Anda di halaman 1dari 4

”RELASI TANPA BATAS” (slaid 1)

Yohanes 17:18-24 (slaid 2,3,4,5)

Ilustrasi : dunia perfileman secara khusus untuk filem superhero, akhir-akhir ini kemunculan
mereka sudah tidak individu lagi, tetapi berkelompok. (slaid 6)Cintohnya (x-men, the avengers,
the guardians of the galaxy, dls), tujuannya adalah supaya mereka bersatu menjadi tim yang
kuat dan dapat mengalahkan musuh-musuh mereka.

Seperti halnya bangsa Indonesia, (slaid 7)dengan selogan bersatu kita teguh, bercerai kita
runtuh. Sehingga dalam usaha melawan penjajah semangat ini yang mereka bangun dengan visi
yang satu yaikut untuk kemerdekaan, maka dapat tewujud kemerdekaan indonia. Saya yakin yang
mengikat mereka adalah cinta mereka terhadap tanah air sehingga mereka berani untuk menjadi
satu dari berbagai suku bangsa untuk menyatukan kekuatan dan melawan pejajah saat itu.

Coba perhatikan lidi ini. Kalau satu mudah sekali untuk di patahkan dan coba kalau lidi ini diikat
oleh pengikat yangkuat, pasti akan kuat dan gak mudah patah.

Kesatuan itu menjadi penting ketika situasi modern hari ini ditambah lagi situasi pandemic yang
membentuk pribadi (slaid 8) (dari anak-anak sampai orang dewasa) menjadi pribadi yang
individualistis. Relasi mulai dingin, kebersamaan sudah mulai bubaran, antara anak-orang tua,
antara orangtua-anak, antara kaka-adek, antara teman-sahabat, antara jemaat – ke jemaat. (kalau
udah main hp, hem lupa semua, apalagi udah main games, yang lain ada di depannya dia gak
atau kalau didepannya itu ada orng.

(slaid 9-10)Hasil surve yang dilakukan gereja tentang kehangatan berjemaat. – melalui surve
ini gereja dan kita orang percaya sedang diuji kesatuannya, kehangatannya, kesetiaanya,
kasihnya kepada Tuhan dan sesame.

Dalam konteks yang hamper mirip. Tuhan Yesus yang adalah Allah yang maha tau, (slaid 11)
ketika ia sebelum ditangkap ia berdoa dan menggumulkan tentang murid-muridnya, bahwa
murid-muridnya dimasa setelah yesus ditangkap akan menghadapi ujian, kesatuan, kesetiaan,
kasih.

Yohanes 13-17 merupakan percakapan perpisahan Tuhan Yesus sebelum Ia ditangkap, diadili,
dan dihukum mati di kayu salib (Yohanes 18). Perpisahan ini tidak hanya diisi dengan nasihat,
melainkan juga dengan sebuah doa yang cukup panjang. Menariknya lagi, doa ini merupakan
penutup atau klimaks dari semua percakapan yang ada. Dari sini terlihat betapa pentingnya doa di
pasal 17.

Jika kita menilik doa syafaat Tuhan Yesus untuk para pengikut-Nya, kita akan menemukan bahwa
inti dari doa tersebut adalah kesatuan di antara orang percaya yang didasarkan pada kasih di
antara Allah Tritunggal.
(slaid 12,13,14)
21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan
Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku.
22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku,
supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu,
agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi
mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Coba bp,ibu perhatikan elemen penting yang diulang-ulang dalam bagian doa Yesus ini:
(slaid 15)
11 …supaya mereka menjadi satu,…
21 supaya mereka semua menjadi satu, …
22 … supaya mereka menjadi satu,
sama seperti Kita adalah satu …
23 … supaya mereka sempurna menjadi satu

Kata “satu/ unity” muncul berkali-kali. Kesatuan ini juga seringkali diberi tambahan “sama seperti
Kita” (ayat 11) atau “sama seperti Engkau Ya Bapa di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau” (ayat
21) atau “sama seperti Kita adalah satu” (ayat 22).
(slaid 16)
Kesatuan tidak akan pernah terbentuk jika tidak ada pengikat yang kuat, pengikat yang
kuat tidak akan pernah mengikat kalau tidak ada relasi yang erat.

Pengikat yang kuat itu adalah KASIH, jadi kesatuan tidak akan pernah terbentuk jika tidak ada
kasih yang kuat, kasih yang kuat tidak akan pernah mengikat kalau tidak ada relasi yang erat.

kasih kekal dalam diri Allah Tritunggal diungkapkan dalam doa Tuhan Yesus, dan relasi Tritunggal
seharusnya tercermin dalam relasi antar orang Kristen.

Kata “kasih” muncul secara eksplisit dan berulang kali dalam bagian ini (ayat 24, 26). Kasih ini
diberi keterangan “sebelum dunia dijadikan” (ayat 24). Di ayat 26 kata “kasih” muncul dua kali
dalam bentuk kata benda dan kata kerja (ayat 26b lit. “supaya kasih yang melaluinya Engkau telah
mengasihi Aku ada di dalam mereka”;

Apa yang diungkapkan melalui doa ini mengingatkan kita kembali pada awal Injil Yohanes. Dari
sejak kekekalan Firman memang selalu bersama-sama dengan Allah (1:1-2). Keduanya berbeda,
tetapi sama-sama Allah. Beda pribadi, sama hakikat.

Dalam kesementaraan selama inkarnasi Anak di dalam dunia, keintiman ini tetap terjalin dengan
kuat. Bapa mengasihi Anak . Anak pun mengasihi Bapa-Nya Begitu intimnya relasi ini sampai
Tuhan (slaid 17)Yesus secara eksplisit mengatakan: “Aku dan Bapa adalah satu”

Ia menyebut Allah sebagai Bapa (ayat 24). Dalam konteks Injil Yohanes, panggilan “Bapa” ini
sangat eksklusif, sehingga orang-orang Yahudi beranggapan bahwa Yesus telah menghujat Allah
“Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia
meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri
dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah”). Yesus sendiri dengan lantang
mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa setiap orang yang melihat Dia telah melihat Bapa.

Dan kalau di perhatikan Penambahan kata “yang adil” (dikaios) pada sapaan kedua di ayat 25
( “Bapa yang adil”) juga menyiratkan pengenalan yang luar biasa. Dunia tidak mengenal Yesus.
Sebentar lagi mereka akan mengadili Yesus secara tidak adil. Dia yang tidak bersalah akan
ditetapkan sebagai seorang terdakwa. Murid-murid Tuhan Yesus pun akan tercerai-berai dan
meninggalkan Dia. Di tengah situasi seperti ini, Yesus masih menyadari sepenuhnya bahwa
kehendak Bapa adalah adil. Ia benar-benar menyadari bahwa semua terjadi seturut dengan
kehendak tersebut.

Tanpa pemahaman terhadap rencana kekal Bapa, tidak mungkin kesadaran seperti ini akan
muncul. Tanpa kedekatan dengan Bapa, situasi di atas seringkali menjadi alasan untuk
mencurigai dan meragukan keadilan Allah. Tidak demikian dengan Yesus.

Aplikasi :
- Seringkali dalam situasi sulit yang kita hadapi, kita sulit melihat rencana Allah dalam hidup
kita (ilustrasi: tate lastri).
- Relasi yang erat akan membawa seseorang mengerti dan mengel pribadi itu semakin baik.
Relasi tanpa batas

Kekristenan adalah relasi (hubungan) dan relasi adalah segalanya. Relasi kita dengan Allah yang
menciptakan kita adalah segala-galanya. Yesus berkata bahwa (slaid 18)"hukum" yang paling
utama adalah mengasihi Allah, lalu diikuti mengasihi sesama kita.

Bukankah (slaid 19) aspek kehidupan kita yang paling pokok adalah relasi, tanpa relasi, kita
akan ditinggalkan dalam ketandusan dan kehampaan jiwa.

EX: seberapa banyak artis, orang kaya yang hidupnya berkelimpahan, tetapi merasa hidupnya
hampa dan tidak dapat menikmati hidup.

Alkitab menerangkan kepada kita bahwa akar dari kehampaan adalah karena manusia
memalingkan mukanya dari Allah, yang merupakan SUMBER HIDUP YANG SEJATI.

Relasi tanpa batas Yesus dan umat diikat oleh (slaid 20) Roh Kudus

Karena ia sumber hidup yang sejati maka, relasi kita dengan Yesus itu tanpa batas, mengapa?
Meskipun Yesus sudah tidak ada lagi berada di tengah-tengah kita, dan ia Kembali kesoga
dimana tempat asalnya memang disana, tetapi Rohnya ada selalau ada didalam diri kita mengikat
kita dengan kasih yang sempurna. Sehingga relasi kita melalui Rohnya didalam diri kita adalah
relasi tanpa batas karena terikat didunia dan disorga.

Relasi tanpa batas – antar sesama – adalah (slaid 20)relasi tubuh Kristus. Kita orang yang
percaya dan sesame orang percaya kita diikat dalam satu kesatuan Tubuh Kristus, yang dimana
kepalanya adalah Yesus, dan kita dikat dalam iman yang sama, jadi jangan sampai relasi kita
antar sesame dibatasi oleh hal-hal duniawi dan tidak menyenangkan hati Tuhan.

Dalam doa-Nya, Tuhan Yesus tidak hanya berdoa untuk para murid-Nya, tetapi Ia juga berdoa
untuk semua orang yang percaya kepada-Nya. Ia juga sudah mengampuni dan menyelamatkan
semua orang, termasuk kita yang percaya kepada-Nya melalui pemberitaan Firman Tuhan.

Relasi dalam pemeliharaan Allah

Dalam relasi kita dengan Allah disitu ada pemeliharaan-Nya yang tak terpisahkan.

Di satu sisi kita harus berusaha, di sisi lain kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan sendiri,
kita butuh pertolongan Roh Kudus.

(slaid 21)Maka doa Yesus Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu
nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti
Kita (ayat 11)

Kita butuh kekuatan pemeliharaan Allah karena seperti dalam doa Yesus di ayat 14 bahwa dunia
membenci kita. Maka di ayat 15 sekali lagi dalam doa Yesus meminta, Yohanes 17:15… Engkau
melindungi mereka dari pada yang jahat.

Dunia dan si Jahat ingin kita melompat keluar dari dalam Yesus, seperti halnya ikan melompat
keluar dari air, bahkan kalau perlu diseret.

(slaid 22)Tuhan mengingatkan kita “Tinggallah di dalam Aku”, ini merupakan sebuah proses,
hanya tinggal di dalam Yesus saja (dengan melakukan dan menghidupi Firman) kita baru
dimampukan tidak ditarik keluar dari dalam Air Hidup.
Marilah kita bersatu hati, se-pikiran meminta pertolongan ilahi dari Tuhan Yesus.

Aplikasi:
Relasi tanpa batas, artinya relasi yang tidak dapat terpisahkan. Antara kita umat pilihanya dengan
Allah didalam Yesus Kristus dan dalam ikatan Roh Kudus, sehingga ikatan kita bukan hanya
dibumi tetapi disorga.

Relasi tanpa batas yang Tuhan Yesus ikat antara semsama umat pilhannya, didalam ikatan iman
yang sama yaitu didalam 1 tubuh Kristus, untuk kita mewujudkan apa yang menjadi harapannya
yaitu kita menjadi satu untuk memuliakan Dia. Maka kalau kita dapat mewujudkan Doa Yesus ini,
maka Dia akan disenangkan dan dimulikan.

Anda mungkin juga menyukai