Pohon Ara Yang Tidak Berbuah
Pohon Ara Yang Tidak Berbuah
Mari kita lihat pohon ara yang disebutkan Yesus Kebun anggur disediakan untuk menanam pohon
dalam perumpamaan ini, ia adalah sebuah pohon anggur, tetapi sang pemilik kebun memberi
yang tidak berbuah. Pohon yang berdaun rimbun kesempatan pada sebatang pohon ara untuk ditanam
tanpa buah, apakah gunanya? Daun adalah pertanda dan bertumbuh di sana. Sungguh sayang kesempatan
hidupnya sebuah pohon, pertanda bahwa pohon itu untuk bertumbuh di tanah yang baik ini disia-
dapat dan akan menghasilkan buah. Saat ini, tidak siakannya dengan tidak menghasilkan apa-apa.
sedikit orang Kristen memiliki kondisi yang sama
dengan pohon ara ini. Mereka berada pada keadaan Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang berada
stagnan, berhenti melanjutkan rangkaian hidup di luar anugerah keselamatan Allah, tetapi kita yang
mereka pada tahap berbuah dengan fenomena daun tergolong orang non-Yahudi dpilih secara khusus
rimbun saja. Ada orang yang berhasil mewujudkan untuk menjadi anak-anak-Nya. Kesempatan dan
penampakan lahiriah Kristianinya, seperti cara penghargaan yang diberikan oleh Allah ini adalah
berpakaian, tutur bahasa yang dapat dengan wujud anugerah-Nya yang besar bagi kita. Oleh
mudahnya mengeluarkan kalimat-kalimat rohani karena itu, sungguh sayang apabila kita menyia-
yang indah. Tetapi mereka tidak memiliki wujud nyiakan anugerah itu dengan tidak menghasilkan
hidup sejati dari batin yang diperkenan Allah. buah bagi Dia. Untuk dapat menghasilkan buah yang
Mereka sanggup mengelabui pendeta dan saudara lebat demi Tuhan kita serta menghasilkan berkat bagi
seiman dengan kedok yang sempurna. Tetapi mereka orang lain, pertama-tama kita harus menghasilkan
sama sekali tidak mengizinkan orang lain memasuki buah pertobatan, dengan mengakui dosa-dosa kita
atau mengusik kehidupan pribadi mereka. dan menundukkan diri di dalam pemeliharaan-Nya.
Semua ini mengingatkan kita akan seringnya kita Sepantasnya kita menaikkan pujian syukur kepada
mengecewakan hati Tuhan, menyedihkan hati-Nya Allah, atas segala keadaan yang menunjang
dengan tidak mendengarkan suara-Nya. Kita lebih pertumbuhan kerohanian kita. Kita memiliki Alkitab
sering mengikuti suara hati kita sendiri. Allah sebagai Firman Tuhan, yang dengan bebas dapat kita
memanggil kita untuk bertobat dan berbalik pada- baca kapan dan di mana saja. Kita masih memiliki
Nya, tetapi tahun demi tahun kita mengacuhkan Dia keleluasaan untuk beribadah kepada Tuhan dalam
dengan mengeraskan hati. Dia memanggil kita untuk jemaat di Indonesia. Kita memiliki hamba-hamba
menyerahkan seluruh hidup kita hanya pada-Nya, Tuhan sebagai bapak atau ibu rohani kita. Kita masih
namun dengan seribu satu macam dalih kita menunda dapat dikoreksi oleh Firman Tuhan yang mencangkul
waktu untuk segera merespons panggilan itu. Syukur seluruh kendala pertumbuhan rohani kita. Kita juga
kepada Allah, Dia yang panjang sabar terus mengonsumsi Firman Tuhan sebagai makanan rohani
menunggu kita tahun demi tahun, yang terus diberikan bagi pertumbuhan kerohanian
kita. Sebab itu, tidak ada alasan kita untuk gagal
berbuah bagi Dia.