Anda di halaman 1dari 46

PEMICU 4

BLOK 12
Gigiku goyang
Gigiku malang
Kelompok 12
Ketua : Chintika Bernaditha Siregar (190600096)
Sekretaris : Mutia Salsabila Anzani Saragih (190600103)

1. Rasbina Anggriani Beru Sembiring Pandia (190600091)


2. Sara Nabila Br. Sebayang (190600092)
3. Al Shella Ramayani (190600093)
4. Isti Auliani Putri Lubis (190600094)
5. Yolanda Betsyeba Siregar (190600095)
6. Renata Arrin (190600097)
7. Berliana Cahya Ninghati (190600098)
8. Anastasia Pinky SM (190600099)
9. Eka Mangaranap Setiati Permatasari (190600100)
10. Stephanie Deasy Theresia Pasaribu (190600101)
11. Fathia Rizky Adinda (190600102)
12. Aprili Gracesonia (190600104)
13. Jessica Desriana Natalia Nababan (190600105)
14. Muhammad Harits Wicaksono (190600106)
15. Nandez Vieri (190600107)
16. Hilyah Hilaliah Uswanah (190600231)
Pasien laki-laki berusia 52 tahun, datang ke Instalasi
Periodonsia RSGMP FKG USU dengan keluhan gigi depan atas dan
bawah goyang sejak 1 bulan lalu. Pasien juga mengeluh gusinya
bengkak dan mudah berdarah bila disikat serta bau mulut. Hasil
anamnesis pasien seorang perokok (3 batang rokok/hari), pasien
mengaku menyikat giginya 1 kali sehari karena takut gusinya
berdarah ketika disikat. Pasien sangat berharap agar giginya tidak
ada yang dicabut karena goyang.
Pemeriksaan intra oral:
● Gingiva merah, oedematus dan BOP (+)
● Kedalaman Poket absolut: gigi 16, 15, 12, 11, 21, 32, 31, 44,
45: 7mm
● Kedalaman Poket absolut: gigi 24, 25, 36: 5mm
● Resesi gingiva: gigi 16, 15, 12, 11, 21, 24, 25, 32, 31, 36, 44,
45: 3mm
● Gigi 12, 11, 21, 31, 32 mobiliti 2o Skenario
● Gigi 44 mobiliti 1o
● Karies media pada gigi 36, 37
● Indeks Debris: 2,5
● Indeks Kalkulus: 3
● Pemeriksaan radiografi: Kehilangan tulang lebih dari 1/3 tengah
pada gigi 16, 15, 12, 11, 21, 32, 31, 44, 45.
01
Pemeriksaan apa saja
yang dilakukan untuk
menegakkan diagnosis
tersebut? Jelaskan
secara lengkap!
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
(ANAMNESIS)

Pada kasus tersebut, diperoleh hasil anamnesis berupa:

● Identitas pasien → Pasien merupakan seorang pria berusia 52 tahun.


● Keluhan utama/chief complaint → Gigi depan atas dan bawah goyang sejak
1 bulan lalu, gusi bengkak dan mudah berdarah bila disikat serta bau
mulut.
● Riwayat sosial/social history → Pasien seorang perokok (3 batang
rokok/hari), dan pasien mengaku hanya menyikat giginya 1 kali sehari
karena takut gusinya berdarah ketika disikat.
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Pemeriksaan ekstraoral → Tidak ditemukan kelainan/tidak tertera dalam
skenario.

Pemeriksaan intraoral

● Pemeriksaan gigi-geligi

Gigi 12,11,21,31,32 mobiliti 2 ͦ yang berarti gigi bergerak dalam arah horizontal
(labiolingual) sampai 1 mm,

Gigi 44 mobiliti 1 ͦ yang berarti gigi bergerak dalam arah horizontal


(labiolingual) tetapi belum melebihi dari 1 mm, dan
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
● Karies media pada gigi 36, 37 dimana karies sudah mengenai
dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
● Keberadaan plak dan kalkulus - Indeks Debris = 2,5 dan Indeks
Kalkulus = 3. →Skor OHIS = 5,5 (oral hygiene buruk)
● Inflamasi pada gingiva: Gingiva merah, dan oedematous.
● Keberadaan poket periodontal - Kedalaman Poket absolut: gigi
16, 15, 12,11,21, 32,31,44,45: 7mm, kedalaman Poket absolut: gigi
24,25,36: 5mm. Dimana, untuk kedalaman poket yang normal
adalah 1-3 mm. Apabila kedalaman poket sudah 4 mm atau
lebih menandakan adanya keadaan patologis.
● Perdarahan pada probing - Pemeriksaan deteksi poket
menggunakan probe periodontal diperoleh BoP (+).
● Resesi gingiva: Gigi 16,15,12,11,21,24,25,32,31,36,44,45: 3 mm
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berdasarkan kasus, jenis pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah


