Anda di halaman 1dari 4

Pohon Ara yang Tidak Berbuah bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri”

(1 Petrus 2:9). Tetapi Allah pernah kecewa dengan


gagalnya bangsa Israel sebagai pohon anggur untuk
Lukas 13:1-9
berbuah. Oleh sebab itu, janganlah kita mengira
bahwa perumpamaan yang dikisahkan Yesus ini
Apabila Anda teliti dan tekun membaca Alkitab,
hanya ditujukan kepada orang Israel saja, dan tidak
maka bisa jadi pada saat membaca perikop ini, Anda
ada sangkut-pautnya dengan kita. Melalui
akan langsung teringat pada sebuah nyanyian nabi
perumpamaan ini, marilah kita kembali merenungkan
Yesaya tentang kebun anggur (Yesayal 5), yaitu
bahwa keberadaan kita sebagai orang percaya,
Ratapan mengenai umat Israel yang digambarkan
semata-mata karena belas kasihan Allah. Apa yang
seperti pohon anggur yang gagal menghasilkan buah.
dilakukan pemilik kebun ini atas pohon ara ini?
Ratapan inilah yang mengilhami Yesus dalam
Seperti dalam pendahuluan saya akan
mengisahkan perumpamaan pada perikop ini.
membandingkannya dengan Yesaya 5. Ada
seseorang yang mempunyai kebun anggur di lereng
Di sepanjang sejarah, bangsa Israel dikenal sebagai
bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang
bangsa yang menganggap diri mereka superior.
batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok
Mereka merasa lebih unggul dari semua bangsa
anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di
lainnya, selalu menganggap diri benar karena mereka
tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat
adalah umat pilihan Allah. Melalui perumpamaan
memeras anggur; lalu dinantikannya supaya kebun
pohon ara yang tidak berbuah dan ratapan mengenai
itu menghasilkan anggur yang baik, tetapi yang
kebun anggur ini, saya ingin mengajak Anda untuk
dihasilkannya ialah buah anggur yang asam (ayat 1
membayangkan sebuah kebun anggur atau pohon ara
dan 2). Pemilik kebun sudah melakukan yang terbaik
dan membahas tiga hal yang penting untuk disimak.
kebunnya. Jadi apakah kita memiliki alasan untuk
menyalahkannya atas kegagalan itu? Bangsa Israel
sebagai pokok anggur yang ditanam Allah telah
mengecewakan hati-Nya dengan menghasilkan buah
anggur yang asam, mereka gagal untuk menjadi
berkat bagi segala bangsa.
Pemilik Kebun

