ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan di luar kantor
ini. (Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03 Agustus 2023).

Hal ini diperkuat lagi dengan hasil wawancara dengan pemimpin atau

kepala desa mengenai peranan gaya kepemimpin otokratis tentang manajemen

perencanaan dan pengarahan yaitu sebagai berikut:

60
Kalau masalah berjalan sesuai dengan tujuan itu sesuai
dengan anggaran, apabila anggaran yang diberikan besar
tentu perencanaan akan berjalan dengan baik dan lancar,
namun sebaliknya jika dana anggarannya kurang maka tidak
akan berjalan baik. (Hasil wawanacara dengan pemimpin, 03
Agustus 2023).

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan pegawai mengenai

kedisiplinan pegawai tentang ketaatan terhadap peraturan pada kantor desa

kembiri kecamatan membalong, sebagai berikut:

Terkadang ada beberapa pegawai yang tidak memakai atribut


seperti sepatu, tapi hal tersebut hanya beberapa kali terjadi
maksudnya tidak setiap saat. (Hasil wawacara dengan
pegawai 1, 31 Juli 2023).

Ada beberapa pegawai yang memakai sandal jepit dikantor,


namun tidak setiap hari karena terkadangkan ada tamu jadi
harus memakai sepatu kerja supaya kelihatan rapi. (Hasil
wawacara dengan pegawai 1, 31 Juli 2023).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peranan

gaya kepemimpinan otokratis dalam meningkatkan kedisiplinan kerja pegawai

pada Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong belum maksimal

sepenuhnya karena produktifitas kerja pemimpin belum sepenuhnya berjalan

baik hal ini dikarenakan pemimpin yang tidak selalu berada dikantor.

Pemimpin juga mempunyai kegiatan di luar kantor yang membuat banyaknya

penumpukkan pekerjaan di dalam kantor. Manajemen perencanaan dan

pengarah yang belum terlaksana dengan baik hal ini disebabkan anggaran

yang terkadang kurang mencukupi sehingga membuat perencanaan pemimpin

untuk kedepannya belum terlaksana dengan baik. Dan kedisiplinan pegawai

dalam ketaatan terhadap peraturan yang belum terarah dengan baik karena

masih ada pegawai desa yang tidak menaati peraturan tersebut. Terdapat

61
pegawai yang tidak memakai atribut lengkap seperti sepatu. Pegawai banyak

yang memakai sandal di dalam kantor, padahal hal ini sudah jelas tertulis di

dalam peraturan tidak boleh memakai sandal pada saat bekerja. Pemimpin

harus bisa menggerakan pegawai agar menaati peraturan yang ditetapkan di

kantor desa ini. Pemimpin juga harus menjadi teladan yang baik bagi pegawai

agar mereka mempunyai kesadaran akan peraturan yang ada di kantor desa

tersebut.

62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan gaya kepemimpinan

otokratis terhadap kedisiplinan pegawai pada Kantor Desa Kembiri

Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemimpin Kantor Desa Kembiri sudah melakukan tugasnya dengan baik

walaupun belum sepenuhnya. Terdapat 5 indikator yang ada pada gaya

kepemimpinan otokratis. Terdapat 3 indikator sudah berjalan dengan baik

yaitu sentralisasi wewenang, pengambilan keputusan, dan komunikasi dua

arah. Hal ini dapat terlihat dari pemimpin yang mengambil alih wewenang

sepenuhnya. Pemimpin memegang kendali penuh atau memegang tanggung

jawab penuh terhadap seluruh hak dan kewajiban yang ada di kantor desa

ini. Pengambilan keputusan juga sudah berjalan dengan baik. Pemimpin

selalu melakukan musyawarah dalam pengambilan keputusannya,

meskipun terkadang ada kalanya pemimpin harus megambil keputusan

sendiri tanpa bermusyawarah. Komunikasi dua arah yang dilakukan

pemimpin kepada pegawai sangat baik hal ini terlihat dari pemimpin yang

sering berkumpul dengan pegawai serta pemimpin yang sering membantu

pekerjaan pegawai. Namun terdapat 2 indikator yang belum maksimal

dilakukan yaitu produktifits kerja dan manajemen perencanaan dan

pengarahan. Hal ini terlhat dari produktifitas kerja pemimpin yang belum

terlaksana dengan baik karena pemimpin yang harus bekerja di dalam dan

63
di luar kantor sehingga membuat penumpukkan pekerjaan. Manajemen

perencanaan dan pengarahan yang dilakukan pemimpin juga belum

terlaksana dengan baik hal ini disebabkan oleh anggaran yang kurang

mencukupi.

2. Pegawai Kantor Desa Kembiri menerapkan kedisiplinan dengan baik.

Terdapat 5 indikator kedisiplnan pegawai di kantor desa kembiri. Ada 4

indikator yang sudah berjalan dengan baik yaitu tingkat absensi,

ketetepatan waktu, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas serta sikap

dan etika kerja. Hal in terlhat dari pegawai yang selalu datang tepat waktu.

