LAPORAN KASUS
HOLISTIK
Nama : Triantaglecia R.
Nim : J014201059
Pembimbing : drg. Baharuddin M Ranggang, Sp.Ort(K)
Kelompok : 3
01
LAPORAN
KASUS
Data Diri Pasien
EKSTRAORAL INTRAORAL
- Wajah asimetri
- Pembengkakan pada - Pembengkakan pada
regio 36 hingga ke arah area vestibulum gigi 36
angulus mandibuka ke arah gigi 38 dengan
ukuran 3x6x2 cm ukuran 2x4x2 cm
- Bukaan mulut minimal -Warna lebih merah dari
- Palpasi lunak jaringan sekitar
- Nyeri Tekan (+) -Nyeri tekan (+)
-OH buruk
Gigi 11,12,21,22 : Mesial caries
Gigi 36 : Oklusar Caries
Gigi 46 : Sisa Akar
Gigi 18 : Impaksi Kelas B, Sinus Approximation (SA)
Gigi 28 : Impaksi Kelas C, No Sinus Approximation (NSA)
Gigi 38& 48 : Impaksi Kelas 1 posisi A Mesioangular
PEMERIKSAAN PENUNJANG
INTERPRETASI RADIOGRAFI
Regio 1 Regio 2
11 Terdapat gambaran radiolusen 21 Terdapat gambaran radiolusen
pada bagian mesial gigi pada bagian mesial gigi
12 Terdapat gambaran radiolusen 22 Terdapat gambaran radiolusensi
pada bagian mesial gigi pada bagian mesial gigi
13 TAK 23 TAK
14 TAK 24 TAK
15 TAK 25 TAK
16 TAK 26 TAK
17 TAK 27 TAK
18 Adanya impaksi gigi dengan 28 Adanya impaksi gigi dengan
keterlibatan sinus tanpa keterlibatan sinus
INTERPRETASI RADIOGRAFI
Regio 4 Regio 3
41 - Terdapat gambaran radiolusen pada bagian 31 Terdapat penuruan tulang alveolar secara
distal gigi horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial dan
- Terdapat penuruan tulang alveolar secara distal
horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial
dan distal
42 Terdapat penuruan tulang alveolar secara 32 Terdapat penuruan tulang alveolar secara
horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial dan horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial dan
distal distal
43 TAK 33 TAK
44 TAK 34 TAK
45 TAK 35 TAK
46 Tampak sisa akar disertai gambaran radiolusen 36 Terdapat radiolusensi pada oklusal gigi meluas
yang meluas dibagian apikal ke kamar pulpa
47 TAK 37 TAK
*Tampak radiopak berbentuk gigi pada distal molar tiga rahang atas (supernumerary teeth/Distomolar (M4))
ASSESMENT
Unsur Diagnosis
O EO :
- Wajah asimetri
- Pembengkakan pada regio 36 hingga ke arah angulus mandibuka ukuran 3x6x2 cm
- Bukaan mulut minimal
- Palpasi lunak
IO :
- Pembengkakan pada area vestibulum gigi 36 ke arah gigi 38 dengan ukuran 2x4x2 cm
-Warna lebih merah dari jaringan sekitar
-Nyeri tekan (+)
-OH buruk
A - Abses Submandibular Sinistra
- Nekrosis gigi 36
- Impaksi gigi 38
P - Insisi Drainase
- Rawat Inap
- Pro rujuk Sp.Perio
- Pro ekstraksi gigi 36 dan odontektomi 38 jika bukaan mulut sudah baik
Perawatan Yang Telah Dilakukan di
RSGM Sesuai Rekam Medis
•Hari Kedua (18/06/2019)
Pukul 14.00 WITA
S Klien mengatakan masih nyeri pada daerah pipi
O - Skala nyeri 6
- Pipi masih tampak bengkak
- Sudah bisa buka mulut
- TTV : TD : 100/70 mmhg, N : 80 x/i, S : 36,5 derajat, P : 20x/i
A - Nyeri
P - Kaji tingkat nyeri
- Kolaborasi pemberian obat melalui intravena
A - Nyeri
P - Kaji tingkat nyeri
- Kolaborasi pemberian obat melalui intravena
Perawatan Yang Telah Dilakukan di
RSGM Sesuai Rekam Medis
•Hari Keempat (20/06/2019)
O EO:
- Pembengkakan pada submandibula sinistra
- Terpasang Perban dan Drain
- Fluktuasi (-)
IO :
- Bukaan mulut 3 cm
- Vestibulum 36 terangkat
A - Nekrosis Pulpa
- POD I insisi drainase a.i Abses Submandibula Sinistra
P - Ekstraksi 36
- Ganti Verban
- Acc Rawat Jalan
PLANNING
LANJUTAN 3.
