Anda di halaman 1dari 85

KLINIK INTEGRASI (HOLISTIK)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS
HOLISTIK
Nama : Triantaglecia R.
Nim : J014201059
Pembimbing : drg. Baharuddin M Ranggang, Sp.Ort(K)
Kelompok : 3
01

LAPORAN
KASUS
Data Diri Pasien

Nama Pasien : Iswan


No.Rekam Medik : 00046383
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 15 Februari 2000
Umur Pasien : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Borong Indah
Pekerjaan :-
Status Pernikahan : Belum Kawin
Pemeriksaan Subjektif

Pasien datang dengan keluhan pembengkakan pada pipi kiri


yang dirasakan sejak 4 bulan lalu. Awalnya bengkak kecil dan
gigi bawah kiri bagian dalam sakit. Kemudian bengkaknya
turun dan bengkak kembali. Sebelumnya pasien sudah
meminum anti dan anti bengkak.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF

EKSTRAORAL INTRAORAL

- Wajah asimetri
- Pembengkakan pada - Pembengkakan pada
regio 36 hingga ke arah area vestibulum gigi 36
angulus mandibuka ke arah gigi 38 dengan
ukuran 3x6x2 cm ukuran 2x4x2 cm
- Bukaan mulut minimal -Warna lebih merah dari
- Palpasi lunak jaringan sekitar
- Nyeri Tekan (+) -Nyeri tekan (+)
-OH buruk
Gigi 11,12,21,22 : Mesial caries
Gigi 36 : Oklusar Caries
Gigi 46 : Sisa Akar
Gigi 18 : Impaksi Kelas B, Sinus Approximation (SA)
Gigi 28 : Impaksi Kelas C, No Sinus Approximation (NSA)
Gigi 38& 48 : Impaksi Kelas 1 posisi A Mesioangular
PEMERIKSAAN PENUNJANG
INTERPRETASI RADIOGRAFI

Regio 1 Regio 2
11 Terdapat gambaran radiolusen 21 Terdapat gambaran radiolusen
pada bagian mesial gigi pada bagian mesial gigi
12 Terdapat gambaran radiolusen 22 Terdapat gambaran radiolusensi
pada bagian mesial gigi pada bagian mesial gigi
13 TAK 23 TAK
14 TAK 24 TAK
15 TAK 25 TAK
16 TAK 26 TAK
17 TAK 27 TAK
18 Adanya impaksi gigi dengan 28 Adanya impaksi gigi dengan
keterlibatan sinus tanpa keterlibatan sinus
INTERPRETASI RADIOGRAFI
Regio 4 Regio 3
41 - Terdapat gambaran radiolusen pada bagian 31 Terdapat penuruan tulang alveolar secara
distal gigi horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial dan
- Terdapat penuruan tulang alveolar secara distal
horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial
dan distal
42 Terdapat penuruan tulang alveolar secara 32 Terdapat penuruan tulang alveolar secara
horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial dan horizontal sekitar 3-4 cm pada sisi mesial dan
distal distal
43 TAK 33 TAK
44 TAK 34 TAK
45 TAK 35 TAK
46 Tampak sisa akar disertai gambaran radiolusen 36 Terdapat radiolusensi pada oklusal gigi meluas
yang meluas dibagian apikal ke kamar pulpa

47 TAK 37 TAK

48 Adanya impaksi gigi mesioangular Adanya impaksi gigi mesioangular

*Tampak radiopak berbentuk gigi pada distal molar tiga rahang atas (supernumerary teeth/Distomolar (M4))
ASSESMENT

Unsur Diagnosis

Gigi 11,12,21 & 22 PULPITIS REVERSIBEL

Gigi 36 & 46 NEKROSIS PULPA

Gigi 41 PULPITIS REVERSIBEL

Gigi 18 IMPAKSI KELAS B, SINUS APPROXIMATION (SA)

Gigi 28 IMPAKSI KELAS C, NO SINUS APPROXIMATION


(NSA)

Gigi 38 & 48 IMPAKSI KELAS 1, POSISI A (MESIOANGULAR)


Perawatan Yang Telah Dilakukan di
RSGM Sesuai Rekam Medis
•Kunjungan Pertama (17/6/2019)
S Pasien datang dengan keluhan pembengkakan pada pipi kiri yang dirasakan sejak 4 bulan lalu. Awalnya bengkak
kecil dan gigi bawah kiri bagian dalam sakit. Kemudian bengkaknya turun dan bengkak kembali. Sebelumnya pasien
sudah meminum anti dan anti bengkak.