Daerah Palestina dikenal sebagai wilayah


pegunungan yang subur. Di sana sangat mudah kita Tetapi kini, sang pemilik kebun menanam sebuah
jumpai berbagai pohon buah-buahan, seperti pohon pohon ara yang kemudian dipilih untuk dirawat
zaitun, pohon delima, pohon anggur, pohon ara, dan dengan baik di dalam kebun anggurnya. Ia berharap
sebagainya. Karena kondisi tanah yang baik ini, agar pohon ara ini dapat menghasilkan buah.
maka pohon ara pun bertumbuh dengan subur di Sayangnya, Alkitab mencatat bahwa pohon ara ini
mana-mana. Ingatkah Anda, tatkala Yesus bersama juga mengecewakannya.
murid-murid-Nya dalam perjalanan dari Betania ke
Yerusalem dan mereka menemukan sebuah pohon Pemilik kebun berkata: “sudah tiga tahun aku datang
ara di tepi jalan? Sayangnya, pohon ara itu tidak mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak
menghasilkan buah, kemudian Yesus mengutuk menemukannya.” Pada tahun pertama, ia tidak
pohon ara itu sehingga pohon itu menjadi kering. menemukan buah ara, tetapi ia masih dapat
memakluminya. Mungkin pohon ara ini masih terlalu
Pohon ara yang disebutkan dalam perikop ini tidak muda untuk menghasilkan buah. Pada tahun kedua, ia
sama dengan pohon ara di tepi jalan itu. Dalam kembali tidak menemukan buah. Sangkanya,
perumpamaan ini, pohon ara ini secara khusus dipilih mungkin kurang pupuk atau ada hambatan lain. Lalu
oleh pemilik kebun serta ditanam di dalam kebun ia menambahkan pupuk, menyingkirkan hal-hal yang
anggurnya. Pemeliharaan khusus disediakan oleh mungkin menghambat pertumbuhan pohonnya
pemilik kebun. Hal ini mengingatkan kita bahwa dengan mencangkul tanah di sekitar pohon serta
bangsa Israel adalah umat pilihan Allah, mereka membuang batu-batu di sekelilingnya. Pada tahun
diangkat menjadi anak, dan mereka menerima ketiga, ia tetap tidak mendapati buah pada pohon
kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum aranya. Dengan demikian jelaslah bahwa masalahnya
taurat, dan ibadah dan janji-janji. Mereka adalah bukanlah kurangnya perhatian dari sang pemilik
keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan kebun, kurang baik kualitas tanah, kurang banyaknya
Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia (Roma pemberian pupuk atau kondisi sekelilingnya yang
9:4,5). Kita sebagai orang-orang kepunyaan Allah, tidak mendukung. Dalam hal ini persoalannya
Anda dan saya, mendapat perhatian khusus, terletak pada pohon ara itu sendiri.
pemilihan khusus dari Tuhan untuk menjadi anak-
anak-Nya. Seperti apa yang dikatakan Rasul Petrus: Allah telah berkali-kali memeringatkan umat Israel
“kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, melalui para nabi dan hamba-Nya supaya mereka
menjadi pohon yang senantiasa berbuah lebat, berhenti sejenak di depan sebuah patung pahlawan
sehingga mereka menjadi berkat bagi bangsa lain. yang didirikan di tengah-tengah taman itu, lalu anak
Tetapi mereka mandul secara rohani. Tuhan berharap itu bertanya, “ayah, engkau begitu baik, mengapa
agar mereka menghasilkan buah pertobatan, buah orang tidak membuat patung ayah, lalu diletakkan di
keadilan, dan buah kasih; tetapi yang Dia dapati pada taman ini?” Sang ayah menjawab: “anakku,
mereka adalah buah kebencian, kedengkian serta pertanyaanmu sangat baik. Hal yang Ayah kuatirkan
penolakan atas diri Yesus, anak Allah, Sang Mesias adalah jika engkau bertanya ‘mengapa ada patung
yang diutus ke dunia ini. Ayah di sini?’ Apabila Ayah menjadi patung,
bukankah itu merupakan pertanda bahwa Ayah sudah
Kita berada dalam suatu lingkup pemeliharaan Allah, mati, sehingga Ayah tidak dapat mendengar keluh
dengan segala kelimpahan berkat-Nya melalui kesahmu, kita tidak bisa berjalan-jalan dengan santai
keleluasaan beribadah, melayani, serta bersaksi bagi seperti saat ini?” Saya prihatin melihat banyak orang
Tuhan di negara kita ini. Allah menuntut kita untuk Kristen yang rela berperan sebagai sebuah patung
menghasilkan buah yang dapat menjadi berkat bagi yang hanya terpajang indah di suatu tempat. Mereka
orang lain. Tetapi kita pun akan mengecewakan tidak rela hidup sebagai orang Kristen yang dinamis
Allah, sang pemilik kebun, apabila Dia tidak demi orang lain. Pun mereka tidak rela untuk
mendapati buah dalam hidup kita. menjalankan peran sebagai orang yang menghasilkan
buah yang baik demi kebaikan sesama.
Pohon Ara
Yesus pernah mengingatkan bahwa pohon yang baik
Di dalam Alkitab, seringkali pohon dipakai untuk menghasilkan buah yang baik, dan pohon yang buruk
melukiskan keadaan manusia. Seperti dalam Mazmur menghasilkan buah yang buruk pula. Tetapi pohon
1, dikatakan bahwa orang yang merenungkan Taurat ara dalam perumpamaan Yesus ini, selain tidak dapat
Tuhan siang dan malam seperti pohon yang ditanam menghasilkan buah yang baik, ia pun tidak dapat
di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada menghasilkan buah yang buruk. Pohon ara ini telah
musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja menyia-nyiakan tanah di kebun anggur tuannya.
yang diperbuatnya berhasil. Demikian pula dalam Seandainya ia berbuah buruk, orang lain bisa segera
Yehezkiel 17:8 dikatakan bahwa orang yang melihat serta menjauhinya. Tetapi ia tidak
mengandalkan Tuhan seperti pohon yang ditanam di menghasilkan satu pun buah, sehingga orang lain
tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi tidak dapat mengenali keadaannya. Bahkan ia selalu
batang air, dan yang tidak mengalami datangnya mengecewakan orang yang datang untuk melihat
panas terik, yang daunnya tetap hijau, tidak kuatir keadaannya.
dalam tahun kering, dan tidak berhenti menghasilkan
buah.