46 & Odontektomi gigi 48
Kunjungan ke-13: Restorasu
PEMBAHASAN
Persiapan Operator Setiap Kunjungan
1. Handwash dan handrub
2. Menggunakan APD
Scaling & Root Planing
Scaling merupakan tindakan
perawatan untuk menghilangkan
plak, kalkulus dan stain pada
permukaan mahkota dan akar gigi.
Scaler manual:
A. Kuret
B. Sickle Ultrasonic scaler
C. File
D. Chisel
E. Hoe
Instrumen
A. Chisel digunakan pada
bagian proksimal terutama
Kuret: mengambil
di anterior.
kalkulus subgingiva
B. File untuk memecah /
menghancurkan endapan
kalkulus yang kuat
Alat Bahan
Oral diagnostic set Alat pelindung diri
Tray sekat Povidone iodine
Scaler manual Cotton pellet
Handpiece Rubber bur
Brush
Prosedur
1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan scaling
dan root planing
2. Mengatur posisi kerja
3. Mengaplikasikan antiseptic pada area kerja dengan cotton pellet dan pinset
4. Lakukan eksplorasi dengan sonde half moon untuk mengetahui letak
kalkulus
5. Gunakan sickle scaler untuk mengambil kalkulus supragingival
6. Gunakan kuret untuk mengambil kalkulus subgingiva
7. Lakukan eksplorasi dengan sonde half moon untuk mengetahui kalkulus
yang tersisa
8. Lakukan polishing dengan menggunakan rubber bur / brush
9. Irigasi dengan menggunakan larutan antiseptic pada daerah yang telah di
scaling
Ekstraksi Gigi 46
Indikasi
Ekstraksi gigi merupakan
Tindakan bedah yang
dilakukan untuk Kontraindikasi
mengeluarkan gigi dari
soketnya
Prosedur
Indikasi Ekstraksi Gigi
1. Gigi dengan karies luas, gigi goyang yang tidak dapat dipertahankan
2. Gigi non vital
3. Gigi impaksi
4. Gigi supernumerary
5. Gigi dengan fraktur akar
6. Gigi malposisi yang tidak dapat dilakukan perawatan ortodonsia
7. Gigi yang membuat trauma jaringan lunak sekitar
8. Gigi yang dicurigai sebagai sumber infeksi sistemik
Kontraindikasi Ekstraksi Gigi
Sistemik Lokal
GIGI IMPAKSI
Gigi yang erupsi tidak sempurna atau
erupsi sebagian dengan posisi yang tidak
didukung dengan baik oleh gigi, tulang,
dan jaringan lunak lainnya. Kondisi ini
terdapat pada pasien dengan gigi 18,28,38
dan 48
INDIKASI
1
Impaksi horizontal atau 5
mesioangular yang dalam
Akar gigi dekat dengan
kanalis alveolaris inferior
2
Impaksi distoangular yang
ditutupi oleh lapisan tulang 6
tebal Gigi fusi dengan gigi
tetangga
3
Bentuk akar yang divergen,
ankilosis, atau dilaserasi
7
4 Gigi posterior maksila yang
Akar gigi hipersementosis akarnya masuk ke dalam
sinus maksila
KONTRAINDIKASI
3. N. Buccalis
ekskavator) 9. Retraktor
10. Rasparatorium/periosteal elevator
2. Spoit, suction tip
11. Scalpel dan blade no,15
3. Root elevator (bein)
12. Pinset chirurgis
4. Kuret, bone rongeur/bone file 13. Gunting benang
5. Nierbeken/tray sekat
6. Gelas kumur
Pengangkatan/pengambilan
mahkota gigi
Teknik Separasi
Melakukan suturing
Sarankan perbanyak
01
istirahat
Instruksi 02
Meningkatkan
kebersihan mulut
Pasca 03
Apabila masih terjadi
perdarahan, kontrol kembali
Operasi setelah operasi
Pasca 2
3 hari post odontektomi bertujuan untuk mengetahui
proses radang reda atau belum, kontrol kebersihan
Restorasi klas I, II, III, IV, Prosedur estetika seperti Splinting periodontal
dan V veneer
Alat Prosedur
Alat OD, light curing, 1. Isolasi daerah kerja menggunakan rubber
plastis instrument, dam.