Pegawai yang selalu mengmpulkan pekerjaan sesua dengan waktu yang

ditetapkan pemimpin. Pegawai juga selalu bertanggung jawab dalam

mengerjakan tugasnya tanpa ada yang meninggalkan pekerjaan sebelum

selesai. Serta pegawai yang bersungguh-sungguh dalam berkerja tidak ada

pegawai yang mengelu apabila diberikan tugas yang banyak. Namun

terdapat 1 indikator yang belum terlaksana dengan baik yaitu ketaatan

terhadap peraturan. Hal ini masih ada beberapa pegawai yang memakai

sandal jepit di dalam kantor, meskipun peraturan sudah ditetapkan didalam

kantor tersebut.

3. Peranan gaya kepemimpinan otokratis terhadap kedisiplinan pegawai pada

Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung belum

dilakukan dengan baik, oleh karena itu pemimpin harus selalu tegas dalam

membuat pegawai desanya bisa mematuhi aturan yang ada seperti ketaatan

terhadap peraturan. Sebab seorang pemimpin harus bisa menjadi panutan

64
yang baik agar pegawai desanya mempunyai kesadaran yang tinggi akan

peraturan yang telah ditetapkan demi kelancaran dalam mencapai suatu

tujuan. Dengan kedisiplinan pegawai terhadap peraturan dapat disimpulkan

peranan gaya kepemimpinan otokratis kepala desa dalam hal ini sudah

berkolerasi langsung terhadap peningkatan kedisiplinan kerja pegawai di

Kantor Desa Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung.

B. Saran.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran penulis untuk peranan gaya

kepimimpinan otokratis terhadap kedisiplinan pegawai pada Kantor Desa

Kembiri Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung yaitu sebagai berikut:

1. Untuk gaya kepemimpinan otokratis harus lebih ditngkatkan lagi dalam

produktifitas kerja pemimpin yang masih belum terlaksana dengan baik.

Pemimpin harus bisa memanajemen waktu dengan sebaik-baiknya dan

meningkatkan sistem kerja supaya tidak terjadi penumpukkan perkerjaan.

Manajemen perencanaan dan pengarahan juga perlu ditingkatkan lagi

karena jika tidak tingkatkan maka kantor desa tersebut tidak akan maju

karena manajemen perencanaan dan pengarahan yang tidak berjalan dengan

baik. Sehingga untuk kedepannya manajemen perencanaan dan pengarahan

bisa berjalan dengan baik serta anggran yang cukup untuk melaksanakan

perencanaan dan pengarahan tersebut.

2. Untuk kedisiplian pegawai perlu ditingkatkan lagi terutama dalam ketaatan

terhadap peraturan. Masih terdapat beberapa pegawai yang tidak menaati

peraturan dengan baik seperti memakai sandal jepit. Hal ini perlu

65
ditingkatkan lagi dengan mempertegas peraturan serta akan diberikan

sanksi hukuman apabila ada yang melanggar peraturan tesebut. Sehingga

kedepannya kedisiplinan pegawai sudah terlaksana dengan baik dan juga

tidak ada pegawai yang melanggar peraturan di kantor desa tersebut.

66
DAFTAR PUSTAKA

Asmiarsih, Tety. 2006. Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai


Kantor Badan Kepegawaian Daerah Brebes Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Semarang.

Davis, Keith dan Newstrom. 2001. Perilaku Dalam Organisasi,Edisi Ketujuh.


Jakarta: Erlangga.

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung:
Gramedia Pustaka.
Halilintar, Putri, Dinda, I. P. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter
Pada Usia Remaja. Jurnal Hasil Kajian dan Penelitian dalam Bidang
Keislaman dan Pendidikan, 386-397.

Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Husein, Umar. 2000. Riset Pemasaran dan Penilaian Konsumen.Jakarta : PT


Gramedia Pustaka

Irawati, laila. 2021. Kepemimpinan dan Kinerja Seri Praktis Peningkatan Kinerja
Guru. Jawa Timur: Wade Publish.

Jamaludin, A. (2017). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja


Karyawan Pada PT. Kaho Indah Citra Garment Jakarta. Journal of
Applied Business and Economics , 161-169.

Labudo. 2013. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, pendekatan administrasi dan


operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Lateiner , Alfred R. 2002. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja.Terjemahan


Imam Soedjono. Jakarta: Aksara Baru.

Nawawi, H. (1993). Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

Kurniyatillah, Nisfu, S. A. (2020). Kepemimpinan Otoriter dalam Manajemen


Pendidikan Islam. Al-Muaddib :Jurnal Ilmu-IlmuSosial dan Keislaman,
160-174.

Purwanggono, C. J. (2020). Buku Ajar Kepemimpinan. Semarang: Fakultas


Ekonomi Universitas Wahid Hasyim.

i
Rustandi, R. Achmad. 1987. Gaya kepemimpinan (Pendekatan Bakat
Situsiaonal). Cetakan ketiga. Bandung: CV.Armico.

Siagian. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta:Bumi Aksara.

Sutrisno, Edy.2016. manajemen sumber daya manusia. Cetakan ke-8.Jakarta :


predana media group.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Suardika.2011. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Agung Media.

Sherly. 2015. Kepemimpinan Otokratis Dalam Capaian Kinerja Bisnis ( (Studi


Pada Industri Kecil dan Menengah Kuliner Khas Palembang ). Seminar
dan Konferensi Nasional IDEC.

Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Belajar.Jakarta :
Grasindo

ii

Anda mungkin juga menyukai