14 - B11109997 (FILEminimizer) ..Ok 1-2
14 - B11109997 (FILEminimizer) ..Ok 1-2
Disusun Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
HALAMAN JUDUL
MAKASSAR
OLEH:
B 11109 997
SKRIPSI
Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
vii
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan penelitian ................................................................ 6
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penilitian ................................................................ 51
B. Jenis Dan Sumber Data .................................................... 51
C. Teknik Pengumpulan Data................................................ 52
D. Analisis Data ..................................................................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 78
B. Saran .............................................................................. 78
DAFTAR PUSTAKA
x
BAB I
PENDAHULUAN
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan.1
manapun.
1
UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 1 angka (2)
1
yang dianggap relevan yang dapat dipergunakannya untuk
memiliki daya beli yang tinggi tanpa mengecek apakah yang barang
2
perhatiannya dari hak dan kewajiban seorang konsumen dalam hal
peraturan pemerintah.
3
sebagai penyempurnaan Standar Industri Indonesia (SII)
sebagaimana ditentukan.
kandungan bumi dan tidak ada lagi kegiatan usaha menyuplai air
4
yang menggunakan air PDAM merupakan konsumen PDAM. Hal ini
5
Dalam pelaksanaannya, seringkali terjadi berbagai masalah
B. Rumusan Masalah
berikut :
C. Tujuan Penelitian
6
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Kelsen, General Theory, op. Cit, hal 21.
3
Hidayat 1986.
8
artinya berhasil, sedang efektivitas menurut bahasa ketepatan
4
Plus A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, 1994, hlm.
128
5
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung, 2010, hlm.89
6
http://dansite.wordpress.com/2009/03/pengertian-efektivitas/education,business,
communication, and information diakses pada tanggal 24 Mei 2013 pukul 19:25 Wita
7
Ibid.
9
yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut
8
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2007, hlm. 62
9
Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang, UMM Press,
2009, hlm.34
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Jakarta, Rajawali Pres,
1983, hlm.7
10
hukum, termasuk para penegak hukumnya. Sehingga dikenal suatu
asumsi bahwa:
aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati’. Tentu saja, jika suatu
dapat dikatakan aturan yang ditaati itu efektif, tetapi kita masih
ini12.
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
(Judicialprudence): termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence) Volume 1
Pemahaman Awal, Jakarta, 2009, Kencana Prenada Media Group, hlm.385
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, Bandung, 1996, Rajawali Press, hlm.20
11
yang dikemukakan oleh Allot. Mengenai efektivitas hukum, yang
mengemukakan:13
13
Achmad Ali, op.cit., hlm.385
12
merupakan makna butir kata tersebut? Menurut Allot, tidak ada satu
istilah pun, yang hanya mempunyai satu fungsi yang tetap dan
tidak berubah. Di sinilah kesulitan pendefinisian hukum, yang juga
merupakan salah satu faktir yang cukup memengaruhi ketaatan
hukum dan efektivitas hukum.
a. Kaidah Hukum
sebagai berikut:
13
3) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu sesuai dengan cita
b. Hukumnya Sendiri
masing-masing orang. Menurut Achmad Ali apa yang adil bagi si Baco
Mengenai faktor hukum dalam hal ini dapat diambil contoh pada
14
Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan hakim dalam
hukum tersebut.
c. Penegak Hukum
Dalam hal ini akan dilihat apakah para penegak hukum sudah
tidak mau, suka atau tidak suka harus patuh pada aturan-aturan yang
15
d. Faktor Masyarakat
penegak hukum.
14
http://www.tj’sblog.com diakses pada 24 Mei 2013 pukul 19:19 wita.
16
Salah satu akibatnya adalah bahwa baik buruknya hukum
a. Kebudayaan
17
Faktor kebudayaan sebenarnya bersatu padu dengan faktor
menjadi inti dari kebudayaan spiritual atau non material. Hal ini
abstrak mengenai apa yang dianggap baik (hingga dianuti) dan apa
15
ibid
16
Ibid
18
3. Nilai kelanggengan/konservatisme dan nilai kebaruan/
inovatisme.
17
Pasal 1 angka (2) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
18
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2011, hal. 4
19
Pengertian konsumen sesungguhnya dapat terbagi dalam
tiga bagian:19
tertentu;
19
http://repository.usu.ac.id/bitstream/chapterII.pdf. diakses pada 22 Mei 2013
20
Istilah lain yang agak dekat dengan konsumen adalah
all”.20
menyebutkan bahwa:
21
of whether the seller, supplier or producer is a public a private
entity, acting or collectively.
Artinya:
Konsumen diartikan tidak hanya individu (orang), tetapi juga suatu
perusahaan yang menjadi pembeli atau pemakai terakhir. Adapun
yang menarik di sini, konsumen tidak harus terikat dalam hubungan
jual beli sehingga dengan sendirinya konsumen tidak identik
dengan pembeli.
22
Dari berbagai studi yang dilakukan berkaitang dengan
bagi keperluan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain dan
lainnya.
27
A.Z. Nasution,Hukum Perlindungan Konsumen: Suatu Penganta, hlm.71.