O EO :

- Wajah asimetri
- Pembengkakan pada regio 36 hingga ke arah angulus mandibuka ukuran 3x6x2 cm
- Bukaan mulut minimal
- Palpasi lunak
IO :
- Pembengkakan pada area vestibulum gigi 36 ke arah gigi 38 dengan ukuran 2x4x2 cm
-Warna lebih merah dari jaringan sekitar
-Nyeri tekan (+)
-OH buruk
A - Abses Submandibular Sinistra
- Nekrosis gigi 36
- Impaksi gigi 38
P - Insisi Drainase
- Rawat Inap
- Pro rujuk Sp.Perio
- Pro ekstraksi gigi 36 dan odontektomi 38 jika bukaan mulut sudah baik
Perawatan Yang Telah Dilakukan di
RSGM Sesuai Rekam Medis
•Hari Kedua (18/06/2019)
Pukul 14.00 WITA
S Klien mengatakan masih nyeri pada daerah pipi

O - Skala nyeri 6
- Pipi masih tampak bengkak
- Sudah bisa buka mulut
- TTV : TD : 100/70 mmhg, N : 80 x/i, S : 36,5 derajat, P : 20x/i

A - Nyeri
P - Kaji tingkat nyeri
- Kolaborasi pemberian obat melalui intravena

Pukul 20.00 WITA


Perawatan : Setelah evaluasi pasien dilakukan POD I insisi drainase abses
submandibular sinistra
Perawatan Yang Telah Dilakukan di
RSGM Sesuai Rekam Medis
•Hari Ketiga (19/06/2019)

S Klien mengatakan nyeri sudah berkurang pada daerah pipi kiri

O - Kliean tampak tenang skala nyeri 2


- TTV : TD : 100/80 mmhg, N : 82 x/i, S : 36,5 derajat, P : 22x/i

A - Nyeri
P - Kaji tingkat nyeri
- Kolaborasi pemberian obat melalui intravena
Perawatan Yang Telah Dilakukan di
RSGM Sesuai Rekam Medis
•Hari Keempat (20/06/2019)

S Dilakukan tindakan ekstraksi pada gigi 36 dalam anastesi lokal

O EO:
- Pembengkakan pada submandibula sinistra
- Terpasang Perban dan Drain
- Fluktuasi (-)
IO :
- Bukaan mulut 3 cm
- Vestibulum 36 terangkat
A - Nekrosis Pulpa
- POD I insisi drainase a.i Abses Submandibula Sinistra
P - Ekstraksi 36
- Ganti Verban
- Acc Rawat Jalan
PLANNING

1. Kunjungan ke-11: Scaling dan


root planing rahang atas dan
bawah
2. Kunjungan ke-12: Ekstraksi gigi

LANJUTAN 3.
46 & Odontektomi gigi 48
Kunjungan ke-13: Restorasu

PERAWATAN Direct Kelas 4 gigi 11,12,21,22 &


41
4. Kunjungan ke-14 : Odontektomi
Gigi 38
5. Kunjungan ke-15 Kunjungan
Pembuatan gigi tiruan jembatan
6. Kunjungan ke-16: Rujukan ke
Sp.BM untuk impaksi gigi 18 & 28
sekaligus distomolar di kedua
regio
INFORMED CONSENT

Informed consent atau surat


persetujuan tindakan perawatan wajib
diberikan kepada pasien setelah menjelaskan
diagnosis dan rencana perawatan.
02

PEMBAHASAN
Persiapan Operator Setiap Kunjungan
1. Handwash dan handrub
2. Menggunakan APD
Scaling & Root Planing
Scaling merupakan tindakan
perawatan untuk menghilangkan
plak, kalkulus dan stain pada
permukaan mahkota dan akar gigi.