Mari kita lihat pohon ara yang disebutkan Yesus Kebun anggur disediakan untuk menanam pohon
dalam perumpamaan ini, ia adalah sebuah pohon anggur, tetapi sang pemilik kebun memberi
yang tidak berbuah. Pohon yang berdaun rimbun kesempatan pada sebatang pohon ara untuk ditanam
tanpa buah, apakah gunanya? Daun adalah pertanda dan bertumbuh di sana. Sungguh sayang kesempatan
hidupnya sebuah pohon, pertanda bahwa pohon itu untuk bertumbuh di tanah yang baik ini disia-
dapat dan akan menghasilkan buah. Saat ini, tidak siakannya dengan tidak menghasilkan apa-apa.
sedikit orang Kristen memiliki kondisi yang sama
dengan pohon ara ini. Mereka berada pada keadaan Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang berada
stagnan, berhenti melanjutkan rangkaian hidup di luar anugerah keselamatan Allah, tetapi kita yang
mereka pada tahap berbuah dengan fenomena daun tergolong orang non-Yahudi dpilih secara khusus
rimbun saja. Ada orang yang berhasil mewujudkan untuk menjadi anak-anak-Nya. Kesempatan dan
penampakan lahiriah Kristianinya, seperti cara penghargaan yang diberikan oleh Allah ini adalah
berpakaian, tutur bahasa yang dapat dengan wujud anugerah-Nya yang besar bagi kita. Oleh
mudahnya mengeluarkan kalimat-kalimat rohani karena itu, sungguh sayang apabila kita menyia-
yang indah. Tetapi mereka tidak memiliki wujud nyiakan anugerah itu dengan tidak menghasilkan
hidup sejati dari batin yang diperkenan Allah. buah bagi Dia. Untuk dapat menghasilkan buah yang
Mereka sanggup mengelabui pendeta dan saudara lebat demi Tuhan kita serta menghasilkan berkat bagi
seiman dengan kedok yang sempurna. Tetapi mereka orang lain, pertama-tama kita harus menghasilkan
sama sekali tidak mengizinkan orang lain memasuki buah pertobatan, dengan mengakui dosa-dosa kita
atau mengusik kehidupan pribadi mereka. dan menundukkan diri di dalam pemeliharaan-Nya.

Pada suatu hari, seorang ayah dan anak laki-lakinya


sedang berjalan-jalan di sebuah taman. Mereka
kemudian sambil bersujud ia berdoa untuk memohon
agar Tuhan mencukupi kebutuhan makanan orang-
Pengurus Kebun orang yang sedang kelaparan. Ia bukan jenis orang
yang berdoa untuk keselamatan anggota keluarganya,
Dalam perumpamaan ini, kita melihat figur sang tetapi perilaku serta tutur kata dalam kehidupannya
pengurus kebun yang bekerja dengan rajin, serta sehari-hari menjadi batu sandungan bagi mereka. Ia
penuh kasih dan kesabaran. Demi pohon ara itu, ia bukan pula tipe orang Kristen yang selalu mendoakan
mengajukan permohonan kepada sang pemilik kebun kebutuhan gereja tanpa pernah memberikan
demikian: “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini persembahan, padahal ia tahu dengan pasti bahwa
lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan gereja membutuhkan dana pelayanan. Pengurus
memberikan pupuk kepadanya, mungkin tahun depan kebun ini tidak hanya memohon, tetapi ia segera
ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” Ternyata bertindak. Dalam perikop ini kita melihat ada dua
kesempatan yang diberikan oleh pemilik kebun telah pekerjaan tambahan yang harus dilakukannya.
diberikan sebanyak tiga kali, sampai pada tahun Pertama, ia mencangkul tanah di sekelilingnya untuk
ketiga pohon ara itu tidak berbuah juga, dan tiga kali melonggarkan, kedua, ia menambahkan pupuk.
itu pulalah ia mengecewakan pemilik kebun. Masuk Tujuannya adalah agar tanah itu mampu menerima
akal apabila pemilik kebun itu hendak menebang curahan air dengan lancar, dan pupuk dapat
pohon ara ini, walaupun pengurus kebun yang sabar mendorong agar pohon ara itu sehat dan dapat
ini masih merasa sayang pada pohon ini. menghasilkan buah.

Semua ini mengingatkan kita akan seringnya kita Sepantasnya kita menaikkan pujian syukur kepada
mengecewakan hati Tuhan, menyedihkan hati-Nya Allah, atas segala keadaan yang menunjang
dengan tidak mendengarkan suara-Nya. Kita lebih pertumbuhan kerohanian kita. Kita memiliki Alkitab
sering mengikuti suara hati kita sendiri. Allah sebagai Firman Tuhan, yang dengan bebas dapat kita
memanggil kita untuk bertobat dan berbalik pada- baca kapan dan di mana saja. Kita masih memiliki
Nya, tetapi tahun demi tahun kita mengacuhkan Dia keleluasaan untuk beribadah kepada Tuhan dalam
dengan mengeraskan hati. Dia memanggil kita untuk jemaat di Indonesia. Kita memiliki hamba-hamba
menyerahkan seluruh hidup kita hanya pada-Nya, Tuhan sebagai bapak atau ibu rohani kita. Kita masih
namun dengan seribu satu macam dalih kita menunda dapat dikoreksi oleh Firman Tuhan yang mencangkul
waktu untuk segera merespons panggilan itu. Syukur seluruh kendala pertumbuhan rohani kita. Kita juga
kepada Allah, Dia yang panjang sabar terus mengonsumsi Firman Tuhan sebagai makanan rohani
menunggu kita tahun demi tahun, yang terus diberikan bagi pertumbuhan kerohanian
kita. Sebab itu, tidak ada alasan kita untuk gagal
berbuah bagi Dia.