radiografi periapikal. Pada gambaran radiografi periapikal pasien tersebut
ditemukan adanya kehilangan tulang lebih dari 1/3 tengah pada gigi 16, 15,
12,11,21, 32,31,44,45.
02
Jelaskan cara
menghitung
kehilangan perlekatan
pada gigi 16, 15, 12, 11,
21, 24, 25, 32, 31, 36, 44,
45!
Clinical Clinical Attachment Loss (CAL) artinya jarak antara
cemento-enamel junction ke dasar poket periodontal, diketahui
Attachment Loss dengan cara:
(CAL)
1. Pada keadaan posisi puncak gingiva sejajar dengan CEJ.
Kehilangan perlekatan epitel sama dengan nilai kedalaman
poket periodontal.
2. Pada keadaan pembesaran gingiva. Kehilangan perlekatan
epitel adalah mengurangi nilai kedalaman poket periodontal
dengan jarak antara puncak gingiva ke CEJ.
3. Pada keadaan resesi gingiva. Kehilangan perlekatan epitel
adalah mengukur secara langsung jarak dari CEJ ke dasar
poket periodontal atau menjumlahkan jarak antara
puncak gingiva ke CEJ dengan nilai kedalaman poket
periodontal.
1. Poket absolut gigi
16,15,12,11,21,32,31,44,45: 7 mm, gigi
24,25,36: 5 mm, resesi gingiva: gigi
16,15,12,11,21,24,25,32,31,36,44,45: 3
mm
2. CAL gigi 16,15,12,11,21,32,31,44,45
adalah 7 +3 = 10 mm
3. CAL gigi 24,25,36, adalah 5+3 = 8
mm
4. Maka nilai CAL seluruh gigi
16,15,12,11,21,24,25,32,31,36,44,45
dihitung dengan = (10 x 9) + (8 x 3)
dibagi 12 = 90 +24 dibagi 12 = 9,5
maka hal itu termasuk
parah/severe
03
Jelaskan diagnosis
kasus tersebut beserta
alasannya (sesuai AAP
1999 dan AAP 2017)!
Berdasarkan American Academy of
Periodontology International
Workshop (AAP) 1999

Diagnosis penyakit periodontal kasus


tersebut yaitu “Periodontitis Kronis
Generalisata Berat””
ALASAN
1 2 3

Melibatkan >30% Adanya resesi gingiva


Kedalaman Poket absolut:
daerah gigi, (12/32 x pada gigi
gigi 16, 15, 12,11,21,
100%) = 37,5%,maka 16,15,12,11,21,24,25,32,31,
32,31,44,45: 7 mm & gigi
tergolong generalista) 36,44,45: 3 mm.
24,25,36: 5 mm

4 5 6
Etiologi akumulasi plak Kerusakan tulang alveolar
Mobilitas gigi → Pada dan kalkulus, yang → Tanda radiografi adanya
kasus gigi 12,11,21,31,32 dilihat dari indeks debris kehilangan tulang > 1/3
mobiliti 2 ͦ , gigi 44 2,5 dan indeks kalkulus 3 tengah pada gigi 16, 15,
mobiliti 1 ͦ yang tergolong buruk. 12,11,21, 32,31,44,45.
Berdasarkan American Academy of
Periodontology International
Workshop (AAP) 2017

Diagnosis penyakit periodontal kasus


tersebut yaitu “Periodontitis Stage III
Grade C”
ALASAN STAGE III
1 2

Hasil radiografi, resorpsi


Kehilangan gigi : ≤ 4
tulang alveolar > 1/3
gigi
tengah akar gigi &
menyebar/ diffuse
sebesar >5 mm.