Root planning merupakan suatu tindakan


untuk membersihkan & menghaluskan
permukaan akar dari jaringan nekrotik
maupun sisa bakteri yang melekat pada
permukaan akar.
Indikasi Kontraindikasi
Sebagai perawatan Pasien yang memiliki riwayat
periodontik preventif penyakit menular

Terjadi keradangan berupa Pasien dengan abses


gingivitis & periodontitis

Mempertahankan kesehatan Pasien hemofilia


jaringan periodontal
Instrumen

Scaler manual:
A. Kuret
B. Sickle Ultrasonic scaler
C. File
D. Chisel
E. Hoe
Instrumen
A. Chisel digunakan pada
bagian proksimal terutama
Kuret: mengambil
di anterior.
kalkulus subgingiva
B. File untuk memecah /
menghancurkan endapan
kalkulus yang kuat

Sickle: mengambil kalkulus


Hoe: meratakan
supragingiva
permukaan akar dari sisa
kalkulus dan sementum
yang terkontaminasi bakteri
Angulasi

A. 0 derajat angulasi yang tepat untuk


insersi blade instrument
B. 45-90 derajat angulasi yang tepat
untuk scaling & root planning
C. < 45 derajat angulasi yang tidak
efektif untuk scaling & root
planning
D. > 90 derat angulasi yang tepat
untuk kuretase gingiva
Alat & Bahan

Alat Bahan
 Oral diagnostic set  Alat pelindung diri
 Tray sekat  Povidone iodine
 Scaler manual  Cotton pellet
 Handpiece  Rubber bur
 Brush
Prosedur
1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan scaling
dan root planing
2. Mengatur posisi kerja
3. Mengaplikasikan antiseptic pada area kerja dengan cotton pellet dan pinset
4. Lakukan eksplorasi dengan sonde half moon untuk mengetahui letak
kalkulus
5. Gunakan sickle scaler untuk mengambil kalkulus supragingival
6. Gunakan kuret untuk mengambil kalkulus subgingiva
7. Lakukan eksplorasi dengan sonde half moon untuk mengetahui kalkulus
yang tersisa
8. Lakukan polishing dengan menggunakan rubber bur / brush
9. Irigasi dengan menggunakan larutan antiseptic pada daerah yang telah di
scaling
Ekstraksi Gigi 46

Indikasi
Ekstraksi gigi merupakan
Tindakan bedah yang
dilakukan untuk Kontraindikasi
mengeluarkan gigi dari
soketnya

Prosedur
Indikasi Ekstraksi Gigi
1. Gigi dengan karies luas, gigi goyang yang tidak dapat dipertahankan
2. Gigi non vital
3. Gigi impaksi
4. Gigi supernumerary
5. Gigi dengan fraktur akar
6. Gigi malposisi yang tidak dapat dilakukan perawatan ortodonsia
7. Gigi yang membuat trauma jaringan lunak sekitar
8. Gigi yang dicurigai sebagai sumber infeksi sistemik
Kontraindikasi Ekstraksi Gigi

Sistemik Lokal

a. Kecemasan yang berlebihan a. Sedang terjadi inflamasi atau


b. Pasien dengan hemofilia infeksi akut
c. Diabetes yang tidak terkontrol b. Pericoronitis akut
d. Hipertensi berat c. Terapi radiasi yang
e. Penyakit jantung melibatkan rahang
ARMAMENTARIUM
Diagnostic set Nierbeiken Root elevator Criyer Resparatorium

Knable Tang Bone File Kuret Scalpel Needle holder


ARMAMENTARIUM
Arteri clam Syringe Anastetikum Povidone Iodine

Tampon Saline Cutton Roll


ARMAMENTARIUM
Tang Extraksi
Prosedur
1. Mencuci tangan sesuai degan 6 langkah WHO dan memakai alat
pelindung diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Mengatur posisi pasien di dental unit
Prosedur
4. Mengatur posisi operator