Dia tetap menaruh harapan bahwa mungkin musim


semi ini, kita akan berbunga mekar, dan tidak lama
lagi akan menghasilkan buah. Apakah kita masih Memang ada kalanya kenyataan tidak sesuai dengan
ingin berlama-lama mengecewakan hati Allah? harapan. Sering kali kita gagal memenuhi harapan
Sudah berapa lamakah kita telah membuat Dia Allah. Persoalannya bukan pada keadaan atau pada
menunggu respons kita? Mari kita masing-masing, di Tuhan, atau pada orang lain, melainkan pada diri kita
hadapan Allah yang maha tahu, menghitung kembali sendiri. Hari ini, Tuhan masih menyediakan
waktu-waktu yang telah terbuang tanpa kesempatan bagi saya dan Anda, dan kita tidak boleh
menghasilkan buah. menyia-nyiakan berkat dan kesabaran Allah yang
tidak berujung.
Pemilik kebun meminta pengurus kebunnya untuk
menebang pohon ara itu, supaya ia tidak perlu lagi Memang Yesus tidak mengakhiri kisah
mengurusinya. Tetapi sang pengurus kebun masih perumpamaan ini dengan menceritakan nasib pohon
berjuang keras agar pohon ara itu berbuah. Padahal ara itu. Yang menjadi fokus perumpamaan ini adalah
sebenarnya jalan yang paling mudah, praktis dan kerja keras pengurus kebun untuk mengusahakan
ekonomis adalah menebang pohon ara itu. agar pohon ara ini dapat menghasilkan buah.

Ketika mengajukan permohonan, sang pengurus


kebun ini telah memersiapkan rencana yang matang
sehingga ia dapat segera bertindak. Dengan penuh Untuk Direnungkan
harapan ia ingin melakukan pekerjaan ekstra untuk
pohon ara ini. Ia mencangkul tanah di sekelilingnya, Oktober 1989, pada saat itu kota San Fransisco di
menambahkan pupuk secukupnya. Ia sama sekali Amerika digemparkan dengan terjadinya gempa
bukan tipe orang kaya yang menutup gudang bumi yang dahsyat. Ketika itu saya berada di Los
makanannya pada masa bencana kelaparan, Angeles dalam rangka studi lanjut. Itulah pertama
kalinya dalam hidup saya, saya merasakan
guncangan gempa bumi. Para penduduk California
sudah terbiasa dengan gempa. Akhirnya kedahsyatan
gempa bumi itu menjadi rumor yang hangat
dibicarakan. Banyak diadakan berbagai forum
diskusi mengenai hal ini, bahkan di seminari tempat
saya belajar, saya banyak mendengar berita itu
dikaitkan dengan dosa orang di San Fransisco yang
terlalu besar. Di sana homoseksualitas dilakukan
dengan terang-terangan, bahkan kita dapat melihat
bendera warna-warni indah bagaikan pelangi yang
dipasang di rumah atau apartemen para pasangan
gay. Mungkin bagi kita mudah untuk berkata bahwa
mereka layak dihukum dengan bencana gempa bumi,
karena dosa mereka terlalu besar.

Izinkan saya mengutip perkataan Yesus sebagai suatu


peringatan keras bagi saya dan Anda, “sangkamu
bahwa orang-orang yang terkena musibah gempa
bumi itu lebih besar dosanya daripada kita yang
hidup dengan damai di kota yang tidak terkena
bencana?” Tidak! Apabila kita tidak bertobat, kita
akan mengalami penghukuman yang sama dengan
mereka.

Selagi masih diberikan kesempatan untuk bertobat,


selagi masih ada waktu untuk melayani, marilah kita
giat dalam menghasilkan buah bagi Allah. Kita tidak
boleh memermainkan kesabaran Allah sehingga Dia
harus menghukum kita dengan kapak tajam-Nya,
seperti pohon ara yang tidak berbuah, yang siap
ditebang karena tidak berguna bagi pemiliknya.

Anda mungkin juga menyukai