Anda di halaman 1dari 2

Yohanes 15:1-8

Judul: Tinggal dalam Tuhan

Cara Yesus menjelaskan memang luar biasa. Yesus memakai berbagai metode
agar para pendengar-Nya dapat memahami dengan baik. Salah satunya adalah
perumpamaan.

Secara sederhana perumpamaan berarti gambaran. Sebagai sebuah gambaran,


Yesus berharap bahwa para pendengar-Nya mampu mengerti kebenaran
firman, maka pastilah yang dipilih adalah contoh yang dapat dikenali para
pendengar saat itu. Kali ini Yesus mengajar dengan mengambil gambaran
pohon anggur.

Dalam perumpamaan ini Yesus menyamakan diri-Nya dengan pohon anggur


(1). Pohon yang bertumbuh pastilah mengeluarkan ranting dari cabang-
cabangnya, dan ranting itu adalah para pengikut Yesus (5). Ranting akan selalu
diperhatikan oleh Sang Bapa, yang digambarkan seperti tukang kebun. Ranting
yang baik akan menghasilkan buah anggur yang baik. Sebaliknya, ranting yang
tidak baik, yang tidak berbuah, akan dipotong dan dibakar (2, 6). Ranting
semacam ini tidak berguna dan hanya membebani pohon anggur. Agar mampu
menjadi ranting yang baik, ranting harus menempel pada pokok anggur.

Yesus menjelaskan bahwa menempel pada pokok anggur bermakna tinggal di


dalam Tuhan. Tinggal di dalam Tuhan berarti hidup bergaul dan menghidupi
firman Tuhan. Pada saat menempel, ranting akan diperlengkapi sedemikian
rupa oleh pokoknya hingga mampu berbuah lebat. Ranting yang mampu
menghasilkan buah inilah yang layak disebut murid-murid Yesus.

Buah selalu memberi manfaat bagi manusia yang memakannya, bukan bagi
rantingnya sendiri. Panggilan seorang Kristen sebagai ranting yang
menghasilkan buah adalah untuk bermanfaat bagi orang lain. Marilah kita
renungkan, apakah kehadiran kita telah menghasilkan manfaat yang baik atau
tidak? Agar bermanfaat bagi orang lain, kita harus terlebih dahulu tinggal di
dalam Tuhan. Pengalaman menunjukkan bahwa mengandalkan kekuatan kita
sendiri hanya membuat kita memanfaatkan orang lain demi kepentingan diri
kita. Jika demikian, layakkah kita disebut murid-murid Yesus?

Anda mungkin juga menyukai