5. Desinfeksi daerah kerja menggunakan povidone iodine


6. Melakukan anestesi lokal
Prosedur
7. Melepaskan perlekatan gigi dengan menggunakan desmotome

8. Menggerakkan gigi dengan


elevator
Prosedur
9. Mencengkram gigi dengan tang ekstraksi hingga ke bawah ginggiva
pada daerah CEJ menggunakan tang yang sesuai dengan gigi yang
akan diesktraksi
10. Melakukan gerakan luksasi hingga gigi benar-benar mobile
11. Melepaskan gigi dari soket
12. Irigasi dengan larutan saline
13. Membersihkan soket menggunakan kuret periapical
14. Menghaluskan tulang yang tajam dengan menggunakan bone file
15. Melakukan suturing pada soket bekas pencabutan
16. Menggigitkan tampon pada daerah bekas pencabutan
17. Memberikan resep obat
Instruksi Post Pencabutan

1. Instruksikan untuk menggigit tampon kurang lebih 30-45 menit


2. Instruksikan untuk mengonsumsi makanan lunak dan minum air dingin
3. Diperbolehkan untuk menyikat gigi, tetapi menghindari daerah luka
bekas pencabutan
4. Instruksikan untuk mengompres luka dengan kompres es selama 10-15
menit
5. Instruksikan untuk meminum obat yang telah diresepkan
6. Kontrol satu minggu untuk membuka jahitan
Odontektomi Gigi 38 & 48

GIGI IMPAKSI
Gigi yang erupsi tidak sempurna atau
erupsi sebagian dengan posisi yang tidak
didukung dengan baik oleh gigi, tulang,
dan jaringan lunak lainnya. Kondisi ini
terdapat pada pasien dengan gigi 18,28,38
dan 48
INDIKASI
1
Impaksi horizontal atau 5
mesioangular yang dalam
Akar gigi dekat dengan
kanalis alveolaris inferior
2
Impaksi distoangular yang
ditutupi oleh lapisan tulang 6
tebal Gigi fusi dengan gigi
tetangga
3
Bentuk akar yang divergen,
ankilosis, atau dilaserasi
7
4 Gigi posterior maksila yang
Akar gigi hipersementosis akarnya masuk ke dalam
sinus maksila
KONTRAINDIKASI

Memiliki risiko komplikasi lokal yang serius

Banyak bagian processus alveolar yang harus dihilangkan

Memiliki masalah kesehatan serius, seperti sistemik


JENIS FLAP

Triangular Flap Horizontal (Envelope) Flap


ANESTESI
Anestesi blok mandibula untuk nervus:
1. N. Alveolaris Inferior
2. N. Lingualis

3. N. Buccalis

Kondisi pasien dengan post surgery pada perawatan sebelumnya


maka dilakukan anestesi secara lokal
ARMAMENTARIUM
ALAT
1. Alat diagnostik oral (pinset, kaca mulut, 8. Needle holder, needle

ekskavator) 9. Retraktor
10. Rasparatorium/periosteal elevator
2. Spoit, suction tip
11. Scalpel dan blade no,15
3. Root elevator (bein)
12. Pinset chirurgis
4. Kuret, bone rongeur/bone file 13. Gunting benang

5. Nierbeken/tray sekat

6. Gelas kumur

7. Highspeed handpiece contrangle


ARMAMENTARIUM
BAHAN
1. Cairan anestesi lokal
2. Benang Silk 3.0
3. Povidone iodine
4. Tampon (kasa dan kapas)
5. Larutan saline
6. Agen hemostatik
..Prosedur
(Teknik Separasi)

Insisi secara horizontal dengan


menggunakan scalpel blade no.15

Menyingkap dan meretraksi flap


dengan elevator periosteal
..Teknik Separasi

Menghilangkan tulang di sekitar


gigi dengan bur, untuk
mengekspos mahkota gigi
impaksi

Memotong gigi pada bagian garis


servikal dengan menggunakan
fissure bur
..Teknik Separasi

Separasi mahkota gigi dari


akarnya dengan gerakan rotasi
menggunakan elevator

Pengangkatan/pengambilan
mahkota gigi
Teknik Separasi

Pengangkatan kedua akar gigi


dengan gerakan luksasi
menggunakan elevator Seldin
angled

Melakukan suturing
Sarankan perbanyak
01
istirahat

Instruksi 02
Meningkatkan
kebersihan mulut

Pasca 03
Apabila masih terjadi
perdarahan, kontrol kembali
Operasi setelah operasi

