BLOK 12
Gigiku goyang
Gigiku malang
Kelompok 12
Ketua : Chintika Bernaditha Siregar (190600096)
Sekretaris : Mutia Salsabila Anzani Saragih (190600103)
Pemeriksaan intraoral
● Pemeriksaan gigi-geligi
Gigi 12,11,21,31,32 mobiliti 2 ͦ yang berarti gigi bergerak dalam arah horizontal
(labiolingual) sampai 1 mm,
4 5 6
Etiologi akumulasi plak Kerusakan tulang alveolar
Mobilitas gigi → Pada dan kalkulus, yang → Tanda radiografi adanya
kasus gigi 12,11,21,31,32 dilihat dari indeks debris kehilangan tulang > 1/3
mobiliti 2 ͦ , gigi 44 2,5 dan indeks kalkulus 3 tengah pada gigi 16, 15,
mobiliti 1 ͦ yang tergolong buruk. 12,11,21, 32,31,44,45.
Berdasarkan American Academy of
Periodontology International
Workshop (AAP) 2017
3 4
1 2 3
1 Kalkulus
3 Trauma Sikat
Gigi
Trauma sikat gigi kronis akan
terlihat gambaran klinis resesi
gingiva yang disertai tersingkapnya
akar gigi, dan biasanya tepi gingiva
Merokok 4
sedikit menggembung.
● Rokok mempermudah penumpukan
kalkulus, stein tembakau yang kasar mudah
ditumpuki plak → kalkulus
● Asap rokok dapat menurunkan kemampuan
khemotaksis dan fagositosis netrofil
● Kandungan nikotin rokok dapat menurunkan
kemampuan fagositosis, menekan proliferasi
osteoblas, dan mengurangi aliran darah ke
gingiva.
05
Jelaskan patogenesis
terjadinya kasus
tersebut!
Patogenesis
➔ Tahap awal perkembangan periodontitis adalah
inflamasi pada gingiva sebagai respon terhadap
serangan bakteri. Periodontitis dihubungkan
dengan adanya plak subgingiva. Perluasan plak
subgingiva ke dalam sulkus gingiva dapat
mengganggu perlekatan bagian korona epitelium
dari permukaan gigi.
➔ Mikroorganisme yang terdapat di dalam plak
subgingiva akan mengaktifkan respon imun
terhadap patogen periodontal dan endotoksin
tersebut dengan merekrut neutrofil, makrofag
dan limfosit ke sulkus gingiva untuk menjaga
jaringan pejamu dan mengontrol perkembangan
bakteri.
Patogenesis
➔ Tahap destruksi jaringan merupakan tahap
transisi dari gingivitis ke periodontitis. Destruksi
jaringan periodontal terjadi ketika terdapat
gangguan pada keseimbangan jumlah bakteri
dengan respon pejamu akibat subjek sangat
rentan terhadap infeksi periodontal atau subjek
terinfeksi bakteri dalam jumlah besar. Sistem
imun berusaha menjaga pejamu dari infeksi ini
dengan mengaktivasi sel imun seperti neutrofil,
makrofag dan limfosit untuk memerangi bakteri.
➔ Neutrofil menginvasi bagian korona epitelium
penyatu dan memperbanyak jumlahnya.
Jaringan akan kehilangan kesatuan dan terlepas
dari permukaan gigi. Sulkus akan meluas secara
apikal dan pada tahap ini sulkus gingiva akan
berubah menjadi poket periodontal →
periodontitis.
06
Jelaskan pengaruh
merokok terhadap
jaringan periodontal!
Pengaruh Merokok - Jaringan Periodontal
● Nikotin yang berada didalam darah dapat mengakibatkan terjadinya vasokontriksi
pembuluh darah pada periodonsium, menurunkan fungsi netrofil, Ig G, limfosit T, dan
limfosit B yang sangat berperan dalam menyerang bakteri plak.
● Asap rokok mengandung ribuan zat toksik seperti nikotin yang akan berpenetrasi ke
jaringan lunak rongga mulut.
● Panas yang ditimbulkan akibat pembakaran rokok, dapat mengiritasi mukosa mulut
secara langsung, menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva.
● Tar yang mengendap pada gigi, selain menimbulkan masalah secara estetik, juga
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga mudah dilekati plak. Akumulasi
plak pada margin gingiva, diperparah dengan kondisi kebersihan mulut yang kurang
baik, menyebabkan terjadinya gingivitis → periodontitis.
Dampak 01 02
merokok
terhadap Memperparah Meningkatkan kedalaman
poket, lepasnya ikatan
kerusakan jaringan
jaringan periodontal serat-serat dan reabsorbsi
tulang alveolar
periodontal
03 04
Menyebabkan Meningkatkan
tanggalnya gigi prevalensi tanggalnya
gigi
07
Jelaskan cara
menghitung
persentase kehilangan
tulang pada gigi kasus
tersebut!
Tinggi tulang alveolar yang hilang dapat diukur dengan
mengukur jarak dari cemento enamel junction (CEJ) ke
puncak tulang alveolar (ABC) dan mengukur jarak dari
ABC ke apeks akar (AP) gigi.
1 2 3
4 5 6
Fase ini dilakukan dengan cara membuang semua iritan lokal penyebab
radang, diantaranya adalah:
● Kontrol plak
● Scaling dan penghalusan akar (SPA)/ root planing; yaitu penskeleran
dan penyerutan akar
● Ekskavasi karies dan restorasi (sementara atau permanen, tergantung
apakah prognosis giginya sudah final, dan lokasi karies). Pada kasus di
atas, terdapat karies media pada gigi 36 dan 37 yang akan diekskavasi
dan pembuatan restorasi (sementara atau permanen).
● Terapi antimikrobial (lokal atau sistemik); meningkatkan
efektivitas perawatan periodontal (tetrasiklin, minosiklin,
metronidazole, dan klorheksidin).
● Terapi oklusal (penyelarasan oklusal) pada gigi yang
direstorasi, yaitu pada gigi 36 dan 37.
● Pensplint-an provisional untuk gigi yang mobility; Pada kasus
di atas, maka gigi yang akan displin adalah gigi 44 dengan
mobiliti 10 dan gigi 12, 11, 21, 31, 32 dengan mobiliti 2o.
● Motivasi, edukasi, instruksi (MEI) mengenai pencegahan
penyakit periodontal.
● Evaluasi respons terhadap fase I, yaitu Pengecekan kembali
kedalaman saku dan inflamasi gingiva & Pengecekan kembali
plak, kalkulus, dan karies
2 Fase II (Fase Bedah)
● Fase II disebut juga sebagai fase bedah. Fase bedah dilakukan pada
periodontitis yang disebabkan oleh plak yang disertai dengan
pembesaran gingiva. Fase ini bertujuan untuk mencapai kondisi
jaringan periodonsium yang fisiologis, stabil dan mudah dalam
pemeliharaan.
● Pada kasus diatas, bedah flep ini dilakukan untuk menaikkan gusi, yaitu
pada gigi 16, 15, 12, 11, 21, 32, 31, 44, 45 yang kehilangan tulang lebih dari
1/3 tengah pada gigi tersebut yang dilihat dalam pemeriksaaan
radiografi.
3 Fase III (Fase Restoratif)
● Fase III disebut juga sebagai fase restoratif. Perawatan yang dapat
dilakukan pada fase ini adalah restorasi final yaitu melakukan restorasi
secara indirect. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pembuatan
protesa apabila diperlukan. Lalu, evaluasi respons terhadap prosedur
restoratif dengan cara pemeriksaan periodontal.
4 Fase IV (Fase Pemeliharaan)
YOU
and illustrations by Storyset