microbrush, matriks 2. Desinfeksi kavitas menggunakan alkohol 70%
sectional, wedge dengan menggunakan cotton pelet.
Bahan 3.
4.
Pemasangan matriks seluloid dan wedge
Pengetsaan dilakukan dengan menggunakan
Cotton pellet, cotton roll, asam fosfat 37% selama 15 sampai 20 detik.
komposit, etsa, bonding 5. Kemudian dibilas dengan air, lalu keringkan
agent dengan udara intensitas rendah
Restorasi Klas III
Prosedur
1. Aplikasikan bonding agent menggunakan
microbrush pada permukaan seluruh kavitas gigi,
lalu dilakukan light curing selama 15 detik untuk
melakukan polimerisasi.
2. Penumpatan resin komposit dimulai pada daerah
proksimal untuk membentuk anatomis teerlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan penumpatan dalam
kavitas menggunakan incremental sebanyak 2
mm lalu setiap itu dilakukan light curing selama
20 detik. Hingga menutupi semua kavitas dan
membentuk mahkota kembali.
3. Finishing dan polishing
4. Cek oklusi
Restorasi Klas III
Instruksi :
• Tidak makan dan minum selama 1 jam dan menghindari
minuman berwarna seperti kopi.
• Apabila tidak nyaman, mengganjal, sakit, dapat segera kembali
ke klinik
• Menjaga oral hygine dengan tetap menggosok gigi dua kali
sehari.
Perawatan GTJ
Gigi tiruan jembatan
(GTJ) atau disebut fixed
partial denture adalah
gigi tiruan sebagian yang
dilekatkan secara tetap
pada satu atau lebih gigi
penyangga dan tidak
dapat dilepas oleh
pemakainya
Indikasi Kontraindikasi
● Adanya gigi sehat yang dapat ● Kehilangan tulang akibat trauma
digunakan sebagai penyangga ● Pasien yang berusia di bawah 18
● Resorpsi residual ridge dimana gigi
tahun
tiruan sebagian lepasan (GTSL)
● Gigi abutment yang mengalami
tidak memungkinkan untuk
digunakan. kelainan periodontal
● Keinginan pasien ● Area edentulous bilateral yang
memerlukan cross arch stabilization.
● Rasio mahkota-akar yang minimal
● Pasien yang sangat tua
● Edentulous dengan perluasan distal
pada rahang atas atau rahang
bawah.
Rencana Perawatan
Alat Bahan
Prosedur Pencetakan
01 Persiapkan alat dan bahan
02 Menggunakan APD
03 Mengarahkan pasien untuk duduk dengan nyaman dan posisi kepala tegak
05 Pilih sendok cetak yang sesuai dengan cara mencobakan sendok cetak ke rongga
mulut pasien
06 Campur alginate dan air sesuai petunjuk pabrik lalu aduk hingga homogen pada
rubber bowl
Prosedur Pencetakan (2)
Masukkan adonan ke sendok cetak lalu haluskan permukaannya dengan handscoen
07 yang sudah dibasahi
09 RA: sendok
RA: sendok cetak
cetak dimasukkan
dimasukkan dari
dari belakang
belakang pasien.
pasien.