Meminum obat secara


04
teratur sesuai resep dokter

Memilih makanan tinggi


05
protein dan kalsium
24 jam post odontektomi bertujuan untuk kontrol
1 perdarahan, keradangann, kebersihan daerah operasi dan
Kontrol kontrol jahitan

Pasca 2
3 hari post odontektomi bertujuan untuk mengetahui
proses radang reda atau belum, kontrol kebersihan

Operasi daerah operasi

7 hari post odontektomi bertujuan untuk mengetahui


3
penyembuhan tulang dan membuka jahitan
Restorasi Gigi
Restorasi direct merupakan restorasi yang
ditumpatkan langsung ke dalam kavitas yang telah
dipreparasi, seperti resin komposit yang sifatnya
sebagai konservatif
Indikasi Resin Komposit

Restorasi klas I, II, III, IV, Prosedur estetika seperti Splinting periodontal
dan V veneer

Sealant dan restorasi Restorasi sementara


resin preventif
Kontraindikasi Resin Komposit

Karies terjadi hampir di Pertimbangan oklusal terkait


seluruh gigi keausan dan fraktur

Pasien yang hipersensitif Perluasan restorasi pada


terhadap komposit permukaan akar

Daerah yang tidak dapat Pasien dengan oral hygiene


diisolasi dengan baik buruk
Restorasi Klas IV

Preparasi Klas III


Alat Prosedur
1. Isolasi daerah kerja pada gigi yang akan dipreparasi
Handpiece high speed,
menggunakan rubber dam.
bur, alat oral diagnostic 2. Buat outline form kavitas pada kelas 4 dengan
menggunakan round bur tipe small hingga
menembus dentin.
3. Setelah itu perluas kavitas dengan fissure bur
Bahan dimana dinding aksial tegak lurus terhadap gingival
floor.
APD, cotton roll
4. Buat dove tail pada daerah palatal (bila perlu)
5. Ratakan dasar kavitas dan haluskan dinding kavitas
6. Bevel pada cavosurface margin (sudut 45° terhadap
permukaan gigi) dengan flame-shaped atau round
diamond bur
Restorasi Klas IV

Alat Prosedur
Alat OD, light curing, 1. Isolasi daerah kerja menggunakan rubber
plastis instrument, dam.
microbrush, matriks 2. Desinfeksi kavitas menggunakan alkohol 70%
sectional, wedge dengan menggunakan cotton pelet.
Bahan 3.
4.
Pemasangan matriks seluloid dan wedge
Pengetsaan dilakukan dengan menggunakan
Cotton pellet, cotton roll, asam fosfat 37% selama 15 sampai 20 detik.
komposit, etsa, bonding 5. Kemudian dibilas dengan air, lalu keringkan
agent dengan udara intensitas rendah
Restorasi Klas III
Prosedur
1. Aplikasikan bonding agent menggunakan
microbrush pada permukaan seluruh kavitas gigi,
lalu dilakukan light curing selama 15 detik untuk
melakukan polimerisasi.
2. Penumpatan resin komposit dimulai pada daerah
proksimal untuk membentuk anatomis teerlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan penumpatan dalam
kavitas menggunakan incremental sebanyak 2
mm lalu setiap itu dilakukan light curing selama
20 detik. Hingga menutupi semua kavitas dan
membentuk mahkota kembali.
3. Finishing dan polishing
4. Cek oklusi
Restorasi Klas III
Instruksi :
• Tidak makan dan minum selama 1 jam dan menghindari
minuman berwarna seperti kopi.
• Apabila tidak nyaman, mengganjal, sakit, dapat segera kembali
ke klinik
• Menjaga oral hygine dengan tetap menggosok gigi dua kali
sehari.
Perawatan GTJ
Gigi tiruan jembatan
(GTJ) atau disebut fixed
partial denture adalah
gigi tiruan sebagian yang
dilekatkan secara tetap
pada satu atau lebih gigi
penyangga dan tidak
dapat dilepas oleh
pemakainya
Indikasi Kontraindikasi
● Adanya gigi sehat yang dapat ● Kehilangan tulang akibat trauma
digunakan sebagai penyangga ● Pasien yang berusia di bawah 18
● Resorpsi residual ridge dimana gigi
tahun
tiruan sebagian lepasan (GTSL)
● Gigi abutment yang mengalami
tidak memungkinkan untuk
digunakan. kelainan periodontal
● Keinginan pasien ● Area edentulous bilateral yang
memerlukan cross arch stabilization.
● Rasio mahkota-akar yang minimal
● Pasien yang sangat tua
● Edentulous dengan perluasan distal
pada rahang atas atau rahang
bawah.
Rencana Perawatan