23
produk barang dan/atau jasa di pasaran, telah menuntut pula
28
C. Tantri D. sulastri, Gerakan Organisasi Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia, Jakarta, 1995, hlm.18
Gunawan Widjaja dan Achmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, hlm27
30
Ibid, hlm. 27-28
24
Hak konsumen di Indonesia sebagaimana tertuang dalam
yakni:
25
Hal tersebut dimaksudkan agar konsumen sendiri dapat
31
N.H.T Siahaan, Hukum Konsumen, Perlindungan Konsumen dan Tanggungjawab
Produk, Pantai Rei, Jakarta, 2005, hlm.42
32
Ibid, hlm.42
26
6. Hubungan Konsumen Dan Produsen
stu perjanjian secara tidak langsung, hal itu terjadi karena antar
27
agar masyarakat tidak dirugikan dan kualitasnya terjamin. Adanya
Indonesia
35
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, ibid, hlm.19-20
28
b. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene;
c. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah;
d. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal;
e. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan;
f. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
g. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang
Ketenagalistrikan;
h. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang
dan Industri;
i. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
j. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Agreement
Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);
k. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas;
l. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;
m. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan;
n. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas
Undang-undang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987;
o. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten;
p. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1989 tentang Merek;
q. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
r. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran;
s. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang
Ketenagakerjaan;
t. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
29
pohon hukumnya, yaitu merupakan bagian dari “jangkauan
dagang.
penuh dari batang ilmu hukum. Dalam dunia ilmu hukum sering
30
timbulnya kerugian bagi pihak pesaing maupun tersaing dan
juga konsumen.
31
menyebabkan mengapa hukum konsumen lambat
itu seperti yang dinyatakan oleh Lowe, yakni : …rules of law which
36
Shidarta, Op.Cit, hlm.9
37
Ibid, hlm.23
32
perlindungan konsumen adalah dua bidang yang sulit dipisahkan
adalah:38
33
kepentingan hukum (hak-hak) konsumen. Bagaimana hak-hak
34
kepada konsumen, maka hukum perlindungan konsumen tiada lain
d, UU).
41
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2010, hlm.6
35
Perlindungan konsumen merupakan bagian tak terpisahkan
dari kegiatan bisnis yang sehat. Dalaam kegiatan bisnis yang sehat
konsumen.42
36
meniadakan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan Pelaku
internasional, yaitu:46
44
Ahmadi Miru, Sutarman Yodo, Perlindungan Hukum Konsumen, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hlm. 1.
45
Shidarta, Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 2006, hlm 207.
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT.
Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, 2000, hlm. 2
37
dengan perlindungan yang diberikan hukum terhadap hak-hak
konsumen.
sebagai berikut:49
47
A.Z. Nasution, Op.Cit, hlm. 65
48
Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 22.
Wahyu sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,
Universitas lampung, Bandar Lampung, 2007, hlm.31
38
a. Memberikan hak dan kewajiban, dan
ganti kerugian.
pelaksananya.50
sebagai berikut:51
50
Abdoel Djamali, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta, 2006, hlm.3
51
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Suatu Pengantar, Liberty, Jakarta, 1996,
hlm.5-6
39
Bahwa asas hukum bukan merupakan hukum kongkrit, melainkan
merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan
latar belakang peraturan yang kongkrit yang terdapat dalam dan di
belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan
perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum
positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat atau ciri-
ciri yang umum dalam peraturan kongkrit tersebut.
Sejalan dengan pendapat Sudikno, Satjipto Rahrdjo
hukum serta tata hukum.52 Asas hukum ini ibarat jantung peraturan
52
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, hlm.87
53
Ibid, hlm.85
40
berkaitan dengan Perlindungan Konsumen, hal ini terkandung
1. Asas Manfaat
kehidupan berbangsa.
2. Asas Keadilan
41
(produsen) dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan penunaian
3. Asas Keseimbangan
42
sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengancam ketentraman
kepastian hukum.
dan
43
Asas keamanan dan keselamatan konsumen yang
54
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2008, hlm.28
44
Tujuan perlindungan konsumen, sebagaimana termaksud dalam
55
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Cetakan
Kedua, PT. Toko Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2002, hlm.25
45
yang diarahkan untuk tujuan kpeastian hukum tercermin dalam
rumusan huruf d.
unit usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi
daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor
Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Pasal 1 angka 3,
56
http://www.wikipedia.com diakses pada 24 Mei 2013 pukul 22:45 wita
57
ibid
46
Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah
minum.
prakteknya sering menemui air bersih dari PDAM yang tidak memenuhi
standar air minum/ air bersih, yaitu air yang bau dan kotor dalam
konsumen.
47
Keengganan masyarakat sebelum diundangkannya Undang-
2. Praktek peradilan yang tidak lagi sederhana atau cepat dan biaya
ringan;
dengan seseorang atau badan hukum lain mengenai aliran air minum
48
ketentuan-ketentuan publik, yaitu peraturan-peraturan yang
Indonesia.
dalam hal pengadaan air bersih yang dilakukan oleh PDAM. Oleh
pelayanan air bersih sesuai standar air bersih. Selain dari larangan
produk itu sendiri yang tidak memenuhi syarat, juga Pasal 8 UUPK ini
49
Undang-undang perlindungan konsumen tidak hanya
konsumen, yaitu:
50