Sendok cetak
Sendok cetak ditekan
ditekan dari
dari belakang
belakang kedepan
kedepan dan
dan tangan
tangan
operator memfiksasi
operator memfiksasi sendok
sendok cetak
cetak
10 Instruksikan pasien
Instruksikan pasien untuk
untuk bernafas
bernafas melalui
melalui hidung
hidung dan
dan sedikit
sedikit menundukkan
menundukkan kepala
kepala
12 Bersihkan di
Bersihkan di air
air mengalir
mengalir kemudian
kemudian evaluasi
evaluasi hasil
hasil cetakan
cetakan serta
serta desinfeksi
desinfeksi cetakan
cetakan
Pembuatan Model Studi
01 Lakukan pengecoran maksimal 15 menit setelah cetakan negatif dibuat
Campurkan bahan dental stone dengan air sesuai rekomendasi pabrik pada rubber bowl
02 dan aduk hingga homogen menggunakan spatel.
Bahan biasanya dituangkan dalam tiga lapis. Lapisan pertama memiliki campuran bahan
03 yang lebih cair.
04 Bahan dituang dari ujung distal cetakan dan dibiarkan mengalir ke daerah lainnya
06 Konsistensi campuran bahan kedua dan ketiga sedikit lebih kental dari
sebelumnya
03 Gigi harus dibersihkan terlebih dahulu dengan rubber cup dan pasta profilaksis
02 Campurkan putty dengan perbandingan 1:1 dan masukkan pada sendok cetak
07 light body diinjeksikan di atas cetakan putty dan pada gigi yang telah dipreparasi
Provisory
Buat provisory dengan teknik indirect ataupun direct kemudian try in dan insersi
dengan bahan sementasi sementara
Try in GTJ Sementara
Estetik warna telah sesuai
Zinc oxide eugenol diaduk sampai homogen kemudian oleskan pada gigi yang
03 dipreparasi dan pada intaglio GTJ
Pasang GTJ kemudian tekan hingga cairan semen keluar , letakkan cotton roll
04 diatas oklusi kemudian instruksi pasien menggigit
06 Periksa oklusi
Ketepatan marginal
08 Cek oklusi
Intruksi Pasca Perawatan
1. Hindari menggigit makanan yang keras terlebih dahulu.
2. Instruksi untuk menjaga oral hygiene, khususnya menggunakan floss
pada area interdental.
3. Pasta gigi desensitisasi dapat digunakan jika terjadi sensitivitas.
4. Pasien diinstuksikan untuk datang kontrol kembali.
5. Pasien diinstruksikan untuk segera melapor ke dokter gigi apabila terjadi
nyeri.
Kontrol
Tanyakan mengenai keluhan selama penggunaan GTJ
Melihat keadaan jaringan lunak disekitar GTJ peradangan, sulkus gingiva
(harus bersih dari sisa bahan luting)
Jika terdapat masalah pada control pertama perlu control kedua untuk
memastikan masalah sebelumnya teratasi.
Kunjungan periodic dilakukan setiap enam bulan sekali.
Evaluasi Oral hygiene, pemeriksaan karies gigi, penyakit periodontal, disfungsi
oklusal, kesehatan pulpa dan periapikal.
RUJUKAN
Rujuk ke Sp.BM Impkasi
gigi dan Distomolar RA
Surat rujukan adalah surat pengantar tertulis yang dibuat oleh dokter gigi
yang ditujukan kepada dokter yang lebih berkompeten dalam bidangnya atau
dokter gigi spesialis dengan tujuan sebagai petunjuk atau saran pengobatan atau
tatalaksana tindakan lebih lanjut.
Terima
02
03
Kasih 04
05
06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics
& images from Freepik