Jenis GTJ : fixed-fixed bridge


Jumlah Unit : 3 unit
Gigi Abutment : gigi 45 dan 47
Tipe Retainer : ekstra koronal
Tipe Konektor : rigid connector
Tipe Pontik : modified ridge lap
Bahan : Porcelain fused to metal (PFM)
PROSEDUR
PERAWATAN
Pencetakan Pendahuluan dan Pembuatan Model Study

Alat Bahan
Prosedur Pencetakan
01 Persiapkan alat dan bahan

02 Menggunakan APD

03 Mengarahkan pasien untuk duduk dengan nyaman dan posisi kepala tegak

04 Instruksikan pasien untuk berkumur

05 Pilih sendok cetak yang sesuai dengan cara mencobakan sendok cetak ke rongga
mulut pasien

06 Campur alginate dan air sesuai petunjuk pabrik lalu aduk hingga homogen pada
rubber bowl
Prosedur Pencetakan (2)
Masukkan adonan ke sendok cetak lalu haluskan permukaannya dengan handscoen
07 yang sudah dibasahi

08 RB: sendok cetak dimasukkan dari depan kanan pasien


dan instruksikan pasien untuk mengangkat lidah dan
tangan operator memfiksasi sendok cetak

09 RA: sendok
RA: sendok cetak
cetak dimasukkan
dimasukkan dari
dari belakang
belakang pasien.
pasien.
Sendok cetak
Sendok cetak ditekan
ditekan dari
dari belakang
belakang kedepan
kedepan dan
dan tangan
tangan
operator memfiksasi
operator memfiksasi sendok
sendok cetak
cetak

10 Instruksikan pasien
Instruksikan pasien untuk
untuk bernafas
bernafas melalui
melalui hidung
hidung dan
dan sedikit
sedikit menundukkan
menundukkan kepala
kepala

11 Tunggu hingga setting kemudian keluarkan sendok cetak

12 Bersihkan di
Bersihkan di air
air mengalir
mengalir kemudian
kemudian evaluasi
evaluasi hasil
hasil cetakan
cetakan serta
serta desinfeksi
desinfeksi cetakan
cetakan
Pembuatan Model Studi
01 Lakukan pengecoran maksimal 15 menit setelah cetakan negatif dibuat

Campurkan bahan dental stone dengan air sesuai rekomendasi pabrik pada rubber bowl
02 dan aduk hingga homogen menggunakan spatel.

Bahan biasanya dituangkan dalam tiga lapis. Lapisan pertama memiliki campuran bahan
03 yang lebih cair.