3 4

Kedalaman probing ≥ Hasil pemeriksaan


6 mm, vertical bone intraoral menunjukkan
loss: ≥ 3 mm, adanya mobiliti derajat 2,
keterlibatan furkasi sesuai dengan tabel stage
class II atau III. IV tersebut
ALASAN GRADE C

1 2 3

Resorpsi vertikal pada Destruksi berlebihan


Berdasarkan hasil pasien tersebut sudah pada tulang alveolar
radiografi menyebar ke arah apikal oleh karena pasien
menunjukkan adanya akar gigi yaitu 67%. merokok dan OH buruk,
resorpsi vertikal yang menyebabkan tingkat
kedalamannya sudah % bone loss / age =67 %: perkembangan
lebih dari 2 mm. 52 tahun = 1,28 > 1. periodontitis menjadi
sangat cepat.
04
Jelaskan etiologi yang
mungkin untuk
masing-masing
keluhan yang
dirasakan pasien!
ETIOLOGI PRIMER
Plak
Plak dental adalah deposit lunak yang
membentuk biofilm yang menumpuk ke
permukaan gigi atau permukaan keras
lainnya di rongga mulut, dimana plak
dental ini akan melakukan invasi ke dalam
jaringan sehingga menyebabkan terjadinya
inflamasi.
ETIOLOGI SEKUNDER

1 Kalkulus

Efek primer kalkulus bukan berasal dari


iritasi mekanis melainkan dari bakteri yang
selalu membalutnya. Kalkulus berperan
penting dalam mempertahankan dan
Kebiasaan 2
memperhebat penyakit periodontal Buruk
dengan jalan memegang plak sehingga
Metode, interval, dan waktu
berkontak rapat pada jaringan gingiva.
penyikatan gigi yang salah pada
pasien tersebut dimana pasien
menyikat gigi 1 kali sehari sehingga
menyebabkan penumpukan plak
semakin berkembang pesat.
ETIOLOGI SEKUNDER

3 Trauma Sikat
Gigi
Trauma sikat gigi kronis akan
terlihat gambaran klinis resesi
gingiva yang disertai tersingkapnya
akar gigi, dan biasanya tepi gingiva
Merokok 4
sedikit menggembung.
● Rokok mempermudah penumpukan
kalkulus, stein tembakau yang kasar mudah
ditumpuki plak → kalkulus
● Asap rokok dapat menurunkan kemampuan
khemotaksis dan fagositosis netrofil
● Kandungan nikotin rokok dapat menurunkan
kemampuan fagositosis, menekan proliferasi
osteoblas, dan mengurangi aliran darah ke
gingiva.
05
Jelaskan patogenesis
terjadinya kasus
tersebut!
Patogenesis
➔ Tahap awal perkembangan periodontitis adalah
inflamasi pada gingiva sebagai respon terhadap
serangan bakteri. Periodontitis dihubungkan
dengan adanya plak subgingiva. Perluasan plak
subgingiva ke dalam sulkus gingiva dapat
mengganggu perlekatan bagian korona epitelium
dari permukaan gigi.
➔ Mikroorganisme yang terdapat di dalam plak
subgingiva akan mengaktifkan respon imun
terhadap patogen periodontal dan endotoksin
tersebut dengan merekrut neutrofil, makrofag
dan limfosit ke sulkus gingiva untuk menjaga
jaringan pejamu dan mengontrol perkembangan
bakteri.
Patogenesis
➔ Tahap destruksi jaringan merupakan tahap
transisi dari gingivitis ke periodontitis. Destruksi
jaringan periodontal terjadi ketika terdapat
gangguan pada keseimbangan jumlah bakteri
dengan respon pejamu akibat subjek sangat
rentan terhadap infeksi periodontal atau subjek
terinfeksi bakteri dalam jumlah besar. Sistem
imun berusaha menjaga pejamu dari infeksi ini
dengan mengaktivasi sel imun seperti neutrofil,
makrofag dan limfosit untuk memerangi bakteri.
➔ Neutrofil menginvasi bagian korona epitelium
penyatu dan memperbanyak jumlahnya.
Jaringan akan kehilangan kesatuan dan terlepas
dari permukaan gigi. Sulkus akan meluas secara
apikal dan pada tahap ini sulkus gingiva akan
berubah menjadi poket periodontal →
periodontitis.
06
Jelaskan pengaruh
merokok terhadap
jaringan periodontal!
Pengaruh Merokok - Jaringan Periodontal
● Nikotin yang berada didalam darah dapat mengakibatkan terjadinya vasokontriksi
pembuluh darah pada periodonsium, menurunkan fungsi netrofil, Ig G, limfosit T, dan
limfosit B yang sangat berperan dalam menyerang bakteri plak.
● Asap rokok mengandung ribuan zat toksik seperti nikotin yang akan berpenetrasi ke
jaringan lunak rongga mulut.
● Panas yang ditimbulkan akibat pembakaran rokok, dapat mengiritasi mukosa mulut
secara langsung, menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva.
● Tar yang mengendap pada gigi, selain menimbulkan masalah secara estetik, juga
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga mudah dilekati plak. Akumulasi
plak pada margin gingiva, diperparah dengan kondisi kebersihan mulut yang kurang
baik, menyebabkan terjadinya gingivitis → periodontitis.
Dampak 01 02
merokok
terhadap Memperparah Meningkatkan kedalaman
poket, lepasnya ikatan
kerusakan jaringan
jaringan periodontal serat-serat dan reabsorbsi
tulang alveolar
periodontal
03 04
Menyebabkan Meningkatkan
tanggalnya gigi prevalensi tanggalnya
gigi
07
Jelaskan cara
menghitung
persentase kehilangan
tulang pada gigi kasus
tersebut!
Tinggi tulang alveolar yang hilang dapat diukur dengan
mengukur jarak dari cemento enamel junction (CEJ) ke
puncak tulang alveolar (ABC) dan mengukur jarak dari
ABC ke apeks akar (AP) gigi.

