Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO ( I )

Seorang laki-laki berusia 20 tahun pingsan setelah dilakukan pembiusan


lokal untuk pencabutan gigi di RSGM. Pasien belum pernah ada riwayat
pencabutan gigi sebelumnya. Tidak ada riwayat penyakit sistemik dan
alergi obat, dan tidak meminum obat rutin dari dokter. Setelah dilakukan
anestesi lokal dengan lidocaine cum adrenalin 1: 80.000, sebanyak 2 ml,
pasien mengeluh pandangan gelap, lemas, pingsan. Pada pemeriksaan
klinis kemudian didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100
x/menit, respiratory rate 20 x/menit.

1. Sebutkan diagnosis dari keadaan tersebut


2. Bagaimanakan patofisiologi keadaan tersebut
3. Penatalaksanaan dari keadaan tersebut

SKENARIO (II)

Seorang laki laki berusia 54 tahun mengeluh sesak nafas setelah


dilakukan pembiusan lokal untuk pencabutan gigi di RSGM. Pasien baru
pertama kali melakukan pencabutan gigi. Pada anamnesis sebelum
anestesi lokal didapatkan riwayat alergi obat (pasien lupa nama obat)
dan alergi pengawet makanan, terakhir keluhan alergi 6 bulan yang lalu
dengan gejala gatal gatal di seluruh kulit tubuh, Setelah dilakukan
anestesi lokal dengan lidocaine adrenalin, sebanyak 2 ml, pasien
mengeluh sesak nafas, pandangan kabur dan pusing, pasien
memejamkan mata dan sulit diajak komunikasi. Pada pemeriksaan
pasien penurunan kesadaran, tekanan darah 70/50 mmHg, nadi
60x/menit, melemah, respiratory rate 28 x/menit.

1. Apakah diagnosis dari keadaan tersebut


2. Bagaimanakah patofisiologis keadaan tersebut
3. Penatalaksanaan dari keadaan tersebut
SKENARIO (III)

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang untuk mencabutkan gigi


karena berlubang besar.. Pada pemeriksaan tanda vital sign TD=120/80
mmHg. N= 87 x/m. RR= 18x/mnt. Pemeriksaan Klinis intraoral
didapatkan gigi 36 periodontitis apikalis kronis ec Gangren pulpa, test
vitalitas negative , perkusi -, nyeri tekan -. Didapatkan kelainan sistemik
Diabetes Mellitus dan tidak ada riwayat pengobatan dari dokter lain. Gigi
46 tersebut direncanakan ekstraksi gigi dengan lokal anestesi.

Sebutkan tehnik anestesi yang digunakan?


Komplikasi yang bisa terjadi pada durante dan post anestesi?
Urutan pencabutan gigi 36?
Komplikasi setelah pencabutan gigi 36?

SKENARIO (IV)

Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang dengan keluhan gusi regio


bawah kanan terasa nyeri, pasien riwayat cabut gigi 2 minggu yang lalu
di puskesmas, kemudian pencabutan dihentikan karena gigi tersebut
patah. Pasien dirujuk ke RSGM untuk penanganan lebih lanjut. Pada
pemeriksaan vital sign TD=120/80 mmHg. N= 76 x/m. RR= 18x/mnt.
Pemeriksaan Klinis Intraoral didapatkan socket gigi post ektraksi gigi 46
tampak sisa akar mesial yang tertutup gingiva sebagian. Pasien tidak
ada riwayat penyakit sistemik.

Apakah diagnosis dari kasus tersebut?


Bagaimanakah penatalaksanaan kasus tersebut?
Jelaskan tahapan tindakan bedah pada kasus tersebut!
Komplikasi apa yang mungkin terjadi pada tindakan tersebut?
Bagaimana instruksi pasca tindakan pada kasus tersebut?