04 Bahan dituang dari ujung distal cetakan dan dibiarkan mengalir ke daerah lainnya

05 Tempatkan cetakan di vibrator untuk menghindari gelembung

06 Konsistensi campuran bahan kedua dan ketiga sedikit lebih kental dari
sebelumnya

07 Model dipisahkan dari cetakan maksimal 1 jam setelah dituang


Pemilihan Warna Gigi
01 Mempersiapkan shade guide

02 Instruksi pasien menghapus kosmetik dan distraksi lainnya

03 Gigi harus dibersihkan terlebih dahulu dengan rubber cup dan pasta profilaksis

04 Basahi shade guide

05 Operator berdiri diantara pasien dan sumber cahaya


Preparasi Gigi Abutment
Torpedo
1. Reduksi aksial
2. Garis akhir chamfer

Short needle bur


Round end tapered 1. Reduksi proksimal posterior
1. Pembuatan orientasi
kedalaman
2. Reduksi oklusal
3. Bevel cusp fungsional
Preparasi Abutment Premolar & Molar
• Buat Groove orientasi untuk membantu menentukan
kedalaman preparasi pada oklusal sebagai acuan
untuk menentukan kecukupan reduksi.
• Gunakan round end tapered bur
• Struktur gigi antara saluran orientasi diasah untuk
mendapatkan ruangan oklusal.
• Pengurangan oklusal dilakukan sebanyak 1,5 mm
pada cusp fungsional (cusp bukal) dan 1 mm pada
cusp non fungsional.
• Lakukan reduksi pada bagian facial atau bukal dan
pada bagin palatal dengan menggunakan
diamond tapered bur dengan kedalaman 1 mm
• Kemudian lanjutkan dengan preparasi bagian
interproksimal gigi dengan short needle bur dengan
ketebalan 1 mm
• Lakukan penghalusan preparasi pada bagian
permukaan proksimal dan facial serta lingual pada
preparasi sehingga akhiran preparasi pada gigi
premolar akan membentuk shoulder (1,5 mm) pada
bukal dan chamfer (1 mm) pada lingual
Preparasi Abutment (2)

• Lakukan preprasi dimulai dengan reduksi pada


bagian insisal menggunakan diamond tapered bur
sebanyak 1,5 mm
• Lakukan reduksi pada bagian aksial menggunakan
diamond tapered bur dengan ketebalan 1 mm
hingga pada bagian gingival yang nantinya akan
membentuk akhiran preparasi shoulder
Preparasi Abutment (2)

• Lanjutkan preparasi pada bagian interproximal gigi


dengan menggunakan long needle bur
• Tahapan akhir dilanjutkan dengan preparasi pada
linguo axial dan gingival dengan menggunakan
long needle bur sama dengan ketebalan 1 mm
dengan akhiran preparasi akhir shoulder
Retraksi Gingiva
Potong cord sesuai Instrumen dimiringkan sedikit
kebutuhan, celupkan pada ke arah akar untuk
larutan aluminium klorida penempatan subgingiva
25% atau epinephrine 8%

Benang berlebih dipotong


Lingkarkan mengelilingi gigi
di area interproksimal mesial
yang telah dipreparasi

Penempatan ujung distal


Selipkan benang di
dari benang dilanjutkan
interproksimal dengan
sampai tumpang tindih
pinset dan plastic filling
ujung mesial
Pencetakan Model Kerja
01 Pilih sendok cetak yang sesuai

02 Campurkan putty dengan perbandingan 1:1 dan masukkan pada sendok cetak

03 Tempatkan selembar polyethilene (spacer)

05 Lakukan pencetakan pada gigi pasien


Pencetakan Model Kerja (2)
06 lepaskan sendok cetak dan polyethilene secara perlahan

07 light body diinjeksikan di atas cetakan putty dan pada gigi yang telah dipreparasi

08 Masukkan kembali dalam rongga mulut

09 Setelah setting keluarkan dan evaluasi hasil cetakan

Kemudian cor dan kirim ke laboratorium


Bite Registration
1. Instruksikan pasien untuk berlatih membuka
dan menutup mulutnya
2. Letakkan wax yang telah lunak pada oklusal
3. Instruksikan pasien menggigit ringan dan
sealami mungkin pada wax.
4. Lepaskan wax perlahan untuk cegah distorsi.