● CEJ (Cementoenamel Junction) : Batas antara


mahkota gigi dengan sementum
● ABC (Alveolar Bone Crest) : Titik paling koronal tulang
alveolar di bagian proksimal gigi sepanjang ligamen
periodontal
● AP (Apeks Akar) : Bagian paling apikal dari akar gigi
% Bone Loss

% bone loss = d1/d2 × 100%

6/9 ×100% = 66,67%


08
Jelakan jenis
radiografi yang paling
baik dalam membantu
penegakkan diagnosis
pada kasus tersebut!
➔ Kasus pada skenario berfokus pada kondisi
jaringan periodontal pasien, sehingga harus
diterapkan jenis radiografi yang mampu
mencakup kondisi gigi dan jaringan
periodontal di sekitarnya. Jenis radiografi
intraoral diperlukan untuk kasus ini,
radiografi intraoral adalah radiografi yang
memperlihatkan gigi dan struktur di
sekitarnya. Tipe radiografi yang tepat untuk
kasus ini adalah Radiografi Periapikal.
Hal-hal yang berkaitan dengan kelainan periodontal yang harus
diamati pada analisis radiografis

1 2 3

Jumlah tulang yang Pola destruksi


Kontinuitas lamina dura
hilang, terbatas pada tulangnya: horizontal
pada krista septum
septum interdental atau angular/vertikal
interdental

4 5 6

Kepadatan (density) Lebar ruang ligamen Deposit atau tepi


tulang alveolar periodontal pada mesial tumpatan yang
pendukung dan distal akar gigi. mengemper pada
Rasio mahkota-akar gigi. permukaan proksimal
gigi
09
Jelaskan prognosis
kasus tersebut!
Prognosis Umum
● Tipe periodontitis: prognosis buruk karena adanya attachment bone loss yang
cukup besar.
● Berdasarkan usia: prognosis baik karena perjalanan penyakit sejalan dengan usia
pasien.
● Latar belakang sistemik: pada pasien tidak diketahui adanya penyakit sistemik
maka dapat diperkirakan bahwa prognosis bisa lebih baik
● Penilaian terhadap status periodontal: prognosis buruk karena adanya masalah
pada jaringan periodontal
● Kebiasaan merokok: prognosis buruk karena seperti yang diketahui bahwa pasien
merokok 3 batang/ hari
● Kooperatif pasien: pasien diketahui memiliki kemauan untuk memperthankan
giginya agar tidak dicabut dan hilang maka ini sangat mempengaruhi prognosis
dari penyakit tersebut.
Prognosis Gigi
● Mobiliti gigi: lebih diutamakan penilaian terhadap faktor penyebab
bukan derajat/ keparahan mobiliti. Maka prognosis buruk karena adanya
kehilangan tulang yang tidak mungkin untuk di koreksi yang
menyebabkan mobiliti pada gigi.
● Saku periodontal: dikarenakan adanya kehilangan tulang yang cukup
besar, yaitu >1/3 tengah maka dapat dinyatakan prognosis buruk. Maka
dapat dinyatakan bahwa prognosis pasien tidak terlalu baik.
Prognosis pada penyakit periodontal yang
dialami pasien umumnya dapat berujung
baik asalkan inflamasi dapat dikontrol
melalui kebersihan mulut yang baik dan
penghilangan faktor penahan biofilm local.
Pada pasien yang lebih parah yang
dibuktikan dengan invasi furkasi dan
mobilitas gigi, atau pada pasien yang tidak
patuh dengan praktik kebersihan mulut,
prognosisnya mungkin dapat
dipertanyakan atau berujung tidak baik,
bahkan tanpa harapan.
10
Jelaskan rencana
perawatan yang
dilakukan pada kasus
tersebut!
Untuk perawatan periodontitis yang dialami oleh pasien dapat
dilakukan melalui 4 fase perawatan penyakit periodontal yang
terdiri atas:

1 Fase I (Fase Etiotropik atau fase nonbedah)

Fase ini dilakukan dengan cara membuang semua iritan lokal penyebab
radang, diantaranya adalah:

● Kontrol plak
● Scaling dan penghalusan akar (SPA)/ root planing; yaitu penskeleran
dan penyerutan akar
● Ekskavasi karies dan restorasi (sementara atau permanen, tergantung
apakah prognosis giginya sudah final, dan lokasi karies). Pada kasus di
atas, terdapat karies media pada gigi 36 dan 37 yang akan diekskavasi
dan pembuatan restorasi (sementara atau permanen).
● Terapi antimikrobial (lokal atau sistemik); meningkatkan
efektivitas perawatan periodontal (tetrasiklin, minosiklin,
metronidazole, dan klorheksidin).
● Terapi oklusal (penyelarasan oklusal) pada gigi yang
direstorasi, yaitu pada gigi 36 dan 37.
● Pensplint-an provisional untuk gigi yang mobility; Pada kasus
di atas, maka gigi yang akan displin adalah gigi 44 dengan
mobiliti 10 dan gigi 12, 11, 21, 31, 32 dengan mobiliti 2o.
● Motivasi, edukasi, instruksi (MEI) mengenai pencegahan
penyakit periodontal.
● Evaluasi respons terhadap fase I, yaitu Pengecekan kembali
kedalaman saku dan inflamasi gingiva & Pengecekan kembali
plak, kalkulus, dan karies
2 Fase II (Fase Bedah)

● Fase II disebut juga sebagai fase bedah. Fase bedah dilakukan pada
periodontitis yang disebabkan oleh plak yang disertai dengan
pembesaran gingiva. Fase ini bertujuan untuk mencapai kondisi
jaringan periodonsium yang fisiologis, stabil dan mudah dalam
pemeliharaan.
● Pada kasus diatas, bedah flep ini dilakukan untuk menaikkan gusi, yaitu
pada gigi 16, 15, 12, 11, 21, 32, 31, 44, 45 yang kehilangan tulang lebih dari
1/3 tengah pada gigi tersebut yang dilihat dalam pemeriksaaan
radiografi.
3 Fase III (Fase Restoratif)

● Fase III disebut juga sebagai fase restoratif. Perawatan yang dapat
dilakukan pada fase ini adalah restorasi final yaitu melakukan restorasi
secara indirect. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pembuatan
protesa apabila diperlukan. Lalu, evaluasi respons terhadap prosedur
restoratif dengan cara pemeriksaan periodontal.
4 Fase IV (Fase Pemeliharaan)

● Fase IV disebut juga sebagai fase pemeliharaan. Fase ini merupakan


fase yang meliputi kegiatan pengecekan kembali secara periodik di
akhir setiap fase yang bertujuan untuk mencegah kambuhnya
periodontitis.
Fase ini meliputi:

● Kunjungan berkala yang teratur dengan interval kunjungan yang


disesuaikan dengan kebutuhan pasien
● Kondisi restorasi yang kemungkinan dapat mempengaruhi
periodonsium
● Kontrol plak berkala ke dokter gigi
● Melakukan prosedur oral hygiene sehari-hari di rumah.
● Mengevaluasi kondisi gingiva (saku, inflamasi)
● Mengevaluasi oklusi, mobiliti gigi
● Mengevaluasi perubahan patologis lainnya
Referensi
● Carranza FA, Takei HH, Newman MG. Clinical Periodontology. 13th
Ed. California:Elsevier Saunders. 2019.
● Nield-Gehrig JS and Donald EW. Foundations of periodontics for
the dental hygienist. 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2011.
● Soeprapto A. Pedoman dan Tata Laksana Praktik Kedokteran Gigi.
Yogyakarta, Jembatan Merah: STPI Bina Insan Mulia; 2017. (2).
● Preshaw PM. Etiology of Periodontal Diseases : Carranza’s Clinical
Periodontology. 11th eds. California : saunders elsavier, 2012 :
89-207.
● Nelis S, Putri I, Machmud R. Hubungan Kebiasaan Merokok
dengan Status Kesehatan Jaringan Periodontal. Stomatognatic (J.
K. G Unej), 2015; 12(2): 71-74.14.
● Boel T. Dental Radiografi. Medan: USU press, 2020.
● Daliemunthe SH. Terapi Periodontal. Medan: 2006.
THANK
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

YOU
and illustrations by Storyset

Anda mungkin juga menyukai