SKENARIO (V)

Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke RSGM dengan keluhan


gigi belakang kanan bawah yang baru tumbuh dan sering terselip
makanan. tidak ada riwayat sakit gigi maupun gusi bengkak saat ini.
Pemeriksaan intra oral tampak sebagian mahkota gigi 38 tertutup gusi
normal. Pada pemeriksaan radiografik tampak gigi 38 miring menabrak
gigi 37. Pasien tidak ada riwayat darah tinggi dan diabetes mellitus.
Apakah diagnosis dari kasus tersebut?
Bagaimanakah penatalaksanaan kasus tersebut?
Komplikasi apa yang mungkin terjadi pada tindakan tersebut?
Bagaimana instruksi pasca tindakan pada kasus tersebut?

SKENARIO (VI)

Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke RSGM dengan keluhan


bengkak pada gusi dan pipi bagian belakang bawah kanan sejak 3 hari
lalu. Bengkak diawali rasa nyeri pada gigi belakang kanan bawah.
Pasien sudah meminum obat anti nyeri dari apotek. namun bengkak
bertambah besar. Saat ini pasien tidak demam.
Pada pemeriksaan vital sign TD=120/80 mmHg. N= 76 x/m. RR=
18x/mnt.
Pemeriksaan intra oral didapatkan gigi 46 karies perforasi, teradapat
pendangkalan pada vestibulum di regio gigi 45-47, warna kemerahan
dan tampak fistel pada puncaknya. pada gigi 46 pemeriksaan perkusi
dan druk didapatkan nyeri dan test vitalitas (-). Pada palpasi vestibulum
regio tersebut teraba lunak dan fluktutif, Radiografi panoramik
menunjukkan gambaran radiolusen batas difus pada apikal 46 dengan
radiolusent dari mahkota hingga pulpa. Pasien tidak ada riwayat
penyakit sistemik.

Apakah diagnosis dari kasus tersebut?


Bagaimanakah penatalaksanaan pada kasus tersebut?
Jelaskan tahapan tindakan bedah pada kasus tersebut!
Bagaimana instruksi pasca tindakan pada kasus tersebut?

SKENARIO (VII)

Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke RSGM dengan keluhan


gigi goyang, riwayat 1 hari yang lalu setelah terjatuh dari sepeda motor,
wajah terbentur stang motor. 1 gigi depan rahang atasnya goyang, nyeri
bila menggigit, tidak ada riwayat pingsan. Pemeriksaan ekstra oral
tampak edema batas difus pada labialis superior, tidak tampak laserasi.
Pemeriksaan intra oral tampak oklusi baik, gigi 12 goyang derajat 2,
nyeri saat ditekan, tidak ada floating maksila, tidak ada unstable
mandibula. Radiografi panoramik tampak pelebaran periodontal space
pada gigi 21, tidak ada garis fraktur.

Apakah diagnosis dari kasus tersebut?


Sebutkan alat dan bahan untuk fiksasi gigi tersebut!
Verbalkan teknik fiksasi menggunakan Essig's wiring!
Bagaimanakah instruksi pasca tindakan tersebut?

SKENARIO (VIII)

Seorang perempuan berusia 73 tahun di rujuk dari Departemen


Prosthodonsia RSGM untuk persiapan pembuatan gigi tiruan. saat ini
keluhan pasien terdapat tonjolan pada rahang bawah bagian depan.
Tonjolan dirasakan ada sejak 4 bulan yang lalu setelah pasien
mencabutkan gigi depan rahang bawah, tonjolan tersebut terasa nyeri
saat makan. Pada pemeriksaan intra oral didapatkan tonjolan tulang di
regio post ekstraksi gigi 32, 31, 41, 42 warna pucat dengan tepi
kemerahan, pembengkakan (-), nyeri tekan (+). Tidak ada riwayat darah
tinggi dan diabetes mellitus.

Diagnosis kasus tersebut?


Bagaimanakah penatalaksanaan kasus tersebut?
Apa indikasi penatalaksanaan kasus di atas?
Komplikasi apa yang mungkin terjadi pada tindakan tersebut?
Bagaimana instruksi pasca tindakan pada kasus tersebut?

Anda mungkin juga menyukai