Provisory
Buat provisory dengan teknik indirect ataupun direct kemudian try in dan insersi
dengan bahan sementasi sementara
Try in GTJ Sementara
Estetik  warna telah sesuai

Kecekatan dan retensi

Kontak proksimal  menggunakan dental floss

Ketepatan marginal  tidak mengiritasi gingiva

Stabilitas  tidak terunkit saat satu sisi ditekan

Oklusi  articulating paper


Insersi Sementara
01 Bersihkan dan sterilisasi GTJ dan gigi yang akan diinsersi, kemudian keringkan

02 Isolasi daerah kerja

Zinc oxide eugenol diaduk sampai homogen kemudian oleskan pada gigi yang
03 dipreparasi dan pada intaglio GTJ
Pasang GTJ kemudian tekan hingga cairan semen keluar , letakkan cotton roll
04 diatas oklusi kemudian instruksi pasien menggigit

05 Bersihkan kelebihan semen

06 Periksa oklusi

Instruksi pasien untuk datang 1 minggu kemudian


Try in GTJ Permanen
Estetik  warna telah sesuai

Kecekatan dan retensi

Kontak proksimal  menggunakan dental floss

Ketepatan marginal

Stabilitas  tidak terunkit saat satu sisi ditekan

Oklusi  articulating paper

Tanyakan mengenai keluhan pasien selama menggunakan GTJ sementara


Insersi Permanen
01 Lepaskan mahkota sementara dengan crown remover

02 Bersihkan dan disinfeksi kemudian keringkan

03 Isolasi daerah kerja

04 Aduk gic tipe I dengan spatula semen selama 30 detik

05 Aplikasikan semen pada bagian dalam restorasi

06 Insersi restorasi kemudian minta pasien menggigit cotton roll

07 Bersihkan kelebihan semen dengan sonde

08 Cek oklusi
Intruksi Pasca Perawatan
1. Hindari menggigit makanan yang keras terlebih dahulu.
2. Instruksi untuk menjaga oral hygiene, khususnya menggunakan floss
pada area interdental.
3. Pasta gigi desensitisasi dapat digunakan jika terjadi sensitivitas.
4. Pasien diinstuksikan untuk datang kontrol kembali.
5. Pasien diinstruksikan untuk segera melapor ke dokter gigi apabila terjadi
nyeri.
Kontrol
 Tanyakan mengenai keluhan selama penggunaan GTJ
 Melihat keadaan jaringan lunak disekitar GTJ  peradangan, sulkus gingiva
(harus bersih dari sisa bahan luting)
 Jika terdapat masalah pada control pertama  perlu control kedua untuk
memastikan masalah sebelumnya teratasi.
Kunjungan periodic dilakukan setiap enam bulan sekali.
Evaluasi  Oral hygiene, pemeriksaan karies gigi, penyakit periodontal, disfungsi
oklusal, kesehatan pulpa dan periapikal.
RUJUKAN
Rujuk ke Sp.BM Impkasi
gigi dan Distomolar RA
Surat rujukan adalah surat pengantar tertulis yang dibuat oleh dokter gigi
yang ditujukan kepada dokter yang lebih berkompeten dalam bidangnya atau
dokter gigi spesialis dengan tujuan sebagai petunjuk atau saran pengobatan atau
tatalaksana tindakan lebih lanjut.

Isi surat rujukan :


1. Nama dokter pemberi rujukan, alamat, nomer SIP
2. Tanggal surat rujukan dibuat
3. Identitas dokter yang dituju (nama dokter dengan spesialisasi, klinik /
rumah sakit)
4. Data pasien (nama, usia/tanggal lahir, jenis kelamin)
5. Deskripsi dan riwayat keluhan pasien
6. Hasil pemeriksaan klinis
7. Hasil pemeriksaan penunjang (jika ada)
Rujuk ke Sp.BM Impkasi
gigi dan Distomolar RA
8. Diagnosis tetap atau sementara (jika ada)
9. Riwayat umum pasien (jika ada):penyakit sistemik pasien, riwayat pemberian
obat-obatan
10.Riwayat sosial (jika ada): apabila ditemukan ketekaitan dengan diagnosis
kelainan yang dikeluhkan pasien, misalnya pasien adalah perokok, atau peminum
alkohol.
11. Alasan rujukan (umumnya menggunakan kalimat “mohon tatalaksana di
bidang TS” atau dapat menuliskan alasan rujukan yang lebih detail)
12. Ucapan terima kasih
13. Nomer telpon dokter pemberi rujukan
01

Terima
02

03

Kasih 04

05

06
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics
& images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai